Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.

Share | 
 

 [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
Pilih halaman : Previous  1, 2, 3, 4, 5
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Empty2012-07-09, 19:17
Post[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin
#1
shikami 
Member 1000 Konsep
avatar

Level 5
Posts : 3744
Thanked : 31
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:


[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Vide
First topic message reminder :

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 G97T5
StoryPlay adalah istilah baru untuk sebuah permainan cerita pendek dimana character akan mengembangkan plot dalam suatu setting dan memungkinkan bisa berinteraksi dengan character lain.
dalam storyplay,pemain hanya diberikan sebuah basic background cerita dimana mereka cukup mengembangkan cerita tersebut dengan gaya mereka sendiri. setiap tokoh buatan pemain dapat digodmodding sendiri selayaknya dalam sebuah cerita normal.

Tujuan :
Spoiler:
Rules :
Spoiler:

Background Story
Eremidia, . .
Negeri indah nan megah terletak di benua forumia. negeri dimana sihir dan ilmu pengetahuan berpadu. para penduduk luar berdatangan menuju ke tempat ini untuk berbagai macam tujuan. demi mimpi mereka, demi cita-cita ataupun demi tujuan yang lebih gelap seperti balas dendam dan ambisi.
namun banyak misteri menyelimuti negeri ini, seolah ada suatu rahasia gelap yang tersembunyi dan siap menghancurkan keharmonisannya.
para orang bijak meramalkan bahwa legenda-legenda baru akan lahir
untuk melindungi atau pun mungkin
menghancurkan dunia.
Peta Eremidia
http://www.nible.org/images/worldmapver2.jpg
< peta ini bersifat temporary, anda bisa menambahkan daerah sendiri di eremidia >

Important Fact
- setting Eremidia adalah antara abad feudal dan pre modern. sekitar 2200 C.Y
cek lebih lanjut di sini
- Eremidia membutuhkan banyak hunter karena kemunculan misterius para monster-monster asing.
- Ibukota Eremidia ini cukup luas terdiri dari 4 bagian kota. dikelilingi tembok raksasa.
ada 4 Quest Center di kota. Quest Center adalah tempat untuk mencari Quest bagi para Hunter.
- para bandit serigala padang pasir/Desert mengacau di wilayah selatan negara eremidia.
- Winhart family adalah keturunan keluarga penyihir yang cukup terkenal di pusat kota Eremidia.

fakta2 lainnya bisa dlihat disini
rmid.forumotion.net/t5706-eremidia-verse-central-database

Richter's stories
chapter 1
chapter 2
chapter3
chapter4
chapter5
chapter6
chapter7
chapter8
chapter9
chapter10
chapter11

Cokre's stories
chapter 1
chapter2
chapter3
chapter4
chapter5

Izn's stories
chapter 1
chapter 2

Clover's stories
chapter1
chapter 2

Signus's stories
chapter 1
chapter 2
chapter3
chapter4
chapter5
chapter6
chapter7
chapter8
chapter9

Roland's stories
Chapter 1[/END]

Nacht's stories
chapter1
chapter2
chapter3
chapter4
chapter5
chapter6
chapter7

mcpherson 's stories
chapter 1

lowling's stories
chapter1

Theo's stories
chapter1
chapter 2
chapter3
chapter4

EmperorAlan's stories
Chapter 1

nisa's stories
chapter 1
chapter 2
chapter3
chapter4

Whitehopper's stories
chapter1
chapter2

Aegis's stories
chapter1
chapter2

Radical Dreamer's stories
chapter 1

Lyonesse's stories
chapter 1

superkudit stories
chapter1
chapter 2
chapter3

yukitou's stories
chapter 1

echizen's stories
chapter1

aidil's stories
chapter1

kabutop's stories
chapter1
chapter2



Terakhir diubah oleh shikami tanggal 2012-07-13, 05:49, total 12 kali diubah

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Empty2012-07-18, 14:09
PostRe: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin
Deenos 
Advance
Advance


Posts : 487
Awards:
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Vide
Chapter 1: Woke Up In The Forest

Latar tempat : salah satu hutan di eremidia...

Aku terbangun...
di tempat yang tak kukenal
dan aku bertanya...
siapa aku?
dimana diriku?
apa yang ku lakukan disini?
dan aku berjalan mengikuti jalan...
dan aku pun melihat satu rumah...
aku masuk kerumah itu...
dan aku melihat isi rumah itu...
aku terkejut alangkah banyaknya senjata di hadapanku...
dan pada saat yang sama...
datanglah seseorang...
orang itupun berkata...
"kau siapa?, kau mau mencuri sesuatu?"
dan aku pun menjawab
"tidak..."
"akh...kau pasti maling bersiaplah untuk mendapat balasan!!!"
aku pun bertarung dengan orang itu dan menang...
dan orang tua itupun bertanya...
"sebenarnya siapa kau?"
dan aku berpikir dan menjawab pertanyaan orang itu
"aku rasa nama ku radorm"


To be continued...
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Empty2012-07-18, 18:12
PostRe: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin
NachtEinhorn 
Robot Gedek Galak
NachtEinhorn

Level 5
Posts : 1274
Thanked : 9
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Vide
Chapter 10: Revelation

3 Hari ini aku menghabiskan waktu di dalam kota, membeli perlengkapan untuk perjalanan ke utara. Jaket tebal, perlengkapan makan, tenda, dll, dll. Kyrie juga sibuk di kamarnya, mengerjakan sesuatu dengan kain tebal yang ia beli, entah apa yang dibikin. Selain itu, aku juga menjalankan quest quest kecil, hitung hitung nambah uang sedikit, seperti ngusir goblin2 nekat yang berada di deket kota, nyari boneka ilang, dan lain sebagainya.

"Baiklah, ayo berangkat". Pagi hari pada hari ke 3, aku melihat Ryliene telah bersiap di lobby penginapan kami, mengenakan jaket tebal. Tak kulihat 2 orang kekar yang menjaganya 3 hari yang lalu.

"Tidak apa apa tuh, langsung pakai pakaian tebal begitu? Lalu, mana 2 orang yang bersamamu kemarin?"
"Aku memberi instruksi ke mereka untuk tidak ikut"
"Oh..."

Akhirnya, kami meninggalkan kota, menuju ke utara, dengan aku menyeret 1 buah peti besar yang beratnya bujubuneng. Sepertinya di dalamnya terdapat Armored Gear yang akan diperiksa lebih lanjut di utara.

Di tengah perjalanan, belum sampai tengah tengah sih, kami dihadang oleh sekelompok troll yang kelihatan kayak tidak makan 3 hari.

Ryliene dengan sigap membuka bungkusan besar yang dia bawa selama ini. Ternyata di dalamnya terdapat sesuatu yang berbentuk mirip sebuah Bazooka dengan pernak pernik medieval.

"Troll Troll lucu" raut muka Ryliene berubah, menjadi mirip saat pertama kali kami temui di gua ekskavasi "MINGGIIIIIIRRRRRRR!!"

BAM!

1 tembakan dari bazooka itu melontarkan troll troll tersebut ke angkasa. Aku dan Kyrie terbelalak.

"Jangan bilang papa!" sahut Ryliene kepadaku.

Ternyata usut punya usut, Ryliene memiliki sifat bebas dan sedikit liar, namun harus dia tahan ketika berada di dalam kota karena "mata" dan "telinga" orang tuanya yang tidak mau reputasi keluarga mereka jatuh gara gara kelakuan anaknya, ada di mana mana.

"2 Penjagaku terlalu loyal sama papa. Makanya nggak aku bawa. Sebagai gantinya, Kak Schneide dan Kak Kyrie yang 'menjaga' aku" lanjut Ryliene.

Err... kayaknya bocah sekuat ini nggak perlu penjagaan deh. Well, money comes first, so, that's it.

Kami melanjutkan perjalanan kami, tentu saja dengan dihadang beberapa goblin, troll, Cathyloph, yang entah kenapa tetap Poyo seruduk, meski dia juga termasuk cathyloph.

===============================================================================

Area yang kami masuki mulai terasa dingin. Aku dan Kyrie segera memakai jaket tebal yang kubeli di kota.
"Poyo, kemari" kata Kyrie, membuka buntelan kecil hasil kerjaan dia di kamar tempo hari.

Ternyata itu adalah jaket kecil yang dibuat khusus untuk ukran tubuh Poyo. Ada ada saja, pikirku. Yah, dengan memakainya, si bulet itu jadi keliatan tambah ndut, dan tambah bulet.

"Cathyloph itu bulunya udah tebal, kenapa dikasih jaket lagi?" tanya Ryliene.
"Tidakkah Poyo jadi keliatan lucu?" jawab Kyrie

"Hi~ya~" sahut Poyo.

"Mungkin kau benar juga, boleh aku gendong?" tanya Ryliene,sambil mencoba menggendong Poyo, tentu saja dengan sigap dan tatapan tajam, Poyo segera melompat ke kepala Ryliene dan....

*capu*

"MUGYYYYYYYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAAAWWWWWWWNYYYYYAAAAAAAAAAAAA~ LEPAS! LEPAS! LEPAS! SAKITTTTT!!!!!!!!!!! NYYYYAAAAAAAAAAA~~~~~~!!!!!!!!!!!" rintih Ryliene, dengan Poyo mengigit kepalanya.

Kyrie dan aku tertawa "Itu adalah salam dari Poyo" kataku.

"Uuu~ Bayi Cathyloph sialan" Ryliene mengusap dahinya, seketika setelah Poyo melepaskan gigitannya, dan kembali ke Kyrie.

"Hyaaa~"

===============================================================================

4 hari setelah berjalan di area yang dingin dan penuh salju, yang entah kenapa membuat mata Kyrie dan Ryliene berbinar binar, dan sempat mendelay perjalanan kami karena mereka berdua asik bermain :swt: , kami tiba di sebuah desa kecil. Kami menginap semalam dan berangkat besok harinya, setelah kami me resuplai persediaan makanan untuk kelanjutan perjalanan kami ke Northreach.

Setelah kami berjalan cukup jauh dari desa kecil itu. Aku merasakan ada sesuatu... seseorang membuntuti kami. Wajah Kyrie juga rada rada pucat, dan Rylien kebingungan melihat kami berdua.

"Kalian berdua kenapa?" Tanya Ryliene.
"Sshhh...." jawabku "Kamu yang di belakang pohon, keluar!"

Benar saja, di belakang Pohon besar yang berada di depan kami, aku melihat sesosok bayangan keluar. Seorang perempuan, berumur sekitar 40-an, dengan pakaian tipis dan senyum.

"Siapa tante ini? Dan hebat sekali dia bisa bertahan dari hawa sedingin ini dengan pakaian setipis itu!" celetuk Ryliene

"Sekali lagi aku mendengar kau memanggilku tante, kupenggal kepalamu, gadis kontet!" gelegar Perempuan itu.

"Dan... Kyrie, aku tidak menyangka kau ada di tempat seperti ini... dengan manusia manusia ini?"

Aku terkejut. Perempuan ini mengenal Kyrie?

Aku melihat Kyrie. Tangannya memegang dahinya, seperti kebingungan. Wajahnya pucat. "Si...apa?" tanyanya ke perempuan itu.

"Arara, amnesia kah? Apakah kau lupa dengan orang tuamu , sang Maou ini?"

Maou?
WTF?
Perempuan ini ngaku ngaku kalau dia Maou?

"Aku tidak peduli kau Maou atau apa, minggir! Kami mau lewat" sentak Ryliene.

"Ara~ Kasar sekali gadis ini~" jawab Maou itu "Kalau begitu sebagai Pass-nya, bisa aku minta Kyrie kecilku kembali?"

"Jangan bercanda! Tidak ada bukti kalau Kyrie itu anak mahkluk jejadian sepertimu" bentakku spontan.

"Kalau begitu, sayang sekali~ Black Lightning!"

Petir hitam tiba tiba menyambarku. Badanku terasa seperti mau hancur.

"Uwaaagh!" Aku terpental.

Ryliene dengan sigap menyiapkan Bazookanya, diarahkannya ke Maou itu. "Minggiiiiiiiir!"

BAM!

Akan tetapi, serangan itu tidak melukai Maou itu sama sekali. Lecet pun tidak.

"Gadis kecil, Black Lightni~ng"

BLAR!

sekejap Ryliene terkena sambaran petir hitam, lalu pingsan.

"Nah, Kyrie... ayo ikut..."

"tunggu Tunggu TUNGGU!" aku berdiri, sempoyongan gara gara serangan tadi.

"Ara, masih sadar ya, bocah imut (Writer's note : :eneg: ) ini? Black Lightni~"

"Jangan pikir kau bisa menyambarku dengan jurus yang sama 2 kali!" Aku berlari, menyerbu perempuan ini. Aku tidak menghunuskan pedangku, karena bagaimanapun, adalah larangan untuk menggunakan senjata untuk melawan perempuan.

"Drache Kinhakken Barehand Special!" tanganku bersiap menyambar perut maou itu, dengan harapan kutukan mencret bisa mengusir 'maou' ini. Akan tetapi, dengan sigap maou itu menghindari seranganku. Wajah maou itu berada tepat di depan telingaku...

"Black Lightning, bocah. Ufufufu~"

Aku tersambar lagi oleh Petir Hitam jurus Maou itu. Benar benar penghinaan aku bisa kena jurus yang sama 2 kali.

"Nah, sekarang~" Maou itu bersiap siap mengeluarkan jurus penghabisannya kepadaku. Akan tetapi tiba tiba Kyrie menghadangnya. Maou itupun kaget, dan seketika menghentikan serangannya.

"Tolong jangan sakiti mereka lagi!" teriak Kyrie.

"Dengan satu syarat, Kyrie-chan." jawab Maou itu "Kau harus ikut denganku"
Kyrie mengangguk pelan.

"H-hei..." aku setengah sadar.

"Maaf, dan terima kasih atas segalanya..."

Maou, Kyrie (dan Poyo yang entah kenapa tetep nempel ama Kyrie) pergi. Entah bagaimana. Tubuhku terasa berat. Kurasa aku pingsan, begitu pula Ryliene...

===============================================================================

Ketika aku sadar, Ryliene duduk disebelahku dengan wajah kuatir. "Kak Schneide tidak apa apa?"
"Badan dan mentalku sama sama remuk, kayaknya"
"Maaf, gara gara misi ini..."
"Ini bukan salahmu" aku mengusap kepala Ryliene, "Ayo, kita lanjutkan perjalanan."
Akhirnya, kami berdua melanjutkan perjalanan kami, minus Kyrie.

Damn it, Maou, kemana kamu bawa Kyrie?!

To Be Continued
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Empty2012-07-18, 20:35
PostRe: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin
Kuro Ethernite 
The Creator
Kuro Ethernite

Level 5
Posts : 1631
Thanked : 24
Engine : RMVX Ace
Skill : Masterful
Type : Jack of All Trades
Awards:

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Vide
Chapter I : Emblem, Symbol of Justice



AKU hadir hanya untuk NYA
AKU merupakan tangan kanan NYA
AKU percaya, kejayaan berada di pihak NYA


Sumpah tersebut pernah kuucapkan kepada King Dnasman. Namun aku tidak ingat pernah disetujui oleh beliau.
. . . .
"Jiwa dan raga ku hanya untuk satu orang..." Siapakah orang itu? Sang raja, kan?
. . . .
"Aku sudah memberikan hidup dan matiku pada beliau, namun belum pernah beliau menganggapku sebagai hambanya..." Sia-sia sajakah pemberianku? Kemana aku harus mendapatkannya kembali?
. . . .
"Tidak... Jikalau bukan beliau, lalu atas dasar apakah kehidupanku ini?" Ah! Pertanyaan yang bagus!
. . . .
Ku hadapkan tombakku menjunjung tinggi ke arah matahari. Biarkan dunia mendengar pernyataanku kali ini!

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Juuy3n
"Aku, Emblem dengan ini menyatakan kesetiaanku, jiwaku, serta ragaku pada keadilan dan kejayaan!"



*cirp~ cirp~*
Sekitar beberapa jam aku dengan tegar berdiri masih dengan pose yang sama. Ya... Karena aku adalah Emblem! Simbol daripada keadilan!
Berbicara soal keadilan... Aku masih ragu dengan statusku saat ini. Aku adalah prajurit automaton yang sengaja diciptakan untuk satu hal yakni loyalitas. Tidak terekam oleh memoriku tentang misi, bahkan asalku. Mungkinkah ada seseorang yang pernah bermain dengan isi kepalaku? Aku tidak tahu. Aku yang sekarang ini hanya merupakan seonggok logam hidup...
Bicara apa aku ini? Aku tidak boleh mempertanyakan kehadiranku! Aku yang sekarang masih hidup, dan mengenal diriku. Aku tidak memiliki siapa-siapa. Tapi aku masih memiliki wujudku, serta tombak keadilanku!
Oh! Aku juga memiliki kuda IMO!
. . . .
CMIIW, sebenarnya aku pernah punya kuda gak sih?
Sebagai seorang prajurit yang kini tidak mengetahui apa-apa selain dirinya, yang bisa ku lakukan hanyalah... Bertindak sebagai prajurit!
Ku turunkan tombakku. Aku berjalan ke arah kastil besar di hadapanku. Dengan gagah aku berdiri tegak tak bergeming membelakangi kastil.
. . . .
"BTW, ini di mana sih?" Ku telan kembali pertanyaan tersebut setelah melihat banner yang tertera di kastil...
* https://dl.dropbox.com/u/37321795/Eremap.png *
"Eremidia ?" Tidak mengetahui atas dasar apa mengapa diriku berada di sini, untuk saat ini aku hanya bisa melakukan apa yang aku percayai benar...
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Empty2012-07-22, 15:19
PostRe: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin
Signus Sanctus 
Newbie
Newbie
Signus Sanctus

Level 5
Posts : 69
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Vide
Chapter 14 Link

----------------------------------------------------------

Chapter XV : Cold Desert

Akhirnya setelah 1 minggu silam, tubuhku telah pulih dengan sempurna, sebenarnya agak
aneh juga monster S Class sepertiku tidak mampu sembuh dari luka seperti itu dalam

sehari padahal waktu melawan lelaki berambut perak bernama Schneide itu, aku bisa sembuh

dalam sehari, tapi Ability Hero brengsek itu, Hybrid, mampu menggerogoti seluruh sel tubuhku dengan serangan Hybrid element nya, sehingga regenerasi luka pun menjadi lebih
menyakitkan daripada biasanya, itulah alasan kenapa aku yang sebelumnya bisa dengan mudah kalah oleh Hero bajingan itu. Tapi sekarang belum saatnya aku membahas hal tersebut, karena Elicia, Hibana, dan Lichty sudah menantiku untuk menyerbu Minotaur's
Nest, ya, Rank A Quest, aku telah berhasil mencapai Rank A berkat bantuan Alquerio,
ditambah lagi aku mendapatkan Magus' Sword, The Sword of Destiny, pedang yang mampu menyerap tenaga musuh dan menjadikannya kekuatan sendiri, aku bisa memanfaatkan ini untuk menjadi lebih kuat, demi Leila.

"Phoenix-sayang...."

Leila memanggilku lembut namun terlihat sedikit khawatir.

"Ini, aku tahu mungkin ini tidak membantu banyak, tapi setidaknya aku ingin kamu berhati - hati dan usahakan jaga kondisimu agar tetap fit...."

Leila memberikan sebuah keranjang yang berisikan sandwich favoritku dan sebotol susu hangat, kombinasi yang sangat cocok untuk melengkapi lapar dan dahagaku nanti.

"Ini sudah lebih dari cukup, Leila, terima kasih banyak~!"

Ucapku dengan sedikit senyum, dan kulihat Leila tersenyum kembali kepadaku, kemudian memejamkan matanya sambil mendekatkan mukanya kepadaku, dan terlihat bibir merah meronanya bergerak seakan - akan memberikan suatu tanda.

*chuu~

Kutempelkan mulutku kepada mulut Leila, dan kami menikmati sentuhan kedua bibir kami yang sekilas tersebut kemudian saling menatap satu sama lain.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu."

"Hati - hati, Phoenix-sayang~"

***

Perjalanan dari kota menuju Minotaur Nest lebih jauh ketika berjalan menuju Faleon, jadi Elicia menyiapkan Caravan untuk kami semua, Lichty sepertinya telah mempersiapkan segala Magic tingkat atas kelas manusia, ia tidak mau merepotkanku dan Lichty yang kerepotan setiap Lichty mengeluarkan sihir yang diluar batas kemampuan manusia, aku juga belum berani mengembalikan Core ku kedalam tubuhku sendiri, takut - takut aku dikuasai oleh sesuatu yang sedang ada dalam diriku, sosok monsterku yang mengerikan.

"Ngomong - ngomong, setelah ini, apakah kamu akan melanjutkan perjalananmu lagi, Hibana?"

Aku bertanya spontan pada Hibana, karena aku ingat sebelum bertemu denganku ia adalah S Class Hunter yang mengembara berkeliling dunia, namun karena harus mengajariku ilmu pedang dan menyembuhkan bekas luka Joker pada perutnya.

"Sepertinya begitu, lagipula, kamu sudah mempelajari Serene Mind kan?"

"Serene Mind?"

"Kondisi ketika kamu sudah bisa menggapai sense tertinggi dari para petarung, dan mampu meningkatkan kemampuanmu lebih tinggi daripada pengguna pedang biasa."

Aku mengingat - ingat kembali kondisi ketika melakukan jurus tersebut, aku hanya perlu mengingat tujuanku bertarung untuk apa, dan demi siapa.

"愛の力(Ai no Chikara)[The power of Love]"

Hibana hanya bisa meletakkan tangannya didahinya mendengar ucapanku, entah mengapa, tetapi terlihat Elicia pun hanya bisa terpejam syok mendengar ucapanku.

"Phoenix..."

"Ya?"

"Sejak Leila hamil, kamu berubah menjadi lebih aneh ya..."

Aku hanya bingung memikirkan ucapan Elicia, benarkah aku berubah sejauh itu?

***

Segera setelah kami memasuki sarang minotaur, lusinan Minotaur langsung menyergap kami berempat.

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 W99k8

"ROWAAAAAAAARRRRRRRRRR!!!!!!!!!!"

"Akhirnya saatnya aku mengakhiri kalian semua, Minotaur sialan!!! Gara - gara kalian, aku tidak bisa mendapatkan cuti panjang!!!!!"

Teriak Elicia sambil menerjang maju menuju kumpulan Minotaur yang ada didepan mata.

"PIERCE!!!!!"

Mengarahkan tombaknya menuju kumpulan Minotaur, Elicia menerobos banyak Minotaur depan mata dan menembus badan mereka masing - masing.

"Sebenarnya tanpa bantuan kami, kau bisa saja menyelesaikan misi ini sendirian, Elice."

Ucapku sedikit meledek.

"Aku sanggup sebenarnya, tetapi prajurit - prajurit ku yang lain yang tidak sanggup! Aku mana bisa menghabisi mereka semua sambil melindungi yang lain!"

"FINAL BLADE SAVER!!!"

Kulemparkan tenaga pedangku tepat disamping Elicia, dan Minotaur hitam yang tersembunyi dibalik kegelapan itu langsung terbelah dua seketika.

"Eh?"

"Tapi tidak ada salahnya membawa bala bantuan, karena belum tentu semua masalah bisa kamu selesaikan sendiri."

Ucap Hibana, sambil mengeluarkan beberapa scroll dan menerbangkannya ke sekitar.

"Katon!!!!"

dan dalam sekejap seluruh area tempat Hibana berpijak, menjadi lautan api yang besar.

"Yah, aku kemari karena bosan terus berada di rumah leila!!"

Leila mengeluarkan Magic Circle yang ukurannya cukup besar.

"Quake! Titan's Wrath!!!!!"

Dan mengeluarkan familiar golem yang cukup besar, menyapu semua minotaur yang menghalangi.

"Kurangi tenagamu sedikit, Licht! Bahaya jika kamu dituduh macam - macam oleh kerajaan!"

Bentakku kepada Licht.

"Tapi kalau aku tidak mengeluarkan ini, jumlah mereka tidak akan ada habisnya!!"

Setelah kupikir - pikir lagi, ucapan Licht ada benarnya juga, baru masuk pintu saja lebih dari 4 lusin Minotaur menghalangi kami, entah apa yang akan menunggu kami lebih dalam...

*BLAAAAAAAAAAARRR!!!!!

"Holy Hell?!?! Apa itu...?!?"

Ucapku reflek melihat kearah ledakan tersebut berasal.

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 BJAen

Mendadak sesosok minotaur yang lebih mengerikan daripada minotaur lain muncul begitu saja tanpa aba - aba, dan menghancurkan Golem buatan Licht dengan mudah.

"KURANG AJAR! BERANI SEKALI KAMU MENGHANCURKAN GOLEM KESAYANGANKU!!!!"

Ucap Licht sedikit marah.

"Minotaur General?!? Kenapa Monster Class A seperti itu sudah muncul di sini?"

Elicia terkejut melihat sesosok Minotaur General, Monster yang 1 tingkat lebih kuat daripada Minotaur biasa, dan bukan hanya 1, tetapi puluhan. "Ini aneh, hanya karena kemunculan minotaur biru aneh itu, semua minotaur yang ada disini mulai bergeser keluar...."

"Arph! sebaiknya kalian langsung masuk menemui monster tersebut, tugas kita disini bukan untuk membinasakan Minotaur, tetapi menghentikan serangan mereka!!!"

Ucap Licht, sambil mengeluarkan lebih dari berpuluh - puluh Magic Circle.

"Quake! Titan's Rampage!!!"

Dan keluarlah golem yang jauh lebih kuat, lebih besar, dan lebih keras daripada sebelumnya, kemudian membuka jalan untukku dan yang lainnya.

"Licht, jangan terlalu brutal, aku tidak mau gua ini runtuh sebelum kita keluar!!!"

Teriakku sambil aku memasuki ruangan hitam gelap tersebut.

***

Aku terus berlari, mengabaikan semua minotaur yang ada didepanku dan membiarkan mereka semua diurus oleh Hibana dan Elicia, aku harus menyimpan staminaku untuk monster yang sepertinya berbahaya ini. Namun....

"SEMUA, MUNDUR!!!!!!"

Mendadak dari atas muncullah sesosok minotaur yang lebih besar dari monster apapun.

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 QkFJo

"MINOTAUR LORD?!?!?! KITA BELUM MASUK TEMPAT TERDALAM DARI MINOTAUR NEST, KENAPA IA BISA ADA DI SINI?!?!?!"

Teriak Hibana, sepertinya memang ada yang aneh dengan tempat ini.

"Manusia - manusia biadab, berani - beraninya kalian memasuki area ini semudah itu...!!"

Minotaur Lord itu berbicara....?
Sepertinya title Lord nya sebagai S Class Monster bukan main - main....

"Lord of Minotaur...."

Aku memberanikan diriku untuk maju kedepan dan menghadapinya.

"RAAAAAAAAAAAAAAAAH!!!"

Namun belum apa - apa aku sudah diserang dengan Hammer yang lebih besar daripada tanduknya itu.

"GUH!!!"

*CRAAAANG!!!!!!!!!!!!!!!!

Kutahan hammer yang lebih besar daripada badanku itu dengan pedangku, aku mampu menahan tenaga sebesar dia, namun aku cukup kerepotan menyingkirkan itu dari kepalaku.

"UGH! Manusia sialan, berani - beraninya kau menangkis paluku....!!!"

"Aku bukan manusia, sialan....!!!!!! EXTEND!!"

*BLAM!!!!

Kugunakan seluruh tenagaku untuk mendorong balik hammer tersebut, sepertinya ia cukup terkejut setelah mendengar ucapan dan kekuatanku.

"GUH...! Apa - apaan kau....!?"

Aku merelaksasikan seluruh tenaga dalam tubuhku, memberi sinyal pada minotaur tersebut bahwa aku tidak mau bertarung dengannya.

"Phoenix...!"

Hibana dan Elicia melihatku dengan rasa khawatir.

"Perkenalkan, aku adalah 1 dari 7 Chrome Familia, Chrome Arphage."

ucapku memperkenalkan diri kepada Minotaur Lord tersebut, dan sepertinya ia cukup terkejut mendengar deklarasiku.

"Bisakah kau menghentikan amukan Minotaur yang ada didekat pintu masuk? Salah satu 7 Chrome Familia sedang melawan mereka semua, dan kau tahu konsekuensi melawan kami kan?"

"Apa bukti bahwa kamu adalah Chrome Familia, bajingan? kau terlihat sangat manusiawi dimataku...!"

Aku menarik pedang yang selama ini tidak kugunakan, Sword of Destiny, pedang buatan Magus.

"..............."

Minotaur Lord tersebut menarik napas panjang, kemudian meraung dengan sangat keras.

*WAOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOONG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Dalam sekejap, seluruh gua tersebut menjadi hening, dan dari belakang sama sekali tidak terdengar keributan apapun, dan sepertinya Licht juga sudah menghentikan serangannya.

"Nice signal~!"

Ucapku sedikit tersenyum kepada Lord Minotaur.

"Namaku Gulliver, aku adalah Minotaur Lord ke XVII menggantikan almarhum Minotaur Lord ke XVI."

"Oh? Kau mau memberikan namamu juga...?"

"Untuk manusia, aku tidak perlu sopan santun, tapi untuk sesama monster seperti kau, lain soal."

Hibana dan Elicia merasa sedikit terganggu dan terancam.

"Let me get straight to the point, kenapa kalian mulai menyerang kota?"

"Apakah ada alasannya kenapa kau harus melindungi kota manusia tersebut?"

Aku sedikit mengambil nafas, kemudian menjawabnya dengan sigap.

"Melindungi wanita yang kuncintai."

Lord Minotaur itu terbelalak mendengar ucapanku, kemudian mulai tertawa terbahak - bahak.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!!"

Aku hanya mengerenyitkan mataku melihatnya tertawa seperti itu.

"Huh, aku tidak tahu kalau akhir - akhir ini ada monster yang tinggal di kota dan melindungi manusia...!"

Mendengar ucapan tersebut, aku sedikit emosi dan mengarahkan pedangku pada Gulliver.

"Jaga ucapanmu, wanita yang kucintai memang manusia, tetapi bukan berarti aku menyukai semua manusia...!"

"Huh, jadi meski kau mencintai wanita dari bangsa manusia, kau tetap menjaga jiwamu sebagai monster...."

"Cukup basa - basinya, sekarang, ceritakan padaku kenapa kau mulai menyerang manusia!"

Ucapku mulai tak sabar.

"AA Class Monster, Crystal Golem."

Crystal Golem, sesuai yang kudengar dari Leila, namun....

"Apa yang monster yang seharusnya berhabitat di Northern area seperti itu berada di sini?"

"Entah, yang aku tahu, gara - gara mereka, kami semua harus meninggalkan rumah kami..."

Aku tidak mampu menyerap penjelasan abstraknya, kenapa Monster Class S seperti Minotaur Lord bisa diusir dari rumahnya seperti itu....

"Arph!!"

Dari belakang Licht memanggilku, sepertinya ia baik - baik saja....

"Ada yang aneh!!"

Eh?

"Apa maksudmu, Licht?"

"Mungkin kamu tidak merasakannya.... tapi entah kenapa, semakin dalam kita memasuki gua ini, semakin dingin suhu gua ini..."

Semakin dingin? tubuhku memang sedikit aneh karena aku memiliki elemen api dalam diriku, tetapi....

"Kalau dipikir - pikir, benar juga, kupikir ini hanya perasaanku juga...."

Elicia mulai memegangi tubuhnya yang kedinginan.

"Dingin ini bukan dingin biasa, seakan - akan kita sedang berjalan menuju badai es..."

Badai es.....

"Ice Lady.... "

Gulliver menyebutkan 1 nama monster yang cukup familiar.

"Monster B Class yang mampu mengubah suhu sekitarnya menjadi setara dengan suhu di northern mountain?"

"Ada lebih dari ratusan Ice Lady didalam sana..."

Aku tersentak, bagaimana bisa ratusan Ice Lady yang seharusnya menetap di kawasan utara tersebut langsung muncul di sarang monster lain secara mendadak.

"Kalau begitu, aku ada penawaran...."

"Apa itu?"

"Kalau kau mau menghentikan aksimu mengirim pasukan Minotaur ke kota, akan kubinasakan semua Ice Lady yang ada disana beserta Crystal Golem."

"TIDAK SETUJU! BIARKAN AKU YANG MENGHABISI CRYSTAL GOLEM!"

Gulliver menawar permintaanku yang seharusnya mudah menjadi lebih sulit untuknya.

"Deal then!"

***

Kali ini, kami semua ditemani Gulliver memasuki gua Minotaur lebih dalam, namun semakin kedalam, semakin banyak fenomena aneh menyelimuti gua ini.

"Salju, stalaktit es... benar - benar pemandangan aneh di gua yang terletak ditengah - tengah padang pasir...."

Komentar Hibana bingung.

"Sebentar lagi sampai..."

Setelah kami sampai di sebuah ruangan yang sangat besar, aku melihat pemandangan yang sebenarnya tidak terlalu asing, namun aneh.

"Badai salju... didalam gua...?"

Tubuhku terasa beku, karena kami tidak berpikiran akan bertarung di tengah kedinginan maut seperti ini.

"Ugh... kalau tahu begini aku membawa armor api....!"

Ucap Elicia sedikit kedinginan.

"Aku juga kurang persiapan, Scroll api ku tidak cukup untuk membinasakan mereka semua."

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Icelady

Sambil berkata begitu Hibana menatap kumpulan kejauhan disana, dan terlihat ratusan Ice Lady berjejer bersiap untuk mengusir kami semua dari tempat itu, atau membunuh kami semua.

"Dimana Crystal Golem itu...?"

Dan tak lama kemudian tampaklah sosok besar hitam dibalik badai salju yang lebat ini, sosoknya mudah dikenali, namun ukurannya tidak bisa diremehkan.

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Itaka

"Monster sialan.... mencuri rumah orang seenaknya...!!!!!!"

Gulliver terlihat murka melihat monster tersebut.

"Kau sudah siap, Gull?"

Tanyaku kepada Minotaur Lord itu akrab.

"I'M READY ANYTIME!!!"

"Yosh, semua, MENYEBAR!!!"

Gulliver langsung maju menyerbu Crystal Golem tersebut tanpa menghiraukan kumpulan Ice Lady didepan, dan aku, Hibana, Elicia, dan Licht menyerang kumpulan Ice Lady.

"SHINNING BLADE CUT!!!!!"

Aku pun maju menyerbu kumpulan Ice Lady ditengah dinginnya badai salju ditengah - tengah gua padang pasir.

To be Continued
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Empty2012-10-27, 05:35
PostRe: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin
Signus Sanctus 
Newbie
Newbie
Signus Sanctus

Level 5
Posts : 69
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Vide
Quote :
Necro like a sh*t :kabur:

Chater 15 Link

-------------------------------------------------------

Chapter XVI: Endless Grieve

"SHINNING BLADE CUT!!!"

Sambil meneriakkan teknikku, aku maju menerjang para Ice Lady yang terpapar didepanku.

"Katon!!"

Dengan lincahnya Hibana pun ikut melemparkan bom nya tepat dikepala para Ice Lady tersebut dan menghanguskan mereka seketika

"Pierce Charge!!!!"

Elicia menyerbu dan menembus puluhan Ice Lady didepannya dengan tombaknya

"Arph, lihat itu!!!"

Lich menunjuk sebuah portal aneh yang berada sangat jauh, dan terus mengeluarkan Ice Lady.

"Apa - apaan itu? Portal aneh itukah yang menyebabkan keanehan ini....?"

Komentar Hibana

"Suasana ini...."

Entah kenapa aku merasakan suatu kekuatan yang sangat familiar dari portal tersebut, entah apa itu, tapi aku tahu wujud asli pemilik kekuatan ini


"Chrome Familia...."

Sementara itu dibelakang Gulliver sedang bertarung sengit dengan Crystal Golem.

"KEPARAD, BERANI - BERANINYA KAU MENGKHIANATI KAMI SEMUA!!!! KAU BILANG KAU TERSASAR DAN MEMINTA BANTUAN KAMI MINOTAUR UNTUK BERTAHAN HIDUP, TAPI SEKARANG KAU DENGAN ENAKNYA MEREBUT RUMAH KAMI!!!"

Gulliver dengan ganasnya menyerang Crystal Golem, dan karena Gulliver adalah Monster S Class, mudah saja untuknya menghajar Crystal Golem yang tidak ditemani Ice Lady.

"Arph! Sesuatu keluar dari balik portal!!!"

dan tanpa diduga, dari dalam portal tersebut keluar 1 makhluk yang terlihat familiar, makhluk yang sama dengan makhluk yang dilawan oleh Gulliver.

"Crystal Golem lagi?!?!?"

"APA?!?!?"

"Biar aku yang urus, FINAL BLADE SAVER!!!"

Dengan tebasan pedang jarak jauhku, aku menyerbu Crystal Golem yang baru saja muncul tersebut, namun setelah menerima seranganku mentah - mentah, monster tersebut masih mampu berdiri.

"cih, sial, kekuatanku benar - benar terkuraws habis di kondisi badai seperti ini...!!!"

dan mendadak dari atas gua seekor Crystal Golem menjatuhkan diri diatas badanku dan menimpaku dengan tubuh tajam esnya, aku mencoba menahannya dengan pedangku, namun...

*PRAAAAAK!!!!

Pedangku hancur tanpa sisa, dan badanku pun tertusuk dan tertindih duri - duri dingin dari Crystal Golem

"ARPH!!!!!"

Lichty berteriak melihat kondisiku.

"BLAZE DISTORTION!!!!"

Sebuah pilar api meledak dengan ganasnya di gua es yang sangat dingin ini, mementalkan Crystal Golem yang menimpaku.

"Guh...!"

Tubuhku berlumuran darah dan beberapa tulangku patah, Crystal Golem tersebut lebih kuat dari yang kukira di cuaca seperti ini...

"Shhh.... Haaa....."

Aku menarik nafas perlahan, kemudian mengeluarkan pedang yang selama ini kusegel

"Let's do this, Sword of Destiny...!"

Diikuti dengan gumamanku, pedang tersebut mulai menyala dengan sangat terang, kemudian aku langsung menyiapkan kuda - kuda seranganku.

"FINAL BLADE SAVER, EXTEND!!!!"

Efek yang dikeluarkan oleh pedang tersebut berbeda jauh dengan apa yang sama sekali kukeluarkan, langit - langit tampak ikut terbelah oleh efek tebasanku, dan tak perlu dibahas juga, Crystal Golem yang ada didepanku pun ikut terbelah dua bersamaan dengan bongkahan es besar yang selama ini berada di depan Portal tersebut.

"What... the..."

Tentu saja akupun terkejut dengan kekuatan pedang Magus yang kupegang ini, pedang ini sama sekali tidak terbatasi oleh lemahnya cuaca sekitar, dan terus mengamplifikasi mana power ku yang seorang S Class Monster.

"GRAAAAAAAAAAAAH"

Dan mendadak dibelakangku Gulliver akhirnya berhasil merobohkan Crystal Golem yang dari tadi sedang ia lawan.

"CHROME!!! JANGAN SEMBARANGAN MENGAMBIL MANGSA ORANG SEENAKNYA!!!"

"Jangan sembarangan, kau pikir sanggup mengalahkan 2 Crystal Golem sekaligus di tempat seperti ini!!"

"Cih...!!!"

Saat aku dan Gulliver menerjang menuju portal tersebut, tiba - tiba sosok yang sangat besar muncul dari bawahku dan Gulliver, membuat kami berdua meloncat kebelakang secara bersamaan.

"RWAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRR!!!!!!!!!!!"

Dan melihat satu Crytal Golem yang terlihat sekarat, duri - duri di tubuhnya pun sudah mulai patah, namun ia berdiri tegap dan menerjang portal tersebut.

"Phoenix, apa yang terjadi!?!?" Tanya Elice panik dan bingung setelah menghabisi ratusan Ice Lady

"Aku juga tidak paham!!!"

"HEI GOLEM KEPARAT, JANGAN LARI KAU!!!"

Gulliver mengejar Golem yang sekarat tersebut yang berlari kearah portal, namun Crystal Golem tersebut akhirnya terhisap portal bersamaan dengan Gulliver.

"Arph!" Lichty segera berlari menuju kearahku.

"Arph... aku tahu... aku tahu ini ulah siapa...!"

"Ulah 'siapa'?"

"Portal itu, aku tahu portal apa itu..."

Lichty menarik nafasnya, kemudian melepas 'Limiter' yang ia pasang di leher yang gunanya untuk mengurangi kekuatan sihirnya, dan mengeluarkan ribuan Golem untuk menghabisi Ice Lady.

"HEI LICHTY! KAU SUDAH BERJANJI UNTUK MENYEGEL KEKUATANMU KAN?!?!"

Teriak Elicia yang panik melihat Lichty mengeluarkan kekuatan Chrome nya.

"Maaf, Elicia. Tetapi... untuk melawan sesama Chrome Monster... aku harus melakukan ini..."

Aku diam terbelalak mendengar ucapan Lichty, jika ia harus menggunakan kekuatannya sekarang, berarti...

"Chrome Familia....!?"

Gumamku, namun sepertinya gumamanku terdengar keras oleh Hibana.

"APA?!"

"Maksudmu ini ulah S Class Monster?!?!?"

Ucap Elicia terkejut mendengar gumamanku.

"Cih...!!"

Hibana dengan gusar pergi dan memasuki portal tersebut.

"Hibana!!!! Cih... Lichty, Elicia, bisakah kalian berjaga disini?!? Akan sangat berbahaya jika tidak ada yang menahan Ice Lady dan Ice Golem yang ada di sini?!"

"Baiklah, Arph!!"

"Jangan sampai mati kau, Phoenix!!!"

"WOOOOO!!!!!!"

Aku pun ikut menerjang masuk kedalam portal.


***


Aku terlempar di sebuah gua yang sangat dingin, namun anehnya cukup terang seakan - akan aku berada di sebuah tanah lapang yang luas, dan ketika pandanganku mulai terbiasa, aku melihat ke langit - langit yang tak beratap sama sekali, dan melihat sebuat ornamen yang berbentuk sangat unik dan menarik seperti sebuah jam...

"Eh...?!?"

"Jadi kau datang juga, pengkhianat...!!"

"AKHIRNYA, KYAAA~~~HAHAHAAHAHAHAAHAHAHAAH~~~~!!!!!"

Aku melihat sosok 2 makhluk yang sudah tidak asing lagi dimataku, salah satu dari 7 monster buatan Magus, dan anggota keluargaku sebagai sesama monster...

"Chrome Joker... Chrome Divina...."

Amarahku semakin memuncak ketika melihat mayat Crystal Golem yang terbelah - belah di depanku, Gulliver yang palu dan sayap besarnya telah robek, dan Hibana yang kondisinya tidak terlalu baik.

"Hibana! Mundur sekarang juga!!!! Kita tidak akan bisa mengalahkan mereka berdua sekaligus!!!"

"Huh, berdua katamu?"

Ucap Divina sinis.

"KYAAAAH~KAKAKAKAKAAKAKAKAAKAK~!!! MELAWAN MEREKA BERTIGA, AKU HANYA PERLU SATU TANGAN DAN EKORKU SAJA, KYAAAA~KAKAKAKAKAAK!!!!"

1 Monster S Class yang harusnya setara denganku dan mereka, dan Hibana, kalah oleh Chrome Joker sendirian?

"MONSTER BIADAAAAAP!!!!!"

Hibana emosi dan menerjang Joker, aku mengejar Hibana, namun ia jauh lebih cepat daripadaku.

"BWEEEEEEEEEEEEEGOOOOOOOOOOO~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~K!!!!!!!"

*BWEEEEEEEEEEEEEEETSSS!!!

Semua terjadi secara mendadak, manusia biasa tidak akan mampu melihat gerakan secepat itu, dan hanya bisa bertanya - tanya apa yang sebenarnya terjadi, namun kejadiannya sendiri sudah pasti, tidak ada satupun kenyataan yang bisa menggantikan apa yang sekarang sedang kulihat...

"Hi..."

Mulutku secara reflek menyebutkan namanya secara pelan, aku merasakannya, emosi yang luar biasa memuncak, terus memenuhi seluruh jiwa dan ragaku tanpa berhenti sama sekali, aku perlahan termakan oleh emosiku yang tak terkendali, seluruh tubuhku panas membara, tidak terkontrol sama sekali...

"Hibana..."

Aku masih tidak percaya dengan mataku sendiri, apakah seseorang bermain - main dengan indra penglihatanku? Apakah aku sedang bermimpi? Aku tidak tahu apapun, tapi apa yang sekarang sedang kulihat, adalah kenyataan.

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 UGO9B

"HIBANAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

"KYAAAA~~~~~KAKAKAKAKAAKAK!!!! TANGANMU TERLALU RAPUH, MANUSIA!! KAU TAK PANTAS UNTUK BERDIRI DIHADAPANKU MULAI SEKARANG!!"

Dengan lengan yang sudah tak ada, Hibana akhirnya tersungkur ditanah salju yang empuk, namun warna salju yang sebelumnya putih terang menyilaukan tersebut, berubah menjadi merah darah gelap yang mengerikan, cairan merah darah tersebut terus menyebar tanpa henti, dan kesadaran Hibana perlahan mulai pudar.

"Kena...pa...?"

"KYAA~~~KAKAKAKAAKAKAKAK!!!! SESALILAH KEBODOHANMU KARENA BERANI MENANTANGKU, MANUSIA!!!"

"Kenapa... kenapa kamu membunuh adikku... yang selama ini menemanimu ketika kamu disegel...?"

Eh? Apa maksudnya?

"SUDAH KUBILANG ITU HUKUMAN KARENA TIDAK MELEPASKAN SEGELKU SAMA SEKALI!!! ADIKMU ITU SUNGGUH BODOH! KALAU SAJA DIA MENURUT APA YANG SELAMA INI KUKATAKAN, DIA TIDAK AKAN MATI SECARA PERLAHAN DAN TERSIKSA, BWODOOOOOOOOOOOOOO~H!!!"


DEG!

"MANUSIA - MANUSIA SEPERTI KALIAN TIDAK PANTAS HIDUP! RAPUH, LEMAH, BODOH, DAN TAK BERDAYA!!!"

DEG

"Magus juga bodoh! Mengaku ayah kami, tapi pada akhirnya dia menikah dengan manusia juga dan melahirkan anak manusia yang sama bodohnya! BAH!!!"

DEG!!

"SEMUA MANUSIA LEBIH BAIK MATI!!!!!!!!"

"ENOUGH!!!!!!"

Aku berteriak dengan sangat keras, dan sekejap mengheningkan suasana sekitar, semua mata tertuju kearahku.

"Aku tak peduli dengan manusia lain, aku tidak peduli dengan siapapun....!"

Seluruh tubuhku menyala kemerahan, sesuatu dalam diriku perlahan berubah, pedangku yang baru ini pun, Sword of Destiny ini, perlahan menyatu dengan tubuhku, atau lebih tepatnya, pedang ini memakan seluruh amarahku yang tak terbatas, dan memberikanku wujud baru yang benar - benar berbeda dari apa yang selama ini kualami.

"Tapi kau telah melukai Hibana..."

Aku terus berjalan mendekati Joker.

"Dan kau menghina Magus....!!!"

Dan akhirnya...

"KAU AKAN MATI DI TANGANKU SEKARANG JUGA, JOKER!!!!!!"

*BWOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOSH!!!!!!!


***


"KYAA!"

*PRANG!!

"Leila? Ada apa?"

Tanya salah satu pelayan bar yang terkejut melihat Leila menjatuhkan gelas yang sedang ia cuci, yang selama ini tidak pernah terjadi selama bar itu berdiri.

"Tidak apa - apa, aku hanya lelah...."

"Sebaiknya anda istirahat, anda hamil kan? serahkan saja selebihnya pada yang lain..."

Leila hanya tersenyum tipis sambil memegangi perut dan dadanya, ia merasakan ada yang aneh, sesuatu yang selama ini tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Rahim ku terasa panas dan perih..."

Leila pun menarik Core Unit milik Phoenix yang ia jadikan kalung, dan kalung tersebut mengeluarkan hawa yang sama panasnya dengan apa yang dirasakan rahimnya kali ini.

"Inikah salah satu beban memiliki anak monster...."

Leila terbaring di kasurnya sambil dibantu oleh salah satu pelayan bar nya, dan terus memegangi perut dan dadanya beserta kalung tersebut.

"Phoenix...."

***

"ACK...!!! APA ITU?!?! SIAPA ITU?!?!?!"

Chrome Joker terlihat terkejut dan panik, bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya, bahkan untuk monster sepertinya.

"Arphage brengsek.... selama ini ia sudah memegang apa yang kita cari selama ini...!"

"JANGAN BERCANDA!! APA KAU MAU BILANG BAHWA IA SUDAH MENDAPATKAN KEKUATAN MAGUS?!?!"

"Agak berbeda.... sekarang ini... Arphage...."

Divina menjadi sedikit gugup dan merinding atas apa yang terjadi didepan matanya, ia tidak mau mempercayai apa yang terlihat didepan matanya, tapi pada kenyataannya, itulah yang sedang terjadi...

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 8SDZu

"Dia... telah menjadi Magus itu sendiri..."

"Grrrrkh.....!!!!!"

Aku memasang kuda - kuda siap menyerang, dan Joker beserta Divina bersiap untuk bertarung

"APA - APAAN KAU, DIVINA?!?!?!"

"Ini tidak akan mudah, Joker. Kau tidak akan menang melawannya sendirian...."

"JANGAN MEREMEHKANKU!!!!!!!"

Joker melesat maju kearahku, dan akupun melesat maju menyerang Joker

"RRRRRRRRRAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!"
[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Empty2012-11-07, 16:00
PostRe: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin
McPherson 
Senior
Senior
McPherson

Level 5
Posts : 777
Thanked : 7
Engine : Multi-Engine User
Skill : Intermediate
Type : Mapper
Awards:

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Vide

The Seeker Of The Legendary Swordman

Episode 3
"Pemuda ahli pedang ambisius dari negeri asal sakura - Part 3"



"Ah, tampaknya tidak disadari ternyata sudah malam. Kita rupanya keasyikan dngan ceritamu.. " - Ucap Sir Tony, sambil melihat ke arah luar jendela rumahnya.
"Sungguh cerita yang mendebarkan.. " - ucap sir Tony sekali lagi.
"Haha.. Saya masih punya banyak kisah tentang pertualangan saya. " - Kata Kotaro dengan penuh smangat.
"Woah, benarkah? Tapi, lebih baik kita beristirahat. Karena, besok aku akan menunjukkan tempat dimana para Hunter berkumpul.. " - Saran Sir Tony.
"Ah iya.. Terima kasih ya.. " - Kata Kotaro sambil membungkukan kepala, tanda salam ala negeri timur.
"Haha, sama-sama, berkat anda atmosfer di rumah ini jadi menyenangkan.. " - Ucap Sir Tony.
"Mari saya antar ke kamar anda. " - Ajak pelayan dengan senyum
"Wah, maaf merepotkan. " - Kata Kotaro.
"Tidak apa-apa.. Haha.. Mari.. " - Kata pelayan itu dengan malu.

Setelah itu, Kotaro tertidur pulas di kamarnya. Ia memang orang yang sangat santai dan ceria.

Pagi harinya, Kotaro bersiap-siap berangkat bersama Sir Tony menuju Guild Hunter, untuk menjadi Hunter dan mendapatkan pekerjaan.
Ia cukup senang, karena ia pikir dengan menjadi Hunter, maka ia bisa bekerja dimana saja sambil mencari keberadaan seorang ahli pedang yang ia kagumi, karena saat ini Guild hunter ada dimana-mana.
Sesampainya disana, ia melihat suatum bangunan yang cukup besar, dengan bendera melambangkan Guild tersebut.
Dan, ia melihat begitu banyak seorang pendekar.
Ia senang, karena tempat negaranya berasal juga penuh dengan pendekar.
Ia juga melihat ada seorang hunter sedang menyeret makhluk besar seperti sedang membawa buruan.

"Ng? " - Kata Sir Tony sambil melihat ke Kotaro.
"Luar biasa, inikah yang disebut Hunter? " - Kata Kotaro dengan penuh kekaguman, dan berdebar-debar.
"Haha, tampaknya kau menemukan kesenanganmu disini yah? " - ujar sir Tony dengan tertawa.
"Ya! Aku senang sekali! Aku sudah tidak sabar untuk menjadi hunter! " - kata Kotaro.
"Baiklah ayo kita masuk ke dalam untuk mendaftar. " - Ajak sir Tony.
"Ya! " - sahut Kotaro.

Ketika ia tiba didepan pintu, tiba-tiba ada seseorang berteriak minta tolong dari arah belakang, keluar dari pepohonan hutan.
Ia seorang hunter namun keadaannya seperti dalam keadaan sekarat.
Rupanya ia di kejar-kejar makhluk besar menyerupai badak besar dengan cula tanduknya yang tajam.
Monster itu menyeruduk apa saja yang menghalanginya, pohon-pohon banyak bertumbangan.

"Tolong!! " - Teriak hunter itu.
"Grooaaarrr!!! " - Geraman Monster yang cukup menyeramkan.

Para hunter dalam keadaan panik dan bingung. Mereka tidak siap karena begitu tiba-tiba.

"Ah, akan kuhadapi makhluk itu. " - Kata Kotaro dengan wajah menyengir seperti senyuman sombong.

Namun, ketika Kotaro baru maju selangkah, tiba-tiba, ada seorang ahli pedang berjubah cokelat menerjang keluar dari gedung guild hunter melewati Kotaro.
Ia berlari menerjang ke arah makhluk besar itu.
dan melompat gesit ke samping makhluk besar itu dan brputar sambil mengayunkan pedang kearah bawah, dan menebas kedua kaki, salah satu kaki bagian depan, dan salah satu kaki belakang.
Makhluk itu jatuh dan tidak bisa bangun.

"Graaaa!! " - Teriak makhluk itu dngan kesakitan.

tiba-tiba terdengar sorak banyak orang.

"Woahh, hebat sekali! Siapa dia? " - Kata orang-orang yang berada di pinggir dari lokasi kejadian.

Namun, setelah beberapa detik, semuanya terdiam dan tercengang.

"Di.. Dia.. " - Kata seorang yg jg seorang Hunter.
"Kenapa bisa ada disini? " - lanjut seorang hunter lainnya.
"Bukankah ia seorang hunter yang sangat terkenal itu? " - Kata Hunter yang lainnya juga.

Kotaro yang melihat itu pun juga kaget.

"Wah, wah.. Tampaknya ada seorang ahli pedang seperti dirimu, kau pasti sen... ng? " - kata sir Tony, dngan kagum namun terhenti ketika melihat ekpresi wajah Kotaro.
"Dia... " - Kata kotaro dengan wajah penuh kemarahan serta kaget.

Siapakah dia bagi Kotaro??
bersambung... :D


[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Empty
PostRe: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin
Sponsored content 




[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin - Page 6 Vide
 

[StoryPlay] Eremidia : The Legends begin

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 

Similar topics

+
Halaman 5 dari 5Pilih halaman : Previous  1, 2, 3, 4, 5

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
RPGMakerID :: Community Central :: Role Playing-