Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.
|
|
| [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin | |
| |
2012-07-09, 19:17 | [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
shikami Member 1000 Konsep
Posts : 3744 Thanked : 31 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| First topic message reminder :StoryPlay adalah istilah baru untuk sebuah permainan cerita pendek dimana character akan mengembangkan plot dalam suatu setting dan memungkinkan bisa berinteraksi dengan character lain. dalam storyplay,pemain hanya diberikan sebuah basic background cerita dimana mereka cukup mengembangkan cerita tersebut dengan gaya mereka sendiri. setiap tokoh buatan pemain dapat digodmodding sendiri selayaknya dalam sebuah cerita normal. Tujuan :- Spoiler:
- Mengembangkan kemampuan writing member rmid. - memungkinkan development sebuah game berdasarkan cerita-cerita yang ada. - membantu meramaikan forum yang kelewat sepi (?) oleh para senior - menyalurkan imajinasi member tanpa effort besar. Rules :- Spoiler:
- selalu berikan tulisan Episode <XX> diawal post dimana xx adalah chapter/seri dari cerita tersebut. - genre bebas ( horror,romance,epic ). - boleh menambahkan gambar untuk memperkuat cerita. - no Porn,DP,SARA,Alay writing - tulisan HARUS panjang - jika mau memasukan character member lain,silahkan konfirmasi dulu kepada pemilik. - cerita memakai first point of view / sudut pandang orang pertama ( optional ) - no multiverse story,ikuti setting jaman yang ditentukan. - no godlike character please. - berikan point2 penting sebagai ide untuk setting2. Background Story Eremidia, . . Negeri indah nan megah terletak di benua forumia. negeri dimana sihir dan ilmu pengetahuan berpadu. para penduduk luar berdatangan menuju ke tempat ini untuk berbagai macam tujuan. demi mimpi mereka, demi cita-cita ataupun demi tujuan yang lebih gelap seperti balas dendam dan ambisi. namun banyak misteri menyelimuti negeri ini, seolah ada suatu rahasia gelap yang tersembunyi dan siap menghancurkan keharmonisannya. para orang bijak meramalkan bahwa legenda-legenda baru akan lahir untuk melindungi atau pun mungkin menghancurkan dunia. Peta Eremidia http://www.nible.org/images/worldmapver2.jpg < peta ini bersifat temporary, anda bisa menambahkan daerah sendiri di eremidia >Important Fact - setting Eremidia adalah antara abad feudal dan pre modern. sekitar 2200 C.Y cek lebih lanjut di sini - Eremidia membutuhkan banyak hunter karena kemunculan misterius para monster-monster asing. - Ibukota Eremidia ini cukup luas terdiri dari 4 bagian kota. dikelilingi tembok raksasa. ada 4 Quest Center di kota. Quest Center adalah tempat untuk mencari Quest bagi para Hunter. - para bandit serigala padang pasir/Desert mengacau di wilayah selatan negara eremidia. - Winhart family adalah keturunan keluarga penyihir yang cukup terkenal di pusat kota Eremidia. fakta2 lainnya bisa dlihat disini rmid.forumotion.net/t5706-eremidia-verse-central-database Richter's stories chapter 1chapter 2chapter3chapter4chapter5chapter6chapter7chapter8chapter9chapter10chapter11Cokre's stories chapter 1chapter2chapter3chapter4chapter5Izn's stories chapter 1chapter 2Clover's stories chapter1chapter 2Signus's stories chapter 1chapter 2chapter3chapter4chapter5chapter6chapter7chapter8chapter9Roland's stories Chapter 1[/END] Nacht's stories chapter1chapter2chapter3chapter4chapter5chapter6chapter7mcpherson 's stories chapter 1lowling's stories chapter1Theo's stories chapter1chapter 2chapter3chapter4EmperorAlan's stories Chapter 1nisa's stories chapter 1chapter 2chapter3chapter4Whitehopper's stories chapter1chapter2Aegis's stories chapter1chapter2Radical Dreamer's stories chapter 1Lyonesse's stories chapter 1superkudit stories chapter1chapter 2chapter3yukitou's stories chapter 1echizen's stories chapter1aidil's stories chapter1kabutop's stories chapter1chapter2
Terakhir diubah oleh shikami tanggal 2012-07-13, 05:49, total 12 kali diubah |
| | |
2012-07-09, 22:53 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
Signus Sanctus Newbie
Posts : 69
Awards:
| Chapter I : Lost Memoir Cahaya mulai kembali kepada pandanganku, dan aku melihat sebuah lentera menyala terang berada disampingku, beserta dengan baju2 yang terlihat sedang dikeringkan karena basah, namun aku belum tahu baju siapakah yang bersangkutan, atau yang lebih pasti, aku tidak tahu kenapa aku berada di sini. Aku mencoba memasang posisi duduk, namun tubuhku terasa sedikit berat, dan aku menyadari bahwa aku sama sekali tidak mengenakan pakaianku, dan diliat dari postur badanku, sesuai dengan baju yang sedang dikeringkan itu. Tak sempat aku mempertanyakan kenapa aku tidak memakai pakaian, kenapa aku tertidur di sini, kenapa aku berada disini, karena yang keluar dari mulutku yang pertama adalah.... "Siapa aku....?" Aku tidak bisa mengingat apapun, namaku, bentuk tubuhku, maupun apa yang ingin kulakukan. Aku memegangi kepalaku, berusaha mengingat semua yang terjadi, namun kepalaku sakit, seperti terbakar api neraka yang sangat panas. Saat aku masih merintih kesakitan dengan kondisiku, seseorang datang dibalik pintu kayu yang halus dan mulus itu, seorang wanita muda berkulit putih mulus berparas manis mendekatiku, dan bertanya kepadaku... "Kamu sudah sadar? Kondisimu saat terdampar dipantai sungguh buruk sekali...." "Terdampar...? Aku...?" Aku terbingung dengan ucapannya. "Kamu tidak ingat? Kamu terdampar di pantai sekitar sini dengan luka dalam yang cukup mengerikan, aku sampai ngeri kalau kamu akan mati karenanya..." Sambil malu - malu, wanita itu semakin mendekatiku "Namun ajaibnya... lukamu menutup dengan sendirinya, dan dalam waktu yang cukup pendek... aku tidak perlu lagi memanggilkan dokter untukmu..." Banyak hal yang ingin kutanyakan pada wanita ini, namun satu - satunya hal yang ingin kutanyakan pertama kali adalah.... "Siapa... aku...?" "Eh?" "Aku... Siapa...?" "Kamu... Amnesia?" "Amnesia?" "Itu adalah suatu gejala dimana seseorang kehilangan ingatannya sementara, tapi aku yakin suatu saat ingatanmu akan kembali, untuk sekarang, kamu istirahatlah di sini..." "Begitu...." "Bagaimana... untuk sekarang kamu kuberi nama sementara?" "Nama... sementara...?" "Ya, aku ini sebenarnya pecinta burung - burung, dan aku memelihara banyak burung legendaris di sini, mulai dari Pigeon sampai Garuda" "Dan...?" "Untuk sekarang, bagaimana jika aku memanggilmu.... Suzaku?" DEGMendadak jantung didadaku berteriak keras, badanku menjadi panas, kepalaku seperti terbakar oleh api neraka yang berkelimat didalam sekujur tubuhku yang berujung di kepala, dan terus membunyikan kata - kata... 'SUZAKU.... BUNUH...!!! SUZAKU!!!! BUNUUUUUUUUUUUUUUUH!!!!!!!' Kondisiku sekarang masih sadar dengan apa yang kulakukan, namun aku tidak bisa mengontrol gerakanku sendiri dan sesaat aku melihat ada sebilah pedang disampingku dan ZLEBB!!!!! Kutusukkan pedang panjang itu tepat mengenai jantung wanita itu dan mati seketika.... "ROWAAAAAAAAAAAAAAAAR!!!!!!" SLASH'D!!!! Namun belum puas, aku membelah kepala wanita itu hingga lepas... "AAAAAAAAAAAAAAARGHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!" Dan membakar seisi rumah ini dengan sihir apiku yang besar. Para burung - burung berterbangan kesana kemari, panik karena rumah pemeliharanya terbakar, dan panik melihat mayat pemeliharanya yang kepalanya sudah terpisah dari tubuh pemiliknya dan terbakar. Mendadak, dua burung besar mendekatiku, Condor, burung legendaris yang mengerikan yang mampu memusnahkan 1 desa dalam semalam. "Burung merah... Api.... SUZAKUUUUUUUUUUUUUU!!!!!!!!!!!!!" Aku terus mengamuk, membalut tubuhku dalam api, membuka segel pedangku, dan menerjang membasmi kedua burung besar legendaris yang menyerangku. *** Fajar pun tiba, dan terlihat sebuah pulau yang dulunya adalah hutan bersih tanpa campur tangan manusia tersebut, bermandikan darah para burung - burung legendaris yang berhuni di hutan tersebut. Suzaku berdiri diatas tumpukan mayat Garuda dan Condor, menatap cahaya matahari yang menyilaukan, namun menyakitkan. "Api.... Suzaku...." Kembali mengenakan armor dan pakaiannya yang sudah kering namun sedikit terbakar tersebut, Suzaku mencari - cari sesuatu yang bisa menjadi petunjuk, dan ia menemukan sebuah kotak penyimpanan, yang berisi uang dan sebuah peta... "Peta dunia 'Eremidia'....." Dan tiba - tiba beberapa kalimat tersinggung dalam kepala Suzaku 'WELCOME TO THE NEW WORLD, PHOENIX' "GRAH!!!" Aku memegangi kepalaku lagi, yang panas dan menyakitkan itu "Phoenix.... itu... aku...?" Tidak tahu apa yang harus kulakukan, kumanfaatkan peta yang baru saja kutemukan bersama dengan uang tersebut, dan kumulai pula perjalananku mencari tahu siapa diriku sebenarnya, dan siapa Suzaku yang mampu membuatku menjadi seekor pembunuh brutal ini... To be Continued...
Terakhir diubah oleh Signus Sanctus tanggal 2012-07-12, 08:07, total 4 kali diubah |
| | | 2012-07-09, 22:58 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
richter_h Salto Master Hancip RMID
Posts : 1705 Thanked : 30 Engine : Other Skill : Skilled Type : Developer
Awards:
| The Tale of Vent McGraves Chapter IIKlik to Chapter IKlik to si Goblin's Previous ChapterVent berjalan di luar kota, mencari beberapa bahan lain yang bisa dia gunakan untuk racikan minuman selanjutnya. Sembari membawa sebuah barel kecil, dia mencari dan meneliti beberapa tumbuhan, akar-akaran dan jamur-jamuran dengan seksama. Dia bisa mengenali banyak jenis bahan dengan bantuan Spirit yang mendampinginya setelah dia berguru dan meditasi di Corona beberapa tahun lalu. Spirit disini adalah roh pendamping Brewmaster untuk memberi petunjuk dan arahan dalam pencarian, peramuan dan beberapa pengetahuan tentang Brewmastery--ilmu dan seni meracik bahan untuk minuman. Brewmastery sendiri adalah seni untuk "membangkitkan Spirit yang berada pada bahan racikan, yang dapat berkomunikasi dengan peminum minuman hasil racikannya."Baru saja memetik beberapa jumput Shimmerweed yang berada tepat di bawah pepohonan, dia sadari seekor Goblin sedang mengamatinya dari balik semak-semak. Tapi dia tidak hiraukan Goblin itu. Dia kembali menyibukkan dirinya dengan memilih-milih jamur yang bisa dipakai untuk racikannya. Namun tiba-tiba... "MATI KAU MANUSIA PERUSAK ALAM EREMIDIA!!!!" Goblin itu tiba-tiba menyerang Vent yang sedang asyik memetik jamur. Goblin itu mengira dia akan berhasil mengalahkan Vent yang terlihat masih mabuk dan membawa barel di tangan kirinya, namun yang terjadi justru dia tiba-tiba tersungkur dan terjerembab ke tanah. Gada yang dia pakai untuk senjata terpental saat dia tersungkur tanpa sebab. Apa yang terjadi sebenarnya, pikirnya. Goblin itu kembali bangkit, lalu mengambil gada yang tidak jauh dari tempatnya terjerembab. Vent yang menatapnya dengan tatapan sayu bin mabuk hanya diam dan tetap menenteng barelnya. "Oi, tadi ente teriak apaan, ya?" Goblin itu terbakar hatinya. Dia seperti dilecehkan dengan kata-kata seorang pemabuk seperti Vent. Suasana hening sejenak di bawah rimbunnya pepohonan. "Meremehkan Goblin terbaik... PEMABUK GILA! SAATNYA UNTUK KAU MATI!!!!!" "...wah wah... Banyak orang bersemangat hari ini, ya." Dan pertarungan antara Goblin terbaik di desanya dan Vent terjadi. Vent dapat mengelak serangan demi serangan si Goblin walau dia juga banyak kena pukulan gada si Goblin yang sedang dibakar api amarah. Juga si Goblin itu, pukulan dan tendangan Vent tidak membuatnya berhenti menyerang manusia yang mengoloknya. Cepat, tidak terduga, dan menyakitkan. Kata-kata itu memang pantas untuk menggambarkan bagaimana mereka berdua menyerang satu sama lain. Namun Vent bisa -bisanya menyempatkan diri untuk minum seteguk minumannya, dan tiba-tiba gaya bertarungnya berubah drastis. Dia lebih sempoyongan daripada saat pertama dia diserang si Goblin, dan membuat si Goblin makin kewalahan menyerangnya karena tidak satupun serangannya ada yang kena. Saat si Goblin itu berhenti menyerang karena terlalu capek, Vent lantas mengeluarkan serangan andalannya. Jurus yang dia kuasai saat dia masih berguru kepada Ki Joko Perkasa, guru dari Timur Jauh, teknik yang mengandalkan serangan cepat dan akurat, dimana serangannya dapat melumpuhkan musuh sebesar dan sekuat apapun. Jurus ini dia beri nama ' Jurus Tapak Sepatu.' Si Goblin tidak bisa mengelak serangan Vent ini, dan mendapati wajahnya ditendang secara seksama dna meninggalkan tapak sepatu di wajahnya. Goblin itu terkapar seketika. Dia tidak bisa bangkit lagi. Si Goblin pasrah, mungkin ajalnya tiba hari ini. Dia akan berkumpul bersama rekan-rekan dan leluhurnya di alam sana. Tapi, "Ane bukan pembunuh kek gituan," celetuk Vent. "Ane ngga mungkin bunuh orang atau mahluk gitu aja. Lagian, semua orang harus tau kalo terlalu banyak pembantaian monster bakalan bikin jenisnya punah dan merusak alam." Kata-kata itu dia dapatkan saat dia masih di Westerland, mengingat dulu di tempat asalnya banyak monster dan binatang liar punah karena eksploitasi manusia dan demi menaikkan level juga ketenaran mereka. Si Goblin hanya diam, bengong kayak sapi bengong saat mendengar kata dari manusia, mahluk yang dia dan kaumnya benci. Lantas Vent meninggalkan si Goblin yang terkapar dengan tapak sepatu di wajahnya, membawa bahan-bahan hasil petikan dan kembali ke bar di pinggiran kota untuk istirahat. -- Sebelum dia masuk ke bar, dia bertemu dengan salah satu pemburu di luar bar. Dia menceritakan bagaimana dia menangani Goblin yang marah dan menyerangnya. "Tunggu," Pemburu itu heran dengan apa yang Vent lakukan kepada Goblin itu. "Mereka licik dan berbahaya. Banyak yang membunuh mereka karena mereka berbahaya. Lagipula, mereka itu banyak dan tersebar dimana-mana." Vent bengong, dia berpikir sejenak, lalu dia frustasi sendiri. "KENAPA ANE NGGAK BERESIN TU MAHLUK COKLAT DEKIL?!?!" Klik to Chapter III - Quote :
- Jurus Tapak Sepatu nama aslinya Mark of the Foot
Terakhir diubah oleh richter_h tanggal 2012-07-10, 14:56, total 5 kali diubah (Reason for editing : Tambah link biar asik bacanya XD) |
| | | 2012-07-09, 23:23 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
fly-man
Poison Elemental Anak Cantik
Posts : 917 Thanked : 11 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Artist
Awards:
| Siang Malam Sama SajaKu awasi setiap suara yang ada... Ku tatap dengan seksama setiap ada pergerakan.. Perburuan selalu dimulai dengan perjalanan menuju Goa - Goa lain. Kami para goblin selalu melakukan perburuan secara kelompok , hal ini mempermudah kami untuk menangkap buruan juga dirasa lebih aman. Sulit membedakan siang dan malam di sini, rindangnya pepohonan menghalau sinar matahari yang hendak menyentuh tanah tempatku berpijak. Suara burung gagak ramai sekali diangkasa tak terlihat tertutup lebatnya pohon yang sudah berumur ribuan tahun. Lumut - lumut dan jamur yang tumbuh dibatang pohon menyebabkan daerah ini semakin dingin karena lembab. Rumput - rumput berduri tajam serta beracun tumbuh dengan liarnya tanpa memandang kawan dan lawan. Hutan ini hanya miliknya, hanya itu yang kufikir ada dalam benaknya. Hewan - hewan tak berkuping seperti ular dan kadal sering terlihat menyelinap dengan anggun dari balik dedaunan , memandangku dengan senyum indahnya, lalu pergi lagi mencari siapa tahu saja ada beberapa ekor tikus yang tersesat. Hal inilah yang menyebabkan kami berfikiran bahwa ini adalah daerah ternyaman bagi kami di Eremdia untuk tinggal. Jauh dari jangkauan para manusia pencari harta itu... Jauh dari jangkauan Makhluk perusak alam.. Sayang sekali , yang merasa nyaman untuk tinggal di hutan ini hanya kami para goblin, tanaman - tanaman aneh, serta para reptil dan beberapa jenis kelelawar. Tak ada satu pun hewan yang bisa kami makan mau mampir kemari, kalau pun mampir, pasti sudah dilahap para reptil kelaparan itu. Kelelawar beterbangan, suara burung gagak tak terdengar lagi. Inilah acuan waktu yang kami pakai. Ini berarti matahari sudah selesai waktu tugasnya, hewan - hewan manja nan lezat telah tidur, para manusia bajingan telah kembali ke kota , dan aku... tanpa terasa sudah sampai di depan Goa para Cuk Goblin. Cuk Goblin adalah goblin prajurit. Setiap kali aku berburu , aku selalu dikawal oleh mereka karena aku adalah Hangtulah istilah yang diberikan pada goblin - goblin yang umurnya sudah lebih dari 100 tahun. Hangtulah berada di barisan paling belakang saat berburu. Menentukan arah berburu dan hewan apa yang akan diburu. Hangtulah tidak boleh mati saat melakukan perburuan sebab terkadang para Paladin atau prajurit kerajaan nekad datang kemari untuk memporak porandakan desa kami yang dianggap sebagai ancaman. Saat itulah Hangtula berada di barisan paling depan untuk membela desa. Aku cukup berteriak, teriakan khas ala goblin. Para Cuk Goblin keluar dari Goa mereka dengan membawa senjata seadanya yang mereka punya, Gading gajah, Bambu runcing, Panah, atau hanya sekedar batu yang diukir dengan batu lain agar tajam. "Ayo kita ke selatan", ujarku dibuat - buat agar tampak wibawa. "Hauuu hauuu hauuu...", para Cuk Goblin menyahuti. Perburuan kami pun dimulai. |
| | | 2012-07-09, 23:54 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
RolandMelvinZ Novice
Posts : 294 Thanked : 3 Engine : RMXP Skill : Beginner Type : Composer
| Episode 1 - A Familiar PlaceDimana kita?Sesaat aku terhenyak mendengar perkataan temanku.. Kemudian, aku mulai melihat area di sekelilingku sambil membolak-balik sebuah lembaran peta yang kupegang sejak perjalanan ini dimulai.. Dan aku sampai pada sebuah jawaban. Entahlah.. Kita tersesat di hutan ini.Mendengar jawabanku.. kontan air muka temanku segera berubah.. "ARGH!! seharusnya aku tidak menyuruhmu menjadi pemandu jalan karena alasan ingin belajar! kemarikan peta itu! Biar aku yang memandu jalan." Akhirnya kuserahkan peta itu kepadanya. Ia menerima peta itu, kemudian membuat sebuah tanda di sebuah pohon, lalu berjalan sambil terus mengoceh, "Kalau hari ini kita tidak berhasil mendapatkan goblin LAGI, ketua akan marah pada kita!" ocehnya sambil berjalan dan melihat peta. Kami terus berputar-putar.. dan setelah berjalan lama, kami berhenti. Temanku nampak bingung dengan peta yang dibacanya.. Sementara aku melihat lingkungan hutan di sekelilingku. "Hei, bukankah ini tanda yang kau berikan pada pohon tempat kita tersesat tadi?" Temanku hanya diam saja. "Aneh, seharusnya memang disini..." Gumamnya. Memang, tidak biasanya dia gagal memandu jalan. Setelah agak lama berdiam diri mendadak dia seperti menyadari satu hal.. dan kemudian menoleh padaku.. Sepertinya.. Peta ini palsu.. Pedagang di pasar tadi telah menipu kita.Mendengar itu ingatanku segera bekerja mengingat kejadian tadi pagi itu. Kami berdua sedang berjalan melewati pasar. Seorang pedagang di pasar mendatangi kami dan menunjukkan sebuah peta bagian hutan yang tidak biasanya dijelajahi para hunter, dan dia berkata "Di daerah ini ada satu desa goblin tersembunyi yang memiliki cukup banyak populasi, mereka adalah ras goblin yang paling lemah. Ini akan jadi buruan besar bagi kalian! Aku akan menjual peta ini hanya seharga 200 Remi saja." Saat itu kami baru saja ditegur oleh ketua kelompok Hunter kami karena sudah 2 minggu tidak mendapatkan buruan, peta ini seolah-olah seperti jalan pintas bagi kami, dan tanpa pikir panjang, kamipun percaya dan membelinya. "Lalu, sekarang bagaimana?" Tanyaku dengan nada lemas. "Entahlah, yang jelas kali ini kita tidak bisa pulang dengan tangan kosong. Kalau tidak, ketua akan menghukum kita.." Jawab temanku dengan nada pasrah. Karena jengkel dan tidak enak hati, Temanku menendang tanah tempat kakinya berpijak. "Dasar Pedagang bodoh! Kita sudah jauh-jauh kemari hanya untuk berputar-putar di hutan? Bagh!!" Dia mengoceh sejadi-jadinya, aku hanya menggeleng-geleng kepala saja melihat tingkahnya. BRUKKK.. BRAAAKK.. Tiba-tiba tanah tempatnya berpijak runtuh.. Dan ketika kudekati, kudapati lubang itu cukup dalam dan gelap, sehingga aku tidak bisa melihat ke dalam.. Kontan saja aku bingung, lalu otomatis aku berteriak "ERMI!!! KAU TIDAK APA-APA KAN!!?" "Ya, aku tidak apa-apa." Balasnya. Lalu Dia menyalakan obor yang dibawanya, Kini aku bisa melihat dasar lubang ini. Kurang lebih dalamnya 5 meter. Ketika temanku melihat sekelilingnya, aku dapat melihat raut terkejut dari wajahnya, lalu dia menoleh padaku. Seren.. Turunlah kemari.. Cepat!!Aku tanpa pikir panjang segera saja turun.. Dan ketika berada di bawah aku juga ikut terkejut dengan apa yang kutemukan. "Ini adalah gua bawah tanah, dan kalau kau lihat, di sekeliling kita banyak sekali jejak kaki goblin dan sisa-sisa makanan mereka.. Kita sudah dekat dengan sarang goblin itu!" Ucapnya dengan nada gembira. Namun, bukan itu yang sedang kupikirkan.. Aku hanya merasa... Aneh... Tempat ini serasa familiar sekali denganku.. Tapi aku tidak tahu kenapa.. Hei Seren! Jangan melamun terus! ayo, kita harus mengikuti jejak para goblin ini.Mendengar perkataan Ermi, lamunanku pun buyar sudah. Kemudian kami berdua melangkah.. mengikuti jejak kaki goblin itu... to be continued~ |
| | | 2012-07-10, 00:18 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
Signus Sanctus Newbie
Posts : 69 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| Chapter 1 Link----------------------------------------------------------- Chapter 2 : Nightmare after Death Berjalan mengikuti petunjuk di peta, Aku sampai di sebuah kota peternakan yang lumayan dihuni oleh keramaian, aku melihat - lihat keadaan sekitar sambil menuju sebuah bar untuk mengisi tenaga. Sesampainya disana, aku melihat banyak orang yang sedang membicarakan sesuatu tentang bahaya diluar kota, namun aku tidak terlalu memperdulikan hal tersebut dan duduk di sebuah bangku dan meja yang kosong, dan seorang pelayan berkostum Bunny Girl Suit mendatangiku dan menanyakan apa yang ingin kupesan. "Well-Done Steak dan segelas air" Saat aku baru selesai menyebutkan pesananku, tiba - tiba 1 kota panik dan berlarian kemana - mana, termasuk orang - orang yang berada di dalam bar. Aku penasaran, kulihat diluar, ternyata kumpulan Wild Boar menyerang kota dalam jumlah yang cukup besar, kutarik pedangku sambil menatap kumpulan Wild Boar tersebut... "Ya sudah, makan mereka saja...!!!!" Aku langsung maju menerjang kumpulan Wild Boar tersebut, dengan gerakan teknik pedang yang aku tidak tahu namun tubuhku reflek bergerak dengan sendirinya menyapu bersih kumpulan WildBoard tersebut, darah, daging, dan taring mereka berterbangan kemana - mana, tubuhku terbalut cairan merah dari tubuh mereka. Orang - orang kota mulai berkeluaran melihat pemandangan yang menakjubkan namun mengerikan tersebut, melihat banyak sekali Wild Boar yang terbantai satu demi satu, darah yang tersebar kemana - mana sampai mengotori dinding perkotaan tersebut, bersamaan dengan angin debu yang dibuat oleh Wild Boar yang mengamuk melihat rekannya dibantai satu demi satu. Akhirnya tersisalah satu Wild Boar dari ratusan Wild Boar lainnya, yang terlihat masih sangat muda dan segar, merinding ketakutan melihatku yang sudah bermandikan darah bangsa - bangsanya. Aku memalingkan pandanganku dari Wild Boar malang itu dan membalikkan punggungku, dan kemudian aku menyadari Wild Boar itu maju menerjangku yang sudah membalikkan punggunggku padanya, kemudian aku segera berbalik dan membelah Wild Boar itu menjadi dua. Orang - orang kota terpana melihatku, ada yang menatap dengan tatapan syukur dan terima kasih, namun ada juga yang melihatku dengan tatapan ngeri dan takut. Mayor kota itu ingin berterima kasih padaku dengan memberikanku lisensi Hunter, C Class Hunter. Aku tidak tahu apa gunanya license ini, tapi sepertinya ini mampu membuatku mendapatkan penghasilan dari menyelesaikan masalah - masalah orang lain, kupikir - pikir lebih baik kusimpan saja, supaya aku tidak mendapat banyak masalah di kemudian hari. Hari itu diadakan festival besar - besaran ditengah malam, yang ternyata merayakan hilangnya Wild Boar yang mengancam keamanan kota ini, ternyata selama ini mereka selalu diserang oleh kumpulan ratusan Wild Boar tersebut, tanpa bisa melawan balik. Aku ditemani oleh wanita pelayan berbaju Bunny Suit tersebut sambil menikmati bir gratis demi merayakan kedamaian kota ini. Aku memisahkan diri dari keramaian festival tersebut, mendatangi tempat dimana mayat - mayat Wild Boar itu berada, yang sekarang hanya tersisa darah dan gading Wild Boar itu saja. Kemudian aku menyadari langkah seseorang yang datang dari belakang, seorang wanita pelayan bar tadi... "Kenapa kamu ada di sini?" "Aku tidak terlalu terbiasa dengan keramaian, apalagi aku tidak begitu suka disorak - sorakkan oleh orang lain..." wanita itu mendekatiku dan memandang mataku dengan serius. "Tidak baik menolak niat baik orang lain hanya karena kamu tidak suka~" "Like I care~" Ucapku risih "Wah wah~" Wanita itu menjauh dariku, membelakangiku, kemudian menatapku lagi. "Tapi kamu adalah Hero kami hari ini, jadi kami tidak bisa membiarkanmu begitu saja~!" DEGLagi - lagi, situasi ini datang lagi, entah apa pemicunya aku tidak tahu, tetapi aku tahu dalam kondisi ini apa yang akan kulakukan pada wanita tersebut. "Hey, Hero? Kenapa kamu diam saja??" DEGAku memegang wanita tersebut dengan erat, dan kubawa paksa menuju sebuah gang sempit yang tiada seorang pun menyadari. "A.... apa yang mau kau lakukan...?!?!" Kulihat disampingku ada sebilah pisau dapur yang cukup besar, kuambil dan *ZLEBBB!!!! Kutusuk lehernya. "U.... Akh....!!!!" Wanita itu tidak bisa berteriak ataupun berbicara, ia hanya bisa menatapku dengan rasa takut dan ngeri, namun kuhiraukan itu semua dan.... *ZLEBBB!!!!!! Kubelah kedua matanya hingga darah berlumuran dibajuku "Jangan pernah memanggilku "Hero"....!!!!" Belum puas, kulanjutkan dengan membelah dadanya.... *SLASH'D!!! dan kulanjutkan dengan membelah tangan dan kakinya... *SLASH'D!!!! kemudian diakhiri dengan tebasan leher seperti biasa *SLASH'D!!!!!!!! ................................. Aku kembali pada kesadaranku, dan kulihat wanita yang ada didepanku sudah tidak berbentuk sama sekali, dan aku berlari dari kota tersebut, pergi menjauhi siapa saja yang mendekatiku, dan terus berlari sampai kota tersebut tidak terlihat sama sekali. *** Aku terbangun kembali di sebuah gua dan melihat tanganku masih memegang pisau yang berlumuran darah, dan sekujur bajuku pun menjadi sedikit kemerahan akibat darah - darah tersebut. "Apa... Apa yang sebenarnya kulakukan.... Kenapa.... Kenapa aku bisa..... Kenapa aku tega....!!!!!!!!" Aku terus mengulangi kata - kata 'Kenapa' entah berapa kali, kehilangan ingatan dan nafsu untuk membunuhnya terasa semakin kuat, termenung di sebuah gua yang sepi dan gersang, tidak tahu apa yang harus dilakukan... To be continued...
Terakhir diubah oleh Signus Sanctus tanggal 2012-07-10, 19:43, total 2 kali diubah |
| | | 2012-07-10, 00:34 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
shikami Member 1000 Konsep
Posts : 3744 Thanked : 31 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| Previous storyEpisode II In The Forest
<morning,9 A.M > napasku sedikit terengah-engah. rupanya jarak gerbang timur dengan Quest Center cukup jauh. disana cukup ramai karena ada antrian pemeriksaan rutin bagi para pendatang. mereka akan didaftar lebih lanjut untuk mencegah berbagai macam hal atau demi alasan keamanan. aku mencari-cari petugas yang dikatakan oleh staff Quest Center. "hmm mungkinkah dia orangnya?" kulihat seorang bapak-bapak berkumis tebal dengan pakaian seragam petugas sipil eremidia kingdom. dia dengan asiknya merokok cerutu sambil memandang teman-temannya yang lain tengah memeriksa barang2 milik para pendatang. "permisi..apakah anda petugas.. mm.." "josef ?" tanya sedikit sambil sedikit melirk ke arah formulir. di situ tertulis : kepada petugas josef. petugas itu sedikit mengebulkan asap cerutu tersebut. matanya sejenak memandangiku. "ya, aku josef" terdengar suara berat darinya. " ada perlu apa?" aku sedikit takut karena tatapannya yang menyeramkan itu membuat kakiku sedikit gemetar. "anu..saya hunter, ini formulir untuk meminta ijin dari anda.." Josef masih memandangku dengan tajam namun kali ini dengan tatapan heran. "heh. masih 15 tahun .. berani juga kau nak.." "putraku yang masih 15 tahun saja tidak berani pergi keluar sendirian.." ia lalu memegang lenganku. "lihat saja lenganmu yang kurus ini... hah..kau ini masih anak-anak.." sebenarnya aku sangat tersinggung. tapi kudiamkan saja. "jadi dimana.. letak para gawolf itu?" "hoo..gawolf, mereka adalah serigala yg tidak biasa,mata mereka merah menyala. mereka senang berkelompok di kawasan hutan..." "ah pergi saja ke arah timur.. kau lihat bukit-bukit itu? cobalah kau capai wilayah itu.." kupandang sejenak perbukitan itu. sebuah bukit yang tidak begitu tinggi namun terasa curam dan dikelilingi hutan yang cukup rindang. "oh begitu... baiklah" "hei.. kau benar-benar ingin sendiri ke sana ?" aku memandang heran.ia kembali memasukan cerutu ke dalam mulutnya. "meski gawolf adalah makhluk lemah diantara para monster, mereka tetaplah berbahaya.." "mereka tidak punya otak,hati dan belas kasihan.. jika kau ragu,kau akan mati !" "terima kasih atas saran anda, saya kira saya bisa menjaga diri.." jawabku tenang. "ho..? sepertinya kau menganggap enteng peringatanku.. baiklah..jaga dirimu .." aku mengangguk pelan. ya,aku sudah mempersiapkan diri bertahun-tahun berlatih keras. tentu saja aku tidak ingin mati konyol,tapi aku percaya bahwa aku bisa. petugas yang lain membukakan pintu gerbang. jalan setapak diantara padang rumput membentang di depan mata. "hmm,aku harus kembali sebelum gelap,kurasa terlalu berbahaya jika berdiam disana terlalu lama.." kaki pun melangkah meninggalkan pintu gerbang. < Noon, 2 P.M > akhirnya aku tiba di hutan itu. banyak julukan penduduk bagi hutan tersebut,Goblin Forest,Eastern Forest. kudengar terdapat koloni goblin jauh di pedalaman hutan. entah benar apa tidak. suasananya cukup sunyi. aku sendiri heran, apakah mungkin tidak ada hunter lain yang mengambil quest ini? hanya ada hewan-hewan liar tidak terlalu berbahaya,kemanakah semua monster pergi? apakah mungkin mereka semua bersembunyi di sarang mereka. mendadak terdengar suara dahan berdesik, "monster liar? angin? hewan hutan?" pikirku. kukeluarkan pedangku dalam posisi siaga. suara itu makin keras. kuperlahan mendekatinya. "WUUUUUTTTTTT!" aku melontarkan diri untuk menghindar. kulihat seekor makhluk besar menyerupai kucing berdiri di hadapanku. "monster ?" makhluk kucing itu hanya memandangku. aku semakin memegang erat pedangku. berjaga-jaga untuk serangan mendadak. suaranya makin keras menggeram. rasanya jantungku berdetak makin cepat. "wuttttt !!" "graaaaaaaaawllll " dia menubrukkan tubuhnya ke arahku. kucoba menahan namun aku malah terjembab di atas tanah. kedua kakinya menekan pedangku namun aku terus berupaya untuk menahan. ia memperlihatkan taringnya yang tajam. serta nafasnya yang makin liar. "ini tidak bagus.." tiba-tiba terpikir sebuah ide. aku mencoba menendang perutnya. dia sedikit mundur namun tidak begitu banyak bergerak. aku mencoba sekuat tenaga untuk mendorongnya. "ughhhhhhhh!!!" monster kucing itu mengendur. aku mengambil kesempatan untuk mencabu belati di belakang pinggang dan menusukkan di badannya. "GRAAAAAAAAAAWWRRRR!!!" makhluk itu menyingkir. aku bangun dengan susah payah. kurasakan dia semakin kuat untuk ingin memangsaku. sial,pikirku. bertemu goblin saja tidak,kenapa harus melawan makhluk mengerikan seperti ini. makhluk itu mengambil ancang-ancang dan melompat penuh tenaga. tapi kali ini aku sudah siap,aku sedikit memiringkan badan sambil menebaskan pedang ke badannya. darah mengucur deras. "GRAAAAAAAAAAAWWWWRRRR!!!!!!!!" makhluk itu terluka namun dia tidak tampak kesakitan. dia mengambil ancang-ancang kembali. kali ini lebih cepat,aku hanya sanggup berkelit. namun aku salah duga, makhluk itu langsung berbalik arah dan mencoba menubrukku dari belakang. "sial!" aku tahu aku tidak bisa menghindar. "JLEBBB! JLEBBB!" dua buah anak panah meluncur mengenai bagian leher makhluk itu. dia jatuh sebelum berhasil mencapai diriku. "hei..kau tidak apa-apa..?" seorang gadis berambut putih panjang menghampiriku. ia memakai armor yang eksotik,sehijau zamrud. tangannnya membawa sebuah panah dekoratif. "yah.. terima kasih.."jawabku gugup. wajar karena aku belum pernah bertemu gadis secantik dia. dia tersenyum manis. lalu memandang ke arah makhluk tadi. "syukurlah,dia sudah tidak dapat menyerang siapa-siapa lagi.." "makhluk apa itu?" tanyaku. gadis itu menoleh. "itu adalah Cathyloph,monster kucing pemangsa .." "aku tidak pernah melihat monster seperti itu.." "itu wajar,Cathyloph adalah makhluk kelas tinggi.." dia lalu memandangku tajam. "hei tunggu, kau hunter ?" aku mengangguk. "hmm.. berapa levelmu ?" "aku hunter level C" jawabku polos. "wow,..seorang pemula mengalahkan Cathyloph.. itu luar biasa!" "ah tapi bukankah kau yang membunuhnya.." gadis itu mendekati cathyloph dan mencabut anak panah yang menancap di leher makhluk tersebut. "memang, tapi kau melukainya duluann.." "jika kau tidak melukainya,dia pasti menghindari panahku dengan mudah.." "ya,.. mungkin.." "kau tahu berapa harga buruan cathyloph ? 50.000 Rmidollar.!" aku terhenyak. makhluk itu dihargai begitu besar sekali. itu sama saja aku memburu erogoblin 50 kali. "yah,kau memang hunter pemula.."dia tersenyum lebar. "baiklah,kau boleh memperoleh 40 %nya.. bagaimana ?" aku terkejut. siapa gadis ini? kudengar para hunter adalah orang-orang egois. dia.. dia terlalu baik. "setuju..40%.."jawabku tergugup. "deal! kalau begitu kita harus membawa kepala monster ini sebagai bukti.." "haruskah?" sebenarnya aku tidak suka jika harus membawa bagian tubuh monster. lebih baik membawanya secara utuh. "tentu,kau tahu kan.. tidak mungkin membawa seluruh bagiannya?" aku mengangguk setuju. < noon, 3 A.M > kami pun keluar dari hutan bersama-sama. "oh iya, siapa namamu ?"tanyanya di tengah perjalanan. "aku Luc.. Luc Falbringer" "salam kenal Luc..namaku Luna.. Luna Cresentia.."Luna Cresentia,aku akan mengingat nama itu. "nama yang indah.."kataku pelan. sebenarnya itu refleks saja sih. "hoho terima kasih.." jawabnya sambil tersenyum manis sekali. rasanya seluruh wajahku memanas,aku jadi malu sendiri. oh bodohnya aku,umpatku dalam hati to be continued.
Terakhir diubah oleh shikami tanggal 2012-07-14, 08:34, total 1 kali diubah |
| | | 2012-07-10, 01:37 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
fly-man
Poison Elemental Anak Cantik
Posts : 917 Thanked : 11 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Artist
Awards:
| Sial dan Untung, siapa tahu? Roland n Rich baca ya Tak perlu waktu lebih dari 1/2 jam untuk menyebrangi hutan gelap menuju area perburuan bagi para goblin yang sedang bersemangat. "Lihaaat!! Ada rusa gemuk di sana!!" ujar salah satu Cuk Goblin. Aneh bagiku seekor rusa berdiri sendiri tanpa kawananannya di malam hari seperti ini. Dari pengalaman berburuku yang sudah cukup lama biasanya seekor rusa selalu bergerombol apa lagi di malam hari, mereka kan menekukan kakinya, lalu memejamkan matanya. Tanpa aba - aba Cuk Goblin tersebut langsung lari dengan batu besar ditangannya, wajahnya sangat gembira hingga tak tega mulutku untuk sekedar berkata tunggu. Darah, ya betul sekali, darah tiba - tiba menggenang di tanah. Kaki Goblin bahagia itu terkena panah, ku dengar teriakan girang dari arah sebrang . "1 Goblin!! huahahhaha.. tak ku sangka bisa semudah itu " ujar sesosok manusia berpakian putih dengan kain merah bergambar lambang kerajaan Eremdia yang bergantung dari lehernya. "Ah sial kau dapat duluan", ujar sosok lainnya yang tampak sedikit kecewa. "Tenang saja sobat, setelah ini akan banyak buruan kita kemari, mereka pasti tidak terima kawannya kita lukai " , Ujar manusia biadab yang menembak kawanku tadi dengan senyum sinis. "Berputar" , bisikku perlahan sekali agar 2 sosok manusia tadi tak mendengar. Para Cuk Goblin yang menahan marah menuruti perintahku. Berhadapan dengan 2 orang Hunter baru itu mudah bagiku, hanya saja dengan melakukan penyergapan dari arah lain itu akan menyebabkan lebih sedikit luka. kini kami sudah bersiap di balik pohon yang tepat berada di belakang 2 sosok Hunter tersebut. Seekor Cuk Goblin maju tanpa aba - aba sudah tak sanggup menahan amarahnya melihat temannya kehabisan darah karena kakinya kena panah. Sontak saja temannya yang lain ikut maju. Puluhan anak panah datang dari langit malam yang gelap, beberapa Cuk Goblin berjatuhan, ternyata kedua orang hunter tersebut sudah di back-up oleh puluhan kawannya di belakang. Para Hunter itu maju sambil berteriak - teriak mengangkat senjatanya bersiap membantai para Cuk Goblin yang masih sanggup berdiri. Aku berlari sekuat tenaga menuju medan laga. seorang hunter hampir menusukan pedangnya tepat di kepalaku, namun gerakan tanganku jauh lebih cepat. Gadaku membuat kepalanya terpental jauh berpisah dengan tubuhnya. para hunter lain langsung mengalihkan serangan mereka terhadapku, namun para Cuk Goblin yang masih berdiri dengan sigap menyerang mereka dari belakang, Perang kecil terjadi, aku mengamuk sejadi - jadinya. Luka tusukan di perut serta beberapa goresan di tangan terasa langsung terobati ketika aku melihat bola mata para hunter yang sudah jauh dari hudungnya, kepala yang berjatuhan, atau sekedar otak yang tak terasa terinjak membuatku semakin bersemangat. 10 Menit berlalu, mungkin sekitar 20 Hunter mati malam ini. dari pihak kami 5 ekor Cuk Goblin mati dan 2 ekor tak mampu berdiri karena luka parah, 15 Cuk Goblin lainnya ku perintahkan segera pulang membawa kawannya yang terluka. Aku maju sendiri untuk membawa rusa jebakan tadi, setidaknya akan ada hal baik dalam setiap keburukan. Dalam perjalananku menangkap rusa aku melihat seorang hunter tersisa berusaha lari ke balik pepohonan untuk bersembunyi dari pandanganku. Terlambat, lariku begitu cepat, aku melupakan soal rusa buruan itu. Aku melompat dan menindih pundaknya, ku lepaskan pelindung kepala yang ia kenakan, "Ah dia", ujarku dalam hati. Dia yang memanah Cuk Goblin pertama, yang tertawa terbahak - bahak akan terlukanya temanku. Aku sungguh beruntung bisa melaukan ini. Aku benturkan kepalanya berkali - kali ke baru besar yang menempel di tanah, perlawanan yang awalnya cukup merepotkan makin benturan makin melemah, hingga saat benturan terakhir yang menyebabkan sukar dibedakannya antara bagian muka dan belakang kepala, aku hentikan tindakanku, ku tarik lepas kepalanya dari tubuh. Untuk dibawa pulang sebagai oleh - oleh untuk goblin yang kakinaya terpanah tadi, pasti dia akan senang mendapat koleksi tengkorak baru fikirku. nafasku terengah - engah, aku balikan badanku.. ah.. ada sesuatu yang mengusikku, aku merasakan kehadiran manusia lainnya. Saat aku menoleh ke belakang aku melihat sesosok manusia yang sedang memetik jamur. Ini pasti hanya akal - akalannya untuk mengecoh kami lagi. Aku langsung menyapanya dengan kepalan tangan memegang gada besar, dan pertarungan pun berlangsung sengit. ------------------------------------------------------------------------------------------- Aku tersadar saat cahaya fajar matahari membelai wajahku dengan lembut, aku pulang... pulang dengan perasaan malu,... malu telah kalah dari manusia,... malu karena tidak bertarung hingga mati... dan malu karena pulang dengan tangan kosong.. -------------------------------------------------------------------------------------------- "Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa..." Seekor goblin wanita berteriak kaget melihat 2 sosok manusia berada di rumahnya. Kedua sosok manusia tadipun berteriak tak kalah keras, tak kalah kaget. Sontrak saja Goblin - goblin lain datang. 40 goblin banyaknya yang tinggal di Goa tersebut. Tanpa basa basi mereka menghajar kedua orang tersebut, dipukuli, digigit dan, dan "Dan kita dapat makanan tambahan sore ini", ujar salah seorang goblin. suara langkah kaki yang berat terdengar dai mulut Goa, selueuh pandangan goblin was-was khawatir ada penyergapan berikutnya, mereka terkejut melihat salah satu Hangtulah datang dengan banyak luka. "Aku Pulang", ujar Hangtulah tersebut. |
| | | 2012-07-10, 09:03 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
Signus Sanctus Newbie
Posts : 69 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| Chapter II Link-------------------------------------------------------------------------- Chapter III : Blood of Gratitude Aku terus berjalan mengarungi padang sabana yang luas membentang ini, mencari tempat peristirahatan yang layak, setelah memenuhi tempat ini dengan lautan darah yang luas dari kumpulan Wild Beast yang berkelompok untuk menjadikanku makanan mereka. Aku tiba di sebuah Windmill, dimana seorang wanita sedang duduk bersandar di windmill tersebut, dalam kondisi sekarat. "Hey kamu... maukah kamu kemari sebentar...?" Sepertinya dia adalah salah satu hunter yg sedang menjalani misi entah apa itu. "Apakah kamu juga seorang Hunter....?" Aku hanya bisa menganguk, diam menatap kondisi Hunter tersebut. "Syukurlah, aku ingin minta tolong padamu...." Wanita itu menyerahkan License dan sebuah kotak hadiah kepadaku "Titipkan itu kepada Bar Mistress Leila di Eremidia's Bar di Center Block..... dan sampaikan pesanku padanya.... 'Maaf, aku tidak bisa memenuhi janjiku padamu'......" Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Hunter itu langsung tewas seketika, namun aku tidak sedikitpun merasa simpatik padanya, bersamaan dengan itu aku memeriksa isi tasnya untuk menemukan sisa - sisa item yang ia tidak sempat gunakan untuk keperluanku sendiri, dan kembali aku meneruskan perjalanan. "Tidak ada salahnya untuk pergi ke Eremidia yang dia bilang...." Dan aku melanjutkan langkahku menuju Eremidia *** Perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan itu membuatku sedikit menyesali pilihanku untuk datang ke Eremidia ini, tapi karena aku sudah sampai di depan gerbangnya, tidak ada salahnya untuk masuk "Berhenti!!" Aku dihentikan oleh seorang pengawal, ia terlihat berpakaian sangat lengkap dan berbahaya, tidak biasanya untuk seorang penjaga berpakaian rapi dan lengkap seperti itu. "Atas tujuan apa anda kemari?!" Aku mengambil sebuah surat dan dua Hunter License, satu milikku dan satu lagi milik hunter yang sekarat waktu aku melewati Windmill "Aku mendapat pesan dari seorang hunter yang sekarat di sekitar windmill di daerah barat untuk mengantarkan ini pada kenalannya di bar kota ini...." "License ini....!! Ukh...." Pengawal itu terlihat sangat sedih mendengar berita kematian Hunter tersebut "Dengan ini kita kehilangan 1 Hunter terbaik lagi...." Aku tidak terlalu peduli dengan kondisi Hunter tersebut, aku hanya ingin segera masuk dan beristirahat... "Maaf aku sudah mencurigaimu, sekujur tubuhmu penuh dengan bau darah yang pekat, kukira kamu adalah Junker" "Junker?" "Ya, mereka adalah pencuri buruan yang akhir - akhir ini sering sekali mencuri hasil kerja keras dari seorang Hunter, bahkan mereka tega membunuh Hunter itu sendiri dan mencuri hadiah yang seharusnya ditujukan untuk para Hunter tersebut, sebaiknya kau juga berhati - hati" Aku tidak perlu memikirkan hal - hal yang tidak terlalu penting seperti itu. "Ah maaf, sebagai rasa terima kasih dan maaf, aku akan mengantarkanmu berkeliling sekitar Eremidia ini, ini pertama kalinya kah kamu di Eremidia?" Aku cukup menganguk melihat kondisi mulai berpihak padaku... "Namaku Ernest, aku adalah salah satu Guard General yang ada di Eremidia ini." Guard General, pantas pakaiannya sangat resmi, grand, dan berwibawa. "Panggil saja aku Phoenix...." "Phoenix... The Immortal Bird Phoenix, haha, nama yang hebat!" Aku tidak mau menggunakan nama Suzaku, sebelum aku tertangkap basah menyerang Guard General seperti dia.... *** Biasanya aku tidak begitu peduli dengan apa yang ada disekitarku, tapi Eremidia sendiri memiliki pesonanya tersendiri, 5 block besar yang membagi tiap kota tersusun rapi dengan penjagaan yang terlihat strict namun tidak mengekang, begitu pula penduduknya yang terlihat menikmati pekerjaan mereka masing - masing di kota ini "Kota ini terbagi menjadi 5 block, Eastern Block, Western Block, Nothern Block, Southern Block, dan Center Block, dan yang sering menjadi tempat kunjungan adalah Centar Block.." Aku terus mendengarkan ocehan General Ernest yang cukup singkat namun jelas, tidak ada salahnya untuk mendapatkan informasi yang cukup. "Untuk Hunter Guild sendiri terletak di Center block. dan Bar yang akan kita kunjungi terletak di Center" *** Aku hanya bisa menatap wajah Mistress Bar ini, yang sepertinya adalah kakak dari Hunter yang waktu itu kudatangi, dan merasakan beratnya suasana bar saat itu, ketika mendengar kematian Hunter tersebut. Dan saat itu juga wanita itu menatapku sambil menahan airmatanya... "Phoenix kah? Terima kasih kamu mau menerima permintaan terakhirnya sebelum kematiannya, aku sungguh berterima kasih..." Aku hanya diam menatapnya, tanpa bisa memahami mereka yang terlihat sangat terpukul atas kematian Hunter itu. "Untuk hari ini, bagaimana kalau kamu menginap disini terlebih dahulu, untuk seterusnya pun tak apa - apa?" "Bolehkah?" "Tentu saja boleh, sebagai rasa terima kasihku padamu, ah iya, namaku Leila, salam kenal, Phoenix~" Aku hanya terdiam termenung menyaksikan pemandangan tersebut tanpa tahu apa yang harus kukatakan. To be continued...
Terakhir diubah oleh Signus Sanctus tanggal 2012-07-12, 12:16, total 4 kali diubah |
| | | 2012-07-10, 09:24 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
LowlingLife Administrator
Posts : 2000 Thanked : 25 Engine : Multi-Engine User
Awards:
| @ om signus : Bentar. Itu yang sekarat wanita atau pria? - Quote :
- Aku tiba di sebuah Windmill, dimana seorang wanita sedang duduk bersandar di windmill tersebut, dalam kondisi sekarat.
sama - Quote :
- Lelaki itu menyerahkan License dan sebuah kotak hadiah kepadaku
|
| | | 2012-07-10, 09:35 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
Signus Sanctus Newbie
Posts : 69 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| Holy sh*t, thank you LowlingLife *Edited - Spoiler:
Gara2 tadinya mau laki, ta' ganti cewe
|
| | | 2012-07-10, 11:21 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
NachtEinhorn Robot Gedek Galak
Posts : 1274 Thanked : 9 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
| Chapter 1: Another Era?Kepalaku masih pusing saat aku terbangun. Kutengok kiri kanan, yang ada hanyalah rumput lebat dan pohon. "Ini dimana..?" gumamku setengah sadar. Sepertinya aku berada di tengah hutan. Tiba tiba aku teringat kejadian sebelum aku bisa "tertidur" di tengah hutan ini. Aku menancapkan /Buster ke core Grausamme, lalu... lalu... "SELPHIE!" teriakku seketika. Mataku yang masih setengah tertutup tiba tiba terbelalak. Aku melihat sekeliling lagi, yap, ngga ada siapapun. Tangan kananku terasa menggenggam sesuatu. Saat kutengok, kulihat /Buster, sedikit retak. Aku mencoba duduk, saat tiba tiba terdengar teriakan di balik semak semak, "PERUSAK ALAM! BUNUUUUUUUUUUUH!".Terkejut, aku seketika berdiri, bersiap dengan fight stance ku seperti biasa. Dibalik semak semak itu muncul seekor goblin kumal, berlari dengan pisau batu kearahku. Dengan sigap kutangkis dengan /Buster, akan tetapi... "Drache Kinha..." "PRANGG" Berhasil ditangkis sih berhasil, tetapi disaat yang bersamaan /Buster pun terpecah menjadi 2, karena retak tadi. Goblin itu dan aku sama sama terkejut. "Awawawa... " Melihat senjataku rusak, Goblin itu tersenyum, lalu berteriak "KALI INI KAU AKAN BENAR BENAR MATI MANUSIAAAAA!" sambil mencoba menyerangku lagi. Mencoba tenang, kumasukan lagi /Buster yang patah ke sarungnya sambil menghindar, lalu menyiapkan tangan kananku untuk serangan berikutnya. Melihat serangan keduanya juga gagal, Goblin itu mulai kesal, dan mencoba menyerang lagi. Aku menyiapkan kuda kudaku, menarik tangan kananku sambil mengumpulkan spirit. "TERIMA NASIBMU MANUSI... KENAPA TANGANMU BERCAHAYA?! APAPUN TRIK ITU, KAU AKAN TETAP MATI! HYAAAAAAAAAA!" "Heaven and Earth One Strike Sure Kill! Drache Kinhakken, Barehand Special!" Seketika kugenggam perut buncit Goblin itu dengan tangan kananku, kusalurkan paksa spirit yang sudah kukumpulkan ke tubuhnya. Goblin itu berteriak kesakitan. Dengan tampang slenge'anku, seperti biasa, aku berteriak "Kukutuk kau dengan mencret selama 7 hari 7 malam! Pergi dari hadapanku dan jangan pernah kembali lagi! Explosive Diarhea END!" lalu kupentalkan goblin itu dengan ledakan energi yang tersisa dari tanganku. Memegang perutnya, goblin itu mencoba menyerangku lagi, akan tetapi... Rasa sakit yang amat sangat terasa dari perutnya, menandakan dia perlu pup. Tersujud, dengan kesal ia berteriak "SIALAN KAU MANUSIA! UUUUOOOOH!" lalu suara2 "bom meledak" pun terdengar. Aku meninggalkan area itu, sedikit jijik. Setelah sedikit berjalan, keluar dari hutan tersebut, akhirnya aku menemukan sebuah kota, dikelilingi tembok batu. Suasana medievil terasa kental sekali. Bahkan Penjaga Gerbangnya juga mengenakan baju besi yang terlihat cukup berat. Saat aku akan memasuki kota, Salah seorang penjaga memintaku memperlihatkan Pass. Aku langsung memperlihatkan Kartu Anggota Velchen Guild kepada mereka. Setelah beberapa saat, Penjaga itu memasang tampang garang. "Apa apaan ini?! Kamu pasti seorang Junker! Ikut kami!" katanya sambil menyeretku "Hei hei! Time out! kamu minta pass, aku beri itu. Bukannya Kartu itu bisa dipakai sebagai Pass di mana saja?!" " Kamu sinting ya nak? Tidak ada Guild bernama Velchen di Erimidia!" jawab penjaga itu. Eremidia... Wait! Ini bukan Festiana maupun Zelute?! Lalu, apakah ini? Era Baru yang lain lagi? atau... Dengan pasrah, aku, Schneide Vanzelt, diseret oleh penjaga untuk diinterogasi... To Be Continued |
| | | 2012-07-10, 14:54 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
richter_h Salto Master Hancip RMID
Posts : 1705 Thanked : 30 Engine : Other Skill : Skilled Type : Developer
Awards:
| The Tale of Vent McGraves Chapter IIIKlik to Chapter IIKlik to Pembantaian Babi Liar dan Seorang Wanita oleh Seorang Petarung Tak Dikenal"Beneran?" Vent hanya heran dengan cerita salah satu pemburu yang kebetulan nongkrong di bar. Cerita tentang pembantaian babi liar dan pembunuhan sadis seorang wanita di sisi lain kota dengan cepatnya merebak ke seluruh penjuru kota. Menurut kabar burung itu pula, kota aman dari serbuan babi liar yang mengamuk ke arah kota berkat seorang petarung yang tidak diketahui darimana asalnya. Dia menghadapi kawanan babi liar ngamuk itu sendirian dan tidak terluka segorespun. Namun, tiba-tiba dia malah membunuh salah seorang wanita setelah melindungi kota dari kawanan babi liar. "Ente cerita seperti orang mabok lima botol bir saja..." Vent tidak percaya dengan cerita itu. "Ane tidak percaya dia bisa menghadapi kawanan babi liar itu sendiri, selama ane enggak lihat sendiri aksinya di depan mata." "Kau yang pemabuk pun tidak percaya, kita apalagi..." Seisi bar rame hanya karena cerita itu. Ada yang nanggapin serius, ada juga yang tidak percaya, ada juga yang tidak peduli dengan cerita itu. Vent sendiri terus mendengarkan cerita dari pemburu itu sepanjang malam, disamping beberapa cerita yang pernah diceritakan sebelum Vent datang ke kota Eremidia. Kota ini memang unik, menarik dan pantas untuk ditinggali beberapa saat, menurutnya... -- Besoknya, dia jalan-jalan ke tengah kota. Dia heran kenapa banyak orang--dengan perlengkapan dan pakaian layaknya pemburu betulan berkumpul di sana. Dia iseng-iseng masuk ke kerumunan dan melihat beberapa poster dan berita dinding di tempat itu. Mereka sebut tempat itu dengan nama 'Quest Hunter,' tempat mencari pekerjaan bagi para pemburu. "Ah, kamu baru disini, ya?" Tiba-tiba seorang gadis muda, berambut hitam sebahu dengan perlengkapan berburu menyapa Vent yang bengong dengan poster dan berita dinding itu. Gadis itu hanya heran dengan tatapan sedikit kurang ngeh, karena Vent sedang memegang botol bir saat membaca berita dinding. "Eh, ente salah satu 'hunter' itu ya? ...hmm. Ane jadi inget seseorang di tempat asal ane..." "Memang, aku adalah Hunter. Sekarang kota lagi butuh banyak tenaga untuk memberantas monster-monster yang semakin banyak bermunculan di sekitar kota. Aku baru saja dapat lisensi Class B." "Kelas B?" "Iya. Memang begini sistemnya. Pertama, aku punya lisensi Class D, lalu naik ke Class C, dan sekarang Class B. Makin tinggi Class-nya makin jago si Hunter itu." Gadis itu lantas menjelaskan apa saja yang ada dan pernah dia dapatkan selama menjadi pemburu. Dia juga menjelaskan bagaimana sistem kerja di Quest Center, membuat Vent hanya diam dan mendengarkan dengan seksama. Dia juga menjelaskan apa saja yang ada di kota; tukang tempa, toko persediaan stok barang, toko perlengkapan, sampai penginapan dan bar yang Vent sudah tau. "Menarik juga sih," Vent tertegun setelah mendengar penjelasan dari gadis itu. "Tapi ane belum tertarik jadi pemburu. Ane masih punya buruan sendiri di alam liar sana, dan bunuh membunuh bukan gaya ane." Vent lantas berjalan kembali, melihat-lihat apa saja yang ada di Quest Center itu. Tidak lupa, dia memberi semangat pada gadis muda itu, karena mungkin saja dia tidak bisa melihat matahari esok pagi. "Semoga leluhur bisa memberi petunjuk ke ente." Gadis itu hanya heran. Kenapa dia bicara seperti itu, katanya. -- Setelah dari Quest Center, dia berniat untuk mencari bahan racikan lagi, namun dia mendengar dari salah satu penjelajah yang tadi malam nongkrong di bar ada tempat dimana dia bisa mendapatkan beberapa rumput-rumputan dan tanaman unik bernama White Barley alias Barley putih yang langka. Tempat itu ada rada jauh di timur kota, di kedalaman hutan. "Semoga ane bisa dapat bahan yang bener untuk minuman dewa..." Klik to Chapter IV
Terakhir diubah oleh richter_h tanggal 2012-07-10, 19:32, total 1 kali diubah |
| | | 2012-07-10, 14:56 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
McPherson Senior
Posts : 777 Thanked : 7 Engine : Multi-Engine User Skill : Intermediate Type : Mapper
Awards:
|
The Seeker of Legendary Swordman Episode 01 : "Pemuda ahli pedang ambisius dari negeri asal Sakura. " Part 1 Location : South East of Eremidia, Faleon City. "Keluar!! " - Teriak seseorang bertubuh besar dan berjenggot juga berkepala plontos, sambil memegang sebuah wajan berukuran besar. Tampaknya seperti seorang koki. "Ugh! " - Seorang remaja terjatuh karena didorong oleh koki tadi, dan ia mengenakan kaos berwarna oreng. "Jangan pikir kau bisa makan di sini lagi dengan gratis! " - Teriak lagi koki tadi. "Ah, tidak apa-apa, saya sudah bersyukur dapat makan satu mangkok di sini. " - Kata seorang remaja tadi dengan wajah senyum. "Dasar bocah! Pergi kau! " - Koki kembali marah, sembari kembali lagi ke dalam. Setelah itu, remaja tadi bangkit berdiri, lalu menyapu pakaiannya yang kotor karena terjatuh, dan bergegas untuk melanjutkan perjalanannya. "Huff.. Syukurlah masih bisa dapat satu mangkok makanan, hehe.. " - Kata remaja tadi, sambil menengok ke arah langit. Dia merupakan seorang remaja berusia 17 tahun, yang bernama Kotaro. Ia sangat berambisius, dan seorang ahli pedang, Ia juga sedang mencari seseorang yang sangat ia pujai dan sambil berusaha memperdalam ilmu pedangnya dalam perjalanannya di negeri Eremidia. Gambar character Menyusul Ia melanjutkan perjalanannya dengan berkeliling kota Faloun. Menurutnya, ia yakin akan menemukan sebuah petunjuk tentang keberadaan seseorang yang ia cari, sebab ia merasakan auranya di sini. Tapi ia juga menyadari, kalau ia perlu uang untuk keperluan makanannya. Oleh karena itu, ia pun berjalan mencari perkerjaan. "Aih, dimana yah saya bisa mendapat perkerjaan? " - keluhnya. Tiba-tiba, ia mendengar ada suara teriakan untuk meminta tolong. "Tolong!! Ada perampok! " - Teriak seorang warga kota sambil mengejar perampok tersebut. "Ah, dia yah! Tunggu, aku akan menangkapnya! " - Kata Kotaro dngan smangat. Kotaro mengejarnya dngan kecepatan tinggi. Cuman dalam hitungan detik, perampok itu terkejar. Dan cukup dngan memakai sarung pdang, ia dapat menjatuhkan perampok tsb. Perampok itu juga menjatuhkan uang yang ia rampok. "Urgh. Sial! Awas kau yah! " - Kata perampok itu dngan kesal, sambil bangkit berdiri dan kabur, namun uangnya ia tinggalkan. "Terima kasih! Oh yah, apakah kau adalah seorang Hunter? " - Ucap seorang warga tadi, dengan perasaan terkagum-kagum. "Hunter? Apa maksudmu? " - Tanya Kotaro, sambil mengembalikan uang tadi. "Ah, rupanya kau dari negeri jauh yah? " - Ucap warga tadi. "Baiklah, akan kuberitahu apa saja yang perlu kau ketahui di Negeri ini. Sebelumnya, ijinkan aku memperkenalkan diriku, namaku Tony, dengan gelar Sir, aku adalah seorang bangsawan di kota ini. Entahlah apakah karena gelar ini, aku jadi sering dirampok, hahaha.. Ikutlah aku ke rumahku. " - Ajak Tony pada Kotaro dngan ramah, sambil menunjukan arah kereta kuda miliknya. Bersambung..
by mobile. |
| | | 2012-07-10, 16:22 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
NachtEinhorn Robot Gedek Galak
Posts : 1274 Thanked : 9 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
| Chapter 2: Welcome to the CityAku diseret ke ruang interogasi. Disana menunggu Kepala Sipir dengan muka mirip gorila plus jenggot yang tebalnya minta ampun. Sesekali ia menggaruk perutnya yang buncit. Ia menatapku dengan sinis. Setelah berbicara dengan anak buahnya, ia mulai mengintrogasi diriku. "Jadi kamukah Junker tolol yang berniat mengacau di dalam kota?" "Heee? Junker? Ap.." *PLAAAK!* Belum selesai aku menjawab, Gorila gemuk itu menamparku. "Kamu berani ya... Minta dijeblosin ke penjara bawah tanah?!" Pipiku terasa panas. "Ouch, Sakit tauk!" rintihku, sengaja, memancingnya agar lebih naik darah lagi. "Heh, Bocah ini berani rupanya" Gorila itu mulai memukulku lagi. ditengah tengah penyiksaan itu, seorang penjaga tiba tiba masuk ke ruangan. Kepala Sipir menghardiknya "Ada Apa?! Kau tidak lihat aku sedang sibuk?!" Aku mulai nyeplos lagi "Sibuk bercinta?" Yang kudapat adalah 1 pukulan di punggung. Wajah penjaga itu memucat, dan berkata pelan " Ketua, setelah melakukan pelacakan lebih lanjut, dia bukanlah Junker yang kita cari. Pass nya mungkin aneh, dan bukan Pass Eremidia, Tapi dia tidak terdapat di list Junker yang kita cari". "Begitukah?" jawab sang Kepala Sipir. "kalau begitu bawa keluar orang ini!" Dengan dipapah penjaga tadi, aku berjalan terhuyung keluar. "Maaf ya, Kepala Sipir kami memang terkenal kejam" "Ahaha, sudah biasa" jawabku menahan sakit di sekujur tubuh. "Pakaianmu aneh. Kamu bukan dari sini ya?" tanyanya lebih lanjut, mengamati pakaianku yang jadi compang camping. "Yap, aku berasal dari suatu tempat yang amat jauh" "Kalau begitu, selamat datang di Erimidia" katanya. Penjaga itu mengantarku sampai ke dalam kota. Saat aku hendak pergi "Tunggu!" sahutnya. "Kamu pasti tidak punya uang untuk saat ini kan? ambil ini, kamu akan membutuhkannya, hitung hitung permintaaf maaf atas perlakuan kasar Bos kami" katanya sambil memberiku sekantung uang. Nah, sekarang, kemana aku harus pergi? Setelah kuhitung uang tadi hanya cukup untuk membeli 1 set pakaian (karena pakaianku udah "beyond repair"), makan dan menginap beberapa malam, dan aku harus mencari senjata baru karena /Buster patah. Pada malam hari, kumasuki sebuah bar untuk mencari makan. Hiruk pikuk merajalela di dalam bar itu, kudengar ada seseorang berhasil menahan kawanan babi liar... dan membunuh seorang gadis setelahnya. Reaksi orang orang di bar itu berbeda, ada yang merasa orang ini gila, hebat, dsb dsb. Ada juga pemabuk dengan dialek aneh yang tidak percaya akan hal tersebut. "Pembunuh ini menarik" gumamku. Keesokan harinya, aku berkeliling kota lagi, dan melihat ornag orang mengerumuni 1 papan pengumuman. Aku mencoba melihat papan tersebut, ternyata penuh dengan poster2 request buruan. "Hei" sesorang menepukku dari belakang. Ternyata penjaga kemarin. "Kau tertarik menjadi Hunter juga?" "Ah, kau nggak jaga gerbang? Dan aku memang seorang Hunter, S-Class..." "Aku sedang dalam masa istirahat. Dan kamu mungkin S-Class Hunter, dinegerimu. Tapi di sini, kamu harus punya Hunter Pass dulu" "Rueppooooooot... dimana aku bisa mendapatkannya?" Penjaga tersebut lantas menunjuk 1 bangunan mungil. "Terima kasih" Aku pun lekas menuju ke sana. Setelah aku mengisi formulir dan tetek bengek lainnya, akupun mendapatkan Hunter Pass Eremidia. Rank C. "Oke... sekarang waktunya cari duit!" Aku kembali ke papan pengumuman itu, dan melihat 1 pamflet quest rank C yang cukup menarik: "Wanted: 5 ikat White Barley. bayaran 5000 RMIDollar" Aku mengambil pamflet itu, menggenggam tanganku dan berkata "Mission Start!" To Be Continued |
| | | 2012-07-10, 17:44 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
LowlingLife Administrator
Posts : 2000 Thanked : 25 Engine : Multi-Engine User
Awards:
| Episode 1 - Failed Reunion10 A.M - MorningHuh.. Sampai juga akhirnya... Eremidia. Aku baru pertama kali melihat kota semegah ini. Benar-benar beda. Bangunan-bangunan menjulang tinggi ke angkasa seakan-akan berlomba untuk mencapai langit. Sepanjang mataku melihat banyak sekali orang lalu-lalang di jalanan. Oh ya! Aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Life. Aku datang ke kota ini dengan maksud untuk bertemu kembali dengan ke-2 sahabatku, Rei dan Clarissa. Mereka sudah seperti orang tua kandungku... Hehehe... Saat aku kecil mereka pernah datang ke desaku dan mengajariku berbagai hal. Bagaimanapun juga, aku sudah berjanji dengan mereka kalau aku sudah besar, aku akan menemui mereka di Eremidia. Aku masih ingat kata-kata mereka dengan jelas, "Temui kami di ibukota Eremida di bagian Barat. Kami akan menunggumu!" Mereka juga memberi tahuku untuk datang pada jam 10 pagi. =================================================================================== 12 P.M - Afternoon Sudah 2 jam aku menunggu... Lama sekali mereka datang. Apa mereka terjebak macet? Tiba-tiba dari kejauhan aku melihat sesosok pria yang memakai jaket warna hitam. Siapakah pria itu? Pria itu mendekatiku sambil berkata : "Apakah anda yang bernama Tuan Life?" Aku tertegun. Bagaimana dia bisa tahu namaku? Dalam hati, aku berpikir tentang kemungkinan terburuk yang terjadi. Apakah dia diutus untuk membunuhku? Ah.. Jangan berpikiran negatif dulu. Akupun menjawab "Ya..." Pria itu langsung mengeluarkan sesuatu dari dalam jaketnya. "Ini, paket untuk anda. Paket ini sudah 10 tahun berada di kantor kami. Entah siapa yang mengirimkannya. Yang jelas paket itu memiliki pesan untuk dikirim setelah 10 tahun. Tidak ada nama jelas tentang pengirimnya. Kami hanya diberikan pesan untuk memberikannya kepada seseorang yang bernama Life. Katanya Ia akan berdiri di bagian Barat Eremidia pada jam 10. Kami kesulitan mencari anda karena hanya diberikan ciri-cirinya." Setelah memberikan paket itu, pria itu langsung pergi. Hm.. Paket? Dari siapa ya? Sepertinya aku merasa ada yang spesial dengan paket ini. 1 PM - Afternoon Aku langsung mencari tempat yang teduh karena matahari semakin terik. Aku masuk ke dalam suatu bar. Di papan rumor aku membaca bahwa ada seorang pemuda yang datang membunuh sekawanan babi liar dan katanya sudah membunuh seorang gadis. Sudahlah... Langsung saja kubuka paket itu. Hmm.. Tulisannya sudah mulai tidak bisa terbaca. R... E... I.. Rei? C... L... A... R... I... S... S... A...Clarissa? Dari Rei dan Clarissa!? Ada sebuah surat. - Quote :
- Kepada Life
Apa kabar? Kami baik-baik saja... Kalau kamu membaca surat ini, berarti sudah 10 tahun berlalu. Kami tidak sabar ingin melihatmu! Life, sebelumnya kami ingin minta maaf karena tidak bisa menemuimu secara langsung. Kami terpaksa menitipkan paket ini sehingga orang lain mengantarkannya karena sebenarnya kami sudah pindah ke negeri Vixephio. Kami bersama rekan-rekan kami lainnya mengikuti projek kerjasama Eremidia bersama Vixephio untuk meneliti tentang F.O.E.
Dalam paket ini terdapat kunci rumah yang dapat kamu tinggali. Di situ juga tertulis alamatnya. Saat kamu sampai ke rumah itu, cobalah buka brankas yang terdapat di kamar no. 2 dengan kode 1342.
- Dari Rei dan Clarissa. Hmm... Aku harus segera pergi ke rumah itu. Sepertinya ada yang tidak beres..... Mengapa sepertinya ada yang janggal dengan surat ini? To Be Continued...
Terakhir diubah oleh LowlingLife tanggal 2012-07-28, 22:37, total 1 kali diubah |
| | | 2012-07-10, 18:01 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
Signus Sanctus Newbie
Posts : 69 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| Chapter 3 Link------------------------------------------------------------------------------ Chapter IV : Cursed Love Aku membiasakan diri dengan kehidupan baruku tinggal bersama Leila, kebutuhan hidupku disediakan olehnya, dan ia selalu berada disampingku ketika aku sedang menyendiri, mungkin ia merasa kesepian dan ingin seseorang untuk menemaninya, jadi sebaiknya kulayani saja.... "Apakah kamu akan pergi?" "Pergi?" "Apakah kamu akan meninggalkanku lagi...?" Aku tidak begitu paham kenapa ia sama sekali tidak ingin aku meninggalkannya, namun akupun berterima kasih karena ia mau mengasuhku..... "Untuk sekarang aku belum ada niat untuk pergi kemanapun, tenang saja...." Ucapku "Terima kasih..." Aku melihat setitik air mata keluar dari matanya, dan aku tak mengerti arti dari air mata itu sendiri.... *** Aku mendatangi Hunter Guild dan menunjukkan Hunter License ku pada GuildMaster di tempat itu. "Rank C ya...? Untuk sekarang belum ada quest yang pas untukmu, maaf." "Kalau begitu, ada cara supaya aku bisa mendapatkan Quest level B?" "Sebegitu perlunya kah kamu untuk menjadi Hunter B Class...?" Aku hanya memandang tajam tanpa berbicara apapun. "Untuk menjadi B Class Hunter, kamu harus membayar 15000 Rmidollar dan mengikuti Trial tertentu." "Trial?" "Datangi sebuah dungeon di Eremidia bagian utara, disana kamu carilah GemStone of Vigor, jika kau berhasil membawa GemStone itu, kamu akan kunobatkan secara spesial menjadi B Class Hunter" "Secara Spesial?" "Biasanya satu - satunya ceremony yg resmi adalah dengan menyelesaikan beberapa Quest C Class, namun jika kamu mampu menyelesaikan Quest B Class yang sudah kamu bayar 15000 itu, kamu secara spesial akan kunobatkan sebagai B Class." "I see, easy enough~!" Aku tersenyum sinis mendengar informasinya, dan kukeluarkan kantong uang yang kuambil dari hutan burung tersebut, dan kulihat ada sekitar 50000 Rmidollar "Wow, uangmu cukup banyak?!? Benarkah kamu hanya seorang C Class Hunter?!?!" "Sumber penghasilan di dunia ini bukan hanya Hunting kan?" Senyum sinis ku makin melebar dan makin gelap sambil menyerahkan uang dan menerima Quest tersebut. *** Kutelusuri Dungeon yang cukup terjal dan berbahaya ini, karena langit - langit dungeon nya seakan mau roboh, diikuti dengan jebakan - jebakan maut yang sudah memangsa ribuan Hunter yang mencoba "Well, setidaknya monster - monsternya bukan sesuatu yang mengerikan seperti Condor, Garuda, dan lainnya" Diikuti dengan tumpukan Giant Rat, Spider, Scorpion, dan monster - monster lainnya. *whush~ Sesaat aku merasakan ada pergerakan orang dibelakangku... "Mungkin...." Namun aku tidak perlu menghiraukannya dan terus berjalan menyusuri Dungeon ini. *** Aku sampai di ujung dungeon dan kulihat permata sebesar badanku berujung diatas sana. "Dammit...." sambil aku menyumpat tiba - tiba seekor Troll Golem datang dari atas dan mulai menyerangku dengan membabi buta. "This is a B Class Quest?!?! You've gotta be kidding me, that's why many people are dying so easily....!" Sambil aku menghindari beberapa serangan golem tersebut, kuserang tangan dan kakinya, namun efeknya tidak begitu nampak karena kulitnya yang lebih keras daripada Garuda maupun Condor "Sepertinya sudah saatnya kulakukan ini..." Aku terus berlari menuju sebuah sudut dan kutebas sebuah dinding dekat situ... *SLASH'D!!!!! Dan aku berhasil melukai seorang wanita yang sedang bersembunyi di sudut ruangan tersebut. "ERIKA!!!!!!" Seorang lelaki berteriak dari salah satu sudut, dan itu memancing perhatian Troll Golem tersebut. "Hah! sudah kuduga, sesulit apapun Quest ini, mustahil tidak ada satupun yang berhasil menyelesaikannya, ternyata ini ulah kalian kan, Junker?" Senyum sinis ku melebar tak tertahankan, wanita yang baru saja kulukai itu memasang muka ngeri dan takut terhadapku. "Sebaiknya kau tolong partnermu melarikan diri dari Golem sialan itu, sementara aku membawa Vigor Gem ini dulu" Ucapku sambil berlari mengutamakan pendapatanku sebagai Hunter, sambil tersenyum sinis melihat Junker lelaki itu sedang sekarat setelah menerima serangan telak dari Troll Golem tersebut. Setelah kulihat - lihat lagi, ternyata ada banyak sekali Gem - gem kecil disekitar batu besar ini, dari sini kusimpulkan bahwa ternyata yang harus kubawa hanyalah batu - batu kecil tersebut, kuambil sebanyak - banyaknya sebelum perhatian Troll Golem itu kembali kepadaku, namun terlambat, Troll Golem itu sudah maju menerjangku yang sedang mengambil Vigor Gem tersebut..... BRUAKKKKK!!!! Aku terjepit diantara dinding dibelakangku dengan pundak karang yang dimiliki oleh Troll Golem itu. "GHUAHK!!!!" Darah keluar dari mulutku dalam jumlah banyak, tulang - tulangku banyak yang retak, tangan kiri dan kaki kiriku patah, dan aku hampir kehilangan kesadaranku. "Kedua Junker itu.... kabur ya...." Sesaat itu juga kedua tubuhku kembali dibungkus api yang panas membara, namun aku sama sekali tidak merasakan apapun karena sarafku sudah mati beberapa, namun aku dapat merasakannya, sesuatu mengambil alih tubuhku, dan aku melontarkan tebasan - tebasan yang lebih berat daripada sebelumnya "Shinning Blade Cut....!!!" kumpulan api mulai terkumpul dalam pedangku, membuat pedangku menjadi suatu senjata yang mengeluarkan api yang tajam, panas, dan semakin panjang, kemudian dalam sekejap kutebaskan kepada Troll Golem tersebut dan BWETTTTSSSSS!!!! Sekejap tubuh Troll Golem itu terbelah dua, darah langsung muncrat dengan banyaknya dari tubuh Troll Golem tersebut, dan aku berjalan terus menuju pintu keluar dengan terhuyung - huyung. *** "Erika... kamu tidak apa - apa....?" Lelaki yang sekarat tersebut memegangi pipi wanita Junker tersebut "Luke, mari kita hentikan ini..." "Maksudmu, sebagai Junker...." "Aku tidak mau lagi melihatmu menderita seperti ini, tidak apa - apa jika kita kembali menjadi tukang angkat barang di Merchant Guild... atau sebagai pengasuh anak.... aku rela... daripada harus melihatmu tersiksa seperti tadi..." "....................Kau benar.... Pekerjaan seperti ini... tidak seharusnya seperti ini...." "Luke...." Dan sesaat itu juga *ZLEBBBBB!!!!!! darah mengucur dengan deras dari kepala Erika, mengalir menuju Luke yang terkapar ditanah, kepala Erika telah tertusuk pedang, pedang yang sangat familiar.... "............." Aku hanya mampu menatap mereka dengan tatapan pembunuh keji, tidak ada rasa simpatik maupun belas kasihan, aku hanya ingin memberikan hukuman pada mereka karena berani mengganggu quest ku.... "Ka... kau...!!!! KENAPA...!!!!! KENAPAAAAAAAAAAAAAA!!!!!" dan dalam sesaat *SLASH'D!!!! Kubelah kedua kepala pasangan itu secara bersamaan, dan kukeluarkan kembali gumpalan api yang bersemayam dalam tubuhku, kemudian kukumpulkan pada pedangku... "Shinning Blade Cut...." Kutebas langit - langit dungeon tersebut, menutup dungeon tersebut beserta mengubur kedua junker tersebut selamanya. to be continued...
Terakhir diubah oleh Signus Sanctus tanggal 2012-07-10, 20:20, total 2 kali diubah |
| | | 2012-07-10, 18:34 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| Chapter 1 : Journey to Eremidia Lokasi: Utara Eremidia. Hutan lebat dan perbukitanCharacter: Andy Landwalker 09:00 AM Kusibak semak-semak lebat yang menghalangi jalanku. Aku terus melangkah maju meski kakiku menyuruhku untuk berinstirahat. Kata-kata Claude masi teringat jelas di benakku. "Nella dalam bahaya"Entah itu suatu kebenaran atau bukan. Aku melihat sendiri Nella bersama klan Arthar dari Skynesian telah mengantarkannya pulang. Dan aku yakin mereka dalah klan yang kuat. Namun, jika yang berkata itu adalah Claude, itu bukanlah suatu kebohongan. Menurut kabar yang kudengar, Nella dan sekelompok orang yang menculiknya menuju ke Negri yang bernama Eremidia. Aku tak tahu kenapa mereka memilih kota itu sebagai tujuan. Nafasku sudah mulai habis. Kakiku semakin berat untuk melangkah. Mungkin ini saat yang tepat untuk beristirahat sebentar. Kucari sebatang pohon yang cukup besar untuk bersandar.Terlihat dari jauh, tampak sebuah kota yang dikelilingi oleh tembok raksasa. Kurasa perjalananku sudah semakin dekat. Tepat di depanku kulihat sehelai bulu sayap jatuh. Dan dengan sigap kutangkap. Ugh, entah kenapa disaat seperti ini aku tiba2 saja teringat waktu pertama kali aku bertemu dengan Nella. Kupandangi bulu itu lagi sambil menghela nafas panjang. Namun belum puas aku terlelap dalam lamunanku, suara rauman mengerikan terdengar dari dalam hutan. Dan yang membuatku gemetar adalah suara itu menuju kemari. Tanganku sepontan sigap untuk mencabut dua belati yang menggantung di sabuk kulitku. Aku berdiri seolah mengabaikan rasa lelah yang diderita kedua kakiku. Setelah cukup jelas, aku baru sadar bahwa ternyata suara itu berasal dari Troll hutan. Sialan. Seumur hidup aku belum pernah mengalahkan troll tipe apapun. Kalaupun pernah, itu juga karena hasil kerja sama. Akhirnya aku memutuskan untuk bersembunyi dibalik pohon besar. Tak berapa lama setelah itu, instingku berkata bahwa sekarang troll hutan itu sedang berada tepat di balik pohon tepatku bersembunyi. Troll itu berjalan dengan tenangnya. Aku mencoba memutar pohon itu berharap dapat kabur tanpa diketahui. *KRAK! Aku tak sengaja menginjak kayu kering. "Sialan!" umpatku. Walau aku tidak melihat secara langsung, tapi instingku berkata bahwa, sekarang troll itu benar-benar menyadari keberadaanku. Tanpa pikir panjang, aku sekuat tenaga berlari memasuki hutan. Aku bisa mendengar bahwa sekarang troll sialan itu sedang mengejarku. sesekali kuloncati semak-semak atau kayu yang roboh. Dan terjun beberapa kali di tebing kecil. Namun sialnya lagi, kakiku tersangkut akar pohon dan membuatku jatuh tersungkur. Sesaat aku mau bangkit, aku melihat troll itu sudah tepat berdiri di depanku dengan membawa pentungan kayu yang cukup besar. "Sepertinya memang tidak ada gunanya mencoba kabur dari makhluk ini" Gumamku sambil menelan ludah. Apa boleh buat, kedua tanganku siap-siap untuk mencabut dua belati yang selama ini jadi senjata favoritku. Ya, favorit. Mudah disimpan dan tidak berat Troll itu mulai beraksi. Dia mengayunkan pentungan kayu itu mencoba menghantamku dari atas. Aku dengan sigap meloncat dan bergulung melewati kedua kaki troll itu. Langsung kubangkit dan meloncat menaiki punggung troll yang tingginya sekitar 2 kali dari tinggiku. Kutancapkan kedua belatiku di punggung troll itu. Namun, aku hanya bisa menancapkan sebagian kecil dari belatiku. "Gila. Setebal apa kulit troll ini?" Gumamku heran bercampur panik. Aku ingat benar bagaimana Claude dengan beraninya menghadapi troll sendirian dan menusukkan pedangnya pada troll. Tak lama kemudian, tangan troll itu berhasil meraihku. Dengan cepatnya dia melemparku entah kemana. Tubuhku mendarat di tanah. Rasanya sakit sekali. Andai saja ada Nella disini, mungkin dia sudah mengobatiku dengan cahaya penyembuhan ataupun penghilang rasa sakit sementara. Troll itu berjalan menuju ke tempatku. Kucoba untuk berdiri, namun mataku sudah berkudang-kunang. Perjalanan jauh itu benar2 menguras tenagaku. Hal yang terakhir kulihat adalah makhluk itu mencoba mengayunkan pentungan kayunya sekali lagi ... * To be continued .... |
| | | 2012-07-10, 19:31 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
richter_h Salto Master Hancip RMID
Posts : 1705 Thanked : 30 Engine : Other Skill : Skilled Type : Developer
Awards:
| The Tale of Vent McGraves Chapter IVKlik to Chapter IIIKlik to Cerita Schneide sebelumnyaKlik to Cerita sang Gerombolan Goblin"Semoga kali ini bisa dapat bahan lengkap buat minuman dewa!" Vent lantas melangkahkan kakinya menuju hutan timur kota sambil menggotong sebuah barel kecilnya. Demi mendapatkan kembali bahan-bahan 'minuman dewa' yang bisa membuatnya berkomunikasi lagi dengan Spirit secara jelas, Vent harus mengumpulkan beberapa bahan eksotis yang susah bin langka. Salah satunya, si Barley putih yang kata seseorang di bar bisa ditemukan di hutan timur kota. Baru 6-7 langkah dia beranjak, seseorang dari kota memanggilnya. Lelaki rambut perak wajah slengean dan yang mengenakan pakaian longgar enggak jelas layaknya pendeta Solsticia (kepercayaan asli tempat Vent berasal) itu berlari menuju ke arahnya. "Oi, pemabuk!" Sahut lelaki slengean itu. Dia menghampiri Vent yang hanya bengong, tumben ada orang asing yang memanggilnya. "Kulihat kau akan pergi ke hutan timur, ya?" "Betul," jawab Vent pendek. "Dan, ente siapa? Apa ane kenal ente?" "Oh, kalau gitu, kenalkan. Aku, Schneide, Hunter dari Guild Velchen... walo sebenarnya, aku tidak tahu betul tempat ini." "Tunggu. Jadi, ente juga bukan asli sini?!" Vent kaget ternyata si tampang slengean Schneide itu bukan asli orang Eremidia. "Ane kira ente orang asli sini waktu di bar..." "Well, kukira kamu juga asli pemabuk dari sini." Schneide tertawa, lalu bertanya, "Apa kamu akan mencari White Barley itu, kan?" "Jadi, waktu itu ente nguping, ya?" "Jangan salah sangka, pemabuk." Schneide bicara layaknya kepada teman akrabnya, "Kata orang-orang sini, hutan timur banyak Goblin ngamuk, dan kemarin ada berita sekitar 20 Hunter mati di sana. Mungkin saja kamu butuh bantuan kecil dari seseorang seperti aku." "Hmm..." Vent tertegun, dan dia ingat saat dia bertarung dengan satu Goblin dan memang benar adanya kalau Goblin di Eremidia ini ganas kecut dan coklat dekil. "Boleh, ente bisa ikut." "Ada syaratnya, my friend..." Schneide pasang wajah setengah licik. "Hasil dari sana kita bagi dua, oke?" "Oh, jadi dibagi dua? Okelah kalo begitu." Mereka lalu berangkat ke hutan timur kota, tapi baru beberapa langkah mereka berjalan, "Oi, pemabuk! Aku tidak bisa selamanya panggil kamu 'pemabuk!' Namamu siapa?" "Ane punya banyak sebutan. Beberapa orang manggil ane 'Si Bayangan di Siang Hari', orang-orang di bar manggil ane 'Si Penari Mabuk', tapi panggil ane Vent. Vent McGraves." -- Begitu sampai di tengah hutan, mereka kaget saat melihat banyak mayat--ada yang terkapar begitu saja, ada yang terbelah dua, ada yang kepalanya bocor, dan sebagainya di tengah hutan yangs sepi seperti itu. Terlihat juga beberapa Goblin yang mati di sana, tapi Vent maupun Schneide lebih memerhatikan mayat-mayat manusia, baik laki-laki maupun perempuan dan kebanyakan masih muda muda bahkan dibawah usia Vent. Semua manusia disana memiliki ciri-ciri seperti Hunter alias pemburu yang Vent lihat di Quest Center. "Alamakjaaaaaaaan!! Jadi begini toh kalo orang perang sama Goblin coklat?" Vent tertegun saat memeriksa salah satu mayat perempuan yang lebih muda darinya. "Padahal sayang nih, cakep-cakep begini mati disembelih sama Goblin..." "Makanya aku kasih tawaran bantuan padamu, Vent." Schneide hanya geleng-geleng kepala setelah melihat sisa perang itu. "Masih untung aku bisa selamat walau baju dan /Buster milikku ini jadi rusak. Menurut orang-orang di Quest Center, sekarang baik Goblin maupun beberapa monster lain makin ganas, dan pihak kota sedang giat-giatnya mencari tenaga untuk menangani hal seperti ini." Vent tetap berjalan sedangkan Schneide berusaha mengumpulkan beberapa barang dari mayat-mayat yang ada. Tidak lupa, baik Vent maupun Schneide sesekali memeriksa mayat perempuan yang masih utuh bersama-sama. Entah apa yang ada di pikiran mereka... "Udah ah. Lebih asik kalo masih hidup... Ngapain juga liatin cewek yang udah jadi mayat kek begini?!" -- Lanjutkan perjalanan, lebih ke dalam kegelapan hutan... "Oi, Vent," Schneide penasaran dimana White Barley yang Vent cari itu dimana, "Yang kamu cari itu dimana sih persisnya?" Vent langsung berhenti, lalu berbalik ke arah Schneide, dan menunjuk kakinya. "Itu, yang ente langkahin." Schneide heran, lalu melihat apa yang dia injak. Ternyata yang dia injak itu ternyata rumput putih kekuningan yang tidak lebih dari semata kaki tingginya. Itulah White Barley yang Vent maksud."Oke, saatnya panen beberapa jumput..." Schneide menunggu dibawah rimbunnya pepohonan sementara Vent memetik beberapa jumput Barley putih alias White Barley, salah satu bahan 'minuman dewa.' Namun, Schneide menyadari mereka sedang diawasi sesuatu dari balik semak-semak... "Oi, Vent, apa kamu tidak sadar..." Tiba-tiba segerombolan Goblin coklat dekil muncul dan mengepung mereka berdua. Schneide langsung siap aksi sementara Vent hanya bengong dan melanjutkan panennya. "Oi, pemabuk! Masih belum sa-" Terlambat. Gerombolan Goblin itu menyerang ke arah mereka. Schneide langsung beraksi melawan Goblin-Goblin itu sementara Vent tetap memanen Barley putih. Schneide kewalahan, tapi Vent masih asik panen. Begitu salah satu Goblin menyerang Vent... "Jangan sekali-sekali ganggu ane panen!" Goblin itu terpental ke arah kerumunan Goblin, dan para Goblin itu kaget saat melihat wajah Goblin yang terpental ada tapak sepatunya. Para Goblin itu langsung diam, sedikit panik dan gemetar. "Gaswat! Ternyata manusia itu yang bikin Hangtulah pulang dengan kekalahan!" "Apa dia sehebat itu sampai Hangtulah kalah?!" Vent lantas memasukkan hasil panennya ke kantong, sambil menenteng gentongnya dia berkata, "Oi, mahluk coklat dekil. Kalo mau tau, come at me, bro!" Para goblin itu langsung menyerang Vent. Tanpa tersentuh dan bergerak tanpa tulang, Vent menghindari satu per satu serangan sambil membalikkan serangan yang dilancarkan para Goblin. Schneide--yang semakin semangat punya kawan tarung asik ikutan bertarung. Schneide punya ilmu bela diri yang dia namai Undefeatable East, dan bisa sinergi dengan gaya tarung Vent. Pertarungan itu tidak diperhitungkan oleh para Goblin. Beberapa mendapatkan tapak sepatu sedangkan yang lainnya mendapatkan kutukan diare 7 hari 7 malam dari jurus Drache Kinhakken Barehand Special-nya Schneide. Tidak ada yang mati dalam pertarungan itu. -- Setibanya di kota dengan hati senang dan banyak oleh-oleh (terutama Schneide yang punya lagi modal untuk beli perlengkapan untuknya), Schneide menagih janjinya. "Oh, yang dibagi dua itu, ya?" Vent mengerti. Lantas dia memberikan sebuah botol minuman pada Schneide. "Coba aja. Minuman itu asik, loh." Schneide bengong karena dia tidak mendapatkan uang seperti yang dia harapkan. Tapi apa salahnya mencoba minuman dari Vent, siapa tahu enak dan bergizi, menurutnya. Baru saja minum seteguk, "PUHEEEEEEEEEE!!! " Schneide batuk-batuk, wajahnya langsung merah, tenggorokannya panas, lidahnya seperti terbakar walau tersisa rasa manis setelahnya. "MINUMAN MACAM APAAN INI?!" "Oi, itu mahakarya ane, loh. Kalo mau minuman dewa, ente kudu nunggu enam bulan purnama baru bisa minum setetes... " Klik to lanjutan ceritanya, dari viewpoint SchneideKlik to Chapter V
Terakhir diubah oleh richter_h tanggal 2012-07-11, 17:31, total 2 kali diubah |
| | | 2012-07-10, 20:01 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
NachtEinhorn Robot Gedek Galak
Posts : 1274 Thanked : 9 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
| Chapter 3: VisionAku baru saja menyelesaikan Quest White Barley bersama dengan seorang pemuda aneh yang suka mabuk bernama Vent. Setelah menerima bayaran quest dan membeli pedang baru (I Love Swords!), aku menerima bonus berupa sebotol minuman "racikan dewa" dari Vent. "PUOHEEEEEEEEEEEEEEEE! COugh! cOugh! ini... Apaan?" sambutku setelah meminum racikan Vent. Ia menjelaskan kalau ramuan itu adalah arak mahakaryanya, dan memerlukan ritual khusus (?) untuk minum setetes saja. "Kasih tau dulu lah kalau itu Arak ==a Lumayan lah buat temen malam hari " kami berdua pun tertawa. "By the way" ujarku, "Aku pikir akan lebih bagus kalau kita ngerjain quest bareng, akan lebih cepet, dan hasilnya bisa dibagi 2, separo ente separo ane" ujarku mengikuti dialek Vent. Vent mengangguk "Asal bentar aja ye, ngga terus terusan." Kami pun melihat ke papan request. Vent melihat sebuah pamflet yang menarik " Help Wanted at Church di atas bukit dekat Hutan Utara. bayaran menjanjikan" Awalnya aku ogah ogahan, "Mwalesss, gw bukan orang yang religius" Vent menjawab " Ane juga kagak (OOT: gapapa kan H? ), tapi bayarannya menjanjikan." Akhirnya kami mengambil quest itu, dan menuju ke gereja tersebut. Sesampainya di gerja tersebut kami disambut oleh seorang pendeta muda, dan seorang Suster yang cukup cakep. Pendeta itu bertanya "Apakah kalian yang berniat membantu kami?" Kami berdua mengangguk, dan bersiap siap. Akan tetapi... "Uuuugh..." Suster tadi terhuyung huyung, memegang kepalanya. Aku, vent, dan pendeta tadi lantas panik, segera menuju ke suster tersebut. "Ada apa?!" tanya pendeta itu. "Aku mendapat penglihatan... seorang pemuda sedang dihajar oleh seekor troll... dan mereka berada di dekat sini!" "Future Vision kah... menarik" gumamku. Pendeta tersebut lantas meminta tolong pada kami berdua "Anak muda, bisakah kalian bantu mencari pemuda tersebut? Nyawanya saat ini lebih penting" Vent bertanya "Terus gimana kerjaan kami sama ente? terus itu Suster gimana?" Jawab pendeta itu "terpaksa kami cancel. tenang, kalian akan tetap dapet bayaran kok" Akhirnya kami bergegas meninggalkan gereja itu. "Mission Start!" To be Continued |
| | | 2012-07-10, 20:49 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
Signus Sanctus Newbie
Posts : 69 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| Chapter 4 Link----------------------------------------------------------------------- Chapter V : Disorder Feelings Aku memandang langit malam yang dipenuhi bintang sambil berbaring dipangkuan Leila, aku tidak bisa bergerak banyak gara - gara kasus waktu itu, dimana aku dihajar Troll Golem habis - habisan. "Bukannya kamu sudah janji tidak akan meninggalkanku?! Kenapa kamu malah berbuat seperti ini!?!?!?" Marah Leila kepada ku yang terbaring tak berdaya "Aku tidak pernah berjanji akan terus bersamamu, aku hanya bilang aku belum ada niat untuk pergi kemana - mana..." "Aku tahu! Tapi...." "Setidaknya aku berusaha untuk meringankan beban finansialmu, kamu sudah memberikanku baju baru, memberiku kamar tidur, dan memberiku makan, kalau aku tidak bisa segera membalasnya, aku merasa aneh..." Ucapku sedikit bingung. "Tidak perlu... Sebenarnya aku memintamu disini bukan demi kamu juga...." Leila mengusap pipi Phoenix. "Entah mengapa, ketika aku melihatmu... aku seperti melihat adikku sendiri, tidak memahami jalan yang harus ditempuh, hanya berjalan tanpa arah, dan akhirnya terbunuh begitu saja...." Aku termenung mendengar ceritanya. "Tapi setidaknya, dia tidak pernah menyesali jalan pilihannya, meski berbahaya." Leila tersenyum sedih, sambil menatapku. Namun entah mengapa, aku tidak bisa menolak tatapan matanya, seakan ia menantiku untuk memberitahunya sesuatu yang harus kuberitahu. "..........Aku...." Mendadak seorang datang dan menodongkan pisaunya kepada leher Leila "Leila...!!!!" "Kau kah? orang yang sudah membunuh Luke dan Erika...?!?!" Aku terkejut mendengar perkataannya. "Kau.... Junker juga kah....!!!" orang tersebut menahan Leila sebagai sandera dan membawanya pergi "DAMMIT!!!!! LEILA!!!" "Jika kamu mau menyelamatkannya, datanglah ke gereja di utara, dan kamu akan paham!" "KHRKK!!!!" Aku mengambil obat penghilang sakit yang ada di kotak P3K di bar dan segera menuju gereja di sebelah utara. *** Aku telah sampai di sebuah gereja, suasananya agak sepi, namun terasa ada orang didalam. Aku masuk kedalam gereja dan menemukan 1 suster, 1 pastur, dan Leila sedang berada dibawah Guilottine, mesin pemenggal leher manusia. "Apa maumu?!" "Mudah saja, kamu tinggal memilih siapa dari mereka bertiga yang akan kamu selamatkan, dan aku akan menuduhmu sebagai orang yang menyebabkan tragedi di gereja ini." Apa maksudnya berkata seperti itu, dia pikir aku akan terjebak kata - katanya begitu saja... "Don't make me laugh, you bitch...!" *BWOOOOOOOOOSH!!!! "Eh?" Aku membakar tubuhku kembali dengan api membara, membakar seisi gereja, dan kukumpulkan semua kedalam pedangku. "Shinning Blade Cut....!!" Kutebas ketiga orang tersebut, dan ternyata ketiga orang tersebut adalah maneqin yang disiapkan untuk menipuku "Ke... Kenapa bisa...?!?!?" "Jangan salah paham....!" Aku tersenyum sinis dengan lebar, dan menatap Junker itu dengan kejam "AKU SUDAH MEMBUNUH ORANG LEBIH BANYAK, DAN KETIKA AKU SUDAH MEMUTUSKAN UNTUK MEMBUNUH SESEORANG, TIDAK ADA YANG BISA LEPAS DARI TAKDIR KEMATIAN MEREKA!!!" Phoenix maju menerjang Junker tersebut. "Cih...!" Dan ia menarik seseorang untuk dijadikan tameng, namun aku tidak mempedulikan itu semua dan... *SLASH'D!!!!! kubelah dua pastur yang menjadi tameng itu beserta dengan tangan Junker tersebut "KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAH~~~~!!!!" "NOT OVER YET!!!!!!" *ZLEBB!!!! Kutusuk perut wanita tersebut hingga tembus menusuk dinding. "A.... KHA.... GHA....H....!" "Now....!!!" Saat akan kuakhiri nyawanya.... "PHOENIX, HENTIKAN!!!!" ............................................. Tubuhku mendadak terhenti, seluruh tenaga hilang dari seluruh tubuhku, pedangkupun menjadi sangat berat, dan kepalaku pun terasa kaku. Pelan - pelan aku melihat sumber suara itu berasal.... "Phoenix...." Leila, melihatku.... to be continued... |
| | | 2012-07-10, 21:19 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
NachtEinhorn Robot Gedek Galak
Posts : 1274 Thanked : 9 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
| Chapter 4 Burned Church, Bird of Cursed FlamesAku dan Vent bergegas menyusuri Hutan dekat gereja. Dan, benar saja, seperti kata suster tadi, seorang peuda pingsan sedang diseret oleh seekor Troll Hutan. Troll ini memiliki tubuh yang lebih besar dari troll troll lainnya, dan bersenjatakan gada super besar. Vent menyiapkan kuda kudanya, Dan aku menyiapkan pedang baruku." Mari kita lihat kemampuanmu, teman baru" kataku. Troll tadi sadar akan kehadiran kami dan langsung menyerbu. vent, seperti biasa menghindar dengan gemulai berkat Jurus Mabuknya. Aku menerjang Troll itu dengan serangan pertama: Drache Kinhakken. Troll itu bisa menangkisnya dengan gadanya yang lumayan besar. Vent pun mulai menunjukan aksi beladirinya seperti biasa, Mark of The Foot. Akan tetapi Troll tersebut tidak bergeming. kami terbelalak. lalu, WHOOSH! BRAKK! Sekali sabetan gadanya mementalkan kami berdua. "Ini troll kayaknya lebih pro dari troll yang kita temuin sebelumnya deh" kataku. "Setuju, jadi gimana nih?" tanya Vent. jari telunjuk kiriku memutar, memberi aba aba ke Vent. Vent mengangguk, dan kami pun meju serentak ke arah Troll Pro itu. "Roundhouse Kick!" Vent melakukan putaran tendangan mematikan bak Puting Beliung dari arah kiri Troll tersebut, sedangkan aku "Splitstour Storm!" memutar mutar pedangku laksana baling baling yang siap mencincang musuh dari arah kanan. Troll tersebut terlambat mengelak, dan menerima serangan kami secara bersamaan. Secara spontan aku meneriakan nama jurus yang barusan terlintas di kepalaku " Twin Tornado Finisher!" Troll itu pun akhirnya tergeletak tak bergerak lagi.Vent bertanya kepadaku "Twin Tornado finisher? Apaan tuh?" Aku menjawab sambil menggaruk kepalaku "Hyaaa, my bad. gw kebiasaan suka ngasi nama jurus begitu ngeliat sesuatu yang baru, kayak tadi". vent menggeleng gelengkan kepalanya. "Ente ini aya aya wae." Kami pun tertawa bersama. Tiba tiba kami mendengar suara ledakan dari arah Gereja. Kami terkaget. "Aku mendapat firasat buruk". Vent lalu berkata "Ente duluan aja, ane rawat dulu ini pemuda". Setelah berterimakasih pada Vent, aku bergegas ke gereja. Aku pun sampai ke gereja... atau setidaknya gereja sebelum kami tinggalkan. yang kulihat adalah bangunan yang terbakar api. Aku bergegas menerobos masuk, dan... Holy s**t Apa apaan ini? Ini ga kejadian beneran kan? HEY?! Aku melihat Pendeta tadi terbelah2, bersama dengan seorang wanita yang kondisinya tak kalah parah. Kulihat Suster tadi masih tergeletak pingsan, dan ada Seorang wanita lagi menatap seorang pemuda dengan muka shock. Pemuda itu memegang pedang yang berlumuran darah... diakah yang membunuh Pendeta? Mungkinkah suster tadi juga terbunuh? Aku kalap. Tanpa pikir panjang, aku bergegas menuju ke arah pemuda itu. Aku siap menancapkan pedangku ke dadanya. "BAJINGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN!" To be Continued |
| | | 2012-07-10, 21:30 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
EmperorAlan Senior
Posts : 622 Thanked : 5 Engine : RMVX Ace Skill : Very Beginner Type : Developer
| The Beforemath of Crestfallen Heroes Aldyan Alan Chapter 1: Piece 1 Genre: Humor/Adventure. Author's Note: finally! A thread for writers!! Kalau ada kesalahan dalam plot dan cerita dasar, saya mohon maaf.
Kesusah payahan Jeramyu terbalaskan ketika dia akhirnya berhasil mengurung ternak sapi yang terakhir. Dia akhirnya dengan sempoyongan berjalan ke sebuah pohon didekatnya dan duduk di bawah pohon itu. 'Hari ini betul-betul melelahkan, kapan aku bisa pergi dari kota ini?' pikirnya. 'Apa yang dilakukan Porter hari ini ya?', Jeramyu berpikir apa yang dilakukan anak itu sekarang, terakhir yang dia ingat kemarin dulu dia menguliti kucing tetangga. 'Kota Vixephio betul-betul membosankan, aku harap aku bisa meledakkan kota ini dan pergi ke negeri Eremidia diseberang, kudengar disana ada pekerjaan bernama Hunter yang dapat memberi banyak uang, heh." "Jeramyu!! Apa yang kau lakukan disana? Kemarilah kau pemalas!!" teriak ayah Jeramyu dari bar miliknya. Jeramyu hanya menatap dingin ayahnya sebelum beranjak. 'Ada apa lagi hari ini?' batin Jeramyu seraya berjalan. Dia mendorong pintu bar dengan bunyi 'kring' yang mengenakkan. Belum ada pelanggan yang datang, biasanya mereka mulai mabuk-mabukkan ketika malam hari. Jeramyu selalu merasa jengkel ketika ada orang mabuk yang masuk ke rumah dia dan ayahnya atau muntah, dia selalu yang harus membersihkannya. Tanpa dia sadari, Jeramyu sudah sampai ke depan ayahnya. "Apa yang kau lakukan berdiri di samping meja sana? Kemarilah!" bentak ayah Jeramyu, Jeramyu tidak tahu kapan ayahnya membentak atau berbicara. Semuanya sama baginya, mungkin dia pernah jadi nelayan sebelumnya, huh. "Anal seperti biasa, huh?" kata Jeramyu pelan. "Apa!? Oh, kesini saja kau!" kurasa dia memang pernah jadi nelayan. "Dengar nak, kudengar kau berkelahi lagi dengan para penjaga disana." kata ayah Jeramyu melempar pandangan jengkel. "Oh, soal itu." Jeramyu memutar bola matanya. Dia melihat wajah ayahnya berubah menjadi merah lagi, itu pertanda yang tak baik. Tetapi Jeramyu tetap tidak peduli. "Jeramyu, aku tidak bermasuk ingin memberimu waktu yang sulit, aku hanya kau ingin memberiku sedikit bagian juga." katanya berusaha menahan amarahnya kepada anaknya yang semakin menjadi-jadi. "Jadi, cuma itu?" kata Jeramyu dengan santai bagaikan orang yang hanya menanyakan cuaca. "Ya, cuma itu.". "Kalau begitu bolehkah aku pergi?" tanya Jeramyu dengan seringai-nya. "Kau mau pergi kemana? Aku butuh bantuanmu untuk mengangkut rak wine dari Ibukuta Erimidia!" kata ayah Jeramyu melirik ke arah beberapa rak wine yang tersusun berantakan. "Yeah, terserahlah. Sampai jumpa, ayah!" dan dengan begitu Jeramyu pun pergi keluar baru. Cuaca hari ini sangat cerah, bagus untuk berpetualang. "Lebih baik aku lihat Porter di rumahnya. Sedang apa anak itu ya?" gumam Jeramyu.
"Hei, ayahnya Porter! Apa Porter ada di rumah?" tanya Jeramyu ke ayah Porter yang sedang duduk didepan rumahnya dengan secangkir kopi. "Ooh, kau teman Porter? Dia pergi merantau sejak kemarin." kata ayah Porter, dia terlihat sedikit jengkel. "Aku bingung dengan anak itu, mau jadi apa dia. Aku memarahinya kemarin, dan dia langsung membungkus semua barangnya dan pergi, ibunya sepertinya masih sedih..." kata ayah Porter memandang jauh. Jeramyu serasa dikhianati, satu-satunya teman yang dia miliki sudah meninggalkannya. "Kemana dia pergi?" tanya Jeramyu. "Entahlah, kurasa ke Erimidia, negeri tetangga yang tiba-tiba diserang monster asing." jawab ayah Porter sedikit cuek, mungkin dia berharap anaknya dibunuh oleh seekor monster disana. Jeramyu bergegas ke kamarnya, menghiraukan teriakan ayahnya. Dia mengambil semua bajunya, sebuah switchblade, dan tabungannya yang dia sudah siapkan. DIa lalu meloncat dari jendela kamarnya dan bergegas menuju pelabuhan. Entah berapa kali dia sudah menabrak orang-orang di lorong. Ketika dia sudah sampai, hatinya mencelos, kapal yang akan berangkat ke Erimidia sudah menjauh dari pelabuhan. Tidak, dia tidak ingin tinggal di kota ini. Dia akan mencari pekerjaan, petualangan, dan uang. Dia tidak ingin menjadi bartender seperti ayahnya menyediakan minuman untuk pemabuk! DIA AKAN BERJUANG! "AKU TIDAK AKAN MENYERAH!!" teriak Jeramyu berlari ke arah dermaga, dia mengarahkan segala tenaganya ke kakinya dan meloncat menuju belakang kapal, dia mencoba menggapai pegangan kapal, tapi tangannya tidak sampai. "Tidak, aku akan terlihat bodoh jika seperti ini! Aku...". Plak, sebuah tangan yang kasar menggapai tangan Jeramyu yang mulai menurun, tangan itu lalu menarik Jeramyu keatas kapal. Dia mencoba untuk melihat penyelamatnya tetapi sinar matahari menyengat matanya. Dia bangkit dengan perlahan. "Baik-baik saja disana, wenbie?" tanya orang itu. Jeramyu tidak mengenal orang itu, tetapi dari caranya berpakaian, dia yakin dialah kapten kapal ini. "Bahaya sekali kau, loncat seperti itu. Aku beri kau segelas rum untuk keberanianmu." kata kapten itu merangkul tangannya disekitar bahu Jeramyu. "Siapa namamu nak?" tanya kapten itu mengiring Jeramyu ke depan kapal. "Jeramyu, kapten." jawab Jeramyu. "Ho-oh, Jeramyu. Selamat datang ke SS Surya Baru, tujuan Erimidia." kapten itu melirik ke arah negeri Erimidia yang hanya tampak seperti garis hitam yang kecil dari kapal ini. Jeramyu tersenyum puas. Dia tertawa sambil melebarkan tangannya. "Haha, HAHAHAHHA!!! AKU BEBAS!! AKU BEBAS DARI VIXEPHIO!!!" teriak Jeramyu ke arah lautan, ke arah tanah Erimidia. Dan dengan begitu, Jeramyu secara tidak sadar telah membawa dirinya ke sebuah spiral insiden dan fenomena, sebuah spiral yang suatu hari nanti akan membuatnya menjadi salah satu bintang yang bersinar untuk melindungi dunia dari marabahaya. To be continued... |
| | | 2012-07-10, 22:19 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
Signus Sanctus Newbie
Posts : 69 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| Chapter 5 LinkSchneide's ArrivalChapter VI : Overdosed Trauma "Phoenix...." Aku terdiam tanpa pergerakan, menatap Leila yang melihatku melakukan pembunuhan keji seperti ini, aku tidak sempat melancarkan serangan terakhirku pada Junker ini, namu akhirnya ia sudah tewas kehabisan darah. "BAJINGAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN!!!!!!!" Tiba - tiba seorang pemuda berambut perak menerjang sambil menyiapkan pedang di tangannya, akupun bergegas menarik pedangku dari perut junker ini dan langsung maju menerjang pemuda tersebut... "ROOOOOWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHH!!!!" *CLASH'D!!!!!!!! Kedua pedang saling beradu, impact yang dikeluarkan kedua pedang tersebut setara, saking kuatnya sampai - sampai api disekitarnya mulai menyebar membakar area lain, Leila pun hampir terkena imbasnya. "Leila...!" Aku mengalihkan pandanganku pada asal suara Leila, dan seketika itu juga pemuda berambut perak itu menyerangku tanpa mengurangi tenaganya. "MAKAN INI!!!!!" *BWETS!!! Tepat mengenai bekas luka Phoenix saat melawan Troll Golem, namun Suzaku tidak menghiraukannya dan kembali melancarkan serangan balasan. "Shinning Blade Cut!!" Namun, serangan itu hanya mengenai dada luar dan tangan pemuda tersebut, Suzaku mencoba mengambil jarak dari pemuda itu namun sangat sulit karena luka lamanya terbuka lagi. "Cih, kurang dalam...!" "Drache Kinhakkens!!" Serangan pedang uppercut yang tajam dan cukup panjang itu melukai tanganku, namun masih bisa untuk menangkis beberapa serangan lagi... "Ugh, dia petarung berpengalaman...." Tapi aku tidak bisa pergi dari sini, tidak sebelum Leila selamat... "Splitstour Storm!!!!!!" Pemuda itu berputar - putar membentuk sebuah pusaran pedang yang tajam dan menerjang ke arahku, namun ditangkis lah oleh Phoenix kesamping dan membiarkan pemuda itu menerjang kearah dinding, namun masih dalam keadaan berputar, kembali berputar... "Gah...!!!" yang dibelakang e terdapat Leila sedang berlari kearahku... "ROWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAR!!!!!!!" Aku maju menerjang kearah pemuda berambut perak tersebut *BRET BRET BRET BRET!!!!!! *BRUAGH!!!!! Aku terlempar setelah menerima beberapa tebasan dari pemuda tersebut dan terluka parah, ditambah efek obat penghilang sakitnya pun mulai hilang, Phoenix mencoba berdiri dengan susah payah... "Kha.... hh...." "Beraninya... BERANI - BERANINYA KAU....!!!!!!!!!!!!!!!!" Pemuda itu menyiapkan posisi menusuk... DEGPerasaan tersebut keluar lagi, sesaat setelah melihat pose menusuk milik pemuda tersebut, perasaan ini keluar lagi... "Schatten Hover!!!!!" Pemuda itu mengeluarkan jurus tusukan yang baru... DEG! DEG! DEG!"Final Blade Saver...!" *SLASH'D!!!!!!! Mendadak Pemuda berambut perak tersebut tersungkur jatuh seperti tersandung sesuatu, namun bukan karena tersandung, melainkan kakinya mengalami pendarahan parah, tulangnya terlihat dari bekas tebasan dariku, mukanya menunjukkan muka terkejut, dia bingung bagaimana aku bisa menyerang dari jarak sejauh itu... "UGh....!! masih... belum...!!!!!!" Namun pemuda berambut perak itu berdiri kembali, dan menerjangku kembali... "Pedang... tusukan... Agito.... FireWing...... Suzaku....!!!!!!" Aku menyiapkan serangan balasan kembali, menanti terjangan pemuda berambut perak tersebut... "FINAL...!!!!!!" "HENTIKAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAN"*SREEEEEEEEEEET!!! Bersamaan dengan aku menghentikan seranganku, Pemuda berambut perak itu menahan larinya dan berhenti dengan sekuat tenaga tanpa mempedulikan kakinya yang hampir terbelah dua itu. Leila, sedang berdiri diantaraku dan pemuda perak itu, mulai mengucurkan air mata... "Tolong, hentikan semua ini...... Aku... Aku tidak mau kamu mati, Phoenix.... dan... dan... dan aku tidak mau kamu mengambil nyawa orang lagi...." Namun dari belakang pemuda rambut perak itu membalas... "JANGAN EGOIS!!! KALAU DIA DIBIARKAN HIDUP TERUS SEPERTI ITU, BiSA - BISA ORANG LAIN YANG TERKENA IMBASNYA!!!" Leila menatap pemuda perak itu dengan muka berharap... "Kumohon...! maafkan dia kali ini saja....!!!" "Ugh....!" Pemuda perak itu terlihat menjadi ragu.... "Tolong lakukan, Silver Hunter...." Mendadak seorang suster muncul dan memasuki pembicaraan... "Kamu... Kamu masih hidup?!?!?" Ucap pemuda perak itu senang, aku tidak paham kenapa ia bisa mendadak lega seperti itu.... "Haaah, gw kira situ sudah mati ama lelaki itu...." "Tidak, justru pria itu mencoba menyelamatkan kami...." "Ee? Nani?" Pemuda perak itu bingung dengan perkataan Suster tersebut... *** Karena luka - lukaku dan pemuda perak bernama Schneide itu yang cukup berat, kami berdua dilarikan kerumah sakit, dan kejadian kali ini dianggap "kecelakaan", sehingga kami tidak mendapatkan vonis apapun dari Hunter's Guild "Begitu.... kamu cuma mencoba untuk menyelamatkan wanita itu lagi...." Ucap pemuda itu sedikit menyesal. "Itu tidak mengubah fakta bahwa aku telah membunuh Priest dan Junker itu..." Ucapku sinis, menyebutkan fakta yang sebenarnya... "Phoenix..." Leila hanya menatap ku miris, dan kondisiku benar - benar dalam kondisi yang buruk, aku tidak tertarik dengan apa yang akan mereka lakukan terhadapku atau pandangan mereka kepadaku... Aku hanya.... ingin mencari ingatanku kembali.... to be continued... |
| | | 2012-07-10, 22:45 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
richter_h Salto Master Hancip RMID
Posts : 1705 Thanked : 30 Engine : Other Skill : Skilled Type : Developer
Awards:
| The Tale of Vent McGraves Chapter VKlik to Chapter IVKlik to Cerita Vent ssebelumnya, pra-Chapter VSetelah Schneide lari terburu-buru ke gereja di hutan utara, Vent hanya bengong melihat sosok pemuda yang dia dan Schneide telah selamatkan. Pingsan, menurutnya. Lalu Vent mengambil salah satu botol kecil dari kantong pinggangnya, membuka botol itu dan menghirupkan aroma minuman racikan Vent dari botol itu ke hidung sang pemuda. Pemuda itu langsung sadar, kaget dan terbangun lalu terjungkir ke belakang. "Tenang. Ente tadi cuma ngirup racikan super ajib ane. Akar Pokis emang nend... E? Ente?!" Vent kaget. Dia lihat wajah pemuda itu, rasanya dia pernah lihat dia sebelumnya. Mungkin sebelum dia pergi ke Corona dan menjadi Brewmaster. Tapi, syal itu, goggle itu, rambut coklat itu, orang itu... "Andy?!" "Tunggu." Pemuda itu kaget, Vent mengenali dirinya yang bertemu pun belum pernah. "Aku memang Andy. Andy Landwalker. Tapi kenapa kamu bisa tau aku?" "Ente pernah nyasar di Westerland dulu, dan ente pergi sama Nella waktu itu." Vent lantas duduk dan menghela napas. Dia bertemu lagi dengan kawan yang pernah berkelana bersamanya dulu. "Masih inget pas ane, ente sama Ryuna kabur bareng di Westmidland dulu?" "Tunggu. Siapa Ryuna?! Kenapa kamu tau soal Nella?! Siapa kamu ini sebenarnya?! " "E? Tunggu dulu..." Vent sadar ada yang berbeda dengan Andy yang dia sekarang hadapi. "Ente keliatannya lebih muda dari pas di Westerland... Apa ini bener-bener ente, Andy?" "Aku Andy, dan aku tidak pernah bertemu orang mabok sepertimu!" Andy lantas bangun, lalu dia berjalan ke arah hidungnya mengarah, meninggalkan Vent yang bengong dengan perilaku Andy yang 'berbeda' dengan dia pernah temui sebelumnya. Baru saja beberapa langkah, Andy menoleh ke arah Vent. Terlihat dia begitu kebingungan dan hampir putus asa. "Jadi, ente sekarang lagi ngejar yang nyulik Nella, dan mereka ke kota?" "Ya. Saat Nella kembali ke Skynesia diantar oleh klan Arthar, dia diculik dan dibawa ke Eremidia. Claude sendiri yang berkata hal itu. Makanya, aku mengejar mereka sampai di sini, dipukul sampai pingsan oleh satu Troll bes- Tunggu. Apa kamu yang mengalahkan Troll besar itu?" Vent lirik Troll pingsan yang ditunjuk Andy, lantas dia menggangguk. "Dengan bantuan seseorang yang nyentrik," tuturnya. "Apa kamu tau kemana arah Eremidia? Aku harus ke sana secepatnya. Nella mungkin dalam bahaya." Vent berdiri dan menenteng lagi barelnya. Lantas dia berjalan ke arah Andy dan berkata, "Kalo ente mau selamatin Nella lagi, akan ane bantu. Kita bisa sampe di kota menjelang malam kalo kita berangkat sekarang." Vent lalu berjalan ke ara kota. Andy masih heran dengan orang mabok seperti Vent itu. "Lagi?" Andy masih heran dengan kata-kata Vent barusan. -- Di kota Eremidia, menjelang malam. Andy--yang masih cemas was-was tidak sabar untuk mencari ke seluruh penjuru kota. "Oke. Kalo nyasar, jangan panik. Banyak orang-orang yang bisa ente tanya." Vent menyalami Andy yang bergegas mencari Nella si gadis Skynesia di kota yang naudzubileh luasnya itu. "Kalo ada apa apa, ane ada di bar punya Leila. Barnya ada di alun-alun kota, gampang dicari." Setelah berpisah dengan Andy, dia lantas kembali ke bar langganannya. Tapi, dia tidak melihat wanita bartender yang biasa dia lihat kalo dia di bar. Kata seorang pemburu yang sedang menikmati beberapa botol bir, wanita itu hilang dan tidak tahu kemana sekarang. Dia terlalu mabuk untuk menceritakannya. Mumpung bar sepi, Vent manfaatkan keadaan dengan mengambil beberapa botol kosong dan dia memulai ritual meracik bahan minuman. Seorang pemburu mabuk mungkin akan lupa dengan apa yang akan dia saksikan... Dia membuka lubang tuang barel itu, lalu menuang minuman dalam barel yang sering dia bawa itu ke beberapa botol kosong. Lantas dia membuka tutup barel itu seluruhnya, membuang ampas-ampas yang ada dalam barel dan menyimpan beberapa bahan racikan yang sudah dia kumpulkan sedari dulu. Bahan demi bahan dia masukkan. Lalu dia meneteskan beberapa tetes cairan dari sebuah botol seukuran jempol, lantas meremas-remas bahan minuman dalam barel itu. Setelah bahan-bahan itu tercapur rata, dia menutup kembali barel itu dan mengguncang-guncangnya. "Enam bulan purnama, dan ane bakalan punya lagi minuman dewa..." Vent dulu pernah berhasil membuat minuman dewa, dimana dia bisa berbicara dengan Spirit pendampingnya. Spirit itu selain memandunya dalam pengembaraan, dia juga membimbing Vent dan menjadi mentor dalam hal spiritual dan bahkan Spirit itu mengajarinya ilmu bela diri yang menjadi lanjutan ilmu yang telah dia pelajari dari Ki Joko Perkasa, gurunya beberapa tahun lalu. "Ane coba dulu hasil racikan yang terakhir..." Vent minum minuman hasil racikannya dari salah satu botol yang telah dia isi dengan minuman dalam barel tadi. Hasilnya? Dia mabuk seperti biasa, namun dia berhalusinasi namun dia tidak terlalu sempoyongan. Walau rasanya nendang pol, tapi dia rasa kali ini dia cuma membuat bir biasa. Vent teringat dengan Schneide. Apa kabar dia sekarang setelah mengecek apa yang terjadi di gereja sana. Dia mengemas bawaannya, memasukkan botol-botol dan menenteng lagi barelnya, dan keluar, meninggalkan pemburu mabok yang teler di bar yang kosong bin tidak ada siapa-siapa. Karena puyeng dan tidak kuat lagi berjalan, dia akhirnya tepar di gang sepi nan gelap... Klik to Chapter VI
Terakhir diubah oleh richter_h tanggal 2012-07-11, 17:41, total 3 kali diubah |
| | | 2012-07-10, 23:16 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
nisamerica Living Skeleton
Posts : 1668 Thanked : 25 Engine : RMVX Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| Chapter 1 New CanvasNama: Vischelia Abileine Umur: 19 Penampilan: - Kecil, kulit putih dengan rambut pirang keemasan dengan mata merah padam
- Berpakaian rapi namun mudah bergerak dengan warna utama biru dan putih
- Memakai rok bergelombang berwarna krem di atas celana panjang ketat berwarna biru gelap (bisa dibilang leggings)
- Memakai topi coklat muda dengan pinggir topi yang sangat lebar yang dihiasi tiga bulu burung
- Memakai tas pinggang yang besarnya hampir sepertiga tubuhnya yang digantung di pundaknya
Sejauh mata memandang hanya terlihat hamparan padang rumput luas berwarna hijau kekuningan yang seakan tidak terhingga, disertai sedikit pepohonan hijau yang memberikan kerindangan terhadap rerumputan yang disinari terik matahari ini. Terlihat adanya jalan setapak di tengah-tengah hamparan padang rumput yang luas tersebut, dan tubuh kecil dengan kaki yang mungil yang sedang menapaki jalan tersebut. Dilihat dari dekat, pemilik dari tubuh mungil tersebut adalah seorang gadis kecil dengan topi coklat berpinggir lebar berhiaskan tiga bulu burung berbagai warna, seandainya tidak memakai topi, rambutnya yang pirang akan bersinar terang keemasan memantulkan sinar matahari. Ia mengenakan sejenis kemeja berlengan panjang berwarna putih yang dilapisi rompi biru, kakinya yang kurus dan ramping dibungkus oleh celana panjang ketat berwarna biru gelap, pinggangnya yang kecil dibalut rok pendek bergelombang berwarna krem merah muda, dan merupakan tempat bersandar untuk tas pinggang miliknya yang memiliki besar hampir sepertiga tubuhnya. Gadis tersebut memiliki nama Vischelia Abileine, dan di ujung jalan yang sedang ia tapaki tersebut, terdapat ibukota dari kerajaan megah yang memiliki banyak keunikan dan flora fauna yang memukau. Gadis tersebut sama sekali tidak memiliki alasan khusus mengunjungi negeri tersebut, ia hanya senang berkelana dan sekedar tertarik dengan tempat tersebut. Ah, mengapa aku mengenal gadis tersebut sejauh itu? Tepat, gadis tersebut adalah aku, inilah kisah mengesankan tentang petualanganku di negeri misteri, Eremidia…
Semilir angin sejuk membawa harum rumput dan wewangian alam menggelitik indra penciumanku serta mengelus rambutku dengan lembut, rumput pun bergoyang dan dedaunan melambai seakan mengikuti gerakan rambutku. Kubetulkan posisi topiku yang bergeser sedikit karena tertiup angin dan juga untuk menghindari teriknya matahari. Kulangkahkah kakiku menyusuri jalan setapak yang sepi dan hanya ada rerumputan, seakan tiada akhirnya. Namun jalan ini memiliki akhir, dan di sana lah tempat tujuanku berada, Eremidia. Ini adalah hari ketiga setelah keberangkatanku dari kota sebelumnya, dan seharusnya aku bisa tiba di ibukota sebelum hari menjadi malam, aku juga menginginkan hal tersebut, karena tidur di padang rumput begini sama saja dengan bunuh diri. Setelah berjalan beberapa lama, matahari bersinar tepat di atasku, semakin terik dan panas dari sebelumnya. Aku merogoh tas pinggangku dan mengeluarkan kantung tempat air minum yang terbuat dari kulit binatang. Kuremas sedikit tempat air tersebut untuk memastikan sisa air yang ada, lalu kutenggak air tersebut sepelan mungkin, bertujuan untuk menyejukkan kerongkongan dan dahagaku dengan air sesedikit mungkin. Mungkin kalian menganggap aku paranoid, tapi kita tak akan tahu kapan kita akan sangat membutuhkan air, jadi lebih baik sisakan sebanyak mungkin. Setelah puas meminum air, kuteruskan langkahku sembari menyimpan kantung air minumku kembali ke dalam tas, namun, belum menyelesaikan bahkan satu langkah pun, aku kembali terhenti, menyadari ada sepasang mata kecil yang memperhatikanku. Seekor tupai kecil , entah dari jenis apa, tapi ia memiliki bulu coklat kemerahan dengan corak garis yang unik yang tak pernah kulihat sebelumnya, sepertinya kabar bahwa Eremidia memiliki keragaman fauna yang unik benar apa adanya. Melihat makhluk tersebut tidak berbahaya, aku pun tersenyum dan duduk bertumpu pada lutut, mendekatkan wajahku untuk melihat tupai tersebut lebih jelas. Tupai tersebut tampak terkejut dengan gerakanku yang tiba-tiba, dan mengambil jarak sambil berdiri siaga. Aku yang melihat kelakuannya tersebut tersenyum dan mencoba menyapanya dengan suara pelan agar ia tidak takut. “Hey there cute little fella… Don’t be scared, I don’t intend to harm you in any ways,” sapaku. Tupai itu tampak bingung dengan sapaanku. Ya, benar, aku berasal dari negeri yang berada jauh di Barat, sehingga aku memiliki bahasa dan logat yang pastinya asing untuk kalian kebanyakan, tapi jangan khawatir, aku sudah mempelajari bahasa lokal Eremidia sebelum memulai perjalanan ini. Belum sempurna sih, tapi kalau sekedar berkomunikasi secara biasa kurasa sudah cukup. Meskipun tampaknya percuma, tapi aku mencoba mempraktekkan bahasa yang sudah kupelajari dengan tupai ini sebagai lawan bicara, “Kau tidak mengertikah? Bagaimana dengan aku menggunakan bahasa ini?” Setelah selesai bicara, aku melihat ke sekelilingku, aku pasti dianggap gila bila ada orang yang melihatku. Namun tampaknya tidak juga, tupai itu tidak lagi tampak bingung dan kembali meneruskan kegiatan yang sedang ia lakukan sebelum aku datang, yaitu makan. Ia tampak sibuk menggerogoti benda bulat merah yang ada di tangannya. “Aha, Wildberries!” seruku pelan agar tupai tersebut tidak takut. Aku memperhatikan sekeliling, mencari pohon tempat tumbuh beri yang dimakan tupai tersebut. Tupai yang memakan beri tersebut sudah menandakan bahwa ada tanaman beri di sekitar sini, dan melihat keadaannya yang tenang-tenang saja memakan beri tersebut, kemungkinan besar tidak beracun. Mencari dan mengumpulkan makanan adalah hal penting untuk bertahan hidup, kelakuanku ini sudah menjadi kebiasaanku sejak lama, karena aku sering bergelut di ambang kematian. Okay, mungkin aku memang paranoid. Tidak berhasil menemukan pohon beri hanya dengan mengandalkan penglihatan, aku pun mulai beranjak dari tempatku, tentu saja berhati-hati agar tupai tersebut tidak takut, dan dengan pandangan tertuju sedikit miring ke bawah, aku mulai merangkak di sisi jalan setapak. DUAK!! “Ouch!!” Tidak beberapa lama setelah aku mulai merangkak, kepalaku terbentur sesuatu yang keras. Aku melihat ke depan, dan kudapati sebuah palang kayu yang terhujam ke tanah, kuteruskan pandanganku ke atas, dan kulihat papan penunjuk arah yang terpasang di palang kayu tersebut. Aku berdiri untuk melihat apa yang terukir pada papan kayu tersebut, terdapat tulisan dengan aksara yang kukenal, namun dengan bahasa asing, yang untungnya itu adalah bahasa yang sudah lebih dulu kupelajari. “Eremidia, 300 langkah” Tiga ratus langkah? Aku merasa senang, karena itu jarak yang cukup dekat. Kupalingkan wajahku ke arah yang ditunjukkan oleh papan tersebut, yaitu ujung jalan setapak ini, dan benar saja, samar2 terlihat di kejauhan, tempat tujuan yang sudah kunanti-nanti. “Yay! It’s near!” benakku dalam hati sembari menarik kepalan tangan menandakan keberhasilanku. Setelah memandangi kota yang samar2 tersebut, kualihkan pandanganku ke langit biru, dan melihat hari masih siang, tampaknya aku bisa bersantai dan tidak usah terburu-buru pergi ke kota. Kulihat sekeliling, mencari sesuatu yang menarik, dan aku melihat tupai tadi masih ada di dekat sini, tidak melepaskan padangannya padaku meskipun konsentrasinya tertuju pada beri yang dilahapnya, dan aku pun membuat keputusan. “Okay, kau saja, tee-hee!” tertawa kecil, aku duduk di sisi jalan setapak di depan tupai tersebut, kakiku yang kuregangkan kutekuk sedikit membentuk sudut tumpul. Aku kembali membuka tasku, dan mengeluarkan papan lipat yang kemudian kubentangkan di atas pahaku sebagai sandarannya. Kukeluarkan pula kertas putih bersih yang seukuran dengan papan tersebut, dan setelah merogoh tas ke bagian yang paling dalam, kukeluarkan botol kecil berisi tinta, dan kucabut salah satu bulu yang tertancap di topiku, yang ternyata merupakan kuas bulu. Yap, aku adalah seorang pelukis, dan targetku sekarang adalah tupai kecil ini. “Okay tupai kecil, your action now… will be eternized!” To be continued…
Terakhir diubah oleh nisamerica tanggal 2012-07-13, 13:20, total 2 kali diubah |
| | | 2012-07-11, 07:41 | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| OOT: @H: wtf la another andy
Chapter 2 The Healer
Click for chapter 1 Click for related previous story
06:00 PM
Aku masih tidak habis pikir. Kenapa orang pemabuk itu bisa mengenaliku bahkan sampai nama margaku. Dan yang terpenting kenapa dia juga bisa mengenali Nella? Westernland? nama apa pula itu? :wut:
Argh, tidak ada gunanya memikirkan hal itu sekarang. Sekarang mulai darimana aku harus mencari Nella? Kulihat sekeliling kota. Rumah-rumah tampak mulai menyalakan lampu-lampu listrik berpijar berwarna kuning. (OOT: jamannya awal2 modern kan? ) Langit juga mulai nampak gelap. Orang-orang mulai berlalu-lalang. Kurasa mereka sedang pulang kerja. Tapi entahlah. Siapa peduli.
Kupegangi lengan dan perutku yang masi terasa sakit. Lemparan troll hutan tadi masi benar-benar terasa di badanku. Setidaknya berkat bau ramuan aneh orang tadi sedikit memberiku tenaga untuk melangkah. Tak lama kemudian kulihat sebuah rumah yang bisa kukenali bahwa itu tempat penyembuhan.
Kuketuk rumah itu beberapa kali....... Tak ada jawaban
Kuketuk sekalil lagi. Dan akhirnya berkali-kali. Hasilnya juga sama saja... "OTL
Aku mulai putus asa. Kusandarkan tubuhku di tembok batu di samping pintu rumah itu. Rasanya aku kembali ingin secepatnya merasakan cahaya penyembuhannya Nella. Mungkin aku harus kembali ke bar selatan orang pemabuk itu? Aku sempat heran. Bagaimana pemabuk itu bisa mengalahkan troll hutan itu. Pasti dia orang yang lumayan kuat.
Tak lama kemudian, pintu rumah itu terbuka dan membuyarkan lamunanku. Sesosok perempuan yang usianya tidak jauh dariku dengan penampilan rambut pirang panjang disisir rapi dan baju terusan putih sampai lutut dengan lengan panjang membawa buku bersampul coklat memandangiku.
"Maaf, Yang mengetuk pintu ini tadi anda?" Tanyanya dengan ramah
Aku hanya mengangguk.
"Anda pasti pelanggan kan? Maaf tadi sedikit ada 'keperluan' di kamar mandi. Mari masuk" Katanya sambil memberi isyarat mengajakku masuk.
Dengan sedikit menahan sakit, aku bangkit dan memasuki rumah itu. Kulihat di dalam rumah itu terdapat banyak rak buku. Aku heran. Sebenarnya buku sebanyak itu membahas tentang apa saja. Dan yang lebih mengherankan, apakah semua buku itu dibaca? Aku jadi teringat Cecilia yang dimana rumahnya juga penuh dengan rak buku. Dan dia membaca semuanya.
Selain itu kulihat beberapa peralatan sihir seperti tongkat sihir. Dan alat-alat alkemi seperti tabung-tabung reaksi. Aku tidak terlalu memperhatikan sudut-sudut ruangan lainnya.
"Sekarang apa yang tuan inginkan?" Tanyanya dengan halus.
"Err... " Aku sedikit kikuk jika diperlakukan terlalu sopan seperti ini. Entah aku harus membalasnya seperti apa. "Mungkin kau bisa memberiku sedikit pengobatan? tubuhku serasa hampir hancur setelah dihajar troll hutan siang tadi"
"Anda datang di tempat yang tepat tuan. Silahkan berbaring disana"
***
"Sihir cahaya penyembuhan?" Aku heran. Dia bisa mengeluarkan sihir yang sama sperti Nella.
"Yup" katanya sambil terus menyorotiku dengan sinar putih yang keluar dari telapak tangannya. Sesekali dia memindahkan tangannya ke bagian tubuhku yg lain. Rasanya hangat dan nyaman. Rasa sakitku perlahan menghilang.
"Apakah sudah cukup tuan?" Tanyanya sambil meredupkan cahaya yang keluar dari telapak tangannya.
"Sudah lumayan lebih baik" Kataku sambil memutar bahu. "Tapi tolong, jangan panggil aku tuan atau sebutan semacamnya. Aku merasa aneh saja jika dipanggil seperti itu. Lagipula, sepertinya, umur kita tak jauh beda?" Aku sedikit ragu mengucapkannya.
"Aku selalu diajari kalau ada seorang pelanggan aku harus sesopan mungkin" Sahutnya sambil menggosok dahi
"Begitu ya. Entahlah. Tapi menurutku semua orang sama saja. Mau bangsawan ataupun rakyat biasa, mereka sama-sama membutuhkan makan. Ataupun membuang kotoran." Sahutku spontan "Oh, well, lupakan itu. Yang jelas, panggil aku seperti biasa saja."
Dia tersenyum kecil.
"Oh, iya. Ongkos pengobatannya 100 RMIDollar" Katanya tiba-tiba.
"RMIDollar? Mata uang apa itu?" Tanyaku heran.
"Anda.. err.. maksudku kamu bukan orang sini?" Dia bertanya balik.
"Aku dari pulau Alumnea. Aku disini untuk mencari seseorang" Jawabku singkat.
"Pulau Alumnea? hei, aku juga berasal dari sana." sahutnya spontan
"Oh, benarkah?" Rasanya sedikit lega ada seseorang dari pulau yang sama. Setidaknya aku tidak sendirian berada disini. "Kalau kau juga berasal dari Alumnea, mungkin aku punya sedikit uang untuk bayaran."
"Tapi, sepertinya mata uang di Alumnea tidak berlaku disini. Ngomong-ngomong, jika kau masi belum bisa membayar, aku ada sebuah ide" Katanya
Aku mengerutkan dahi :wut:
"Mungkin besok kau bisa membantuku mencarikan bahan-bahan buat resep ramuan penyembuh. Aku yakin, besok mungkin pelanggan akan banyak seperti biasanya." Katanya sambil mengedipkan mata "Aku biasanya tutup beberapa hari untuk mencari bahan dan membuat beberapa ramuan."
Aku berpikir sejenak. Sebenarnya aku tidak punya banyak waktu untuk ini. Aku harus mencari Nella secepatnya. Tapi disisi lain, dia juga menolongku.
"Umm... boleh juga. Mungkin aku bisa membantumu sehari." Aku pun memutuskan "Ngomong-ngomong, aku boleh tidur disini? Aku tidak punya rumah diluar sana."
"Aku tidak keberatan. Aku tinggal sendiri disini. Kakakku bekerja sebagai hunter. Dan ayahku ada di Alumnea." Katanya
"Ngomong-ngomong, kita belum kenalan. Namaku Andy, Andy Landwalker" Kataku sambil mengulurkan tangan.
"Alexis Wisewood." Katanya sambil menjabat tanganku.
*To be continued....
OOT: trivia dikit. di ojekan cerita gw emang ntar pas Nella ngilang pengganti healer / support dalam main party digantiin Alexis
|
| | | | Re: [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin |
---|
Sponsored content
| | | | | [StoryPlay] Eremidia : The Legends begin | |
|
Similar topics | |
|
Similar topics | |
| |
Halaman 1 dari 5 | Pilih halaman : 1, 2, 3, 4, 5 | |
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
Latest 10 Topics | [Web Novel] Gloria Infidelis 2016-11-17, 21:27 by LightNightKnight
[Announcement] Forum baru untuk RMID 2016-08-25, 16:39 by TheoAllen
Where I'm Wrong ? 2016-07-24, 16:10 by ReydVires
flakeheartnet's Resources part III 2016-07-08, 14:30 by flakeheartnet
Keira's Art Warehouse 2016-06-28, 19:27 by KeiraBlaze
Theo Core Time System + Bingung 2016-06-27, 16:24 by Lockin
Error Script, Maybe ? 2016-06-27, 16:20 by Lockin
Nusaimoe @ RMID Lounge 2016-06-21, 05:02 by Jihad Bagas
Call Random Battle 2016-06-15, 17:04 by Lockin
Flakeheartnet Resources Part II [come back gift] 2016-06-07, 15:51 by flakeheartnet
|
Statistics
|
Members: [ 4947 ]
Topics: [ 8258 ]
Posts: [ 112606 ]
Newest member: [ https://rmid.forumotion.net/u4968 ]
|
|
|
|
|
|