Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.
|
|
| [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
| |
2013-08-29, 16:25 | [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
tukang_es Dalangnya RMID
Posts : 321 Thanked : 14 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| First topic message reminder :Roleplay adalah permainan bermain peran. dalam permainan ini pemain ( member ) bermain sebagai karakter yang ditempatkan di suatu cerita dengan setting yang sama dengan pemain lainnya. permainan ini mengandalkan imajinasi dari pemainnya agar menciptakan suatu plot yang menarik untuk diikuti oleh orang lain. Tujuan- Spoiler:
- Mengembangkan kemampuan writing member rmid. - memungkinkan development sebuah game berdasarkan cerita-cerita yang ada. - membantu meramaikan forum yang kelewat sepi (?) oleh para senior - melatih imajinasi anggota dalam merangkai cerita. Rules- Spoiler:
- 1 Pemain hanya boleh memiliki 1 Karakter. Tetapi boleh menambah NPC - disarankan memakai First person of view/ sudut pandang pertama. - boleh menambahkan gambar untuk memperkuat cerita. - no Porn,DP,SARA,Alay writing
- maksimal 2 paragraf (Ga jadi) - no godlike character please. - yang tidak bermain dilarang posting. - pemain diperbolehkan moding karakter pemain lain tetapi dilarang membunuh,mengubah keadaan secara ekstrim. - 1 thread hanya terbatas jumlahnya. - awali post dengan nama tempat misal [ At City ] Background StorySetelah peristiwa di Grace Island, Explorasi ke seluruh negeri Eremidia terus dilakukan. hal ini untuk menemukan banyak peradaban kuno atau potensi yang bahaya mengancam. di balik terpaan dahsyat badai pasir di gurun selatan,terdapat Twilight Tower. konon,menara ini akan terbuka setiap senja tiba. legenda mengatakan sebuah permata raksasa menyimpan kekuatan sihir besar berada di puncaknya. permata tersebut dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang menyentuhnya. banyak petualang yang datang beramai-ramai ke tempat tersebut, namun belum ada yang berhasil. banyak monster berkeliaran dan sangat kuat. jadi adakah yang berhasil menaklukan menara dan menyibak kebenaran di balik legenda tersebut ? Peta Village Settingtempat lokasi roleplay adalah sebuah desa kecil bernama Orsa Village, dekat satu-satunya oase pedalaman selatan gurun. tak jauh dari Orsa terdapat Twilight Tower. para prajurit kerajaan Eremidia berlalu lalang menjaga keamanan serta mengawasi segala hal di wilayah ini. Note : Ini desa kecil. Jadi harap jangan masukin bangunan2 mewah lol Players [Slot 8/10]- Shikami Valor Ashburn (Now as NPC) - Atla Leo Redfang - Theo Allen Arianne Stanford - Superkudit Ellie Brausse - Richter_h Muro Broschenko - Rnvis Daniel Utterson - NightRider Zeeva Atlimus - Lyonnesse (out)Yuuki (Now as NPC) - Oscar Hazel Howard - NachtEinhorn Eleanor - Ryuuhime Tierra Winhart
shikami (valor) (sekarang jadi NPC lol)F# out Zwad out Raptor (Jingen Yuusha) out Lyonnesse out
Story So Far : [Day 1]
7 orang pendatang tiba di Osha Village. kesemuanya berkeinginan untuk menaklukan twilight tower. di hari pertama, Arianne bermasalah dengan petualang lain bernama Bronx. ia ditolong oleh Leo, Ellie, Valor dan Jingen. setelah sempat berkelahi sebentar, mereka dihentikan oleh Sir Leon Lao,komando dari E.Guardian yang menyita senjata mereka. mereka berpisah. Arianne dan Valor pergi ke Muro's Workshop untuk membeli perlengkapan untuk kemudian pergi ke Tower. di sisi lain, Daniel dan Zeeva belum menentukan arah tujuan mereka. Selesai mencari perlengkapan, Arianne dan Val menuju ke Leon Fort untuk mendapatkan senjata mereka kembali. Dan diteruskan registrasi untuk masuk ke tower. Sementara itu, Leo dan Ellie datang ke Leon fort dengan tujuan yang sama. Namun dengan cara yang berbeda, mereka malah mengacaukan seisi benteng Leon dan membuat mereka harus menjalankan sebuah misi ke tower. Singkat cerita, gerombolan Antlion datang dan membuat palu besar Arianne terbawa ke sarang mereka. Arianne dan Val mencari palu itu dan berakhir terkepung. Val mengeluarkan sebuah jurus pamungkas. Namun dirinya tidak kuat menahan dan pingsan. Arianne diselamatkan oleh Ellie dengan tembakan brutal mad larrynya. Setelah cukup istirahat, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Disana mereka bertemu Leo, dan seorang pria bernama Zeeva. Ellie, Leo, Anne memutuskan untuk kembali ke desa. Sedangkan Zeeva tampaknya masih mempunyai urusan dengan seekor monster. Setibanya di desa, party Ellie menyewa inn di desa. Bertepatan dengan itu, seorang (yang mengaku) dokter bernama Hazel Howard datang ke desa ini. Dia melihat kawanan Ellie dan memutuskan untuk mengikutinya ke inn [Day 2]Pengumuman ditujukan kepada seluruh petualang yang berada di desa Orsa bahwa sebentar lagi akan ada serangan dari Antlion. Val, Leo, dan Arianne mengikuti registrasi tersebut. Sementara itu di sisi lain Ellie, Zeeva dan Hazel terjadi pertarungan. Hal ini dipicu ketika Zeeva mengganggu kegiatan Hazel. Pertarungan mereka berakhir dengan seimbang. Namun keadaan Ellie memburuk. Dan Hazel karena suatu hal membuat dirinya menjadi seorang perempuan dan menyamar dengan nama Siti Khadijah Berganti sudut pandang, Val, Leo dan Arianne menghabiskan waktu di kedai makanan dan mereka bertemu dengan Ellie. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya mereka memutuskan untuk latihan di training ground dekat benteng outpost Leon. Sesampainya disana, mereka dilatih bersama komandan Leon. Mereka belajar banyak hal. Mereka berlatih dari siang sampai sore. Namun, tidak lama setelah itu, Lady Gretta, sekretaris pribadi komandan Leon mengatakan bahwa Antlion akan melakukan gerakannya lebih cepat. Leon berpamitan untuk mempersiapkan pasukannya. Sementara itu Ellie teringat akan ensiklopedi monster, dia kembali ke desa untuk mengambilnya. Arianne, Leo, dan Val hanya berencana menunggu kedatangan Antlion di training ground itu. Namun keadaan semakin mendesak sehingga mereka harus memutuskan untuk mundur sementara. Disisi lain, Hazel Howard / Siti Khadijah hendak menuju ke tower. Namun dia juga menemukan hal yang sama. Antlion itu menghadangnya. Hazel/Siti kembali ke desa dikejar oleh Antlion itu. Desa porak-poranda. Namun keadaan itu kemudian dapat di kendalikan oleh seorang kepala desa bernama Salman. Sementara itu di fort, Ellie dan kawan2nya merencanakan sesuatu untuk melawan seekor antlion yang disebut dengan Driller. Namun mereka kesusahan. Ellie hampir kehilangan nyawa dua kali. Membuat sedikit perselisihan di tim mereka. Tak lama setelah itu, komandan Leon datang membawa bantuan dan menghabiskan para Antlion itu [Day 3]Pagi hari, Leo memutuskan untuk pergi ke sarang Antlion jauh sebelum para pasukan Eremidia dan para sukarelawan bersiap-siap. Melihat kelakuan Leo yang sembrono, Ellie memutuskan untuk menyusulnya. Sementara di tempat lain, Arianne berangkat bersama prajurit komandan Leon. Sedikit lebih lambat dari Leo dan Ellie, akhirnya mereka berhasil mencapai liang para Antlion itu. Mereka akhirnya dipencar menjadi beberapa grup untuk menelusuri lorong-lorong yang dibuat oleh Antlion Dari sudut pandang Ellie. Ellie dan Leo tanpa sengaja jatuh ke tempat induk Antlion itu. Ellie tertangkap oleh induk antlion itu. Hampir saja ajal menjemputnya, Zeeva menolongnya dan membawanya ke tempat yang cukup aman. Tak lama setelah itu, Anne dan anggota party dari para sukarelawan itu sampai ditempat. Ellie sudah dalam keadaan tidak sadar. Namun dia berhasil ditangani dengan 'pengobatan pertama' oleh Zeeva. Dan akhirnya Ellie siuman Disudut pandang Hazel / Siti Khadijah, Valor dan Lady Gretta melihat segerombolan capung raksasa bergerak menuju kearah desa. Valor, dan Hazel berlari dan mencegah capung-capung itu di padang pasir. Terjadi pertempuran dahsyat. Valor hampir kehilangan nyawanya karena kelelahan. Namun mereka berhasil diselamatkan oleh Salman, si kepala desa. Valor dibawa ke tempat aman dan diberi perawatan khusus oleh Hazel Sementara itu di sarang Antlion terjadi pertempuran hebat. Kerja sama antara Arianne, Ellie, Leo, Firemage, Daniel, Eleanor, dan Fighter itu dapat membunuh ratu Antlion itu. Namun disamping itu, Ellie kembali mengeluarkan luka. Ellie dibawa kembali ke desa bersama para petualang lain dan tiga temannya, Anne, Valor dan Leo. Mereka disambut baik kedatangannya di desa Orsa karena telah berhasil mengalahkan ratu Antlion. Di tempat lain, Siti / Hazel berhadapan dengan tiga orang. Mereka termasuk anggota dari sukarelawan yang akan membantai ratu Antlion. Siti / Hazel diserang oleh seorang wanita yang dipanggil Silva. Hazel mengeluarkan ramuan secara acak dan menimbulan 'genderswap'. Hazel kembali ke kelamin asalnya sedangkan Silva berubah menjadi lelaki. Situasi tampak kacau. Sementara, Daniel Utterson memutuskan untuk tetap menetap di tower paska peperangan dengan ratu Antlion. Daniel tanpa sengaja ikut pertarungan bersama tiga orang itu dan memutuskan kembali kabur ke desa Disudut lain desa, Tierra Winhart, seorang dari keturunan ternama dari keluarga Winhart baru saja mencapai desa Orsa. Dia hendak membeli sebuah dagger perak di muro's workshop. Tapi karena uangnya tidak cukup, Tierra mendapatkan sebuah quest untuk mencari strip binatang dan sebongkah perak. Ellie telah dirawat bersama Anne dan Eleanor. Namun keadaan menjadi kacau saat seseorang bernama William mengaku adalah seorang kakak dari Ellie. Ellie menyembunyikan identitasnya sebagai treasure hunter dibantu oleh kedua temannya. Namun, pada akhirnya Ellie tetap mengaku hal yang sebenarnya. ... ntar diterusin editnya Enjoy !
Terakhir diubah oleh tukang_sapu tanggal 2013-08-30, 09:54, total 12 kali diubah |
| | |
2013-09-13, 22:11 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Ryuuhime Newbie
Posts : 11
| [Orsha Village Gate][07.00 PM]Sambil membawa kulit serigala abu-abu yang kukalahkan tadi, aku memasuki gerbang desa. Ternyata lumayan sulit mencari bijih perak, aku harus masuk ke dalam gua lebih dalam, syukurlah aku bisa menemukannya sebelum hari terlalu gelap. Sekarang aku memutuskan untuk kembali ke Inn, aku tidak tahan terus membawa kulit serigala yang sedikit berbau darah. [Inn]Setelah masuk ke Inn, aku merasa Ellie dkk sudah tidak ada di Inn lagi, mungkin mereka pergi ke suatu tempat... Kuharap bisa bertemu dengan Ellie dan Arianne kembali, sejujurnya akan menyenangkan jika bisa memiliki teman seperjalanan. Aku meletakkan kulit serigala di sudut ruangan inn. "Saatnya membersihkan diri, hari ini lumayan mendebarkan, aku merasa lebih hidup"[Bathroom]Aku masuk ke kamar mandi pria dan melepas pakaianku. Semua pandangan bersemangat yang tadinya menuju padaku jadi beralih kecewa ketika aku melepas baju bagian atasku. Aku hanya bisa menghela napas dan mulai membilas tubuhku. [Still here] |
| | | 2013-09-14, 09:40 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Desert / to Twilight Tower] [6.10 PM]Akhirnya kami bergabung kembali dengan Anne dan Val. Kutuntun kudaku, berjalan bersama kelompok kecil empat orang ini, menuju menara senja. "Err.. Ellie, kau yakin tidak apa-apa? Maksudku, kau belum sembuh betul." Tanya Arianne. "Tenang saja, aku sehat dan bugar seperti.. Hoek!!"Aku memuntahkan sup Eleanor yang ada diperutku, Anne hanya memijat-mijat belakang leherku dengan tatapan kasihan. Menyedihkan memang, aku begitu ingin masuk ke tower namun kondisi tubuhku belum sembuh sepenuhnya. Kami berempat berbincang-bincang santai sampai akhirnya sampai didepan pintu tower. Segera kuikat tali kekang Mustangkoji diluar dan mengambil peralatan dan perbekalan untuk menjelajahi menara ini. "Falcojima, periksalah kedalam, laporkan keadaannya padaku!"Burung itu terbang ke dalam tower sedangkan kami menunggu diluar. Tak berapa lama, Falcojima kembali, melaporkan kondisi lantai pertama kepadaku, dengan nada bicara yang menyebalkan tentunya. "Katanya disana aman, tak ada tanda-tanda kehidupan ataupun bahaya." Gumamku kepada kawan-kawanku, senyum lebar mengembang dibibirku dan Valor. "Yosh! Tim Valor, Hey.. Hey.. Hoo!!"Valor berteriak semangat, mengacungkan kepalan tangannya keatas. Mengerti apa yang diinginkan anak itu, aku dan Anne juga melakukan hal yang sama, hanya saja sangat tidak kompak dan terkesan setengah-setengah serta tak bersemangat. Wajar saja, itu memalukan, dan lagi, apa-apaan dengan tim Valor? Dia bertindak sok pemimpin sekarang. [Next : Tower - Inside] |
| | | 2013-09-14, 09:51 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
richter_h Salto Master Hancip RMID
Posts : 1705 Thanked : 30 Engine : Other Skill : Skilled Type : Developer
Awards:
| [Bengkel Ketok Magic Muro dan Olavia] Cerita dari gadis serig... rubah itu cukup meyakinkan. Walau ku tidak mengerti sebagian besarnya, tapi yang kutangkap dari ceritanya itu adalah dia bukan manusia biasa. Semacam jejadian gitu, seperti Werewolf di Northreach tapi dengan tampilan lebih baik. Kutanya alasan dia datang ke sini pun masih belum kumengerti. Namun, ku yakin dia seperti tidak ada di desa ini, banyak orang tidak mengetahui atau menganggap keberadaan Yuuki ini. ...Paling tidak, masih ada yang menganggap keberadaannya, seperti Olavia anakku ini, yang dari siang terus di dekatnya, tidak takut setelah asal usul Yuuki diceritakan padanya. Ya, krisis peran di desa ini lumayan kentara. Bahkan, kurasa keberadaanku di desa ini seperti... riak di lautan. Tidak ada yang peduli, tidak banyak yang tahu... tapi bengkel ini menjadi perantara kami dan orang-orang desa. Bukan. Dengan para petualang yang hanya singgah sebentar dan tidak pernah kembali lagi setelah pergi ke menara terkutuk. Olav dan diriku hanya pengrajin biasa. Ya, mungkin dulu kami adalah veteran perang, tapi itu dulu. Desa panas gersang ini adalah tempat terakhir yang kami singgahi, dan entah kapan kami akan meninggalkan desa Orsa ini. Yang pasti tidak dalam waktu dekat. Olavia? Dia hanya gadis biasa yang tinggal bersama bibinya di Northreach sebelum dia datang ke sini. Sebelum waktu itu tiba, ku ingin melihat wajah-wajah riang para petualang untuk beberapa waktu lagi, dimana mereka tidak tahu apa yang akan menimpanya nanti... ... atau ku ingin tahu apa yang disembunyikan menara terkutuk itu. Apa yang menarik minat para petualang sampai bela-belain datang ke desa gersang ini? Akan kukuak misteri itu suatu saat nanti... Tapi sebelumnya, [tau lah dimana ] |
| | | 2013-09-14, 19:11 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 1][ Around 6.20 AM ]Kami berjalan menyusuri lorong tower itu. Suara kaki kami menggema kesana kemari. Sepertinya perkataan Leon benar. Paska dikalahkan monster tentakel itu kini menara tingkat pertama benar-benar sepi. Aku bahkan tidak melihat petualang lain maupun tentara komandan Leon. Apa mungkin mereka sudah pergi dahulu? Setelah kami berjalan cukup jauh, kami melihat sebuah tangga lebar dengan sebuah pintu batu yang cukup besar diujungnya. "Kurasa pintu itu menuju ke menara tingkat kedua"Kata Val spontan. "E? Bagaimana kau bisa tahu?"Tanyaku kemudian. "Aku hanya mendengar dari beberapa orang yang berhasil lolos ke lantai berikutnya. Dan beberapa dokumentasi mengenai menara ini"Jelas Val kemudian. "Jadi yang Kita hanya butuhkan melewati pintu itu kan? Ayo"Kata Leo yang sepertinya tidak sabaran "Hoi, hoi Leo tunggu!, Cih, selalu saja"Gerutu Ellie kemudian sambil mengikutinya. Kamipun akhirnya berjalan ke pintu batu itu. Sesampainya disana, kami membukanya dan yang kami lihat adalah ... "T-t-tempat apa ini?"Yang aku lihat saat ini adalah tempat yang benar-benar berbeda. Aku bahkan tidak percaya ada tempat seperti ini di dalam menara ini [ Next : Tower Level 2 ] |
| | | 2013-09-14, 19:27 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [ Tower Floor 2] [ Around 6.30 AM ]Ugh.. Aroma busuk tercium begitu menyengat, seolah mencekik leher dan membuatku ingin muntah. Begitu gelap dan sangat lembab disini, pandangankupun terhalangin kabut. Kututup hidungku dengan syal merah yang kukenakan, berusaha meredam aroma bangkai yang menusuk ini. "Ellie, apa kau merasa tak enak badan lagi?" Tanya Anne. Huh? Tidakkah kau menciumnya Anne? Aroma menjijikan yang serasa melekat ditubuh ini? Leo, Val.. Jangan bilang mereka tak mencium aroma ini? Atau.. Ini juga kemampuan dari racun Seran? Kabut ini begitu tebal, membuatku tak dapat melihat jelas, memastikan bagaimana kondisi geografis di lantai dua ini. Yang kutahu hanyalah, lantai ini benar-benar berbeda dari lantai pertama. "Kyah! Menjijikan!"Aku, Leo dan Val spontan bersiaga ketika mendengar jeritan Arianne. Segera kuhampiri gadis itu. "Ada apa, Anne?"Anne menunjuk kebawah, kamipun menundukan kepala. Itu! Salah seorang anak buah Leon! Dia tewas dengan mengenaskan, bola mata kanannya keluar dan menggantung, sedangkan yang satunya telah hilang. Tubuhnya seperti dicabik dan digerogoti hewan buas. Bahkan lebih buruk dari antlion. [ Still Here] |
| | | 2013-09-14, 20:18 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twilight Tower - Floor 1][Around 6.40 AM]Aku kembali dari penginapanku dan menuju benteng setelah mengambil seluruh perlengkapanku. Aku bertanya kepada Lady Gretta kemana ketiga orang tadi itu pergi, dia bilang mereka pergi ke arah desa, katanya sih untuk 'beristirahat'. Tebak apa? Aku tak mendapati mereka selama berjalan kembali ke benteng dan juga kuda yang dimiliki Ellie tidak berada di tempatnya yang biasa. Satu kemungkinan tentu saja; mereka pergi lagi ke menara, entah oleh inisiatif siapa atau apa dengan cara membual. Semenjak aku sebenarnya tidak punya terlalu banyak hal yang diurus untuk sekarang, aku memutuskan untuk menyusul mereka (dengan malas). Seperti ketiga pagi hari, daerah di lantai satu sangat sunyi. Kurasa prajurit Eremidia bersama Ellie dan kawan-kawannya sudah naik duluan. Aku punya perasaan buruk soal ini... perasaan ketika sebuah misi yang kujalankan tidak akan berhasil. Suatu perasaan tentang... sesuatu. Aku hanya bersiap siaga terhadap serangan apapun yang kapan saja bisa datang. Mengeluarkan tomahawk yang aku dapatkan pagi ini, aku berjalan mengikuti jejak kaki yang ada menuju ke lantai kedua. [Next: Twilight Tower - Floor 2] |
| | | 2013-09-14, 20:59 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [ Tower Floor 2] [ 06.45 AM ]"Tunggu, disana ada orang!"Val menunjuk kearah siluet pria yang sedang berjalan. "Hey, tunggu!" Orang itu berbalik, berjalan tertatih melewati kabut menuju posisi Valor berdiri. Suara mendesah berat terdengar, seperti orang sekarat yang kesakitan. "Itu bukan orang, idiot!"Dengan cepat Leo menarik kerah baju Val, dia mengayunkan pedangnya kearah siluet pria tersebut. Suara daging yang tersayat terdengar cukup jelas. Si bodoh itu apa yang dilakukannya? Aku dan Anne menghampiri Leo, hanya untuk menemukan pemandangan yang mengerikan. Aku tak yakin bisa menyebut "itu" sebagai manusia, setengah tubuhnya sudah dipotong Leo, namun masih berusaha merangkak kearah kami, matanya terlihat tajam dan kekuningan. Berusaha merangkah kearah sepatu boot ku. "Hiiy!" Kutendang makhluk itu, lalu kutembak kepalanya. Membuatnya berhenti bergerak. Sebenarnya apa yang terjadi? Makhluk yang diserang Leo sepintas seperti manusia, seperti seorang petualang yang pernah hidup. Aku bahkan menemukan kalung berisi foto pria yang mirip dengan ciri fisik makhluk itu, berdiri disebelah seorang wanita dan menggendong seorang anak. Jangan bilang ini mayat hidup! Suara derapan terdengar samar, semakin keras dan keras. Itu langkah kuda, seseorang yang berkuda sedang kearah kami. Ku tarik kokang Desert Eagle, Anne juga bersiaga dengan palunya, berkat Zombie ini, kurasa kami harus lebih waspada terhadap apapun, terlebih dengan pandangan tertutup kabut. Sebuah pedang besar tiba-tiba diayunkan kearah Arianne. Dengan sigap, gadis itu menangkisnya, membuat udara bergetar dari dua logam raksasa yang saling beradu. Kutarik pelatukku kearah orang yang menyerang Anne, suara dentingan peluru yang menghantam besi terdengar beberapa kali. Armor? Kurasa hanya itu kesimpulanku saat ini, mungkin cukup tebal jika dari suara redup yang dihasilkannya. Leon memutar pedangnya, melompat ke bayangan itu, namun tak lama Leo terpelanting kebelakang, terhempas dan melepaskan pedangnya. Perlahan kabut mulai memudar, bisa kulihat lantai yang tak rata, berlembab puing-puing runtuh dan banyak genangan air, tapi bukan itu fokus utamaku. Orang yang menyerang kami, adalah seorang penunggang kuda berzirah hitam... Tanpa kepala! [Still Here] |
| | | 2013-09-14, 22:10 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
atlanteeianprojecta Novice
Posts : 237 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [ Tower Floor 2 (Some Scene Skiped)] [ 06.45 AM ]... "Tunggu, disana ada orang!"Valor menunjuk ke arahnya. Huh, ada orang? Apakah mereka pasukannya Leon. "Hey, tunggu!" Orang itu kemudian berbalik. Aneh sekali, orang itu terlihat berjalan tertatih. Kemudian terdengar suara mendesah berat yang berasal dari orang itu. Seperti... orang yang kesakitan? Ah sial, aku baru sadar! Desahan itu... cara berjalannya itu... jangan-jangan... "Itu bukan orang, idiot!"Aku menarik kerah Valor yang sempat mendatangi orang itu. Atau bisa dibilang bukan orang tapi... Itu adalah zombie! *Cratt! Aku mendetanginya dan kemudian menyayatnya, membuat tubuhnya menjadi setengah bagian. Kemudian Ellie dan Anne mendatangi kami berdua. Dan benar saja, mereka terlihat kaget setelah melihat orang yang terpotong setengah bagian. Sialnya, zombie itu masih bisa bergerak dan mulai merangkak ke arah Ellie. "Hiiyy!!!..." Ditendangnya zombie itu, kemudian ditembak pula kepalanya hingga darahnya bersimbah dimana-mana dan membuat zombie itu benar-benar tidak bisa bergerak. Darah dan organ tubuh yang berceceran dimana-mana. Membuat kami terlihat seperti pembunuh sadis. Tunggu... suara apa ini?... Aku rasa aku mendengar suara langkah kuda. Apakah yang lain mendengarnya? Apakah centaur? Tunggu, itu tidak mungkin. Ellie menarik kokang senjatanya, Anne juga bersiaga dengan palunya, apalagi si Valor. Ini... tidak salah lagi... Dullahan! *Ctang!! Sebuah pedang besar mengayun ke arah Anne, tapi untungnya dia bisa menangkisnya dengan hammer. Saat mereka sedang beradu kekuatan, Ellie menembaki Dullahan itu. Tapi percuma, dia menembaki armornya yang sangat tebal itu. Tentu saja ini membuatku harus membantu mereka. Hyat!! Aku menyerangnya dengan melompat kearahnya, merencanakan serangan dadakan. Tapi sial, dia mengetahuinya. Kudanya menendangku dari belakang sehingga aku terlempar. Kurang cepat yah... Sial! Kemudian dullahan itu meninggalkan Anne dan berbalik melawanku. Dia mendatangiku dengan kudanya yang berlari secara "Full Speed". oh, kau benar-benar ingin menantangku ya? Akan kuterima tantangan adu kecepatanmu. Kita buktikan siapa yang tercepat!! [next = Same] |
| | | 2013-09-14, 23:39 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [ Tower Floor 2] [ 06.45 AM ]Aku dan Arianne melompat mundur, menyeka keringat karena ketegangan ini. Val merangkak dengan gesit diantara kaki-kaki kuda besarnya, dan berhasil berkumpul dengan kami. Makhluk itu mengubah arahnya, membuatku menoleh kearah yang sama yang dituju kuda dari makhluk itu. Leo? Si monyet itu lagi-lagi bertindak nekat! Leo maju begitu saja, kedua tangannya menggenggam erat pedang yang bisa kubilang cukup besar, pedang yang selalu dibawanya kemana-mana. Apa sebenarnya yang dipikirkan orang itu? Bahkan Anne yang memiliki kekuatan bak ogre pun masih kewalahan menahan serangan pedang raksasa dari penunggang tanpa kepala. Api merah mulai menyelimuti tubuh Leo, hampir bersamaan saat mereka mengayunkan serangan masing-masing. Leo mundur beberapa langkah, berusaha menyeimbangkan tubuhnya setelah benturan senjata mereka. Sementara penunggang kuda itu membetulkan posisi pedangnya. Diluar ekspektasi ku, Leo mampu mengimbangi serangan makhluk itu! "Kurasa Leo bisa menyibukannya beberapa saat, sepertinya kita harus membuat rencana untuk mengalahkannya, nona-nona!" Gumam Val, sedikit keren jika bisa ku katakan untuk orang seperti Val. "Ellie, kau bagus dalam menganalisis dan mengumpulkan informasi bukan? Apa yang bisa kau dapat dari penunggang kuda itu?"Beberapa detik aku tercengang melihat keseriusannya, namun kukembalikan pikiranku, berusaha melakukan apa yang perlu kukatakan. "Tak banyak, pertama kita tahu dia menunggangi kuda, lebih tinggi dari kita semua dan pedang yang dibawanya sangat besar itu menguntungkan untuk serangan dengan ruang lingkup yang luas. Kedua, baju zirah yang dikenakannya kemungkinan sangat tebal dan padat, serangan acak dengan kekuatan setengah-setengah tak akan ada gunanya." "Bagaimana kemungkinan titik terlemahnya?" Tanya Val lagi. Aku mengamati pertarungan Leo dan penunggang kuda itu. Kelemahan ya? Titik terbuka yang bisa kulihat hanyalah rongga di kepala seharusnya berada tapi itu sangat sulit dijangkau dengan tingginya yang seperti itu. Kuda itu, kuda tak berkepala itu juga tampaknya sangat kuat. "Armor itu begitu rapat, hanya di bagian leher rongga yang terbuka, tapi akan sulit dijangkau jika masih menunggangi kuda, bahkan jika kusuruh Falcojima menyerang, kurasa tak akan berimbas banyak." Terangku, menjelaskan penilaian yang bisa kudapat. "Kalau begitu kita pisahkan mereka." Gumam Val, nadanya sedikit santai, namun itu tak membuatku lepas dari ketegangan. "Bagaimana dengan pedang besar itu? Kita tak punya kesempatan mendekat jika itu diayunkan, bahkan jika dia terjatuh dari kuda, tak ada jaminan kalau kita bisa mengalahkannya." Sela Arianne. Memang benar kata Anne, tak ada jaminan kalau pria buntung itu akan lemah tanpa kudanya. Kita belum tahu betul kemampuan makhluk ini. Senyum lebar mengembang di bibir Valor, aku dan Anne hanya mengerutkan kening. "Maksudku memisahkannya, tentu saja itu termasuk pedang besar itu."Val mengambil sulur tebal disampingnya, mengikatkan salah satunya ke gagang kapaknya. Anne, pergilah sedekat mungkin kearah orang itu. Ellie, lindungi Arianne, jika kuperintahkan, suruh Leo menghantam pedangnya sekuat tenaga. Kami mengangguk, lalu mengendap-endap kearah pertarungan Leo dan si penunggang tanpa kepala. Val memutar-mutar kapak bertali diudara lalu melemparnya kearah kaki belakang kuda itu, melilitnya beberapa kali. "SEKARANG!!""Leo habisi dia!" Teriakku. Leo memfokuskan serangan terbaiknya, namun ditangkis oleh pedang besar orang itu. Kulihat keduanya seperti terhentak, kurasa impact dari masing-masing serangan. Bersamaan dengan itu, Val menarik tali sekuat tenaga, membuat si kuda tertarik dan tersungkur. Si penunggang kuda pun menjatuhkan pedangnya karena tak bisa menjaga kesimbangan akibat impact serangan Leo dan tarikan Val. Penunggang kuda itu akhirnya terjatuh. "Anne, tahan dengan palu!"Segera, Arianne mengangkat palunya setelah mendengar teriakan Valor, lalu menghantamkannya ketubuh pria tanpa kepala itu. Mengunci posisinya dan membuatnya tertahan ditanah dan tak dapat bergerak. "Ellie, granat!"Mengerti maksud Val, kutarik pengaman granat yang kupegang, lalu kumasukan kedalam leher makhluk itu. "Semuanya tiarap!!"Ledakan besar menggema, menghancurkan armor sekaligus pria tanpa kepala di dalamnya. Kuda buntung itu juga perlahan memudar. Aku menoleh kearah semuanya, Anne, Leo, Valor. Semua tampak baik-baik saja. Valor Ashburn, kami tahu kami bisa mengandalkannya. [Still Here]*Entah kenapa gwa ngerasa duel e ini kek duel Pokemon |
| | | 2013-09-15, 06:52 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Tower - Floor 1][ 5.30 PM(sebelumnya)]Setelah Komandan Leon membaca apa yang ada di gulungan itu, ia memutuskan untuk mengumpulkan para pasukan dan penjelajah yang masih sehat untuk ikut dalam misi menyerang menara. Setelah sekitar seperempat jam kami telah memasuki menara di lantai pertama. Tetapi ada sesuatu yang mengusik pikiranku. "Lady Gretta," panggilku pada sekretaris Komandan Leon. " Kenapa kita harus mengejar tiga pria itu? Kenapa mereka tidak boleh mendapatkan permata itu? Padahal kita -para penjelajah- bisa bebas mendapatkannya?""Menara ini menyimpan banyak misteri, Dokter," jawab Lady Gretta. "Mungkin bukan permata yang diincar para buronan itu."Aku hanya diam, berusaha memikirkan apa yang sebenarnya terjadi. Sekarang begini, permata itu terletak di lantai paling atas. Permata itu bisa mengabulkan segala permintaan. Setiap penjelajah bisa melakukan apa saja dengan permata itu, tapi kenapa tiga buronan itu tidak? Memang tiga buronan itu bisa memiliki niat jahat dan begitu juga para penjelajah lain. Tapi kenapa penjelajah lain boleh mendaki menara ini tapi ketiga buron itu tidak? Pasti ada alasan lain selain permata itu. [Tower - Floor 2] [6.00 PM(sebelumnya)]Kami tiba di lintai kedua setelah melewati tangga yang besar dan lebar. Ada pintu batu besar yang tampaknya terkunci. Tapi karena Komandan Leon bersama kami pintu itu jadi mudah dibuka. Kami berada di sebuah koridor yang panjang dan pengap. Suasana di koridor itu tampak mencekam. Beberapa prajurit yang membawa obor berada di depan bersama komandan Leon, sementara aku, Lady Gretta, dan tim medis berada di barisan belakang. Kami berjalan menelusuri koridor itu. Aku terkejut saat melihat tempat itu begitu 'bersih'. Hanya ada bercak-bercak darah dan reruntuhan-reruntuhan. Sepertinya pernah terjadi pertarungan di sana. "Ada apa ini? Seharusnya ada bangkai para penjelajah satu atau dua, tapi ini... sungguh tidak masuk akal." kata seorang prajurit. "Komandan, apa sebenarnya yang terjadi?" tanya seorang penjelajah yang berdiri di belakang Komandan Leon. Kami berhenti saat Komandan Leon memberi isyarat dengan mengangkat tangannya. Ia pun berbalik dan mulai menjelaskan. "Dengar semuanya!" dia berkata. "Musuh kita bukanlah monster yang berkeliaran di lantai ini. Mereka pasti sudah dibantai sama tiga buronan itu. Musuh kita adalah teman kita sendiri!""Apa?""Apa maksudnya itu?"Para penjelajah mulai meracau. "Kenapa seperti itu Komandan?" teriak salah seorang penjelajah wanita. "Luvius, seorang penyihir mayat (Necromancer). Dia menggunakan yang mati sebagai pasukannya, itu menjelaskan kenapa tidak ada mayat sama sekali disini!" jawab Komandan Leon. Mendengar itu aku langsung mengangkat tangan. "Lalu kenapa anda tidak membiarkan Luvius sendiri di menara ini? Bukankah dia sama seperti kita, seorang penjelajah? Kita punya tujuan masing-masing dan tidak tau apa tujuan kita setelah mendapatkan permata itu. Tapi, kenapa Luvius dan dua anak buahnya tidak boleh mendapatkan permata itu?""Aku tidak pernah berfikir pecundang-pecundang itu bisa sampai ke lantai tertinggi. Begitu juga dengan kalian!" kata Komandan Leon dengan lantang. "Tapi, ada sesuatu di lantai dua ini yang tidak boleh dia ketahui. Kita akan menuju kesana sebelum mereka." Akhirnya kami melanjutkan perjalanan menelusuri koridor itu. [Tower - Floor 2][6.30 PM (sebelumnya)]Kami berjalan mengikuti Komandan Leon, ada beberapa zombie dari petualang yang sudah mati menyerang. Kami dapat mengalahkan mereka dengan memotong kepalanya. Memisahkan otak dari tulang belakang mereka agar tidak dapat bergerak lagi. Setelah para zombie, kami juga diserang dengan beberapa penunggang kuda tanpa kepala. Serangan itu membuat beberapa prajurit dan penjelajah tewas. Beberapa ada yang berlari ke arah koridor lain karena ketakutan, mereka yang berlari dikejar oleh salah satu penunggang kuda yang tak berkepala itu. (Penunggang kuda ini nantinya dikalahkan oleh Valor dkk.). Hampir semua penunggang kuda tak berkepala itu dikalahkan oleh Komandan Leon. Tunjunya yang bersinar membuat tubuh penunggang kuda itu hancur berkeping-keping. Sungguh kekuatan yang luar biasa. "Dia adalah seorang paladin, kekuatan-kekuatan tidak suci seperti ini bisa dengan mudah dikalahkannya," komentar Lady Gretta saat melihat Komandan Leon berdiri di antara puing-puing zirah yang berserakan itu. [Tower - Floor 2 - Library][6.45 PM]Akhirnya kami berhenti di sebuah ruangan dengan pintu logam berwarna keemasan. "Sepertinya mereka belum datang kemari," kata Komandan Leon, lalu ia membuka ruangan itu dengan sebuah mantra. Saat kami masuk aku terkejut dengan apa yang aku lihat. Sebuah ruangan yang amat luas dengan rak-rak buku yang besar dan tinggi. Banyak buku-buku tertata rapi di sana. "Ini sebuah perpustakaan?" kataku tidak percaya. "Ya, kita tidak bisa membiarkan pengetahuan sebanyak ini jatuh di tangannya, terutama di seksi terlarang." kata Komandan Leon. " Oke, sekarang para prajurit berjaga disini bersama Gretta." lalu ia menoleh ke arah Lady Gretta. " Gretta, gunakan kemampuan telepatimu untuk menghubungiku jika kau melihat mereka disini. Aku akan pergi sendiri mencari mereka.""Siap Komandan," jawab Lady Gretta. " Para penjelajah yang ingin ikut tidak masalah. Tapi aku tidak bisa jamin keselamatan kalian." kata Komandan Leon. "Misi kalian selesai sampai disini, tapi kalau kalian ingin tantangan, kalian boleh ikut!"Komandan Leon pun mulai berjalan keluar dan berhenti sejenak. "Gretta!" panggil Komandan Leon membuat Lady Gretta tersentak kaget. "Segera hubungi aku jika ada yang mencoba masuk ke seksi terlarang." Sorot mata Komandan Leon begitu tajam ia menunjukkan keseriusannya. "Aku akan bunuh orang itu!"[next: still here][next entry: Rahasia Portal Kota (jika gak ada intervensi)] |
| | | 2013-09-15, 10:10 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [OTW to Twillight Tower - Floor 2/Twilight Tower - Floor 1][6.45 AM]Ada yang salah. Pikiranku mengatakan itu, instingku mengatakan itu juga. Kemana semua mayat yang bergelimpangan pagi ini? Kenapa tak ada satupun mayat di tempat ketika aku keliling tadi? Hatiku berdegup kencang, suasana disini sangat aneh. Aku sebaiknya mencari seseorang secepat mungkin: aku harus ke lantai dua tanpa menemui hal yang aneh-aneh. Baru saja aku berpikir seperti itu aku mendengar sebuah suara. --thud.Sebuah suara orang yang jatuh. Sundal, arahnya dari tangga menuju lantai dua. Kurasa saatnya untuk serius. Aku mengeluarkan tombak putihku lagi dan bergumam: "Aku mohon bantuanmu sekali lagi." gumamku kepada tombak itu. Tentu saja tak ada balasan, kenapa aku bahkan harus melakukan itu? Menghela nafas, aku kembali berjalan tanpa suara. Disana, ya disana, sebuah siluet hitam berdiri di tangga, tidak bergerak, tidak memanggilku. "..." Aku terdiam mengawasi jika saja siluet itu akan bergerak, jika aku benar, maka 'orang' itu adalah yang jatuh barusan. Aku menurunkan badanku bagai seekor anjing tempur, bersiap menyerbu ke arah siluet itu. "---ha." Aku meluncur, menghunuskan tombak putih ini seraya siluet itu berjalan tertatih-tatih, menampakkan wajah rusak yang isi bagian dalam dan luar terbalik. "Kau kan!?" Wajah pria itu menampakkan apa yang tampaknya seperti ketakutan, bagian tubuhnya yang hancur dipaksa untuk berlari dari arahku setelah melihat tombak ini. Jadi begitu, aku sudah menduganya, tombak ini mempunyai affinity suci untuk menangkal kutukan atau sihir gelap. Aku dengan mudah menusuk pria itu di bagian punggungnya sehingga dia merintih dengan keras dan akhirnya tak bergerak dan jatuh ke lantai. Menghela nafas, aku lalu memeriksa tubuh pria itu. Pria yang surat izin-nya kuambil. Mayat yang hilang, atmosfir yang mencekam, orang mati yang tiba-tiba berjalan jadi mayat hidup. " Necromancy..." gumamku. Ya, sebuah istilah yang tak asing lagi bagiku. Sudah jadi bagian pekerjaanku untuk memburu necromancer yang melakukan eksperimen di sebuah gua tua beberapa kali. Tapi jika betul ada necromancer disini maka ini masalah yang gawat. Semenjak pria bertudung yang kulawan waktu itu mempunyai elemen kegelapan maka kurasa dia mungkin bagian dari kekacauan ini, untuk sekarang aku harus menemui Leon dan pasukannya. Aku berdiri dan berlari ke lantai dua. [Next: Twilight Tower - Floor 2] |
| | | 2013-09-15, 12:42 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [ Tower Floor 2] [ 07.00 PM ]Jantungku masih berdegup kencang, perlahan aku berdiri lalu membersihkan debu dicelanaku. Arianne dan Leo juga tampak perlahan beranjak dari posisinya. Si penunggang tanpa kepala sudah lenyap, namun kami tak tahu apa lagi yang akan menyerang. "Tempat ini seperti rumah hantu saja." Gumamku seraya meregankan lenganku keatas, Anne mengangguk setuju, Memang suasana yang mencekam serta makhluk-makhluk yang sesuai tema horror ini membuatku berpikiran demikan. "Kurasa ini memang rumah hantu, setidaknya lantai ini, kudengar mayat mampu digerakan seperti zombie dengan ilmu necromancy." Gumam Val. Kami berkumpul ke satu titik, membicarakan kemungkinan-kemungkinan bahwa lantai ini kini sudah dalam pengaruh sihir hitam, walau kami tak tahu apakah itu adalah aura yang memang ada di lantai dua menara ini sejak awal, atau ulah seseorang. Jika ini ulah seseorang, tentu dia adalah pengguna sihir hitam yang sangat hebat, necromancy adalah sihir hitam tingkat teratas. Bahkan, katanya kau akan dikutuk, kau bukan lagi seorang manusia jika mempelajari ilmu necromancy. Kami berjalan dengan formasi yang ditetapkan Valor. Aku dan Leo berada didepan, karena penglihatanku lebih tajam dari mereka bertiga, begitu juga dengan respon Leo yang cepat dalam menghalau serangan tiba-tiba, sehingga kami cocok untuk pembuka jalan. Sedangkan Arianne dan Val mengekor kami, melindungi arah samping dan belakang. Tak jauh, hanya sekitar satu atau dua meter. Kami tak mau mengambil resiko jika terlalu berjauhan. Beberapa kali ada zombie manusia dan juga mungkin monster kecil asli penunggu lantai ini, namun kami bisa menghabisi mereka karena sudah mulai terbiasa menangani mereka. Cukup tembak kepalanya, atau pisahkan kepalanya dengan badan maka mereka takkan bergerak lagi. Kurasa kunci utama necromancy ada di manipulasi dan mengalirkan gelombang listrik pada otak makhluk yang telah mati, membuatnya seolah hidup. Isi menara ini jauh lebih luas dari kelihatannya, cukup berliku pula. Kami akhirnya memutuskan untuk beristirahat disebuah ruangan kecil. Kuharap kita bisa cepat naik kelantai berikutnya. [Still Here] |
| | | 2013-09-15, 13:59 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 - Ruin ][ Around 7.10 AM ]Kami berempat beristirahat di sebuah reruntuhan. Aku tidak tahu pasti ini reruntuhan apa. Yang jelas kami sedang berteduh di sebuah ruangan yang lumayan kecil. Yang jelas reruntuhan ini lumayan lembab dan terdapat lumut dimana-mana. "Hei, Val. Apa kau tidak punya informasi apa-apa mengenai lantai dua ini?"Tanyaku kemudian kepada Val yang sedang bersandar di dinding. "Hmmm...."Val hanya mengelus dagunya "Jika informasi yang kudapat tidak salah. Pada lantai dua ini terdapat sebuah pola dimana jika kau mengikuti pola itu, kau akan bisa menuju ke lantai tiga."Jelas Val kemudian. "Pola? Sejauh ini yang kulihat hanyalah kabut, zombie, air, dan semacamnya. Semua ini sama aja!" Sahut Leo kemudian. "Jika Val benar, aku memang menemukan beberapa pola yang berada pada lantai ini. Dari beberapa pohon-pohon kering yang tumbuh. Dan beberapa puing reruntuhan. Sepertinya mereka seakan memberi tahu kita kemana seharusnya kita pergi. Percayalah, aku seorang pemburu harta yang berpengalaman" Timpal Ellie kemudian. "Benarkah?"Sahutku kemudian. "Yah, kita tidak bisa terus tinggal diam disini. Kita bergerak atau ... "Belum sempat Leo menyelesaikan kata-katanya, terdengar suara seseorang sedang berlari kearah kami yang terkadang diiringi dengan cipratan air. Tak lama kemudian aku melihat sesosok bayangan hitam di balik kabut tebal itu. Tak salah lagi, bayangan itu menuju kemari. "Atau kita akan jadi santapan para zombie itu!"Leo melanjutkan kalimatnya sambil berlari kearah bayangan itu "Hoi! Leo! Tunggu!"Ellie memberi peringatan kepada Leo. Namun terlambat. Leo sudah menghunuskan pedangnya. Tak lama setelah itu suara tabrakan senjata tidak dielakkan lagi. "T-tunggu,... dia kan?""Daniel!""Daniel!""Daniel!"[ Still here ] |
| | | 2013-09-15, 14:34 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [ Tower Level 2 - Ruin ] [ Around 7.10 AM ]Itu Daniel? Entah kenapa orang itu selalu muncul ditempat-tempat aneh, kurang kerjaankah? Leo dan Daniel sempat bertengkar dikejauhan, mungkin lebih tepatnya Leo yang mengomeli Daniel. Ah bukan saatnya memikirkan hal itu. "Falcojima, coba kau terbang mengitari area ini, perhatikan tanaman yang sudah membusuk." Bisikku kepada burung itu. Sedikit menggerutu, Falcojima akhirnya menuruti perintahku terbang mengitari kami. Tak lama dia kembali. Aku manggut-manggut mendengar penjelasannya. Begitu rupanya, seperti yang kuduga. Tanaman merambat dipintu masuk pintu utama masih cukup segar dan sehat, namun beberapa kali kulihat tanaman yang membusuk diarah yang tak wajar, seperti menunjuk sesuatu. Aku tak yakin itu akan mengarah menuju gerbang lantai selanjutnya, namun yang kutahu itu mengarah pada sesuatu. Kumasukkan jari telunjukku kedalam mulut, membasahinya dengan air liur kemudian mengangkat jari itu keatas. Aku tahu ini sebuah menara, sebuah ruang tertutup. Tapi tak menutup kemungkinan bahwa udara yang berhembus berasal dari lantai yang lebih tinggi. Leo dan Daniel bergabung kembali bersama kami, sementara Arianne dan Val mengamatiku dengan serius, sedikit canggung jika diawasi seperti itu, walaupun mencari jalan seperti pekerjaan sehari-hari bagiku. Kuambil kompas dari tas kecil di pinggangku, menyocokannya dengan arah angin. Utara rupanya. Arah angin dan tanaman yang membusuk sepertinya cocok, membuat persentase dari analisaku sedikit meningkat. Apa tak masalah jika aku mengambil keputusan ini? Maksudku, aku cukup yakin dengan arah yang kudapat, tapi aku yakin juga dengan bahaya yang semakin berat jika kami kesana. "Jika kita mengikuti arah yang kudapat, kita bisa menemukan inti permasalahan ini lebih cepat dan mungkin juga gerbang untuk naik kelantai tiga, tapi kurasa ini akan sangat berbahaya." Gumamku, memberi perbandingan pada Val dan kawan-kawan. "Bila kita mengambil jalan memutar, menjauhi tumbuhan-tumbuhan mati namun tetap mengikuti jalur kompas dan arah angin, akan memakan waktu namun kurasa kita bisa menghindari cukup banyak Zombie."Valor mengelus dagu mendengar penjelasanku. "Yahh.. bagaimana ya? Apa kita ambil suara saja untuk ini?" Gumamnya dengan nada bodoh. Sialan anak ini, memutuskan hal seperti ini dengan santainya? Aku memberi penekanan pada kata "bahaya" tapi sepertinya tak digubris. "Yang mau jalan memutar angkat tangan!"Aku dan Anne mengangkat tanganku tinggi-tinggi. "Wah kalau begitu sudah diputuskan, dua lawan tiga, kita langsung saja melewati jalan yang cepat!"He? Apa? Begitu saja? Jangan bilang mereka yang tidak angkat tangan langsung dihitung sebagai suara yang berlawanan, bahkan suara Daniel yang notabene nya tak tahu apapun tentang keputusan ini juga dihitung. "Err.. Anne, apa tidak masalah kalau Val bertindak seperti pemimpin begini?"[Next : Tower Floor 2 - North Area]*@rnvis : Daniel gwa mod gpp ye? ntar klo mo jalan itu party e di mod juga gpp biar bisa jalan |
| | | 2013-09-15, 15:04 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twilight Tower - Floor 2] [7.10 AM] Aku menangkis serangan pedang yang datang kearahku menggunakan gagang tombakku. "Kh, kau... Daniel!?" Leo yang baru saja bersiap menyerang kembali sepertinya terkejut ketika melihatku. "Hati-hati sedikit oi, jika aku mayat hidup tidak mungkin aku bisa berlari secepat itu." gerutuku. "Mana aku tahu jika itu kau! Lagipula, apa yang kau lakukan disini?". "Berkeliling? Semenjak Leon dan anak buahnya ingin menangkap tiga buronan, kurasa aku ingin melihat apa yang terjadi dan menyusul mereka serta... Ah, kau tidak kesini sendirian kan?" "Hmph, kami berempat kesini. Setelah melawan beberapa zombie kami memutuskan untuk beristirahat di reruntuhan disana" Leo mengangguk ke arah dia berlari tadi. Sudah kuduga. "Begitu. Baiklah, untuk sekarang aku akan ikut kalian. Sebaiknya kita tidak berdiri disini terlalu lama." Leo tampak tidak senang, tapi setelah beberapa detik akhirnya memutuskan untuk berjalan bersamaku. Di reruntuhan kecil itu aku melihat Ellie yang sepertinya sedang sibuk dan diamati oleh Valor dan Arianne. Mereka sepertinya sudah menyadari kehadiranku tadi jadi tidak ada yang terkejut. "Jika kita mengikuti arah yang kudapat, kita bisa menemukan inti permasalahan ini lebih cepat dan mungkin juga gerbang untuk naik kelantai tiga, tapi kurasa ini akan sangat berbahaya. Bila kita mengambil jalan memutar, menjauhi tumbuhan-tumbuhan mati namun tetap mengikuti jalur kompas dan arah angin, akan memakan waktu namun kurasa kita bisa menghindari cukup banyak Zombie." kata Ellie kepada kami semua. Walau aku baru kesini, kurasa aku sudah bisa melihat apa yang terjadi sebelumnya, namun kelihatannya mereka tidak tahu lebih sama seperti diriku. Semenjak mereka juga diserang oleh zombie-zombie itu, kurasa mereka tahu ini perbuatan seorang necromancer. "Yang mau jalan memutar angkat tangan!" sahut Valor kepada kami semua. Jadi, jalan memutar yang mungkin aman atau jalan utama yang berbahaya? Hrm, jika aku harus bilang aku akan lebih memilih jalan utama, memutar hanya akan menghabiskan waktu kita dan kemungkinan diserang juga masih ada... Ikut pilihan mayoritas saja deh, tapi semenjak aku tidak mengangkat tangan itu berarti... [Still Here][OOT: oh sure, bisa saya usahai'in] |
| | | 2013-09-15, 15:19 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 ][ Around 7.20 AM ][ Party: Leo, Valor, Ellie, Daniel ]Kami berjalan dengan formasi yang telah ditentukan seperti sebelumnya. Dengan tambahan Daniel, berarti anggota kita ada lima orang. Daniel berada di tengah. Dia menjelaskan bahwa tombaknya bisa menghalau sihir hitam atau semacamnya. Jadi mungkin lebih baik jika seandainya Ellie dan Leo sebagai penghadang di depan, Daniel pengeksekusi, dan jika masih tidak berhasil, aku yang akan mengeksekusinya. Namun, sudah sekitar sepuluh menit kami berjalan. Kami tidak menemukan ada serangan atau semacamnya. "Err... Ellie. Apa benar ini jalan yang katamu berbahaya?"Celetukku kemudian "Ellie itu paranoid. Dia hanya berpikir kalau jalan terdekat itu paling berbahaya. Nah, apa jadinya kalau kita mengikuti rute yang lebih panjang. Selain lebih lelah, tentunya akan lebih banyak ancaman" Kata Leo kemudian yang sepertinya sedikit menyulut sambil mengangkat kedua bahunya. "Diam kau monyet sialan!"Bentak Ellie kemudian. "Sudah-sudah"Aku mencoba menenangkan mereka berdua. "Hei, kalian. Coba lihat sekitar"Kata Daniel kemudian. Kuamati sekitarku. Tampak siluet puing-puing reruntuhkan yang besar. Dugaanku bahwa sekarang kami sekarang berada pada situs reruntuhan. Aku melihat sekitar lagi dan kudapati lantainya adalah batu batu kecoklatan. Namun tunggu, yang kami pijak sekarang bukanlah batu bata. Melainkan tanah yang diitari oleh batu bata melingkar Tak lama setelah itu, sebuah getaran dahsyat terasa dari bawah kami. "Mundur!"Daniel mengkomando kami. Spontan kami berpencar kearah yang berlawanan. Kami mengamati apa yang terjadi di tanah itu. Sebuah gundukan kemudian muncul dari sana. Antlion? Tidak mungkin, mereka sudah binasa. Sesuatu muncul dari bawah tanah itu. Sebuah tulang raksasa. Bukan, sebuah tengkorak hewan raksasa. Bentuknya mengerikan. Seperti tengkorak hewan mitos. Makhluk itu mempunyai sayap tulang yang begitu besar. Aku benci untuk mengatakannya. Tapi sepertinya aku mengenalinya. "I-itu... Bone Dragon!""Jadi necromancy seperti ini benar-benar ada ya?"[ Next : Battle Scene ] |
| | | 2013-09-15, 16:00 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [ Tower Level 2 ] [ Around 7.20 AM ] [ Party: Leo, Valor, Arianne, Daniel ]Aku melompat mundur, begitu juga dengan yang lainnya. "Sudah percaya sekarang?!" Gerutuku kepada Leo, membuatnya mendengus kesal. Aku tahu bukan ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat, tetapi intuisi seorang pemburu harta tak dapat diremehkan. Naga itu meraung, tulang dileher dan rahangnya bergetar kuat. Jika benar ini ilmu necromancy, berarti si pengguna sihir benar-benar hebat. Mampu mengendalikan makhluk semengerikan ini. Leo langsung melompat kearah raksasa itu, melompat dan memutar tubuhnya. Membuat pedang besarnya menghantam tengkorak besar dengan mulut menganga. Kutarik pelatuk dual D.Eagle beberapakali, berusaha membantu serangan Leo. Keras, mungkin sama kerasnya dengan besi padat, bahkan serangan Leo tak mampu membuat goresan berarti. Leo mencondongkan tubuhnya kebelakang, membuatnya melayang diudara beberapa saat, sementara Daniel melesat dari bawah Leo. Koordinasi serangan yang bagus, bahkan terhitung sangat bagus jika mengingat Leo dan Daniel bukanlah orang yang bisa akrab satu sama lain. Penetrasi cepat dilakukan oleh Daniel kearah moncong naga belulang itu. Cukup efektif kurasa, asap tipis terlihat dari bekas serangan pria itu. Sepertinya tombak anti undead itu bukan omong kosongnya belaka. Kaki Leo dan Daniel terseret kebelakang, berusaha laju tubuh mereka setelah melompat dari monster itu. Bisa kulihat mulutnya menganga, sepercik api kehijauan terlihat dari rongga mulutnya. Sial, ini buruk. "Semuanya berlindung!" Teriakku lantang, lalu berlari kearah tembok tebal disampingku. Arianne berlindung bersama Val di seberangku, sementara aku tak dapat melihat dimana Leo dan Daniel. Api hijau menyembur secara lurus. Udara panas yang aneh terasa seakan menembus kulitku. Err.. Berpikirlah Ellie, selain Arianne, yang memiliki senjata setara unit artileri dan anti-tank disini hanya kau. Sisa geranat ku hanya enam buah, tiga flashbang, dua bom suara, senjata yang diberikan Liz? Gatling gun sangat boros peluru, perlukah aku menggunakannya sekarang? Ah masa bodoh! Segera kurakit senjata itu dari mode terlipat menjadi mode tempur. "Wow.. Ini sangat manis!" Gumamku pelan, sedikit terkejut juga melihatnya dalam bentuk siap tempur. Bullhorn-XII, tiga recoil, bertenaga gas, dan dilengkapi stabilizer. Kurasa akan habis 10.000 putaran per menit. Yah, kupertaruhkan semuanya disini. Kuangkat senjata itu seperti memegang senapan, menggenggam handgripnya erat-erat, bersiap menarik pelatuknya kearah naga yang masih memuntahkan api hijau itu. "Enyahlah!!"Ketiga knalpot Bullhorn berputar, diikuti juga putaran dari poros besar ditengah. Tak terasa getaran berarti, ini jauh lebih baik dari Mad Larry. Semburan peluru keluar secara beruntun menembaki monster itu dan membuatnya berhenti menyemburkan api. Sedikit demi sedikit terdorong, retakan mulai terlihat ditengkoraknya, ditempat aku memberondonginya dengan peluru. Namun dengan cepat naga itu mengibaskan ekornya kearahku. Sial, aku tidak akan sempat! [Still Here] |
| | | 2013-09-15, 16:25 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 ][ Around 7.20 AM ][ Party: Leo, Valor, Ellie, Daniel ]"Enyah kau!!!"Kuayunkan palu besarku dengan sedikit bantuan Rune sehingga bisa bergerak lebih cepat. Palu besarku menghantam ekor naga itu ketanah menimbulkan suara dan hempasan angin yang dahsyat. Aku melihat retakan di ekor naga itu. Sebuah kapak dilempar dari arah Val. Kapak itu mengenai kaki naga itu dan menimbulkan sedikit sengatan listrik. Satu kaki naga itu berhasil dilumpukan. Val menggunakan aura listriknya? Sepertinya serangan barusan mampu membuat kapak Val beberapa kali lebih tajam. Mengingat serangan Leo tidak berarti apa-apa. Naga itu mengeluarkan auman kuatnya bahkan aku harus menutup telingaku. Tak lama kemudian Naga itu mengepakkan sayapnya. Perlahan dia mulai terbang. Sepertinya dia menghindari pertarungan jarak dekat. [ Still here ] |
| | | 2013-09-15, 16:55 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [ Tower Level 2 ] [ Around 7.30 AM ] [ Party: Leo, Valor, Arianne, Daniel ]Aku memejamkan mata takut dihantam ekor besar itu, namun tak kurasakan apapun, hanya kerikil kecil dan angin kuat yang berhembus. Perlahan kubuka mataku. Huh? Menghilang? Kemana dia? "Ellie, diatas!" Teriak Anne panik, berusaha memperingatiku. Sial.. Siall.. Sial! Naga itu terbang dan menukik kearah kami. Aku berlari, menyeret Bullhorn yang sedikit lebih berat dan melompat dibalik batu. Panduan.. Dimana panduannya! Senjata berteknologi canggih ini terlalu rumit bagiku, tak adakah peluncur roket atau semacamnya? Aku membuka sebuah kertas kecil penuh ilustrasi. Sementara aku masih panik membolak balik panduan penggunaan Bullhorn, naga itu terus menyemburkan api hijaunya. Terbang diudara sehingga kami tak mampu menjangkaunya. Ini dia! Peluncur roket, err... buka bagian ini, lalu sambungkan kesini. Sial!!! Liz senjatamu ini sunguh merepotkan! Air mata depresi keluar dan mengalir dipipiku , sesenggukan karena merasa tertekan. Selesai! Kini sepertinya semua fungsinya sudah diaktifkan. Kutarik tubuhku, melompati batu tempatku berlindung. Sempatkah? Masa bodoh, kuarahkan laras senjata besar itu keatas. Begitu target terkunci kutekan tombol disamping pelatuk utama kuat-kuat. Belasan misil meluncur dan mengikuti kemana naga itu terbang, tak lama ledakan besar menghantam naga itu. Bertubi-tubi membuat bunga api raksasa dilangit-langit. Angin dan debu berhembus kencang karena impact ledakan besar itu. Aku menutupi wajahku dengan syal, bahkan topi yang kupakai terbang tertiup angin. Tulang-tulang terbakar jatuh dan tersebar kelantai. Tamatkah? Melebihi ekspektasi ku, kekuatan penghancur bullhorn sangat hebat, yah meski sepertinya aku tak bisa menggunakan misil lagi, tapi kurasa aku bisa menggunakan tembakan gatling gun selama beberapa menit lagi. Anne dan lainnya datang menghampiriku dengan girang, menepuk-nepuk punggung dan bahuku. Membuatku mengusap ujung hidung, yah sedikit besar kepala kurasa, aku cukup jarang bisa benar-benar mengalahkan makhluk kuat sendirian, biasanya serangan terakhir selalu dilakukan Leo atau Arianne. "Luar biasa, teknologi dan sihir memang tak bisa akur."Suara dengan nada aneh dan tepukan tangan membuat kami menoleh kearah atap sebuah reruntuhan. Seseorang duduk dengan santai disana, satu kakinya menggantung dan bergoyang-goyang seolah tak merasakan ancaman apapun. Aku tak tahu siapa dia, tapi yang jelas, dia bukan orang sembarangan. [Still here] |
| | | 2013-09-15, 17:26 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twilight Tower - Floor 2][7.25 AM]Aku berhasil menangkal semburan api hijau naga itu dengan perisai yang kudapat (namun sayangnya aku harus tinggalkan karena sebagian ujungnya meleleh) dan berlindung bersama Leo di belakang sebuah puing batu. Kelihatannya kami terpisah cukup jauh dengan gerombolan yang lain. Baru saja Leo ingin kembali menyerbu naga itu, ratusan peluru lalu menghujani naga itu, sepertinya berasal dari arah Ellie bersembunyi. Leo mengurungkan niatnya untuk menyerang melihat apa peluru-peluru itu. Walau retakan mulai terlihat di sekitar tubuhnya, naga itu berhenti menyemburkan naga lalu membalikkan badannya seraya mengangkat tinggi ekornya. Sedetik kemudian, naga itu bersiap mengibaskan ekornya tetapi ditangkis oleh palu Arianne. Aku merogoh saku-ku, mencoba mencari wadah putih yang selalu kubawa. Yup, aku masih bisa merasakannya di saku hoodieku. Baru saja ingin mengeluarkan isinya, sebuah auman keras memekakkan telingaku. Aku melirik kembali ke daerah pertarungan tadi, naga belulang itu mengepakkan sayapnya dan terbang ke udara. Walau ini didalam menara, langit-langit di atas cukup tinggi untuk naga ini naiki. Ck, kalau begini hanya serangan jarak jauh yang akan berhasil. Tapi jika translasi-ku benar, maka benda ditanganku pastinya bisa mencapai naga itu dan membumihanguskannya. Naga itu kembali mengeluarkan api hijau, kali ini diatas udara. Sial! Aku tak bisa memakainya, salah-salah, lantai diatas akan runtuh dan membunuh kami semua. Aku berdiri dari posisi jongkok-ku. Belum sempat menyahut ke Leo, belasan misil meluncur ke arah naga itu. Tepat ketika mengenai tulang-tulangnya, ledakan raksasa bermunculan di langit-langit. " Well, lebih cepat dari yang kukira." gumamku sambil tersenyum. "Gadis bodoh itu!" Leo berlari ke arah Ellie dan yang lainnya disusul olehku tak lama kemudian. Sepertinya Ellie yang menembakkan misil-misil itu, tak apalah, gadis itu pantas menerimanya setelah apa yang terjadi pagi ini. Ketimbang ikut dengan yang lainnya memuji Ellie, aku hanya berdiri tak jauh dari mereka sambil tersenyum simpul. Pemandangan seperti ini... jarang kutemui jika aku harus bilang. Tunggu... Ekspresiku langsung digantikan dengan ekspresi kaget, yang lainnya belum menyadarinya tetapi aku melihat seseorang duduk diatas sebuah reruntuhan dengan santai sambil tersenyum aneh. "Luar biasa, teknologi dan sihir memang tak bisa akur." katanya sambil menepukkan tangannya. Yang lainnya pun menyadari kehadiran pria itu, aku mengacungkan tombakku ke arahnya dan berkata: "Siapa kau?" [Still Here] |
| | | 2013-09-15, 17:59 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 ][ Around 7.35 AM ][ Party: Leo, Valor, Ellie, Daniel ]"Tak salah lagi. Kalian memang yang pernah mengalahkan ratu Antlion waktu itu"Kata orang itu dari jauh sambil mulai berdiri dari tempatnya. Orang itu memakai tudung hitam. Wajahnya tidak terlihat. Yang dapat kulihat hanyalah kedua bola matanya. Dan sekujur tubuhnya tertutup oleh jubah hitam "Orang itu ... "Gumam Val sepertinya menyadari sesuatu. "Luvius Voidust. Salah satu dari tiga buronan yang ada dalam poster itu."Lanjut Val kemudian. Seketika kami langsung berada pada posisi siap-siaga. Ellie langsung menodongkan tembak besarnya, Daniel menodongkan tombaknya, Leo siap dalam posisi kuda-kudanya, begitu juga aku dan Val. "Bukannya kau seharusnya berurusan dengan komandan Leon!?"Aku meneriakinya. "Leon katamu? Aku sudah berhasil menghabisi setengah dari pasukannya. Dan sekarang mereka sudah menjadi bagian dari pasukanku."Jelasnya dengan nada datar sambil mengangkat tangan kirinya yang diselimuti aura hitam "Apa?" Kebanyakan dari kami terkejut "Dan sebentar lagi, kalian akan aku jadikan sebagai pasukanku, dan aku akan semakin tidak terkalahkan""Pasukan? Aku tidak sudi menjadi pasukanmu. Sekarang enyahlah kau!"Teriak Leo kemudian sambil mulai berlari menghampirinya "LEO!!!"Ellie menarik kerah baju Leo hingga terjatuh. "Ellie! Apa-apaan kau ini!"Sahut Leo kemudian dengan nada kesal. Ellie tidak menjawab. Tapi sorot matanya benar-benar menandakan kalau Ellie sangat serius "Apa yang dilakukan temanmu itu benar. Kau lebih baik diam saja disana daripada kau mati konyol." Lanjutnya kemudian. Aku tidak suka orang ini. Kelakuannya benar-benar seperti dia sudah mengatur semuanya. "Sekarang, karena persiapanku belum selesai, aku ingin kalian bermain dengan pion-pionku sebentar." Pria bertudung itu kemudian berbalik sambil tertawa dan kemudian menghilang. "Cih, aku bersumpah akan menghajarnya jika aku punya kesempatan"Umpat Leo. Tak lama setelah itu terdengar sebuah suara. Seperti benturan dua buah benda. Tapi aku tidak yakin apa. Setelah aku melihat di sekitar, aku baru menyadari suatu hal. "Pasukan tengkorak. Mereka ada dimana-mana"Daniel memperingatkan kami [ Next : tergantung ]Buat yg ngeRP berikutnya (entah kudit ato rnvis) Monggo satu party dimod buat plot advance. Entah mo dibawah kemana terserah |
| | | 2013-09-16, 15:00 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower Floor 2] [07.40 PM]Situasi buruk datang silih berganti, kini berubah menjadi situasi serupa saat kami dikepung antlion. Tengkorak-tengkorak petualang yang telah tewas dan cukup banyak juga yang masih dibalut daging, membuatnya terlihat makin mengerikan. Kami mundur dan merapat secara perlahan, membentuk lingkaran kecil dan berusaha melindungi punggung masing-masing sementara pasukan orang mati itu berjalan tertatih-tatih mendekati kani. "Ada rencana lagi? Bullhorn sudah cukup panas setelah menembak misil barusan, dan kurasa putaran yang tersisa tak banyak lagi." Gumamku. "Kurasa kabur adalah pilihan terbaik." Arianne berbisik, diikuti anggukan Val dan Daniel. "Ck.. Jangan jadi pengecut, kita habisi semuanya lalu hajar bokong pria itu!" Geram Leo. Kuinjak kaki monyet disebelahku ini kuat-kuat, membuatnya mengaduh dan mengomel kearahku. Otak anak ini seperti sebesar kenari, bahkan kurasa dia berpikir tidak menggunakan otak, melainkan biji zakarnya. Keputusan untuk langsung maju kedalam bahaya memang sudah salah sejak awal, itulah mengapa aku lebih suka memutar dan mencari jalur aman. "Anne, apa kau bisa membuka jalan?"Arianne mengangguk, sepertinya Val punya rencana kabur yang bagus. Gadis berbandana merah itu mengambil ancang-ancang, lalu melempar palunya ke tempat dimana lebih sedikit mayat yang menghadang. "Lari!"Mengikuti aba-aba Valor, kami mengambil langkah seribu, mengikuti laju palu terbang yang dilempar Anne. beberapa kali Leo dan Daniel menyerang tengkorak yang berusaha mendekat, untunglah mereka cukup lambat, sehingga kami unggul dalam kecepatan jika memilih untuk kabur. Cukup lama kami berlari, berusaha menjauh dari kumpulan besar mayat hidup itu. Kutopang tubuhku dengan Bullhorn, benda itu sedikit lebih berat dari Mad Larry, membuatku berlari dengan tenaga ekstra. [07.55 PM]Kami semua kelelahan, nafas terengah dan sulit berbicara. Mataku berusaha mencari tahu dimana kami sekarang. Huh? "Hey... Itu disana.. Hahh.. Hah.." Gumamku terpatah-patah seraya menunjuk sebuah tempat yang menarik perhatianku. Pintu besar berwarna keemasan, sangat kontras dengan tempat suram ini. Semua mata menoleh kearah tempat itu, aku tak tahu apa itu, tapi kurasa disana tempat yang cukup aman untuk mengambil istirahat panjang. [Next : Library] |
| | | 2013-09-16, 15:38 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twilight Tower - Floor 2][At 7.55 PM]Cih, ternyata pria bertudung yang tadi pagi. Jika kutahu dia seorang necromancer yang bisa memnaggil mayat hidup sebanyak ini, aku pastinya menusuk jantung-nya ketimbang kakinya waktu itu aku bahkan dapat menangkap mereka dalam keadaan terkejut! Mengeram kesal, aku dan Leo menghadang beberapa tengkorak yang berhasil mengejar di belakang kami. Walau itu hanya berlangsung tak lama semenjak tengkorak-tengkorak itu mempunyai jalan yang sangat lambat. Semenjak pertarungan kami dengan naga belulang itu, kabut disekitar lantai sini mulai menipis. Kami terus berlari, memaksa kaki kami untuk menjauh dari tengkorak-tengkorak yang tak terlihat itu lagi, hingga... "Hey... Itu disana.. Hahh.. Hah.." tunjuk Ellie ke sebuah pintu keemasan, yang bersinar di antara kabut. Entah kenapa pintu itu terlihat sangat berbeda ketimbang lingkungan disekitarnya. "Itu bukan mengarah ke lantai selanjutnya bukan?" gumamku. "Tidak. Ketika menuju lantai pertama kita perlu menaiki sebuah anak tangga sebelum membuka pintu besar menuju lantai selanjutnya." jelas Valor. "Apapun itu, masuk ke sana lebih baik daripada diluar sini. Lagipula, disana terlihat cukup aman untuk kita beristirahat sejenak." kata Ellie seraya berjalan ke pintu itu. Walaupun ragu jika itu mungkin jebakan, pada akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke dalam ruangan di pintu itu. Membuka pintu itu, sebuah pemandangan membuat kami sontak terkejut. [Library]Puluhan, mungkin ratusan rak buku menjulang tinggi ke langit-langit dilengkapi dengan berbagai buku yang kebanyakan sudah berdebu. "Ini... perpustakaan?" gumam Leo. Kami semua berjalan sambil melongo melihat semua buku-buku yang tersusun rapi ini. Aku mengalihkan perhatianku dan mulai memperhatikan keadaan sekitar. Di lantai terdapat beberapa jejak kaki kotor dan sedikit bercak darah. Jangan bilang kalau... "Turunkan senjata kalian! Kalian sudah kami kepung!" sebuah suara wanita, suara yang familiar jika aku harus bilang. Kami semua kembali mengeluarkan senjata kami masing-masing, diantara tempat persembunyian atau bayangan di sudut ruangan muncul beberapa orang yang terlihat letih tetapi mengacungkan senjata mereka masing-masing ke arah kami semua. Dan diantara mereka muncul seorang wanita; Lady Gretta dengan sorot mata yang tajam. Walau begitu, sesaat setelah melihat wajah kami dia terkejut. "Kalian kan? Apa yang kalian lakukan disini!?" tanya-nya. [Still Here] |
| | | 2013-09-16, 22:12 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
atlanteeianprojecta Novice
Posts : 237 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Ancient Library (Some Scene Skiped)] ... "Turunkan senjata kalian! Kalian sudah kami kepung!" Suara wanita terdengar, sebenarnya aku mengingat suara ini. Tapi, siapa yah? saat itu beberapa orang mengacungkan senjata kearah kami. Tapi tunggu dulu, mereka bukan mayat hidup. Mereka kan... pasukannya si Leon. Kemudian munculah seorang wanita diantara mereka. Dia kan... sekertarisnya Leon??? "Kalian kan? Apa yang kalian lakukan disini!?" tanya si sekertaris. "Kami berusaha melarikan diri dari serangan pasukan tengkorak yang menyerang kami sebelumnya." Jelas daniel kepada si sekertaris. "Cih, bahkan si necromancer sialan itu lari setelah men-summon bonekanya." Lanjutku menjelaskan pernyataan dari Daniel. "Jadi mereka sudah hampir menuju kemari, ya? Kita harus bersiap-siap menghadapinya. Kali ini, kita akan menjaga tempat ini dengan nyawa kita!" Lalu dia berusaha menyemangati para pasukan. "Tunggu, kenapa kalian sebegitunya menjaga tempat ini... eh, maksudku perpustakaan ini? Apakah sebegitunya sampai-sampai kalian harus mengorbankan nyawa?" Tanya Ellie "Karena kita tidak bisa membiarkan pengetahuan ini diketahui oleh ketiga buronan itu." Kemudian sesosok datang dari kerumunan pasukan. "Kau kan...?!" Ellie kaget melihat orang tersebut. Masalahnya aku bahkan tidak mengenal orang itu sama sekali. "Dokter Hazel, kenapa anda ada di sini?" Tanya Anne, kelihatannya dia mengenal orang ini. Tapi, apa urusannya denganku? Masa bodoh... "Ceritanya panjang. Tapi bila apa yang kaukatakan sebelumnya itu benar, kita benar-benar harus berperang besar-besaran melawan pasukan-pasukan tengkorak itu." Jelas si pria bernama Hazel. "Tunggu! Kita harus menjaga tempat ini mati-matian? Tapi inikan hanya sebuah perpustakaan?" Tanyaku, aku bingung apa yang terjadi disini. Kenapa mereka hanya mencari perpustakaan ini? Maksudku, ini hanya tempat berisikan banyak buku. Apakah ada sesuatu dibalik perpustakaan ini? [Next = Same?] |
| | | 2013-09-16, 23:16 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Tower Floor 2 - Library][7.00 PM (sebelumnya)]Kami beristirahat sejenak setelah tiba di perpustakaan itu. Tempat itu cukup terang karena ada cahaya lampu kristal yang tergantung di pilar-pilar ruangan itu. Komandan Leon dan beberapa prajurit dan penjelajah telah berangkat meninggalkan ruangan itu, sisanya berjaga. Ruangan itu cukup luas, banyak buku-buku tertata rapi di raknya. Aku berjalan kesana kemari melihat-lihat buku-buku itu sampai tak sadar aku hampir mendekati seksi terlarang. "Berhenti!" kata seorang wanita dengan tegas. Ya, Lady Gretta menghadangku. Aku melihat di belakangnya tampak pintu kayu dobel dengan pegangan berwarna emas. Di atasnya terdapat tulisan "RESTRICTED" berwarna putih dengan dasar merah. "Ah, Lady Gretta, tenang saja aku tidak akan memasuki ruangan itu," kataku mengelak. Lalu mataku tertuju pada buku yang ada di rak sampingku. Buku itu lumayan tebal dan berjudul 'Sihir Pemanggilan Tingkat Lanjut'. Kuambil buku itu dan kubersihkan sampulnya dari debu-debu, lalu kubuka buku itu dan kulihat daftar isinya. Pandanganku langsung tertuju pada bab "Portal Kota". Kubuka halaman yang merujuk ke bab itu lalu kubaca isinya. Aku sama sekali tak menyangka ternyata sihir portal kota yang terkenal di Aldonia itu adalah sihir pemanggilan. [8.00] Sudah satu jam terlewati tapi aku belum selesai membaca tentang portal kota, saat aku sedang berkonsentrasi aku mendengar suara gaduh. "Kalian kan? Apa yang kalian lakukan disini!?" Suara itu, itu kan Lady Gretta, siapa yang datang kemari? Aku penasaran, akhirnya aku berlari menuju pintu masuk. Aku terkejut setelah melihat siapa yang datang. Valor dengan dua kapaknya, gadis berbandana merah Arianne, si rambut merah bercabang Leo, dan gadis koboi sialan Ellie, dan si mata licik yang bernama Daniel. Yah aku tau sepertinya memang tidak ada yang bisa menghentikan mereka. "Kami berusaha melarikan diri dari serangan pasukan tengkorak yang menyerang kami sebelumnya," kata orang berambut hitam panjang dikuncir dengan mata licik itu (Daniel). "Cih, bahkan si necromancer sialan itu lari setelah men-summon bonekanya," kata seorang anak berambut merah bercabang itu (Leo) tampak tidak senang. Lady Gretta terdiam, wajahnya tampak khawatir. " Jadi mereka sudah hampir menuju kemari, ya?" katanya. Ia mengepalkan tangannya dan bekata: "Kita harus bersiap-siap menghadapinya. Kali ini, kita akan menjaga tempat ini dengan nyawa kita!" "Tunggu, kenapa kalian sebegitunya menjaga tempat ini... eh, maksudku perpustakaan ini? Apakah sebegitunya sampai-sampai kalian harus mengorbankan nyawa?" tanya Ellie. Mendengar itu aku langsung melangkah ke tengah. "Karena kita tidak bisa membiarkan pengetahuan ini diketahui oleh ketiga buronan itu."Ellie si gadis koboi itu tampak terkejut saat melihatku. "Kau kan?""Dokter Hazel, kenapa anda ada di sini?" sahut Anne. "Ceritanya panjang. Tapi bila apa yang kaukatakan sebelumnya itu benar, kita benar-benar harus berperang besar-besaran melawan pasukan-pasukan tengkorak itu." jelasku. "Tunggu! Kita harus menjaga tempat ini mati-matian? Tapi inikan hanya sebuah perpustakaan?" tanya laki-laki berambut merah bercabang itu. "Jangan banyak tanya," sela seorang penyihir pria yang memakai topi kerucut berwarna merah. "Kalian istirahat dulu saja disini, biar kami orang dewasa yang mengatasi ini semua.""Tapi aku butuh..." kata pria berambut merah itu. "Leo..." cegah Ellie sambil menepuk pundaknya. "Dia benar, kalian masuk dulu saja kita bisa mempercayai tuan Ferey." kata Lady Gretta. "Prajurit, penjelajah, kalian berdiri di belakangku, jika rencana ini gagal giliran kalian yang menggantikanku!" kata tuan Ferey orang yang bertopi kerucut merah itu, tangannya membawa tongkat sihir panjang yang ujungnya terdapat kristal berwarna merah. Tuan Ferey pun melangkah keluar, para penjelajah dan prajurit mengikuti di belakangnya. Tak lama kemudian terdengar suara gemuruh. Rupanya pasukan tengkorak yang mereka bicarakan sudah mulai mendekat. Tuan Ferey berdiri tegak dan merentangkan tangannya. Tiba-tiba di bawahnya ada lingkaran sihir. Sesuatu seperti angin bertiup berputar-putar disekitar orang itu membuat rambutnya yang panjang melambai-lambai. Jubah merah di punggungnya juga berkibar-kibar. Tak lama kemudian lingkarang-lingkaran sihir kecil bermunculan di depannya membentuk garis seolah garis yang menutup koridor itu. Dari kejauhan aku bisa melihat para pasukan tengkorak itu mendekat. Mereka berlari semakin dekat, semakin dekat, dan... BLAARRRR... Tiba-tiba lidah api keluar dari lingkaran-lingkaran yang dibuat tuan Ferey. Lidah api itu menjulur ke atas seperti pilar. Lidah-lidah api itu berjajar seperti tembok, dan para pasukan tengkorak yang berlari itu tebakar saat melewatinya. Tengkorak-tengkorak itu tidak sepenuhnya mati, ia menggeliat-geliat dengan tubuhnya yang masih terbakar. "Hancurkan mereka!" teriak Valor tiba-tiba. Ia berlari sambil mengangkat kapaknya dan memukulkannya pada tengkorak yang menggeliat hingga hancur. Melihat itu Anne pun menghantamkan palunya pada tengkorak-tengkorak itu. Para prajurit dan penjelajah pun tak mau kalah, mereka menghantam tengkorak-tengkorak itu hingga hancur berkeping-keping. Lady Gretta pun juga ikut dalam pembantaian itu, ia bertarung menggunakan pedangnya. Sementara itu aku hanya bisa berdiri mematung. Aku hanya seorang dokter dan kimiawan, mana mungkin aku bisa melakukan itu semua. Tapi siapa orang yang membuat tembok api itu? Dia sungguh luar biasa. [next: still here] NB: tuan Ferey adalah NPCnya Theo yg FireMage, nama lengkapnya Jupiter Ferey |
| | | 2013-09-17, 06:17 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
LightNightKnight Topeng Buaya
Posts : 799 Thanked : 6 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Developer
| [Underground Level ???, Unknown Room] ... ... ... ... ......Kupikir selama ini hidupku sudah berakhir.Namun suatu hari.Aku mendengar kabar.Sebuah kabar yang menggembirakan.Atas harapan untukku mendapatkan mereka kembali.Mendapatkan apa yang telah hilang.... ... ... ... ... ...... ... ... ... ......Aku berhasil mencapai pertengahan menara ini.Aku dapat merasakannya.Harapan besar dibalik tantangan berlipat ganda ini.Aku tidak akan pernah menyerah.Aku akan mendapatkannya.... ... ... ... ... ...... ... ... ... ......Semua sudah berakhir.Semua ini adalah kebohongan belaka.Namun semua sudah terlambat.Tidak ada lagi yang bisa kulakukan.Sebentar lagi kesadaranku akan menghilang.Dan aku akan bergabung dengan penghuni menara ini.Dan aku tidak akan pernah tersadar lagi selamanya.Hanya hal ini yang bisa kutinggalkan.Sebuah catatan penting.Sebuah rahasia.Sebuah kenyataan.Dan sebuah peringatan untuk mereka yang ingin mencari harapan.Bahwa tempat ini bukanlah tempat yang tepat bagimu mencari harapan.[End of Diary] "...Diary macam apa yang beberapa bagian penting justru malah hilang...!"Gerutuku sambil meletakkan kembali diary itu ketempatnya semula dengan kasar dengan tangan kananku. "Jadi kalian mau apa sebenarnya...?Kenapa kalian menuntunku kemari?"Ucapku menatap langit - langit seolah - olah tengah berbicara dengan seseorang. "... Kalian mau aku menghentikan semua pendaki yang hendak mendaki menara ini?Jangan sembarangan, aku tidak ada keperluan sama sekali dengan mereka....""[..........]""...."Aku kembali menelusuri ruangan misterius ini sambil mengutil - util buku - buku tua yang terjejer dengan rapi di tempat tersebut. "... Aku tidak pernah menyangka kalau apa yang tengah berdiri di atas menara ini adalah sebuah benda terkutuk seperti itu....... Apa boleh buat, saatnya kembali ke desa...."Aku berjalan mengikuti arah tempatku masuk barusan. "Entah sudah berapa lama aku beristirahat di tempat ini...."Aku melepas ikatan kain dan balutan yang kubalut di tangan kiriku, yang terlihat sedikit membaik namun belum seutuhnya sembuh. "Aku harus bicara dengan salah seorang jendral desa tersebut..."[Next : AntLion's Nest] |
| | | | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Sponsored content
| | | | | [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
|
Similar topics | |
|
Similar topics | |
| |
Latest 10 Topics | [Web Novel] Gloria Infidelis 2016-11-17, 21:27 by LightNightKnight
[Announcement] Forum baru untuk RMID 2016-08-25, 16:39 by TheoAllen
Where I'm Wrong ? 2016-07-24, 16:10 by ReydVires
flakeheartnet's Resources part III 2016-07-08, 14:30 by flakeheartnet
Keira's Art Warehouse 2016-06-28, 19:27 by KeiraBlaze
Theo Core Time System + Bingung 2016-06-27, 16:24 by Lockin
Error Script, Maybe ? 2016-06-27, 16:20 by Lockin
Nusaimoe @ RMID Lounge 2016-06-21, 05:02 by Jihad Bagas
Call Random Battle 2016-06-15, 17:04 by Lockin
Flakeheartnet Resources Part II [come back gift] 2016-06-07, 15:51 by flakeheartnet
|
Statistics
|
Members: [ 4947 ]
Topics: [ 8258 ]
Posts: [ 112606 ]
Newest member: [ https://rmid.forumotion.net/u4968 ]
|
|
|
|
|
|