Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.
|
|
| [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
| |
2013-08-29, 16:25 | [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
tukang_es Dalangnya RMID
Posts : 321 Thanked : 14 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| First topic message reminder :Roleplay adalah permainan bermain peran. dalam permainan ini pemain ( member ) bermain sebagai karakter yang ditempatkan di suatu cerita dengan setting yang sama dengan pemain lainnya. permainan ini mengandalkan imajinasi dari pemainnya agar menciptakan suatu plot yang menarik untuk diikuti oleh orang lain. Tujuan- Spoiler:
- Mengembangkan kemampuan writing member rmid. - memungkinkan development sebuah game berdasarkan cerita-cerita yang ada. - membantu meramaikan forum yang kelewat sepi (?) oleh para senior - melatih imajinasi anggota dalam merangkai cerita. Rules- Spoiler:
- 1 Pemain hanya boleh memiliki 1 Karakter. Tetapi boleh menambah NPC - disarankan memakai First person of view/ sudut pandang pertama. - boleh menambahkan gambar untuk memperkuat cerita. - no Porn,DP,SARA,Alay writing
- maksimal 2 paragraf (Ga jadi) - no godlike character please. - yang tidak bermain dilarang posting. - pemain diperbolehkan moding karakter pemain lain tetapi dilarang membunuh,mengubah keadaan secara ekstrim. - 1 thread hanya terbatas jumlahnya. - awali post dengan nama tempat misal [ At City ] Background StorySetelah peristiwa di Grace Island, Explorasi ke seluruh negeri Eremidia terus dilakukan. hal ini untuk menemukan banyak peradaban kuno atau potensi yang bahaya mengancam. di balik terpaan dahsyat badai pasir di gurun selatan,terdapat Twilight Tower. konon,menara ini akan terbuka setiap senja tiba. legenda mengatakan sebuah permata raksasa menyimpan kekuatan sihir besar berada di puncaknya. permata tersebut dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang menyentuhnya. banyak petualang yang datang beramai-ramai ke tempat tersebut, namun belum ada yang berhasil. banyak monster berkeliaran dan sangat kuat. jadi adakah yang berhasil menaklukan menara dan menyibak kebenaran di balik legenda tersebut ? Peta Village Settingtempat lokasi roleplay adalah sebuah desa kecil bernama Orsa Village, dekat satu-satunya oase pedalaman selatan gurun. tak jauh dari Orsa terdapat Twilight Tower. para prajurit kerajaan Eremidia berlalu lalang menjaga keamanan serta mengawasi segala hal di wilayah ini. Note : Ini desa kecil. Jadi harap jangan masukin bangunan2 mewah lol Players [Slot 8/10]- Shikami Valor Ashburn (Now as NPC) - Atla Leo Redfang - Theo Allen Arianne Stanford - Superkudit Ellie Brausse - Richter_h Muro Broschenko - Rnvis Daniel Utterson - NightRider Zeeva Atlimus - Lyonnesse (out)Yuuki (Now as NPC) - Oscar Hazel Howard - NachtEinhorn Eleanor - Ryuuhime Tierra Winhart
shikami (valor) (sekarang jadi NPC lol)F# out Zwad out Raptor (Jingen Yuusha) out Lyonnesse out
Story So Far : [Day 1]
7 orang pendatang tiba di Osha Village. kesemuanya berkeinginan untuk menaklukan twilight tower. di hari pertama, Arianne bermasalah dengan petualang lain bernama Bronx. ia ditolong oleh Leo, Ellie, Valor dan Jingen. setelah sempat berkelahi sebentar, mereka dihentikan oleh Sir Leon Lao,komando dari E.Guardian yang menyita senjata mereka. mereka berpisah. Arianne dan Valor pergi ke Muro's Workshop untuk membeli perlengkapan untuk kemudian pergi ke Tower. di sisi lain, Daniel dan Zeeva belum menentukan arah tujuan mereka. Selesai mencari perlengkapan, Arianne dan Val menuju ke Leon Fort untuk mendapatkan senjata mereka kembali. Dan diteruskan registrasi untuk masuk ke tower. Sementara itu, Leo dan Ellie datang ke Leon fort dengan tujuan yang sama. Namun dengan cara yang berbeda, mereka malah mengacaukan seisi benteng Leon dan membuat mereka harus menjalankan sebuah misi ke tower. Singkat cerita, gerombolan Antlion datang dan membuat palu besar Arianne terbawa ke sarang mereka. Arianne dan Val mencari palu itu dan berakhir terkepung. Val mengeluarkan sebuah jurus pamungkas. Namun dirinya tidak kuat menahan dan pingsan. Arianne diselamatkan oleh Ellie dengan tembakan brutal mad larrynya. Setelah cukup istirahat, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Disana mereka bertemu Leo, dan seorang pria bernama Zeeva. Ellie, Leo, Anne memutuskan untuk kembali ke desa. Sedangkan Zeeva tampaknya masih mempunyai urusan dengan seekor monster. Setibanya di desa, party Ellie menyewa inn di desa. Bertepatan dengan itu, seorang (yang mengaku) dokter bernama Hazel Howard datang ke desa ini. Dia melihat kawanan Ellie dan memutuskan untuk mengikutinya ke inn [Day 2]Pengumuman ditujukan kepada seluruh petualang yang berada di desa Orsa bahwa sebentar lagi akan ada serangan dari Antlion. Val, Leo, dan Arianne mengikuti registrasi tersebut. Sementara itu di sisi lain Ellie, Zeeva dan Hazel terjadi pertarungan. Hal ini dipicu ketika Zeeva mengganggu kegiatan Hazel. Pertarungan mereka berakhir dengan seimbang. Namun keadaan Ellie memburuk. Dan Hazel karena suatu hal membuat dirinya menjadi seorang perempuan dan menyamar dengan nama Siti Khadijah Berganti sudut pandang, Val, Leo dan Arianne menghabiskan waktu di kedai makanan dan mereka bertemu dengan Ellie. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya mereka memutuskan untuk latihan di training ground dekat benteng outpost Leon. Sesampainya disana, mereka dilatih bersama komandan Leon. Mereka belajar banyak hal. Mereka berlatih dari siang sampai sore. Namun, tidak lama setelah itu, Lady Gretta, sekretaris pribadi komandan Leon mengatakan bahwa Antlion akan melakukan gerakannya lebih cepat. Leon berpamitan untuk mempersiapkan pasukannya. Sementara itu Ellie teringat akan ensiklopedi monster, dia kembali ke desa untuk mengambilnya. Arianne, Leo, dan Val hanya berencana menunggu kedatangan Antlion di training ground itu. Namun keadaan semakin mendesak sehingga mereka harus memutuskan untuk mundur sementara. Disisi lain, Hazel Howard / Siti Khadijah hendak menuju ke tower. Namun dia juga menemukan hal yang sama. Antlion itu menghadangnya. Hazel/Siti kembali ke desa dikejar oleh Antlion itu. Desa porak-poranda. Namun keadaan itu kemudian dapat di kendalikan oleh seorang kepala desa bernama Salman. Sementara itu di fort, Ellie dan kawan2nya merencanakan sesuatu untuk melawan seekor antlion yang disebut dengan Driller. Namun mereka kesusahan. Ellie hampir kehilangan nyawa dua kali. Membuat sedikit perselisihan di tim mereka. Tak lama setelah itu, komandan Leon datang membawa bantuan dan menghabiskan para Antlion itu [Day 3]Pagi hari, Leo memutuskan untuk pergi ke sarang Antlion jauh sebelum para pasukan Eremidia dan para sukarelawan bersiap-siap. Melihat kelakuan Leo yang sembrono, Ellie memutuskan untuk menyusulnya. Sementara di tempat lain, Arianne berangkat bersama prajurit komandan Leon. Sedikit lebih lambat dari Leo dan Ellie, akhirnya mereka berhasil mencapai liang para Antlion itu. Mereka akhirnya dipencar menjadi beberapa grup untuk menelusuri lorong-lorong yang dibuat oleh Antlion Dari sudut pandang Ellie. Ellie dan Leo tanpa sengaja jatuh ke tempat induk Antlion itu. Ellie tertangkap oleh induk antlion itu. Hampir saja ajal menjemputnya, Zeeva menolongnya dan membawanya ke tempat yang cukup aman. Tak lama setelah itu, Anne dan anggota party dari para sukarelawan itu sampai ditempat. Ellie sudah dalam keadaan tidak sadar. Namun dia berhasil ditangani dengan 'pengobatan pertama' oleh Zeeva. Dan akhirnya Ellie siuman Disudut pandang Hazel / Siti Khadijah, Valor dan Lady Gretta melihat segerombolan capung raksasa bergerak menuju kearah desa. Valor, dan Hazel berlari dan mencegah capung-capung itu di padang pasir. Terjadi pertempuran dahsyat. Valor hampir kehilangan nyawanya karena kelelahan. Namun mereka berhasil diselamatkan oleh Salman, si kepala desa. Valor dibawa ke tempat aman dan diberi perawatan khusus oleh Hazel Sementara itu di sarang Antlion terjadi pertempuran hebat. Kerja sama antara Arianne, Ellie, Leo, Firemage, Daniel, Eleanor, dan Fighter itu dapat membunuh ratu Antlion itu. Namun disamping itu, Ellie kembali mengeluarkan luka. Ellie dibawa kembali ke desa bersama para petualang lain dan tiga temannya, Anne, Valor dan Leo. Mereka disambut baik kedatangannya di desa Orsa karena telah berhasil mengalahkan ratu Antlion. Di tempat lain, Siti / Hazel berhadapan dengan tiga orang. Mereka termasuk anggota dari sukarelawan yang akan membantai ratu Antlion. Siti / Hazel diserang oleh seorang wanita yang dipanggil Silva. Hazel mengeluarkan ramuan secara acak dan menimbulan 'genderswap'. Hazel kembali ke kelamin asalnya sedangkan Silva berubah menjadi lelaki. Situasi tampak kacau. Sementara, Daniel Utterson memutuskan untuk tetap menetap di tower paska peperangan dengan ratu Antlion. Daniel tanpa sengaja ikut pertarungan bersama tiga orang itu dan memutuskan kembali kabur ke desa Disudut lain desa, Tierra Winhart, seorang dari keturunan ternama dari keluarga Winhart baru saja mencapai desa Orsa. Dia hendak membeli sebuah dagger perak di muro's workshop. Tapi karena uangnya tidak cukup, Tierra mendapatkan sebuah quest untuk mencari strip binatang dan sebongkah perak. Ellie telah dirawat bersama Anne dan Eleanor. Namun keadaan menjadi kacau saat seseorang bernama William mengaku adalah seorang kakak dari Ellie. Ellie menyembunyikan identitasnya sebagai treasure hunter dibantu oleh kedua temannya. Namun, pada akhirnya Ellie tetap mengaku hal yang sebenarnya. ... ntar diterusin editnya Enjoy !
Terakhir diubah oleh tukang_sapu tanggal 2013-08-30, 09:54, total 12 kali diubah |
| | |
2013-09-17, 06:17 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
LightNightKnight Topeng Buaya
Posts : 799
| [Underground Level ???, Unknown Room] ... ... ... ... ......Kupikir selama ini hidupku sudah berakhir.Namun suatu hari.Aku mendengar kabar.Sebuah kabar yang menggembirakan.Atas harapan untukku mendapatkan mereka kembali.Mendapatkan apa yang telah hilang.... ... ... ... ... ...... ... ... ... ......Aku berhasil mencapai pertengahan menara ini.Aku dapat merasakannya.Harapan besar dibalik tantangan berlipat ganda ini.Aku tidak akan pernah menyerah.Aku akan mendapatkannya.... ... ... ... ... ...... ... ... ... ......Semua sudah berakhir.Semua ini adalah kebohongan belaka.Namun semua sudah terlambat.Tidak ada lagi yang bisa kulakukan.Sebentar lagi kesadaranku akan menghilang.Dan aku akan bergabung dengan penghuni menara ini.Dan aku tidak akan pernah tersadar lagi selamanya.Hanya hal ini yang bisa kutinggalkan.Sebuah catatan penting.Sebuah rahasia.Sebuah kenyataan.Dan sebuah peringatan untuk mereka yang ingin mencari harapan.Bahwa tempat ini bukanlah tempat yang tepat bagimu mencari harapan.[End of Diary] "...Diary macam apa yang beberapa bagian penting justru malah hilang...!"Gerutuku sambil meletakkan kembali diary itu ketempatnya semula dengan kasar dengan tangan kananku. "Jadi kalian mau apa sebenarnya...?Kenapa kalian menuntunku kemari?"Ucapku menatap langit - langit seolah - olah tengah berbicara dengan seseorang. "... Kalian mau aku menghentikan semua pendaki yang hendak mendaki menara ini?Jangan sembarangan, aku tidak ada keperluan sama sekali dengan mereka....""[..........]""...."Aku kembali menelusuri ruangan misterius ini sambil mengutil - util buku - buku tua yang terjejer dengan rapi di tempat tersebut. "... Aku tidak pernah menyangka kalau apa yang tengah berdiri di atas menara ini adalah sebuah benda terkutuk seperti itu....... Apa boleh buat, saatnya kembali ke desa...."Aku berjalan mengikuti arah tempatku masuk barusan. "Entah sudah berapa lama aku beristirahat di tempat ini...."Aku melepas ikatan kain dan balutan yang kubalut di tangan kiriku, yang terlihat sedikit membaik namun belum seutuhnya sembuh. "Aku harus bicara dengan salah seorang jendral desa tersebut..."[Next : AntLion's Nest] |
| | | 2013-09-17, 08:04 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower Floor 2/Library] [08.10 PM]Aku menembaki beberapa tengkorak yang berkumpul dengan Bullhorn, melindungi punggung mereka yang bertarung dengan teknik serangan jarak dekat. Serangan beruntun tanpa henti sudah tak kugunakan, hanya serangan terputus-putus, mungkin satu atau dua putaran setiap kutarik pelatuknya karena kini aku perlu menghemat peluru. "Aku masih tidak terima dengan kejadian di Orsa, Pak kumis!" Gumamku sambil menembak sekelompok tengkorak, mataku fokus pada kekeran ditengah gatling-gun ini. "Mungkin Arianne melihatmu sebagai dokter baik-baik, tapi aku tahu wajah busuk dibalik topengmu itu.""Perlukah kau membawa-bawa itu sekarang?" Tanyanya, sebuah pertanyaan retorikal yang memang tak perlu kujawab, namun perlu kuberi penekanan pada kalimatku berikutnya. "Arianne sepertinya sangat percaya padamu, tapi aku akan terus mengawasi. Jika kau melakukan hal yang mencurigakan padanya, aku bersumpah akan membunuhmu!"[Still here] |
| | | 2013-09-17, 15:57 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower 2 / Depan perpus ] [ Around 8.15 PM ] [ Party: Leo, Ellie, Valor, Daniel, Lady Gretta, Hazel, para prajurit Eremidia]"Hyaaaahhh!!!"Kuayunkan palu besarku dari atas sehingga mengenai salah satu pasukan tengkorak. Palu besarku menekan kepala tengkorak itu kebawah sehingga tengkorak itu hancur lebur dan menghamburkan tulang belulangnya kesana kemari. "Awas Anne!"Val kemudian membasmi pasukan lain yang berusaha menyerangku dari belakang. Aku bisa mendengar suara sengatan listrik kecil dari setiap serangan Valor. Tak kusangka, Val sepertinya bisa belajar begitu cepat. Sementara disisi lain Ellie masih berkutat dengan gatling gun dan Daniel membasmi para undead itu dengan tombak sucinya. Mereka sepertinya melakukannya dengan mudah. Namun aku baru menyadari satu hal ... "Hei, Dimana Leo?"[ Still Here ] |
| | | 2013-09-17, 17:10 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twilight Tower - Floor 2: Front of Library][8.15 PM]Aku menusuk beberapa tengkorak yang berhasil selamat dari serangan api Fire Mage itu (kurasa dia orang yang bersamaku tadi pagi). Untuk sekarang kami masih berhasil menghalau gelombang pertama tapi jika Luvius memutuskan untuk memanggil pasukannya yang lebih kuat seperti naga waktu itu, aku ragu kita bisa bertahan lama disini. Tindak cepat perlu diambil, dan lagi, aku masih punya banyak pertanyaan. Kenapa ada perpustakaan kuno disini? Kenapa pasukan Eremidia ingin menjaga tempat ini? Dan kemana komandan Leon? Lady Gretta sepertinya yang mengambil alih pimpinan pasukan ini, ditambah lagi jumlah mereka sangat sedikit ketimbang pertama kali pergi dari benteng. Ditambah yang dibunuh oleh Luvius, maka sisanya mungkin pergi dengan komandan Leon entah kemana. Sejujurnya aku masih menyesali tidak membunuhnya pagi ini. "ARRGGHH!!" Sebuah teriakan menarik perhatianku. Aku melihat dua penjelajah yang sebelumnya meremukkan tengkorak-tengkorak yang masih bisa berjalan tergeletak tanpa nyawa di lantai, di perut mereka terdepat luka tebasan yang cukup dalam. Tidak mungkin, tengkorak itu bahkan tak mampu menyerang sekuat itu. Kalau begitu... ...tap. Sebuah langkah kaki besi menggema, membuat orang yang berada disekitarnya melirik ke arahnya. Seorang pria tinggi, seluruh tubuhnya dilapisi oleh baja hitam legam, menyisakan sebuah bar tipis dimana matanya seharusnya berada. Di tangan kanannya adalah sebuah pedang raksasa yang dia bawa dengan enteng. "Wah, wah. Kalian sepertinya bersenang-senang. Boleh aku ikut?" Salah satu pria yang kutemui waktu itu, sekaligus buronan pertama di daftar buronan: Hammer. [Next: Still Here] |
| | | 2013-09-17, 18:27 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower level 2 / depan perpus ] [ Around 8.20 PM ]Seseorang berbaju zirah tertutup dengan membawa pedang besar di tangannya datang kepada kami. Orang itu mirip dengan seseorang yang berada dalam poster tiga buronan itu. Kalau tidak salah dia dinamai dengan "Hammer" "Menyerahlah, kau sudah dikepung!"Menyadari dia adalah seorang buronan, Lady Gretta langsung memerintahkan pasukan Eremidia untuk mengepungnya. Berbagai senjata diarahkan kepadanya. "Hoi, hoi, aku tidak suka dikepung begini."Katanya dengan tetap santai. "Jumlah kalian lumayan banyak, dan kalian lumayan kuat. Tuan Luvius pasti akan suka jika kalian bisa menjadi tentara kami."Lanjutnya. "Makluk rendahan! Seharusnya kau menetap saja di dalam tanah!"Salah seorang dari pasukan Eremidia kehilangan kendali dan menyerangnya dengan tombak. Namun, saat dia mencoba menembus baju zirah itu, tombaknya patah. Benar-benar baju zirah yang cukup kuat. Melihat kejadian itu, pasukan Eremidia yang lain ikut kehilangan kendali. Mereka menyerang membabi buta tanpa komando. Sepertinya tanpa komandan Leon mereka hanyalah segerombolan orang anarkis tanpa strategi. Bahkan mereka tidak terlalu menganggap Lady Gretta yang mencoba untuk menghentikannya. Beberapa menit berlalu dan beberapa pasukan Eremidia sudah kehilangan nyawanya. Mereka yang sadar akan perbedaan kekuatan itu memilih untuk mundur. Sementara orang berbaju zirah itu masih berdiri dengan tenang. "Kalau begitu, apa kau bisa menahan ini!"Ellie kemudian memberondonginya dengan gatling gun. Namun yang terjadi sama saja. Tidak ada satupun peluru yang menembus baju zirah tebalnya itu. Orang itu malah berjalan dengan santainya kepada Ellie. Aku bisa melihat wajah terkejut Ellie. "Berapa kali harus kubuktikan bahwa bajuku ini tahan segala jenis ... "Sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, aku langsung memukulnya dari samping sehingga menimbulkan dentingan keras dari tabrakan dua logam. Orang itu terlempar jauh kesamping dan menabrak sebuah tembok reruntuhan. "Apa kau kenal seseorang bernama Martyl Blackmoor?"Kataku sambil mengangkat paluku dan menatapnya. "Dia adalah orang yang bisa mengalahkan lawannya tanpa harus merusak pelindungnya"[ Still here ] |
| | | 2013-09-17, 19:29 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twilight Tower - Floor 2: Front of Library][8.20 PM]Oh sial, aku mulai menyukai tulang naga ketimbang orang ini. Beberapa prajurit kehilangan nyawa-nya sia-sia hanya sekali serang dari pria ini. Aku tahu aku tak punya kesempatan untuk mengalahkannya tanpa pengetahuan lebih tentang dirinya. Perlahan aku mundur ke arah Lady Gretta yang sepertinya memfokuskan sesuatu. "Dimana komandan Leon? Jangan bilang dia mati semudah itu." kataku. Dia tersentak kaget melihat kehadiranku. "Dia pergi untuk mencari buronan ini bersama penjelajah yang lain. Komandan akan datang kesini tak lama lagi setelah mendapat telepatiku, kita hanya perlu mengulur waktu." katanya. "Aku harap begitu. Semoga saja dia tidak tertahan oleh satu buronan yang lain lagi." Aku bersiap membantu beberapa orang yang mulai berhadapan dengan Hammer, belum sempat berlari, pria itu terlempar jauh oleh serangan palu Arianne hingga menghantam salah satu tembok reruntuhan. "Apa kau kenal seseorang bernama Martyl Blackmoor? Dia adalah orang yang bisa mengalahkan lawannya tanpa harus merusak pelindungnya" katanya seraya mengangkat palunya. Kurasa kita tak punya masalah untuk mengulur waktu jika aku harus bilang, tapi aku ragu serangan itu akan mengalahkan Hammer. Aku sebaiknya membantu mereka sebisa mungkin, tapi Leo sepertinya orang yang tepat untuk melakukannya walau entah kenapa aku tak melihatnya selama ini. [Still Here] |
| | | 2013-09-17, 21:58 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
atlanteeianprojecta Novice
Posts : 237 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twilight Tower - Floor 2: Front Library (Some Scene Skiped)] ... Akupun berlari, mencari persembunyian yang tepat dan menghindari pertarungan. Bukannya aku pengecut, tapi paling tidak aku butuh bantuan Ether-ku lagi. Aku khawatir bila aku meminumnya di dekat Ellie, maka di akan terkena radiasi Ether lagi (Aku rasa lebih tepatnya/kelihatanya Ellie alergi terhadap Ether). "Wah, wah. Kalian sepertinya bersenang-senang. Boleh aku ikut?" Oh sh!t, siapa lagi nih orang. Aku tidak tahu pasti, (karena aku hanya mendengar suaranya) tapi kedengarannya dia orang jahat. Tapi... maaf sebelumnya, teman-teman. Aku harus menjaga jarak sementara dengan Ellie untuk meminum ini. *Glek! Ah, segarnya... Akupun membuang botol ether yang baru saja aku minum. Sekarang bersiaplah untuk melihat "hewan buas" yang sebenarnya! [Next = Same] Catetan: maaf klo cuma nge-RP dikit. Paling nggak ini buat jelasin kenapa Leo lagi gk ada di pertarungan. Tolong setelah itu Leo di godmod... ) |
| | | 2013-09-17, 22:20 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower - Floor 2: Front of Library] [8.20 PM]Mustahil, bahkan besi sekalipun akan tercabik-cabik jika dihujani peluru yang dimuntahkan sebuah gatling gun. Baju zirah pria itu bukanlah besi sembarangan! Perlahan dia mendekat kearahku yang hanya bisa melihatnya dengan ngeri. Habis sudah, seranganku tak ada gunanya bagi bajingan itu. Tiba-tiba sebuah benda besar menghantam lalaki itu dari arah samping, membuatnya tersungkur. Pemikiran bahwa pria itu tak tergoyahkan lenyap, berganti sebuah harapan. Kulihat sosok diujung benda raksasa itu, Anne! "Apa kau kenal seseorang bernama Martyl Blackmoor? Dia adalah orang yang bisa mengalahkan lawannya tanpa harus merusak pelindungnya"Gadis ajaib dengan kekuatan ogre, pria rsaksaa dengan tubuh sekeras berlian. Ini bukan lagi pertarungan antar manusia, ini pertarungan antar monster! "Martyl Blackmoor, pandai besi legendaris karena senjata yang hebat dan kemampuannya memanipulasi logam. Sepertinya anda juga memiliki bakat serupa." Seperti tak terjadi apa-apa, pria itu bangkit dari tempatnya, membuat beberapa batu yang menimpa tubuhnya terjatuh ke tanah. Bisa kulihat Arianne, menahan palunya, menggenggamnya dengan erat dan siaga. Aku berjalan mendekat, melewati tubuh beberapa prajurit yang terpaku melihat keduanya. Ini seperti sebuah pertarungan gladiator satu lawan satu. Kami benar-benar tak tahu harus bagaimana lagi selain bertahan, dan menyerahkan semua tindakan ofensif kepada Arianne. Bahkan disaat seperti ini, aku tak bisa menemukan keberadaan Leo yang biasanya merangsek kedalam keributan. Pria itu menepuk tangannya, lalu perlahan menarik kedua tangannya, semakin menjauh tangannya, bisa kulihat itu membentuk sesuatu tepat diantara telapak tangannya. Bersinar berwarna emas, perlahan mulai memanjang dan membentuk sesuatu yang besar. Sebuah palu keemasan! Mungkin lebih besar dan berat daripada milik Anne, namun dia bisa mengangkatnya dengan enteng, bahkan dengan satu tangan. Sebuah hentakan ke tanah membuat lantai ini bergetar. "Maaf, nona... Tapi anda bukan satu-satunya yang mampu memanipulasi logam disini." [Still Here] |
| | | 2013-09-18, 04:46 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 / Depan perpus ][ Around 8.30 PM ][ vs Hammer ]"Maaf, nona... Tapi anda bukan satu-satunya yang mampu memanipulasi logam disini."Senjata logam raksasa, dibawa dengan satu tangan, dibentuk dalam saat itu juga. Metal manipulator. Begitulah klan kami disebut di Alumnea. Namun entah darimana, seseorang yang sedang berada di hadapanku sepertinya memiliki kemampuan yang sama. Siapa orang itu? Dan jika aku mengamati logam yang dia gunakan, jelas bukan dari Almanium atau logam biasa. Tapi apa? Aku hanya bisa menelan ludah sambil memegang erat palu besarku. Posisiku berada pada siap siaga akan segala hal buruk yang kemungkinan terjadi. Hanya satu yang pasti dalam pikiranku. Orang ini berbahaya. "Ternyata tuan Luvius tidak salah. Kalian memang orang-orang yang spesial. Dan sayang sekali, aku harus mengakhiri riwayat hidup kalian disini,... dimulai dari .... "Dia tidak menyelesaikan kata-katanya. Dia langsung berlari meluncur kearahku. Dan, benar, dia memang berlari dengan memakai baju zirah sebesar itu. Sialnya, aku tidak memperhitungkan kemampuannya sebagai metal manipulator. Serangan dari atas diluncurkan padaku. Aku yang tidak punya kesempatan menghindar langsung kuhalau dengan palu besarku keatas. Suara dentingan logam bertabrakan terdengar begitu nyaring. Walau aku berhasil menahannya, namun impact serangan barusan begitu kuat. Berkali-kali lebih kuat dari gada raksasa Bronx. Aku tidak tahu pasti aku akan bertahan berapa kali serangan jika aku harus menghalau semuanya. Hammer melakukan serangan berikutnya dari arah samping. Untung saja antara jeda serangan itu memberiku kesempatan untuk menghindar kesamping dan menuju kebelakangnya. Tidak kusia-siakan kesempatan, langsung kulakukan serangan balik. Namun tetap saja sia-sia, dia membalikkan badannya dengan cepat dan menangkisnya dengan palu raksasanya. Lagi-lagi aku tidak memperhitungkannya. Kejadian itu terus berlalu hingga beberapa menit kedepan. Dua senjata raksasa yang saling beradu itu terkadang menimbulkan suara nyaring dan gempa kecil di sekitar. Nafasku mulai terengah-engah, keringat mulai bercucuran. Sementara kulihat dia masi berdiri dengan posisi kuda-kudanya dan terlihat masih segar. "Ada apa nona kecil? Sudah kelelahan bermain?"Sial, mataku berkunang-kunang. Pandangaku perlahan mulai kabur. Menahan getaran palu sebesar ini bukanlah hal yang mudah dan itu membuat tenagaku terkuras habis. Seandainya musuhku tidak sebesar dan sekeras ini, hal itu tidak akan terjadi. "Kalau begitu, kita segera selesaikan saja"Dia mengayunkan palu raksasanya kearahku. Bukan, dia mengincar palu besarku. Tidak cukup tenaga untuk menahannya, paluku terlempar jauh entah kemana. Aku terjatuh kebelakang. Pandanganku menatap kearah helm Hammer yang berada di depanku dan siap mengeksekusiku kapan saja [ Still Same ] |
| | | 2013-09-18, 10:00 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Tower Floor 2 - depan library][ Around 8.30 PM ]Kami telah berhasil mengalahkan pasukan tengkorak itu dengan bantuan penyihir api Jupiter Ferey. Tapi kemenangan masih jauh dari kami. Seorang misterius muncul di depan kami, memakai zirah penuh dan hanya menyisakan beberapa celah di helmnya untuk melihat. Helmnya memiliki tanduk yang melengkung ke atas. Orang itu membawa pedang besar. Bergagai macam senjata tidak mampu menembus zirahnya. Tombak, pedang, bahkan gatling gun - sebuah senjata api besar yang dibawa Ellie si gadis koboi itu tidak mampu menembusnya. Namun, Arianne dengan palu besarnya dapat membuat orang itu sempat kewalahan. Orang itu terlempar menabrak tembok dan pedang besarnya terjatuh. Tapi ternyata orang itu bisa memanipulasi logam dan membuat palu raksasanya sendiri. Ia berbalik menyerang Arianne dan membuatnya jatuh kelelahan. "Ada apa nona kecil? Sudah kelelahan bermain?" ejeknya sambil berjalan mendekati Arianne. Ia meletakkan palu besarnya di pundaknya. Melihat itu aku langsung meminum ramuan merahku. Aku tidak peduli apa efek sampingnya, tapi ramuan itu akan meningkatkan kekuatanku. "Kalau begitu, kita segera selesaikan saja", kata pria berzirah penuh itu sambil memukulkan palunya membuat palu milik Arianne terlempar. Sekarang Arianne sedang terjatuh di lantai, berusaha berdiri tapi tidak cukup kuat. "Mati kau dasar anak kecil," kata pria itu sambil mengayunkan palunya ke arah gadis itu, namun. TAPPP Ku tahan palu orang itu dengan kedua tanganku. "APA!" "Tidak mungkin?"Orang-orang di sana terkejut melihatku menahan palu itu. Ya benar, ramuan merahku telah memberiku kekuatan. Kini di sekujur tubuhku bersinar cahaya kemerahan. Pria itu menarik palunya membuat peganganku terlepas, lalu ia memukulkannya ke arahku. Aku menahan pukulannya dengan lengan kiriku dan membuatku jatuh berguling ke samping. "Dokter Hazel!!" teriak Arianne. Aku berusaha berdiri, lenganku terasa sakit. Aku meringis kesakitan, lenganku terasa berdenyut-denyut. "Kau... kau menyelamatkan Arianne..." gumam Ellie. "Arianne lari...!!" teriak Lady Gretta. Arianne berusaha merangkak menjauh. "Takkan kubiarkan!" kata pria berzirah penuh itu sambil mengayunkan palu besarnya. Arianne memejamkan matanya saat palu itu mengayun ke arahnya. "ARIANNEEEEE!!!" teriak Ellie dan... *BRAAANNGGG Tiba-tiba semua terdiam. Arianne membuka matanya perlahan-lahan, dan ia mendapati pria berbaju zirah itu melangkah mundur kehilangan keseimbangan dan jatuh terduduk. Palunya terlempar. "Kenapa? Merasa super dapat palu baru? begitukah?" kata seseorang yang melangkah mendekati Arianne sambil mengejek pria berbaju zirah penuh itu. Ya... itu Valor, kini tubuhnya dialiri listrik yang menggeliat-geliat seperti ular. Ia membawa sebuah kapak di tangan kanannya. Aku sempat melihat kapak yang masih di aliri aliran listrik tergeletak tak jauh dari orang berzirah penuh itu. "Hei ilmuwan," kata Valor sambil melirikku. "Logam adalah penghantar listrik yang baik bukan?"Aku hanya mengangguk sambil meringis kesakitan. " Yosh... sekarang aku bisa memanggangnya hidup-hidup," kata Valor sambil menyeringai. Pria berzirah penuh itu berdiri, ia bergerak mundur selangkah. Sepertinya ia terkejut saat melihat Valor yang seperti itu. "Ha? Kenapa? Kemana hilangnya kalimat-kalimat sombongmu?" gertak Valor saat melihat orang yang tampaknya ketakutan itu. "Dengar... aku tidak akan mema'afkan orang yang menyakiti teman-temanku, heaaaa....!!!"Valor pun berlari ke arah orang itu dan menyerangnya. [next: still here] |
| | | 2013-09-18, 10:54 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 / Depan Perpus ][ Around 8.40 PM ]"Kenapa? Merasa super dapat palu baru? begitukah?"Kubuka mataku perlahan. Kudengar suara yang tidak asing itu. Aku mencari sumber asal suara itu. Dan kudapati, Valor berjalan dari belakang kearahku. Tapi tunggu, aku melihat sesuatu yang tidak wajar dari Valor. Kulihat warna matanya menjadi merah dan tatapannya sangat tajam. Sebuah aura keputihan keluar dari tubuhnya. Disamping itu, tubuh Val terkadang terlihat aliran listrik kekuningan meloncat kesana kemari. Dia berhenti tepat di depanku. Seperti sedang melindungiku dari ancaman Hammer. "... Val ...?"Gumamku lirih. "Hei ilmuwan," kata Valor pada dokter Hazel yang masih meringis kesakitan. "Logam adalah penghantar listrik yang baik bukan?"Dokter Hazel hanya mengangguk pelan. "Ha? Kenapa? Kemana hilangnya kalimat-kalimat sombongmu?" gertak Valor saat melihat Hammer yang mulai melangkah mundur. "Dengar... aku tidak akan mema'afkan orang yang menyakiti teman-temanku, heaaaa....!!!"Valor langsung berlari kearah Hammer meninggalkan beberapa hempasan angin kepadaku. Sesampainya disana Val langsung mengayunkan kapaknya dan menimbulkan gelegar seperti guntur. Begitu hebatnya sehingga aku hanya bisa terpaku melihatnya. "Anne, kau tidak apa-apa?"Kata Ellie kemudian begitu sampainya di tempatku disusul juga dengan yang lain. Namun aku tidak menjawabnya. "Keluarga Ashburn. Mereka akan berubah seperti ini jika sesuatu yang berharga baginya terancam." Lady Gretta menjelaskan "Sekitar delapan tahun yang lalu, seseorang yang bernama Orsa Ashburn juga melakukan hal yang sama.""Dengan keadaannya yang mirip seperti Valor, Orsa Ashburn berhasil menyelamatkan desa di oase itu dari ancaman para monster. Sayang sekali, beliau telah meninggal karena itu. Dan sekarang, namanya diabadikan sebagai nama desa Orsa.""Meninggal katamu!"Sahut Ellie yang terkejut. Sementara pandanganku masih terpaku dengan pertarungan yang berada di depan. Beberapa kali kulihat sambaran petir kuning. Orang berbaju zirah itu mulai kehilangan keseimbangannya. Sementara Val masih membabi buta dengan serangannya. Aku bisa melihat warna merah matanya walau hanya terlihat setitik kecil. Walau sepertinya Valor dapat mengambil alih pertarungan, namun entah di dalam perasaanku aku merasa takut. "Val... Apakah itu dirimu?"[ Still here ] |
| | | 2013-09-18, 13:30 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower - Floor 2: Front of Library] [8.40 PM]Begitu sibesar ditangani oleh Valor, aku berlari mendekati Arianne. Segera kupapah sahabatku yang masih terduduk lemas ini. Berusaha menjauh dari pertarungan Val yang semakin ekstrim. Masih terngiang ditelingaku kata-kata nona sekretaris, kekuatan yang begitu besar, namun besar pula resikonya. "Tak akan kubiarkan kalian kabur!" Teriakan pria besar itu ketika melihat kami berusaha meninggalkan arena pembantaian itu. Sebuah hentakan kuat ketanah, membuat bergetar dan mengangkat batu-batuan besar yang melaju kearahku dan Arianne. Spontan kubekap kuat tubuh kecil Anne, berusaha melindunginya dari hantaman, namun aku kurang cepat. Kami terhempas ke dinding. Sangat sakit, kepalaku pusing karena terhantam batu yang keras. Darah yang mengalir dari kepalaku mulai membuat mataku perih, lebih penting lagi.. Anne! "Anne sadarlah!" Kugoyangkan tubuh Arianne yang lemas, matanya terpejam dan darah segar mengalir dari balik rambutnya yang tak tertutup bandana lagi. Tanpa kusadari benda besar menghantam tubuhku, menyeretku dan menahanku di dinding. Pria itu lagi, Dia melempar paru besarnya kearahku, dan dengan cepat palu itu berubah menjari segel besar yang membuatku tertahan di dinding. Bahkan walau sedang bertarung melawan Val, dia sempat menghabisi kami satu persatu. "Kubilang... Jauhi teman-temanku!!"Sebuah ledakan besar keluar dari tubuh Valor, suara guntur bergemuruh. Samar-samar, bisa kulihat mata Valor menjadi kosong, termakan amarah yang teramat sangat. Baju yang dikenakannya mulai terbakar, kapak yang dipegangnya pun perlahan mulai melebur. Apa sebenarnya yang terjadi, inikah kekuatan sebenarnya dari Valor Ashburn? Valor meraung, suaranya menggema dan membuatku bergidik ngeri. Petir-petir yang bergerak liar mulai membentuk sesuatu. Tangan? petir itu membentuk sebuah tangan raksasa dengan cakar besar, membungkus tangan asli Valor. Tanah bergemuruh, kerikil kecil disekitar Val terangkat naik. Tanpa sempat mengedipkan mata, laki-laki itu sudah menghilang, dan muncul didepan pria berzirah tebal itu. Mengayunkan tinjunya dan membuatnya terpental, menembus beberapa reruntuhan. Kekuatan yang sangat mengerikan, bahkan akupun tak mampu berkomentar apa-apa lagi. Valor, iblis apa sebenarnya yang merasuki dirimu? [Still Here]
Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-18, 14:23, total 1 kali diubah |
| | | 2013-09-18, 14:19 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twillight Tower - Floor 2: Front of Library][8.40 PM]Ingat apa yang kubilang soal mengulur waktu? Ketahuilah sebenarnya bahwa orang-orang disekitarku sangat bagus melakukannya. Valor sepertinya bisa mengurus pria itu, walau aku ragu kekuatan seliar itu akan membawa pengaruh baik ke dirinya. Lagipula, aku tak tahu apa yang terjadi jika aku harus jujur. Semenjak membantu Valor meremukkan pria itu tampaknya akan sangat berbahaya untuk kami berdua, aku memutuskan untuk bergabung dengan penjelajah dan prajurit lain yang masih selamat dari serangan Hammer tadi. "Benar-benar kekuatan yang mengerikan." aku melirik ke sampingku, Fire Mage yang tadi pagi, Ferey bergumam pelan. "Um, anu, apa tidak apa-apa kita membiarkan mereka terus begini?" kata seorang penjelajah wanita ke Ferey. "Kita tak punya pilihan banyak bukan? Paling tidak dia bisa menahan Hammer untuk saat ini dan tidak menyerang kita." kataku kepada mereka dengan santai. "Aku ragu soal itu, tuan..." "Daniel. Dan apa maksud perkataanmu tadi?" "Coba lihat ke arah sana."Aku melihat ke arah yang ditunjukkan Ferey, beberapa penjelajah yang lain juga melakukan hal yang sama. Yup, dari salah satu tembok reruntuhan muncul seorang pria berambut merah yang diselimuti aura merah. Leo dengan sebuah teriakan menyerbu ke arah tempat pertarungan Valor dan Hammer. "Astaga." [Still Here] |
| | | 2013-09-18, 14:36 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 / Depan Perpus ][ Around 8.40 PM ]Ellie mulai mengangkat tubuhku. Sepertinya dia hendak membawaku ke tempat yang aman. Belum semenit Ellie mulai berjalan, orang berbaju zirah itu menghantamkan palu besarnya ke tanah, membuat sebuah gelombang gempa bumi dan menyebabkan bebatuan berhamburan kearah kami. Ellie mendekap tubuhku. Dan kami semua terlempar kebelakang. Satu hal yang aku rasakan. Sebuah benturan keras mengenai kepalaku. Semua terasa kabur, aku mulai kehilangan kesadaran, bahkan aku mulai tidak bisa merasakan tangan dan kakiku. Dan setelah itu, semuanya menjadi gelap ... [ Undecided ] |
| | | 2013-09-18, 20:00 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
atlanteeianprojecta Novice
Posts : 237 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twillight Tower - Floor 2: Front of Library]... Aku mendatangi pertarungan mereka yang sempat gila-gilaan dengan orang misterius berzirah itu. Tapi tak kusangka val bisa mengambil alih dengan baik. Orang misterius itu sempat terpental karena serangan dari val. Hebat, aku belum pernah melihat kekuatannya... benar-benar hebat. "Woi, kau tak apa?!" Tanyaku sambil mendatangi, sementara orang misterius itu tertimpa reruntuhan batu yang lumayan besar. Tapi tak lama kemudian dia bangkit meski sempoyongan. Terlihat lubang terbentuk pada baju zirah nya. Tapi beberapa saat kemudian lubang pada baju zirahnya menutup kembali... sama seperti regenerasi tetapi hanya terhadap benda. "Apa kau tidak tahu bahwa kekuatanmu itu berefek sangat berbahaya?" Jelasku, melihat bagaimana dia bisa mengeluarkan aura... yang cara pengeluarannya sama denganku. "Aku tidak peduli tentang itu. Orang itu telah menyakiti teman-temanku... teman-teman kita." Jawabnya. Aku tidak tau kenapa tapi tatapannya kosong. Aneh sekali. Kemudian kutepuk pundaknya. "Dasar bodoh!" Val kaget setelah aku berkata seperti itu. Lalu aku mengambil ether yang ada di tas kecilku. "Sial, aku tidak tahu kenapa aku melakukan ini tapi... ambilah ether itu! Kau harus tau, nyawamu itu bergantung dari mana-mu." Akupun mengambil pedangku dari pundakku. Mengaliri dengan kekuatan mana-ku. "Prediksiku, kemungkinan kau bisa mati bila kau kehabisan mana." Jelasku. Bila benar jenis kekuatannya sama denganku. Mungkin prediksiku bisa benar. Tapi bila dia adalah blue-heart (orang yang mempunyai unlimited mana.), mungkin hal itu tidak akan terjadi. "Jadi... aku harus menyimbangkan kekuatan mana-ku... yah?" "Ya, pulihkan dulu mana-mu, aku yang akan bertarung melawan Bajingan ini." Meyakinkan Valor. Akupun memulai untuk menantang orang misterius itu. "Woi, bajingan! Bagaimana kabar ibumu? Apa dia masih menjadi pel4cur?" "Pe... pel4cur?! Kau!!! Tidak akan kubiarkan kau hidup!" Dia berlari sambil mengambil palu yang terjatuh saat melawan Valor sebelumnya. Kemudian dia berlari kearahku. "Kau bukan petarung dengan kecepatan tinggi, jadi..." Beberapa detik kemudian aku sudah berada dibelakangnya. benar-benar... Perfect Backstab! "Kau tidak bisa menghindari seranganku, iya kan?!" Aku menusuknya... benar-benar menusuknya. Aku tahu semua seranganku akan gagal melawan baju zirah. Jadi aku membuat pedangku menjadi Etheral Blade (dengan mengubah kekuatan mana yang sudah menyatu pada pedang menjadi elemen darkness, membuatnya menjadi etheral.) "Tidak mungkin..." Dia kaget, seranganku benar-benar menembusnya tanpa harus merusak baju zirahnya. Kemudian dia jatuh di tanah. Baiklah, ini sudah selesai. Kemudian aku meniggalkannya. "Cih, ini terlalu mudah. Dengan ini aku sudah benar-benar menutupi kelemahanku." "he... hehe... hehehehe.... hehehehehe.... HAHAHAHA...! Wah, ternyata kau memang hebat. Kau sangat cocok untuk menjadi pasukan tuan Luvius. jadi, aku rasa kali ini aku harus serius melawanmu!" Dia bangkit kembali! Sial, padahal aku sudah menembus dadanya dengan pedangku. Tapi, dia masih hidup? "Kau... Arghh!!! Anjrit! Sebenernya siapa kau ini?!" |
| | | 2013-09-18, 21:00 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower floor 2 : Library] [08.50]"Cukup main-mainnya Hammer, tuan Luvius menunggu kita!"Suara seorang wanita menginterupsi pertarungan Leo dan lelaki itu. Pria monster yang dipanggilnya Hammer itu mendengus, memegangi lehernya dan meregangkan semua ototnya. "Kau benar-benar mengganggu permainan ini, Silva! Dua pejantan mereka baru saja mulai menghiburku."Wanita itu menoleh kearahku dengan tatapan remeh, lalu kearah Anne dan nona sekretaris. Tatapannya seperti pandangan orang yang bosan dan tanpa gairah begitu melihat kami semua. "Tunggu! Ini belum selesai!" Teriak Leo. Aura merah ditubuhnya mukai membentuk seperti kobaran api. Mirip seperti milik Val yang berwujud halilintar, namun kurasa kekuatannya tak sedahsyat Valor. Leo melesat kedepan, mengarahkan pedangnya, sekali lagi menembus tubuh pria itu. "Sudah kubilang, aku akan membunuhmu!" Namun lelaki itu segera mengangkat tangannya. Menggenggam kepala Leo dengan tangan besarnya dan mengangkat tubuh lelaki itu. "Membunuhku? Maaf kawan, aku sudah lama mati."Dilemparnya Leo kesamping, lalu pria bernama Hammer itu menarik pedang yang tertancap di dadanya. Kau bercanda bukan? Aku hanya bisa terbelalak ketika melihat apa yang terjadi pada tubuh orang itu. Darahnya berwarna hitam, dan lukanya menutup begitu cepat, sama seperti baju baja yang dikenakannya. Sial, sebenarnya apa yang kami hadapi? Wanita bernama Silva dan pria bernama Hammer, tuan mereka yang bernama Luvius. Mereka bukan penjahat biasa! "Maaf saja tampan, anggap saja kau mendapat kehormatan karena melihat kami, para pemilik darah hitam yang abadi."Wanita itu mengangkat dagu Leo dan menggodanya, membuatku kesal makin berontak dari segel besi yang mengunci tubuhku ini. Tapi... Abadi? Aku bahkan tak pernah memikirkan bahwa keabadian itu nyata. Mereka berdua berjalan menjauhi kelompok kami, berjalan dan lenyap ditelan kabut. [Still Here]Dan sedikit anu dari saya - Spoiler:
|
| | | 2013-09-19, 13:40 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Location : Otherworld ][ Time : Unrevealed ][ Party : Unrevealed ]Hampa, gelap, itulah yang kurasakan saat ini. Kemana mereka? kemana teman-temanku? Kucoba melihat kesana kemari, tapi aku tidak menemukan apa-apa. Kucoba untuk melihat tubuhku. Namun aku tidak menemukan tubuhku. Bahkan aku juga tidak bisa merasakannya. Ini dimana? Apakah aku sudah meninggal? Ellie... Valor... Dimana kalian? Kulihat setitik cahaya redup berwarna biru muda menghampiriku. Cahaya itu bertambah terang seiring mendekatiku. Kemudian bermunculan cahaya-cahaya lain dengan warna yang sama, mereka juga datang menghampiriku. "... Selamatkan kami ... "Samar-samar kudengar suara bergema. Tidak seperti suara yang aku dengar dengan telinga. Suara itu lebih terdengar seperti sebuah bisikan telepati. Aku bahkan tidak bisa membedakan suara itu berasal dari seorang lelaki atau perempuan. "Si.. siapa kalian?"Aku mencoba berbicara. Namun aku sendiri tidak bisa mendengar suaraku sendiri. "Tempat ini telah mengutuk kami ... "Suara itu terus menggema. Aku hanya bisa terpaku diam mendengarnya. "Kami berharap banyak pada kalian .... "Kemudian mereka perlahan mulai menghilang ... **** Kubuka mataku perlahan, aku melihat sebuah pemandangan redup. Aku tidak tahu pasti apa yang sedang kulihat saat ini. Yang jelas, aku melihat seseorang sedang duduk disampingku. Valor kah? Ellie? Atau ... [ Next : Tergantung yg ngenarasiin berikutnya ] |
| | | 2013-09-19, 16:07 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower floor 2 : Library] [09.10]Semenjak kepergian orang-orang aneh tadi, situasi mulai kondusif. Beberapa prajurit berusaha mengeluarkanku dari segel besi ini. Butuh empat orang untuk dapat melepaskanku. Leo terlihat kelelahan, sementara Valor.. Dia semaput dengan setengah telanjang. Kami akhirnya masuk kembali ke perpustakaan itu, berharap tidak ada hal-hal aneh yang menyerang lagi. Kutidurkan tubuh Arianne disamping Val, kubersihkan luka-lukanya lalu kubalut dengan perban, Valor juga kuperlakukan dengan sama. Nona sekretaris dan beberapa yang masih mampu bergerak juga sibuk mengobati prajurit yang terluka. Ketika aku membersihkan luka Arianne, bisa kurasakan Leo mendekat dan duduk dibelakangku. "Hey.. Maafkan aku, jika aku bertindak lebih cepat kalian tidak akan seperti ini." Gumamnya. "Ini bukan salahmu."
Kusandarkan punggungku ditembok setelah selesai mengompres luka Arianne. Sebenarnya memang tak ada yang menyalahkan Leo, tapi ini pertamakalinya dia berbicara denganku dengan nada yang lembut, wajar jika aku grogi. "Bagaimana keadaan mereka?"Si dokter cabul yang dipanggil dokter Hazel oleh Anne datang menghampiri. Mungkin aku salah menilai orang ini, dia berusaha menolong Arianne, kurasa dokter Hazel bukanlah orang jahat. "Dia hanya pingsan, aku sudah menutup luka luarnya." Ujarku, masih ada sedikit rasa waspada terhadap orang ini. Kulihat dia memeriksa leher Arianne, menyentuh beberapa titik ditubuhnya. Tanganku perlahan menggenggam salah satu Desert Eagle disabukku. Jika orang ini macam-macam terhadap Arianne, akan langsung kutembak ditempat. Tak berapa lama, dia meninggalkan Arianne dan beralih memeriksa tubuh Valor tanpa sepatah katapun. Sedikit kesal sebenarnya melihatnya, umumnya kau menunggu dokter memberikan diagnosa atas penyakit yang kau jangkit, namun ini seperti mengabaikan seorang pasien. "Uhh.. Val? Ellie?"Arianne? Aku merangkak mendekatinya, sepertinya gadis ini mulai siuman. [Still Here] |
| | | 2013-09-19, 16:28 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Floor 2 - Front of Library][9.00 PM]Suasana mulai kondusif tak lama setelah kepergian orang itu, tuan Ferey dan Lady Gretta dapat memberi perintah yang efisien. Valor dan yang terluka lainnya dibawah ke dalam perpus untuk diobati oleh Dokter Hazel sementara aku dan beberapa penjelajah lain tinggal di luar untuk merapikan mayat yang bertebaran. Tuan Ferey juga berada diluar namun tak ikut serta dalam pemungutan mayat ini, mungkin untuk berjaga-jaga jika ada serangan susulan. Kami berdua berbincang hal-hal tidak perlu dan menjelaskan apa yang terjadi di kedua sisi kami sebelum bertemu. Baru saja kami ingin menentukan giliran menjaga gerbang beberapa siluet datang. "Serangan susulan!?" kata seorang penjelajah mengeluarkan pedangnya. "Tidak, itu... komandan Leon?" Leon berjalan ke arah kami dengan beberapa prajurit dan penjelajah yang terlihat lelah dan penuh luka. "Maafkan aku, setelah mendapat pesan dari Gretta aku segera kesini. Apa yang terjadi?" tanyanya. "Luvius menyerang perpustakaan ini dengan pasukan mayat hidupnya, walau kami dapat menghalaunya, Hammer datang dan berhasil membunuh beberapa prajurit" tunjukku ke arah mayat-mayat yang ditutupi dengan kain sedanya. "Beberapa orang juga luka-luka, termasuk 'anak-anak' yang kau suruh untuk tinggal." jelasku kepadanya. "Begitu? Utterson. Apa kau datang bersama mereka?""Lebih ke ikut-ikutan sih dengan mereka, Lady Gretta berada didalam membantu mereka yang terluka. Apa kau ingin masuk menemuinya sekarang?" Leon mengangguk sebelum menyarungkan katana-nya. "Aku salah menilaimu sebagai 'mata-mata', aku harus meminta maaf soal itu. Bukan berarti aku tidak menghilangkan kecurigaanku kepadamu. Tunjukkan jalannya.""Aku mengerti, komandan Leon. Aku harap aku punya waktu untuk menjelaskan sebenarnya yang terjadi dan menyelesaikan kesalahpahaman ini." "Terima kasih kau bisa mengerti."Aku hanya mengangguk sambil membuka pintu keemasan menuju ke dalam perpustakaan diikuti oleh Leon dan pasukan kecilnya. [Next: Library] |
| | | 2013-09-19, 22:08 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower level 2 / library ][ Around 9.15 PM ]"Anne?"Suara samar itu terdengar dari seseorang yang kulihat di depanku. Aku mencoba mengenalinya. Sebuah wajah dengan rambut pirang terikat. Ellie? Aku mencoba bangkit dari tidur. Baru saja aku duduk dari tempat tidurku, kepalaku serasa pusing. Aku pegang kepalaku berusaha menahan rasa sakit. Aku meraba sebuah perban yang membalut kepalaku. "Anne, jangan memaksakan diri"Ellie memegangiku mencoba mencegah seandainya aku tiba2 terjatuh. Walau pandanganku tidak sepenuhnya jelas bahkan hanya untuk melihat wajah Ellie dengan jelas, aku mencoba melihat sekitar. "Val, ... "Hal yang pertama kulihat setelah Ellie adalah Valor. Dia terbaring dengan bajunya yang sobek-sobek dan beberapa tubuhnya terbalut kain putih. Dia sepertinya tidak sadarkan diri. "Dokter Hazel, .... "Didekatnya ada dokter Hazel yang sepertinya sedang mempersiapkan sesuatu. Mungkin dia akan melakukan pengobatan lagi? Disudut lain kulihat Leo duduk di sebuah kursi belakang. Seperti sedang memikirkan sesuatu? Entahlah.... Kulihat sekelilingku. Kulihat lemari-lemari besar. Dan beberapa orang berlalu lalang. Sepertinya mereka sibuk akan sesuatu. Saat aku mencoba untuk mengamati lebih jelas keadaan sekitar, kepalaku kembali sakit. "Anne, kau butuh istirahat yang cukup!"Menyadari diriku yang sempoyongan, Ellie kemudian membaringkanku lagi. "Val,... Valor. Bagaimana keadaannya?"Spontan saja aku bertanya seperti itu kepada Ellie [ Still here ]- Spoiler:
Sial lu, Anne cuman dikasi waktu istirahat 30'an menit
|
| | | 2013-09-19, 22:36 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
atlanteeianprojecta Novice
Posts : 237 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [Tower Floor 2 - Library] Pertarungan gila-gilaan berakhir setelah 2 orang misterius tadi menghilang. Sial, bahkan dihari yang lain... aku tetap saja mendapatkan kesialan! Situasi setelah pertarungan benar-benar menyedihkan, sebagian pasukan tewas, sebagian yang masih hidup mengalami luka dari luka yang biasa hingga parah. Namun juga masih ada yang tidak mendapat luka apa-apa, seperti dokter itu (hasel) dan Daniel. Aku berjalan ke arah Ellie dan Anne setelah kelompok pembuka segel selesai melepaskan mereka. Aku juga tak sengaja melihat Val yang terlihat pingsan, mungkin itu efek setelah meminum ether. Maklum, dia bukan tergolong mage/elf/sebagainya... tapi mananya akan pulih kembali saat dia terbangun. Karena menurutku kekuatannya juga hampir sama denganku. Kurasa... Semua orang yang terluka segera masuk kembali ke perpustakaan untuk dirawat sementara. Begitu pula Val yang masih pingsan sehingga dia harus digotong oleh Ellie (setelah Ellie menggotong Anne). Benar-benar... aku tidak menyangka bila kedatanganku yang terlambat tidak dapat membantu. Sial! Andai saja aku tidak terlambat!! Ah percuma, hal yang berlalu biarlah berlalu. Meski aku tahu, di hati ini masih menyimpan rasa penyesalan... Aku mencoba mendekati Ellie, aku tahu mungkin hal ini dilakukan oleh para pengecut yang kerjanya cuma minta maaf... tapi... "Hey.. Maafkan aku, jika aku bertindak lebih cepat kalian tidak akan seperti ini." Kataku, rasanya kata-kata itu keluar dengan sendirinya. Rasanya tidak bisa kutahan kata-kata itu. Ingin kutarik kembali... "Ini bukan salahmu."
Dia menjawabnya sebelum aku mulai menarik kata-kataku tadi. Aku pikir Ellie benar-benar akan memarahiku. Tapi... ini bukan jawaban yang tepat kan...? Dia menyandarkan tubuhnya ditembok setelah menjawab pernyataan bersalahku. Sementara aku hanya duduk terdiam, kaget dengan apa yang dikatakannya. Ada apa kau ini Ellie? Kalau kau marah, katakan saja! Aku hanya bisa duduk terdiam disana. Sial, ini... perasaan apa ini... "Uhh.. Val? Ellie?"Anne mulai siuman, lalu Ellie pun mendekatinya. [Next = Same] |
| | | 2013-09-19, 23:41 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower : Floor 2 - Library] [09.20 PM]"Val,... Valor. Bagaimana keadaannya?"Aku menoleh kearah dokter Hazel begitu Anne menanyakan hal itu kepadaku. Dia sepertinya baru saja selesai memeriksa Valor. "Namamu, Ellie bukan? Aku ingin bicara denganmu!"Pria berkumis itu menggerakan kepalanya, memberi isyarat bahwa aku harus mengikutinya. "Leo, tolong jaga Anne dan Val." Ujarku, lalu menyusul dokter Hazel. "Jadi, ada apa?"Aku berkacak pinggang, jujur, aku masih sedikit tak suka dengan orang ini. Terserah jika mengatakan itu dendam pribadi. Maksudku, wanita mana yang tak akan mengamuk jika seseorang melakukan pelecehan besar-besaran terhadapmu? "Soal anak bernama Valor itu, denyut jantungnya sangat lemah. Walau mungkin akan kembali normal dalam beberapa jam, tapi jika terus begini itu akan sangat berbahaya."Aku terbelalak, mungkinkah karena kekuatan petir itu? "Maksudmu.. Karena efek samping dari kekuatannya? Jadi apa yang dikatakan nona sekretaris benar adanya?"Pria itu memelintir kumisnya, manggut-manggut pelan. "Sepertinya itu juga berimbas banyak pada tubuhnya. Kekuatan itu begitu tak terkendali, dia bahkan hampir kehilangan kesadarannya. Jika terus seperti ini, dia tidak hanya akan melukai diri sendiri, bahkan juga kalian, teman-temannya."Aku menutup mulutku, seolah kehilangan keseimbangan dan berusaha memegang sesuatu untuk menopang tubuhku. "J-jadi, maksudmu?""Kekuatan itu adalah pedang bermata dua, jika gelombak listrik sebesar itu sampai menguasai otaknya dan membuatnya kehilangan kesadaran..."Aku hanya menelan ludah, menunggu kemungkinan terburuk yang mungkin akan diucapkan Hazel. "Valor tak lebih dari seekor monster yang ingin menghancurkan apapun."[Still Here] |
| | | 2013-09-20, 07:17 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Twilight Tower floor 2 - Library][9.20 PM]Aku telah memeriksa anak yang bernama Valor itu. Kubalut luka-luka di badannya. Saat ini aku tidak berani memberikan ramuan seperti omni-potion yang kubuat untuk menyembuhkannya saat melawan antlion dulu. Tubuhnya begitu lemah dan daya kejut dari omni-potion pasti dapat membunuhnya. Jujur, aku terkesan dengan anak itu. Kekuatannya sungguh luar biasa, aku belum pernah melihat yang seperti itu. Tetapi kekuatannya yang berlebihan itu bisa membuatnya hilang kendali seperti seseorang yang aku kenal di Aldonia, Warren Grey. Warren memiliki kekuatan dari dewa srigala bernama Lycanus. Jika Warren sudah dirasuki kekuatan itu, tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali waktu. Gejala pada Valor hampir sama dengan Warren, tapi ini berbeda. Sesuatu yang lebih kuat dan berbahaya telah merasuki tubuhnya. Tapi sejauh ini Valor masih bisa mengendalikannya, tubuhnya yang lemah membuat kekuatan itu tidak bisa sepenuhnya menguasainya. Aku harus berbicara pada seseorang yang mempercayai anak ini. Aku tidak bisa sembarangan mengatakan hal ini pada siapapun. Aku melihat kanan-kiri, dan aku melihat adik William, Ellie. Gadis itu sedang berada di samping Arianne. Lalu kuhampiri dia. "Namamu, Ellie bukan? Aku ingin bicara denganmu!" kataku sambil menggerakkan kepalaku agar dia mengikutiku. Aku berdiri di tempat yang agak sepi agar tidak ada yang mendengar kami. "Jadi, ada apa?" kata gadis koboi itu sambil berkacak pinggang. Pandangan sinisnya membuatku tidak nyaman. "Soal anak bernama Valor itu, denyut jantungnya sangat lemah. Walau mungkin akan kembali normal dalam beberapa jam, tapi jika terus begini itu akan sangat berbahaya." jelasku. Ellie terkejut mendengar penjelasanku. "Maksudmu.. Karena efek samping dari kekuatannya? Jadi apa yang dikatakan nona sekretaris benar adanya?"Aku mengangguk sambil memelintir kumisku. " Sepertinya itu juga berimbas banyak pada tubuhnya. Kekuatan itu begitu tak terkendali, dia bahkan hampir kehilangan kesadarannya. Jika terus seperti ini, dia tidak hanya akan melukai diri sendiri, bahkan juga kalian, teman-temannya."Gadis itu terkejut, ia menutup mulutnya sambil menyandarkan tangannya di rak buku besar. "Kekuatan itu adalah pedang bermata dua, jika gelombang listrik sebesar itu sampai menguasai otaknya dan membuatnya kehilangan kesadaran... Valor tak lebih dari seekor monster yang ingin menghancurkan apapun." lanjutku. Gadis itu gemetaran, tampaknya dia masih terkejut mendengarnya. "Tapi ada seseorang yang bisa menolongnya," kataku. "Siapa?" Ellie menatapku, kekhawatiran masih terukir di wajahnya. "Seseorang yang pernah menolongmu, seorang suster dari bangsa elf.""Eleanor?" Aku mengangguk. "Gadis elf itu bisa mengendalikan ether dan aku yakin dia bisa memurnikan kekuatan Valor sebelum terlambat."Ellie itu tampak sedikit lega mendengarnya. "Dengar, kau harus merahasiakan ini. Jangan sampai Komandan Leon tahu. Orang itu akan melakukan apa saja jika Valor lepas kendali, kemungkinan besar dia akan membunuhnya," jelasku. Aku teringat saat Warren sedang dikeroyok oleh pasukan dewan sihir sebelum ia diselamatkan oleh Devin, seorang penyihir yang kekuatannya hampir sama dengan Eleanor. Ellie mengangguk, matanya masih menatapku dengan serius. "Ngomong-ngomong gadis itu masih di desa, siapa yang akan menjemputnya kemari?""Aku yang akan pergi ke desa, tapi tenang saja setelah aku tiba disana aku akan kembali kesini dengan kecepatan cahaya, menggunakan ini..." kataku sambil menunjukkan buku yang berjudul Advanced Summoning Magic itu. "Ada sihir tentang portal di buku ini, aku akan mencobanya."[next still here]- RPG Skill Reference:
Skillnya Valor bisa dijadikan referensi. Sebuah Skill yang menambah semua STAT menjadi 200%, akan tetapi jika pada turn ke-sekian tidak hilang dia akan mendapatkan status "BERSERK" (atau istilah lain terserah) yang sifatnya menyerang siapa saja secara random, musuh atau teman jika tidak segera dihilangkan menggunakan purify potion atau skill yang menegasi semua status.
|
| | | 2013-09-20, 07:49 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower level 2 / Library ][ Around 9.25 AM ]Ingin rasanya aku melakukan banyak hal. Namun hanya dengan memikirkan apa yang ingin kulakukan saja, kepalaku kembali pusing. Bahkan hanya untuk berbicara sepatah kata. Aku hanya bisa tergeletak tidak berdaya disini. Sebenarnya apa yang terjadi denganku? Hal yang terakhir kali kuingat adalah Valor yang berdiri didepanku untuk menghalangi orang berbaju zirah itu. Kudengar dokter Hazel menjelaskan sesuatu tentang Valor. Keadaanku yang seperti ini tidak bisa mencerna begitu banyak kata darinya. Namun satu hal yang aku dengar dengan pasti bahwa jika Valor menggunakannya lagi, akan terjadi sesuatu yang buruk. Aku hanya berdoa semoga Val baik-baik saja. Tak lama setelah itu, kulihat samar-samar seseorang berambut putih perak dengan jas hitam memasuki ruangan itu. Diikuti oleh seorang lelaki berbadan besar. Dari penampilannya, aku bisa menebak mereka adalah komandan Leon dan Daniel. Kejadian yang kulihat saat itu adalah, Ellie yang sepertinya berusaha menjelaskan semuanya. Dan setelah itu, Leon menghampiriku. Walau dengan mataku yang setengah terbuka, aku bisa menyadari ekspresi khawatir dari Leon. "Anne, Valor. Apakah mereka baik-baik saja?"Kata Leon kemudian. Sialan, aku baru bisa mendengar jelas perkataan mereka jika mereka cukup dekat padaku. [ Still here ] |
| | | 2013-09-20, 08:42 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Tower Floor 2 - Library][9.25 PM]Aku menjelaskan tentang bagaimana cara menyelamatkan Valor pada Ellie, namun komandan Leon datang menghampiri kami. "Kenapa ini? Kenapa kalian datang kemari?" kata Komandan Leon dengan nada agak marah. "Kami... kami..." Ellie berusaha menjelaskan tapi dia sepertinya masih ketakutan. Komandan Leon hanya mendesah. "Kalian sudah banyak berjasa dengan mengalahkan ratu antlion itu. Aku tidak bisa meminta lebih dari kalian. Ngomong-ngomong bagaimana ini semua bisa terjadi?"Ellie menjelaskan semuanya, bagaimana dia sampai disini dan bagaimana penyerangan orang yang bernama Hammer itu. "Jadi mereka sudah mengetahui letak perpustakaannya," kata Komandan Leon sambil memegang dagunya. "Anne, Valor. Apakah mereka baik-baik saja?""Anne sepertinya baik-baik saja, tapi Valor...""Merek baik-baik saja!" aku menyela sebelum Ellie meneruskan perkataannya. Aku meliriknya memberi isyarat agar tidak mengatakan apapun pada Komandan Leon. "Tapi Komandan, kita harus melakukan sesuatu pada semua orang yang terluka. Kita tidak bisa membiarkan mereka tetap disini," lanjutku. "Kau benar, tapi kembali ke desa dengan keadaan seperti itu tidaklah mungkin.""Aku akan menggunakan sihir portal kota yang dijelaskan di buku ini," kataku sambil menunjukkan buku Advanced Summing Magic itu. "Oke, tapi bagaimana caranya?" tanya Komandan Leon. Lalu aku jelaskan bagaimana caranya. Sihir itu memerlukan lingkaran-lingkaran yang digambar dengan aturan tertentu. Untuk menghubungkan dua lingkaran atau lebih, kita harus melakukan sebuah "kontrak" dengan mereka. "Jadi, bagaimana kontrak itu dilakukan?" tanya Komandan Leon di tengah-tengah penjelasanku. "Sedarhana," jawabku. " Anda hanya perlu meneteskan darah anda pada lingkaran itu. Jika ingin melakukan perjalanan antara dua portal tertentu, anda harus melakukan kontrak pada kedua lingkaran portal itu.""Jadi kita hanya perlu mengumpulkan sampel darah setiap orang yang ada disini?" simpul Daniel. "Ya, dan aku akan membuatkan kontrak itu untuk kalian setelah aku tiba di desa nanti sehingga kalian bisa melakukan perjalanan dengan cepat.""Tunggu," Ellie tiba-tiba menyela. "Apa kau yakin ini semua akan berhasil? Maksudku, semua ramuan yang kau berikan padaku dulu tidak ada yang bener, apakah kau yakin bisa melakukan ini? Bagaimana efek sampingnya?"Mendengar kalimat Ellie yang penuh keraguan, Komandan Leon dan Daniel juga ikut menjadi ragu. "Baiklah, aku akan mendemonstrasikannya lebih dulu. Hei kau... pinjam tongkat sihirnya!" kataku sambil menunjuk ke seorang penyihir. Dengan tongkat sihir itu kupancarkan manna yang kupunya melewati tongkat sihir itu. Cahaya-cahaya keluar dari tanganku mengalir seperti air dalam slang dan terfokus di ujung tongkat itu membentuk bola cahaya kecil lalu memancar seperti laser. Ku gambar lingkaran sesuai aturan yang kubaca dibuku. Setelah selesai, ku gigit jari jempolku hingga berdarah lalu kutempelkan pada lingkaran itu. Tiba-tiba cahaya kehijauan memancar dari lingkaran itu sekitar satu detik, menandakan kalau kontrak sudah dibuat. Lalu aku berjalan sekitar sepuluh meter dari tempat itu dan membuat lingkaran yang sama. Hanya bagian tengah yang aku buat berbeda. Aku tandai bagian tengah lingkaran itu dengan angka yang berbeda dari lingkaran pertama. Kulakukan kontrak di lingkaran itu lalu aku berdiri di atasnya. Ku pejamkan mataku dan kubayangkan lingkaran yang pertama, lalu aku berfikir akan menuju ke sana. Tiba-tiba aku perasa ada energi yang mengitari tubuhku. Tiba-tiba aku merasa terlempar dan saat kubuka mata ternyata aku sudah tiba di lingkaran pertama. Ellie, Komandan Leon, dan Daniel dan orang-orang yang ada hanya melongo melihat itu. Bukan hanya mereka, aku sendiri juga terkejut, ternyata sihir itu berhasil. "Ini... ini sungguh liar biasa," komentar salah seorang penjelajah. "Bagaimana komandan? Dengan ini kita bisa mengirim orang-orang yang terluka kembali ke desa. Tapi harus ada yang membuatkan kontrak dengan lingkaran portal yang ada di sana," jelasku. "Jadi harus ada yang kembali ke desa dan membuat lingkaran itu," kata Komandan Leon, lalu ia menepukkan tangannya meminta perhatian pada orang-orang yang ada di sana. "Semua dengarkan!" katanya dengan suara lantang. "Kita telah menemukan bagaimana cara melakukan perjalanan ke desa dan tempat ini dengan cepat. Jadi tolong berkerja sama dengan Dokter Hazel agar rencana ini berjalan lancar!"Setelah mendapat perintah itu, aku pun meminta sampel darah dari setiap orang yang ada di sana. Ku teteskan darah mereka ke dalam tabung reaksi. "Selanjutnya adalah kembali ke desa untuk membuat kontrak," jelasku pada Komandan Leon. "Tapi kau tidak bisa perge ke desa sendirian, harus ada yang menemanimu," kata Komandan Leon. Lalu ia menepukkan tangannya lagi meminta perhatian. "Sekarang siapa yang ingin menjadi sukarelawan untuk mengikuti dokter Hazel kembali ke desa?""Saya Komandan!" tiba-tiba Ferey mengangkat tangannya. "Oke, tuan Jupiter Ferey akan menjadi sukarela. Ada lagi?"[next: still here] |
| | | 2013-09-20, 11:51 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| *atla sori gwa mod background Leo ye.. [Tower : Floor 2 - Library] [9.30 PM]Beberapa orang lainnya mengangkat tangannya, kurasa mereka hanya ingin pulang, tak mau mengalami hal mengerikan yang mungkin akan menanti. Akhirnya Hazel dan beberapa orang lainnya pergi, kembali ke desa Orsa untuk membuat lingkaran lainnya disana. Suasana jauh terasa lebih sepi disini, Valor masih tak sadarkan diri, sementara Arianne masih begitu lemah, sisa pasukan Leon pun tak banyak. Di ruangan ini, kini hanya ada Aku, Leo, Daniel, Valor, Arianne, Leon, nona sekretaris dan 2 orang prajurit yang terluka, karena sisanya kembali bersama Hazel ke desa. Aku kembali bersimpuh disamping wajah Anne, memberikan air minum kepadanya. Matanya terlihat khawatir, berusaha melirik kearah Valor. Mungkin hanya firasatku, tapi kurasa diantara kami, Anne-lah yang paling khawatir dengan keadaan Val. Apa jadinya jika kuceritakan yang dikatakan Hazel? Mungkin sebaiknya kurahasiakan itu dari Arianne. Kusandarkan lagi punggungku ketembok, kakiku diselonjorkan lurus kedepan. Melirik kearah Leo disebelahku, pandangannya tenggelam dalam sebuah foto usang. Seorang gadis muda dengan senyum yang sangat lebar. Aku memang tidak terlalu suka ingin tahu masalah pribadi orang lain, tapi entah kenapa rasanya jantungku berdegup makin kencang ketika melihat bagaimana Leo menatap wajah gadis dalam potret itu. "G-gadis yang cantik.. A-apa itu kekasihmu? Siapa namanya?" Tanyaku terbata-bata, masih berusaha mengumpulkan keberanian. Leo menoleh kearahku, matanya sembab. Menangis? Hanya karena melihat fotonya, dia seakan dijejali kenangan yang begitu memilukan. "Namanya Joselyn... Dia sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri" Bisiknya. Sementara aku hanya bisa terpaku. Gadis bernama Joselyn ini sangat berarti bagi Leo, hanya itu yang ada dibenakku kini. "Kami tumbuh besar bersama, Joselyn dan kakaknya Johann, mereka sudah seperti saudara bagiku. Dulu, ketika masih kecil, aku hidup sebagai pesuruh, melakukan hal-hal ilegal bahkan membunuh. Tapi, keluarga mereka akhirnya mau mengadopsiku, memberikan kehangatan kepada hatiku yang telah sempat membeku."Aku menekuk lutut, memegangi kakiku dengan kedua tanganku. Tak berani melihat wajah Leo, namun telingaku terpasang penuh untuk terus mendengarkan ceritanya. "Hari-hariku dipenuhi kebahagiaan setelah bertemu mereka. Masa-masa dimana aku bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga, sedih senang, kami tanggung bersama. membuatku melupakan semua dosa dimasa lampau."Suasana begitu hening, bahkan bisa kudengar suara tetes air yang menggema di ruangan. Leo tertunduk, melihat foto gadis itu, semakin masuk kedalam kenangan. "Setelah semua itu direngut dariku, akhirnya aku sadar.... Aku terlalu naif, terlalu munafik untuk mengingkari kenyataan bahwa tangan ini tak layak mendapatkan kasih sayang." Gumamnya, aku bisa melihat rasa marah akan diri sendiri serta rasa bersalah berkecamuk dalam dirinya, matanya menyiratkan keputus asaan. Leo yang kulihat selama ini sebagai lelaki urakan, liar dan kuat. Tak lebih dari seorang anak kecil, yang memikul trauma-trauma masa lampau yang begitu besar. "Jika aku tidak dekat dengan siapapun, maka aku tak akan merasa kehilangan lagi.. Lonewolf.. Karmaku membuatku ditakdirkan untuk sendirian."Aku mengangkat tubuhku, tak berkata apa-apa. Hidupku memang tak sesuram Leo, tapi entah kenapa rasa sedih itu seperti membuatku tergerak, bukan kasihan, aku hanya seperti melihat sosok asli Leo yang sesungguhnya. Sosok pria lembut dan lemah yang bersembunyi dibalik cangkangnya agar terlihat seperti seorang yang kuat dan tegar. Tubuhku seolah bergerak begitu saja, menegang pipinya lalu mengangkat wajah sedih Leo agar matanya dapat melihatku. Perlahan, wajahku mendekat. Satu-satunya yang ingin kukatakan, adalah "Kau tidak sendiri, kami akan selalu bersamamu." Tapi sepertinya tubuh ini menerjemahkannya dengan caranya sendiri. Semakin dekat wajah kami, semakin kencang jantungku berdegup. Sampai akhirnya bibir kami bersentuhan satu sama lain. Pria berambut merah itu terkejut, matanya terbelalak karena apa yang kulakukan. Entah apa yang merasuki ku, aku hanya ingin meluapkan semua perasaanku, aku hanya ingin Leo tahu bahwa aku memberi perhatian lebih kepadanya, aku ingin dia sadar bahwa kami.. Aku, Anne dan Valor juga menganggapnya sebagai seorang teman yang begitu penting. Diatas itu semua, aku ingin Leo tahu... bahwa ternyata aku mencintainya. [Still Here]
Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-21, 07:50, total 1 kali diubah |
| | | | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Sponsored content
| | | | | [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
|
Similar topics | |
|
Similar topics | |
| |
Halaman 22 dari 25 | Pilih halaman : 1 ... 12 ... 21, 22, 23, 24, 25 | |
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
Latest 10 Topics | [Web Novel] Gloria Infidelis 2016-11-17, 21:27 by LightNightKnight
[Announcement] Forum baru untuk RMID 2016-08-25, 16:39 by TheoAllen
Where I'm Wrong ? 2016-07-24, 16:10 by ReydVires
flakeheartnet's Resources part III 2016-07-08, 14:30 by flakeheartnet
Keira's Art Warehouse 2016-06-28, 19:27 by KeiraBlaze
Theo Core Time System + Bingung 2016-06-27, 16:24 by Lockin
Error Script, Maybe ? 2016-06-27, 16:20 by Lockin
Nusaimoe @ RMID Lounge 2016-06-21, 05:02 by Jihad Bagas
Call Random Battle 2016-06-15, 17:04 by Lockin
Flakeheartnet Resources Part II [come back gift] 2016-06-07, 15:51 by flakeheartnet
|
Statistics
|
Members: [ 4947 ]
Topics: [ 8258 ]
Posts: [ 112606 ]
Newest member: [ https://rmid.forumotion.net/u4968 ]
|
|
|
|
|
|