Chapter 14 Link----------------------------------------------------------
Chapter XV : Cold Desert
Akhirnya setelah 1 minggu silam, tubuhku telah pulih dengan sempurna, sebenarnya agak
aneh juga monster S Class sepertiku tidak mampu sembuh dari luka seperti itu dalam
sehari padahal waktu melawan lelaki berambut perak bernama Schneide itu, aku bisa sembuh
dalam sehari, tapi Ability Hero brengsek itu, Hybrid, mampu menggerogoti seluruh sel tubuhku dengan serangan Hybrid element nya, sehingga regenerasi luka pun menjadi lebih
menyakitkan daripada biasanya, itulah alasan kenapa aku yang sebelumnya bisa dengan mudah kalah oleh Hero bajingan itu. Tapi sekarang belum saatnya aku membahas hal tersebut, karena Elicia, Hibana, dan Lichty sudah menantiku untuk menyerbu Minotaur's
Nest, ya, Rank A Quest, aku telah berhasil mencapai Rank A berkat bantuan Alquerio,
ditambah lagi aku mendapatkan Magus' Sword, The Sword of Destiny, pedang yang mampu menyerap tenaga musuh dan menjadikannya kekuatan sendiri, aku bisa memanfaatkan ini untuk menjadi lebih kuat, demi Leila.
"Phoenix-sayang...."
Leila memanggilku lembut namun terlihat sedikit khawatir.
"Ini, aku tahu mungkin ini tidak membantu banyak, tapi setidaknya aku ingin kamu berhati - hati dan usahakan jaga kondisimu agar tetap fit...."
Leila memberikan sebuah keranjang yang berisikan sandwich favoritku dan sebotol susu hangat, kombinasi yang sangat cocok untuk melengkapi lapar dan dahagaku nanti.
"Ini sudah lebih dari cukup, Leila, terima kasih banyak~!"
Ucapku dengan sedikit senyum, dan kulihat Leila tersenyum kembali kepadaku, kemudian memejamkan matanya sambil mendekatkan mukanya kepadaku, dan terlihat bibir merah meronanya bergerak seakan - akan memberikan suatu tanda.
*chuu~
Kutempelkan mulutku kepada mulut Leila, dan kami menikmati sentuhan kedua bibir kami yang sekilas tersebut kemudian saling menatap satu sama lain.
"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu."
"Hati - hati, Phoenix-sayang~"
***
Perjalanan dari kota menuju Minotaur Nest lebih jauh ketika berjalan menuju Faleon, jadi Elicia menyiapkan Caravan untuk kami semua, Lichty sepertinya telah mempersiapkan segala Magic tingkat atas kelas manusia, ia tidak mau merepotkanku dan Lichty yang kerepotan setiap Lichty mengeluarkan sihir yang diluar batas kemampuan manusia, aku juga belum berani mengembalikan Core ku kedalam tubuhku sendiri, takut - takut aku dikuasai oleh sesuatu yang sedang ada dalam diriku, sosok monsterku yang mengerikan.
"Ngomong - ngomong, setelah ini, apakah kamu akan melanjutkan perjalananmu lagi, Hibana?"
Aku bertanya spontan pada Hibana, karena aku ingat sebelum bertemu denganku ia adalah S Class Hunter yang mengembara berkeliling dunia, namun karena harus mengajariku ilmu pedang dan menyembuhkan bekas luka Joker pada perutnya.
"Sepertinya begitu, lagipula, kamu sudah mempelajari Serene Mind kan?"
"Serene Mind?"
"Kondisi ketika kamu sudah bisa menggapai sense tertinggi dari para petarung, dan mampu meningkatkan kemampuanmu lebih tinggi daripada pengguna pedang biasa."
Aku mengingat - ingat kembali kondisi ketika melakukan jurus tersebut, aku hanya perlu mengingat tujuanku bertarung untuk apa, dan demi siapa.
"愛の力(Ai no Chikara)[The power of Love]"
Hibana hanya bisa meletakkan tangannya didahinya mendengar ucapanku, entah mengapa, tetapi terlihat Elicia pun hanya bisa terpejam syok mendengar ucapanku.
"Phoenix..."
"Ya?"
"Sejak Leila hamil, kamu berubah menjadi lebih aneh ya..."
Aku hanya bingung memikirkan ucapan Elicia, benarkah aku berubah sejauh itu?
***
Segera setelah kami memasuki sarang minotaur, lusinan Minotaur langsung menyergap kami berempat.
"ROWAAAAAAAARRRRRRRRRR!!!!!!!!!!"
"Akhirnya saatnya aku mengakhiri kalian semua, Minotaur sialan!!! Gara - gara kalian, aku tidak bisa mendapatkan cuti panjang!!!!!"
Teriak Elicia sambil menerjang maju menuju kumpulan Minotaur yang ada didepan mata.
"PIERCE!!!!!"
Mengarahkan tombaknya menuju kumpulan Minotaur, Elicia menerobos banyak Minotaur depan mata dan menembus badan mereka masing - masing.
"Sebenarnya tanpa bantuan kami, kau bisa saja menyelesaikan misi ini sendirian, Elice."
Ucapku sedikit meledek.
"Aku sanggup sebenarnya, tetapi prajurit - prajurit ku yang lain yang tidak sanggup! Aku mana bisa menghabisi mereka semua sambil melindungi yang lain!"
"FINAL BLADE SAVER!!!"
Kulemparkan tenaga pedangku tepat disamping Elicia, dan Minotaur hitam yang tersembunyi dibalik kegelapan itu langsung terbelah dua seketika.
"Eh?"
"Tapi tidak ada salahnya membawa bala bantuan, karena belum tentu semua masalah bisa kamu selesaikan sendiri."
Ucap Hibana, sambil mengeluarkan beberapa scroll dan menerbangkannya ke sekitar.
"Katon!!!!"
dan dalam sekejap seluruh area tempat Hibana berpijak, menjadi lautan api yang besar.
"Yah, aku kemari karena bosan terus berada di rumah leila!!"
Leila mengeluarkan Magic Circle yang ukurannya cukup besar.
"Quake! Titan's Wrath!!!!!"
Dan mengeluarkan familiar golem yang cukup besar, menyapu semua minotaur yang menghalangi.
"Kurangi tenagamu sedikit, Licht! Bahaya jika kamu dituduh macam - macam oleh kerajaan!"
Bentakku kepada Licht.
"Tapi kalau aku tidak mengeluarkan ini, jumlah mereka tidak akan ada habisnya!!"
Setelah kupikir - pikir lagi, ucapan Licht ada benarnya juga, baru masuk pintu saja lebih dari 4 lusin Minotaur menghalangi kami, entah apa yang akan menunggu kami lebih dalam...
*BLAAAAAAAAAAARRR!!!!!
"Holy Hell?!?! Apa itu...?!?"
Ucapku reflek melihat kearah ledakan tersebut berasal.
Mendadak sesosok minotaur yang lebih mengerikan daripada minotaur lain muncul begitu saja tanpa aba - aba, dan menghancurkan Golem buatan Licht dengan mudah.
"KURANG AJAR! BERANI SEKALI KAMU MENGHANCURKAN GOLEM KESAYANGANKU!!!!"
Ucap Licht sedikit marah.
"Minotaur General?!? Kenapa Monster Class A seperti itu sudah muncul di sini?"
Elicia terkejut melihat sesosok Minotaur General, Monster yang 1 tingkat lebih kuat daripada Minotaur biasa, dan bukan hanya 1, tetapi puluhan. "Ini aneh, hanya karena kemunculan minotaur biru aneh itu, semua minotaur yang ada disini mulai bergeser keluar...."
"Arph! sebaiknya kalian langsung masuk menemui monster tersebut, tugas kita disini bukan untuk membinasakan Minotaur, tetapi menghentikan serangan mereka!!!"
Ucap Licht, sambil mengeluarkan lebih dari berpuluh - puluh Magic Circle.
"Quake! Titan's Rampage!!!"
Dan keluarlah golem yang jauh lebih kuat, lebih besar, dan lebih keras daripada sebelumnya, kemudian membuka jalan untukku dan yang lainnya.
"Licht, jangan terlalu brutal, aku tidak mau gua ini runtuh sebelum kita keluar!!!"
Teriakku sambil aku memasuki ruangan hitam gelap tersebut.
***
Aku terus berlari, mengabaikan semua minotaur yang ada didepanku dan membiarkan mereka semua diurus oleh Hibana dan Elicia, aku harus menyimpan staminaku untuk monster yang sepertinya berbahaya ini. Namun....
"SEMUA, MUNDUR!!!!!!"
Mendadak dari atas muncullah sesosok minotaur yang lebih besar dari monster apapun.
"MINOTAUR LORD?!?!?! KITA BELUM MASUK TEMPAT TERDALAM DARI MINOTAUR NEST, KENAPA IA BISA ADA DI SINI?!?!?!"
Teriak Hibana, sepertinya memang ada yang aneh dengan tempat ini.
"Manusia - manusia biadab, berani - beraninya kalian memasuki area ini semudah itu...!!"
Minotaur Lord itu berbicara....?
Sepertinya title Lord nya sebagai S Class Monster bukan main - main....
"Lord of Minotaur...."
Aku memberanikan diriku untuk maju kedepan dan menghadapinya.
"RAAAAAAAAAAAAAAAAH!!!"
Namun belum apa - apa aku sudah diserang dengan Hammer yang lebih besar daripada tanduknya itu.
"GUH!!!"
*CRAAAANG!!!!!!!!!!!!!!!!
Kutahan hammer yang lebih besar daripada badanku itu dengan pedangku, aku mampu menahan tenaga sebesar dia, namun aku cukup kerepotan menyingkirkan itu dari kepalaku.
"UGH! Manusia sialan, berani - beraninya kau menangkis paluku....!!!"
"Aku bukan manusia, sialan....!!!!!! EXTEND!!"
*BLAM!!!!
Kugunakan seluruh tenagaku untuk mendorong balik hammer tersebut, sepertinya ia cukup terkejut setelah mendengar ucapan dan kekuatanku.
"GUH...! Apa - apaan kau....!?"
Aku merelaksasikan seluruh tenaga dalam tubuhku, memberi sinyal pada minotaur tersebut bahwa aku tidak mau bertarung dengannya.
"Phoenix...!"
Hibana dan Elicia melihatku dengan rasa khawatir.
"Perkenalkan, aku adalah 1 dari 7 Chrome Familia, Chrome Arphage."
ucapku memperkenalkan diri kepada Minotaur Lord tersebut, dan sepertinya ia cukup terkejut mendengar deklarasiku.
"Bisakah kau menghentikan amukan Minotaur yang ada didekat pintu masuk? Salah satu 7 Chrome Familia sedang melawan mereka semua, dan kau tahu konsekuensi melawan kami kan?"
"Apa bukti bahwa kamu adalah Chrome Familia, bajingan? kau terlihat sangat manusiawi dimataku...!"
Aku menarik pedang yang selama ini tidak kugunakan, Sword of Destiny, pedang buatan Magus.
"..............."
Minotaur Lord tersebut menarik napas panjang, kemudian meraung dengan sangat keras.
*WAOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOONG!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Dalam sekejap, seluruh gua tersebut menjadi hening, dan dari belakang sama sekali tidak terdengar keributan apapun, dan sepertinya Licht juga sudah menghentikan serangannya.
"Nice signal~!"
Ucapku sedikit tersenyum kepada Lord Minotaur.
"Namaku Gulliver, aku adalah Minotaur Lord ke XVII menggantikan almarhum Minotaur Lord ke XVI."
"Oh? Kau mau memberikan namamu juga...?"
"Untuk manusia, aku tidak perlu sopan santun, tapi untuk sesama monster seperti kau, lain soal."
Hibana dan Elicia merasa sedikit terganggu dan terancam.
"Let me get straight to the point, kenapa kalian mulai menyerang kota?"
"Apakah ada alasannya kenapa kau harus melindungi kota manusia tersebut?"
Aku sedikit mengambil nafas, kemudian menjawabnya dengan sigap.
"Melindungi wanita yang kuncintai."
Lord Minotaur itu terbelalak mendengar ucapanku, kemudian mulai tertawa terbahak - bahak.
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!!!!"
Aku hanya mengerenyitkan mataku melihatnya tertawa seperti itu.
"Huh, aku tidak tahu kalau akhir - akhir ini ada monster yang tinggal di kota dan melindungi manusia...!"
Mendengar ucapan tersebut, aku sedikit emosi dan mengarahkan pedangku pada Gulliver.
"Jaga ucapanmu, wanita yang kucintai memang manusia, tetapi bukan berarti aku menyukai semua manusia...!"
"Huh, jadi meski kau mencintai wanita dari bangsa manusia, kau tetap menjaga jiwamu sebagai monster...."
"Cukup basa - basinya, sekarang, ceritakan padaku kenapa kau mulai menyerang manusia!"
Ucapku mulai tak sabar.
"AA Class Monster, Crystal Golem."
Crystal Golem, sesuai yang kudengar dari Leila, namun....
"Apa yang monster yang seharusnya berhabitat di Northern area seperti itu berada di sini?"
"Entah, yang aku tahu, gara - gara mereka, kami semua harus meninggalkan rumah kami..."
Aku tidak mampu menyerap penjelasan abstraknya, kenapa Monster Class S seperti Minotaur Lord bisa diusir dari rumahnya seperti itu....
"Arph!!"
Dari belakang Licht memanggilku, sepertinya ia baik - baik saja....
"Ada yang aneh!!"
Eh?
"Apa maksudmu, Licht?"
"Mungkin kamu tidak merasakannya.... tapi entah kenapa, semakin dalam kita memasuki gua ini, semakin dingin suhu gua ini..."
Semakin dingin? tubuhku memang sedikit aneh karena aku memiliki elemen api dalam diriku, tetapi....
"Kalau dipikir - pikir, benar juga, kupikir ini hanya perasaanku juga...."
Elicia mulai memegangi tubuhnya yang kedinginan.
"Dingin ini bukan dingin biasa, seakan - akan kita sedang berjalan menuju badai es..."
Badai es.....
"Ice Lady.... "
Gulliver menyebutkan 1 nama monster yang cukup familiar.
"Monster B Class yang mampu mengubah suhu sekitarnya menjadi setara dengan suhu di northern mountain?"
"Ada lebih dari ratusan Ice Lady didalam sana..."
Aku tersentak, bagaimana bisa ratusan Ice Lady yang seharusnya menetap di kawasan utara tersebut langsung muncul di sarang monster lain secara mendadak.
"Kalau begitu, aku ada penawaran...."
"Apa itu?"
"Kalau kau mau menghentikan aksimu mengirim pasukan Minotaur ke kota, akan kubinasakan semua Ice Lady yang ada disana beserta Crystal Golem."
"TIDAK SETUJU! BIARKAN AKU YANG MENGHABISI CRYSTAL GOLEM!"
Gulliver menawar permintaanku yang seharusnya mudah menjadi lebih sulit untuknya.
"Deal then!"
***
Kali ini, kami semua ditemani Gulliver memasuki gua Minotaur lebih dalam, namun semakin kedalam, semakin banyak fenomena aneh menyelimuti gua ini.
"Salju, stalaktit es... benar - benar pemandangan aneh di gua yang terletak ditengah - tengah padang pasir...."
Komentar Hibana bingung.
"Sebentar lagi sampai..."
Setelah kami sampai di sebuah ruangan yang sangat besar, aku melihat pemandangan yang sebenarnya tidak terlalu asing, namun aneh.
"Badai salju... didalam gua...?"
Tubuhku terasa beku, karena kami tidak berpikiran akan bertarung di tengah kedinginan maut seperti ini.
"Ugh... kalau tahu begini aku membawa armor api....!"
Ucap Elicia sedikit kedinginan.
"Aku juga kurang persiapan, Scroll api ku tidak cukup untuk membinasakan mereka semua."
Sambil berkata begitu Hibana menatap kumpulan kejauhan disana, dan terlihat ratusan Ice Lady berjejer bersiap untuk mengusir kami semua dari tempat itu, atau membunuh kami semua.
"Dimana Crystal Golem itu...?"
Dan tak lama kemudian tampaklah sosok besar hitam dibalik badai salju yang lebat ini, sosoknya mudah dikenali, namun ukurannya tidak bisa diremehkan.
"Monster sialan.... mencuri rumah orang seenaknya...!!!!!!"
Gulliver terlihat murka melihat monster tersebut.
"Kau sudah siap, Gull?"
Tanyaku kepada Minotaur Lord itu akrab.
"I'M READY ANYTIME!!!"
"Yosh, semua, MENYEBAR!!!"
Gulliver langsung maju menyerbu Crystal Golem tersebut tanpa menghiraukan kumpulan Ice Lady didepan, dan aku, Hibana, Elicia, dan Licht menyerang kumpulan Ice Lady.
"SHINNING BLADE CUT!!!!!"
Aku pun maju menyerbu kumpulan Ice Lady ditengah dinginnya badai salju ditengah - tengah gua padang pasir.
To be Continued