Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.
|
|
| [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
| |
2013-08-29, 16:25 | [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
tukang_es Dalangnya RMID
Posts : 321 Thanked : 14 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| First topic message reminder :Roleplay adalah permainan bermain peran. dalam permainan ini pemain ( member ) bermain sebagai karakter yang ditempatkan di suatu cerita dengan setting yang sama dengan pemain lainnya. permainan ini mengandalkan imajinasi dari pemainnya agar menciptakan suatu plot yang menarik untuk diikuti oleh orang lain. Tujuan- Spoiler:
- Mengembangkan kemampuan writing member rmid. - memungkinkan development sebuah game berdasarkan cerita-cerita yang ada. - membantu meramaikan forum yang kelewat sepi (?) oleh para senior - melatih imajinasi anggota dalam merangkai cerita. Rules- Spoiler:
- 1 Pemain hanya boleh memiliki 1 Karakter. Tetapi boleh menambah NPC - disarankan memakai First person of view/ sudut pandang pertama. - boleh menambahkan gambar untuk memperkuat cerita. - no Porn,DP,SARA,Alay writing
- maksimal 2 paragraf (Ga jadi) - no godlike character please. - yang tidak bermain dilarang posting. - pemain diperbolehkan moding karakter pemain lain tetapi dilarang membunuh,mengubah keadaan secara ekstrim. - 1 thread hanya terbatas jumlahnya. - awali post dengan nama tempat misal [ At City ] Background StorySetelah peristiwa di Grace Island, Explorasi ke seluruh negeri Eremidia terus dilakukan. hal ini untuk menemukan banyak peradaban kuno atau potensi yang bahaya mengancam. di balik terpaan dahsyat badai pasir di gurun selatan,terdapat Twilight Tower. konon,menara ini akan terbuka setiap senja tiba. legenda mengatakan sebuah permata raksasa menyimpan kekuatan sihir besar berada di puncaknya. permata tersebut dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang menyentuhnya. banyak petualang yang datang beramai-ramai ke tempat tersebut, namun belum ada yang berhasil. banyak monster berkeliaran dan sangat kuat. jadi adakah yang berhasil menaklukan menara dan menyibak kebenaran di balik legenda tersebut ? Peta Village Settingtempat lokasi roleplay adalah sebuah desa kecil bernama Orsa Village, dekat satu-satunya oase pedalaman selatan gurun. tak jauh dari Orsa terdapat Twilight Tower. para prajurit kerajaan Eremidia berlalu lalang menjaga keamanan serta mengawasi segala hal di wilayah ini. Note : Ini desa kecil. Jadi harap jangan masukin bangunan2 mewah lol Players [Slot 8/10]- Shikami Valor Ashburn (Now as NPC) - Atla Leo Redfang - Theo Allen Arianne Stanford - Superkudit Ellie Brausse - Richter_h Muro Broschenko - Rnvis Daniel Utterson - NightRider Zeeva Atlimus - Lyonnesse (out)Yuuki (Now as NPC) - Oscar Hazel Howard - NachtEinhorn Eleanor - Ryuuhime Tierra Winhart
shikami (valor) (sekarang jadi NPC lol)F# out Zwad out Raptor (Jingen Yuusha) out Lyonnesse out
Story So Far : [Day 1]
7 orang pendatang tiba di Osha Village. kesemuanya berkeinginan untuk menaklukan twilight tower. di hari pertama, Arianne bermasalah dengan petualang lain bernama Bronx. ia ditolong oleh Leo, Ellie, Valor dan Jingen. setelah sempat berkelahi sebentar, mereka dihentikan oleh Sir Leon Lao,komando dari E.Guardian yang menyita senjata mereka. mereka berpisah. Arianne dan Valor pergi ke Muro's Workshop untuk membeli perlengkapan untuk kemudian pergi ke Tower. di sisi lain, Daniel dan Zeeva belum menentukan arah tujuan mereka. Selesai mencari perlengkapan, Arianne dan Val menuju ke Leon Fort untuk mendapatkan senjata mereka kembali. Dan diteruskan registrasi untuk masuk ke tower. Sementara itu, Leo dan Ellie datang ke Leon fort dengan tujuan yang sama. Namun dengan cara yang berbeda, mereka malah mengacaukan seisi benteng Leon dan membuat mereka harus menjalankan sebuah misi ke tower. Singkat cerita, gerombolan Antlion datang dan membuat palu besar Arianne terbawa ke sarang mereka. Arianne dan Val mencari palu itu dan berakhir terkepung. Val mengeluarkan sebuah jurus pamungkas. Namun dirinya tidak kuat menahan dan pingsan. Arianne diselamatkan oleh Ellie dengan tembakan brutal mad larrynya. Setelah cukup istirahat, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Disana mereka bertemu Leo, dan seorang pria bernama Zeeva. Ellie, Leo, Anne memutuskan untuk kembali ke desa. Sedangkan Zeeva tampaknya masih mempunyai urusan dengan seekor monster. Setibanya di desa, party Ellie menyewa inn di desa. Bertepatan dengan itu, seorang (yang mengaku) dokter bernama Hazel Howard datang ke desa ini. Dia melihat kawanan Ellie dan memutuskan untuk mengikutinya ke inn [Day 2]Pengumuman ditujukan kepada seluruh petualang yang berada di desa Orsa bahwa sebentar lagi akan ada serangan dari Antlion. Val, Leo, dan Arianne mengikuti registrasi tersebut. Sementara itu di sisi lain Ellie, Zeeva dan Hazel terjadi pertarungan. Hal ini dipicu ketika Zeeva mengganggu kegiatan Hazel. Pertarungan mereka berakhir dengan seimbang. Namun keadaan Ellie memburuk. Dan Hazel karena suatu hal membuat dirinya menjadi seorang perempuan dan menyamar dengan nama Siti Khadijah Berganti sudut pandang, Val, Leo dan Arianne menghabiskan waktu di kedai makanan dan mereka bertemu dengan Ellie. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya mereka memutuskan untuk latihan di training ground dekat benteng outpost Leon. Sesampainya disana, mereka dilatih bersama komandan Leon. Mereka belajar banyak hal. Mereka berlatih dari siang sampai sore. Namun, tidak lama setelah itu, Lady Gretta, sekretaris pribadi komandan Leon mengatakan bahwa Antlion akan melakukan gerakannya lebih cepat. Leon berpamitan untuk mempersiapkan pasukannya. Sementara itu Ellie teringat akan ensiklopedi monster, dia kembali ke desa untuk mengambilnya. Arianne, Leo, dan Val hanya berencana menunggu kedatangan Antlion di training ground itu. Namun keadaan semakin mendesak sehingga mereka harus memutuskan untuk mundur sementara. Disisi lain, Hazel Howard / Siti Khadijah hendak menuju ke tower. Namun dia juga menemukan hal yang sama. Antlion itu menghadangnya. Hazel/Siti kembali ke desa dikejar oleh Antlion itu. Desa porak-poranda. Namun keadaan itu kemudian dapat di kendalikan oleh seorang kepala desa bernama Salman. Sementara itu di fort, Ellie dan kawan2nya merencanakan sesuatu untuk melawan seekor antlion yang disebut dengan Driller. Namun mereka kesusahan. Ellie hampir kehilangan nyawa dua kali. Membuat sedikit perselisihan di tim mereka. Tak lama setelah itu, komandan Leon datang membawa bantuan dan menghabiskan para Antlion itu [Day 3]Pagi hari, Leo memutuskan untuk pergi ke sarang Antlion jauh sebelum para pasukan Eremidia dan para sukarelawan bersiap-siap. Melihat kelakuan Leo yang sembrono, Ellie memutuskan untuk menyusulnya. Sementara di tempat lain, Arianne berangkat bersama prajurit komandan Leon. Sedikit lebih lambat dari Leo dan Ellie, akhirnya mereka berhasil mencapai liang para Antlion itu. Mereka akhirnya dipencar menjadi beberapa grup untuk menelusuri lorong-lorong yang dibuat oleh Antlion Dari sudut pandang Ellie. Ellie dan Leo tanpa sengaja jatuh ke tempat induk Antlion itu. Ellie tertangkap oleh induk antlion itu. Hampir saja ajal menjemputnya, Zeeva menolongnya dan membawanya ke tempat yang cukup aman. Tak lama setelah itu, Anne dan anggota party dari para sukarelawan itu sampai ditempat. Ellie sudah dalam keadaan tidak sadar. Namun dia berhasil ditangani dengan 'pengobatan pertama' oleh Zeeva. Dan akhirnya Ellie siuman Disudut pandang Hazel / Siti Khadijah, Valor dan Lady Gretta melihat segerombolan capung raksasa bergerak menuju kearah desa. Valor, dan Hazel berlari dan mencegah capung-capung itu di padang pasir. Terjadi pertempuran dahsyat. Valor hampir kehilangan nyawanya karena kelelahan. Namun mereka berhasil diselamatkan oleh Salman, si kepala desa. Valor dibawa ke tempat aman dan diberi perawatan khusus oleh Hazel Sementara itu di sarang Antlion terjadi pertempuran hebat. Kerja sama antara Arianne, Ellie, Leo, Firemage, Daniel, Eleanor, dan Fighter itu dapat membunuh ratu Antlion itu. Namun disamping itu, Ellie kembali mengeluarkan luka. Ellie dibawa kembali ke desa bersama para petualang lain dan tiga temannya, Anne, Valor dan Leo. Mereka disambut baik kedatangannya di desa Orsa karena telah berhasil mengalahkan ratu Antlion. Di tempat lain, Siti / Hazel berhadapan dengan tiga orang. Mereka termasuk anggota dari sukarelawan yang akan membantai ratu Antlion. Siti / Hazel diserang oleh seorang wanita yang dipanggil Silva. Hazel mengeluarkan ramuan secara acak dan menimbulan 'genderswap'. Hazel kembali ke kelamin asalnya sedangkan Silva berubah menjadi lelaki. Situasi tampak kacau. Sementara, Daniel Utterson memutuskan untuk tetap menetap di tower paska peperangan dengan ratu Antlion. Daniel tanpa sengaja ikut pertarungan bersama tiga orang itu dan memutuskan kembali kabur ke desa Disudut lain desa, Tierra Winhart, seorang dari keturunan ternama dari keluarga Winhart baru saja mencapai desa Orsa. Dia hendak membeli sebuah dagger perak di muro's workshop. Tapi karena uangnya tidak cukup, Tierra mendapatkan sebuah quest untuk mencari strip binatang dan sebongkah perak. Ellie telah dirawat bersama Anne dan Eleanor. Namun keadaan menjadi kacau saat seseorang bernama William mengaku adalah seorang kakak dari Ellie. Ellie menyembunyikan identitasnya sebagai treasure hunter dibantu oleh kedua temannya. Namun, pada akhirnya Ellie tetap mengaku hal yang sebenarnya. ... ntar diterusin editnya Enjoy !
Terakhir diubah oleh tukang_sapu tanggal 2013-08-30, 09:54, total 12 kali diubah |
| | |
2013-09-20, 11:51 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288
Awards:
| *atla sori gwa mod background Leo ye.. [Tower : Floor 2 - Library] [9.30 PM]Beberapa orang lainnya mengangkat tangannya, kurasa mereka hanya ingin pulang, tak mau mengalami hal mengerikan yang mungkin akan menanti. Akhirnya Hazel dan beberapa orang lainnya pergi, kembali ke desa Orsa untuk membuat lingkaran lainnya disana. Suasana jauh terasa lebih sepi disini, Valor masih tak sadarkan diri, sementara Arianne masih begitu lemah, sisa pasukan Leon pun tak banyak. Di ruangan ini, kini hanya ada Aku, Leo, Daniel, Valor, Arianne, Leon, nona sekretaris dan 2 orang prajurit yang terluka, karena sisanya kembali bersama Hazel ke desa. Aku kembali bersimpuh disamping wajah Anne, memberikan air minum kepadanya. Matanya terlihat khawatir, berusaha melirik kearah Valor. Mungkin hanya firasatku, tapi kurasa diantara kami, Anne-lah yang paling khawatir dengan keadaan Val. Apa jadinya jika kuceritakan yang dikatakan Hazel? Mungkin sebaiknya kurahasiakan itu dari Arianne. Kusandarkan lagi punggungku ketembok, kakiku diselonjorkan lurus kedepan. Melirik kearah Leo disebelahku, pandangannya tenggelam dalam sebuah foto usang. Seorang gadis muda dengan senyum yang sangat lebar. Aku memang tidak terlalu suka ingin tahu masalah pribadi orang lain, tapi entah kenapa rasanya jantungku berdegup makin kencang ketika melihat bagaimana Leo menatap wajah gadis dalam potret itu. "G-gadis yang cantik.. A-apa itu kekasihmu? Siapa namanya?" Tanyaku terbata-bata, masih berusaha mengumpulkan keberanian. Leo menoleh kearahku, matanya sembab. Menangis? Hanya karena melihat fotonya, dia seakan dijejali kenangan yang begitu memilukan. "Namanya Joselyn... Dia sudah kuanggap seperti keluargaku sendiri" Bisiknya. Sementara aku hanya bisa terpaku. Gadis bernama Joselyn ini sangat berarti bagi Leo, hanya itu yang ada dibenakku kini. "Kami tumbuh besar bersama, Joselyn dan kakaknya Johann, mereka sudah seperti saudara bagiku. Dulu, ketika masih kecil, aku hidup sebagai pesuruh, melakukan hal-hal ilegal bahkan membunuh. Tapi, keluarga mereka akhirnya mau mengadopsiku, memberikan kehangatan kepada hatiku yang telah sempat membeku."Aku menekuk lutut, memegangi kakiku dengan kedua tanganku. Tak berani melihat wajah Leo, namun telingaku terpasang penuh untuk terus mendengarkan ceritanya. "Hari-hariku dipenuhi kebahagiaan setelah bertemu mereka. Masa-masa dimana aku bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga, sedih senang, kami tanggung bersama. membuatku melupakan semua dosa dimasa lampau."Suasana begitu hening, bahkan bisa kudengar suara tetes air yang menggema di ruangan. Leo tertunduk, melihat foto gadis itu, semakin masuk kedalam kenangan. "Setelah semua itu direngut dariku, akhirnya aku sadar.... Aku terlalu naif, terlalu munafik untuk mengingkari kenyataan bahwa tangan ini tak layak mendapatkan kasih sayang." Gumamnya, aku bisa melihat rasa marah akan diri sendiri serta rasa bersalah berkecamuk dalam dirinya, matanya menyiratkan keputus asaan. Leo yang kulihat selama ini sebagai lelaki urakan, liar dan kuat. Tak lebih dari seorang anak kecil, yang memikul trauma-trauma masa lampau yang begitu besar. "Jika aku tidak dekat dengan siapapun, maka aku tak akan merasa kehilangan lagi.. Lonewolf.. Karmaku membuatku ditakdirkan untuk sendirian."Aku mengangkat tubuhku, tak berkata apa-apa. Hidupku memang tak sesuram Leo, tapi entah kenapa rasa sedih itu seperti membuatku tergerak, bukan kasihan, aku hanya seperti melihat sosok asli Leo yang sesungguhnya. Sosok pria lembut dan lemah yang bersembunyi dibalik cangkangnya agar terlihat seperti seorang yang kuat dan tegar. Tubuhku seolah bergerak begitu saja, menegang pipinya lalu mengangkat wajah sedih Leo agar matanya dapat melihatku. Perlahan, wajahku mendekat. Satu-satunya yang ingin kukatakan, adalah "Kau tidak sendiri, kami akan selalu bersamamu." Tapi sepertinya tubuh ini menerjemahkannya dengan caranya sendiri. Semakin dekat wajah kami, semakin kencang jantungku berdegup. Sampai akhirnya bibir kami bersentuhan satu sama lain. Pria berambut merah itu terkejut, matanya terbelalak karena apa yang kulakukan. Entah apa yang merasuki ku, aku hanya ingin meluapkan semua perasaanku, aku hanya ingin Leo tahu bahwa aku memberi perhatian lebih kepadanya, aku ingin dia sadar bahwa kami.. Aku, Anne dan Valor juga menganggapnya sebagai seorang teman yang begitu penting. Diatas itu semua, aku ingin Leo tahu... bahwa ternyata aku mencintainya. [Still Here]
Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-21, 07:50, total 1 kali diubah |
| | | 2013-09-20, 13:04 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Floor 2 - Library][9.20 PM]Aku dan Leon berjalan mengelilingi perpustakaan sesaat, melihat beberapa korban serangan pasukan tengkorak atau Hammer tadi. Terkadang Leon memberi beberapa patah kata kepada prajurit yang memiliki luka paling parah. Senang melihat dia bukan pemimpin yang kejam dan tak peduli pada anak buahnya, paling tidak aku tak perlu takut dengan kemungkinan di tusuk dari belakang. Mungkin perasaan yang sama ketika aku bersama tim-ku di tempat asalku. "Kami tertahan oleh puluhan Bone Dragon, walau aku dapat membasmi mereka dengan mudah, jumlah mereka membuat kami sedikit kerepotan." jelasnya tanpa kutanya. "Kami menghadapi hal yang sama sebelum ke perpustakaan ini." "Begitukah? Kurasa aku harus mengurus anak-anak itu pada saatnya. Mereka telah berbuat terlalu banyak, lebih dari yang kuminta malah.""Oh, mereka dapat mengurus diri mereka sendiri. Kurasa itu yang aku tahu selama bersama mereka." "Walau begitu, setiap kemampuan mereka terlalu berbahaya. Terutama Ashburn yang tak dapat mengontrol kekuatannya.""Aku sudah melihatnya dan kurasa kau benar soal itu. ""Jadi dia kehilangan kendali lagi? Kurasa ada banyak hal yang perlu kutanya setelah ini, tapi untuk sekarang."Aku melihat kedepan, Leo dan yang lainnya berada di salah satu koridor perpustakaan. Mereka semua tampak baik-baik saja kecuali Arianne yang tampak baru sadar setelah benturan tanah Hammer dan Valor yang pingsan. Leon menghampiri mereka disusul olehku. "Kenapa ini? Kenapa kalian datang kemari?" kata Komandan Leon dengan nada agak marah."Kami... kami..." Ellie yang pertama angkat bicara, walau dia sepertinya ketakutan melihat Leon.Komandan Leon hanya bisa mendesah dan berkata: "Kalian sudah banyak berjasa dengan mengalahkan ratu antlion itu. Aku tidak bisa meminta lebih dari kalian. Ngomong-ngomong bagaimana ini semua bisa terjadi?"Ellie menjelaskan semuanya tentang apa yang barusan terjadi dengan sangat mendetail. Semenjak aku sudah tahu itu, aku memilih untuk bersandar di salah satu rak buku sambil memperbaiki kunciran rambutku."Tapi Komandan, kita harus melakukan sesuatu pada semua orang yang terluka. Kita tidak bisa membiarkan mereka tetap disini," kata Dokter Hazel.Yup, kurasa kita telah menerima terlalu banyak kerusakan (dan mayat) untuk dibawa pulang, walau begitu..."Kau benar, tapi kembali ke desa dengan keadaan seperti itu tidaklah mungkin.""Aku akan menggunakan sihir portal kota yang dijelaskan di buku ini," kata Dokter Hazel sambil menunjukkan sebuah buku tua.Sebuah sihir mungkin?"Oke, tapi bagaimana caranya?" tanya Komandan Leon mewakili rasa penasaran kami semua. Dokter Hazel pun menjelaskan panjang lebar tentang cara sihir portal kota ini.Aku bukan seorang mage sejujurnya, walau punya pengetahuan dasar tentang cara kerja-nya dan pengaplisaian-nya. Krostsia sepertinya mempunyai cara sihir portal yang cukup mirip walau dengan skala lebih kecil dan sederhana."Jadi, bagaimana kontrak itu dilakukan?" tanya Komandan Leon ketika Dokter Hazel menjelaskan tentang sebuah kontrak yang diperlukan untuk mengaktifkan portal ini."Sedarhana," jawabnya. "Anda hanya perlu meneteskan darah anda pada lingkaran itu. Jika ingin melakukan perjalanan antara dua portal tertentu, anda harus melakukan kontrak pada kedua lingkaran portal itu.""Jadi, kita hanya perlu mengumpulkan sampel darah dari setiap orang yang ada disini?" kataku."Ya, dan aku akan membuatkan kontrak itu untuk kalian setelah aku tiba di desa nanti sehingga kalian bisa melakukan perjalanan dengan cepat.""Tunggu," Ellie tiba-tiba menyela. "Apa kau yakin ini semua akan berhasil? Maksudku, semua ramuan yang kau berikan padaku dulu tidak ada yang bener, apakah kau yakin bisa melakukan ini? Bagaimana efek sampingnya?"Hrm? Ellie dan Dokter ini sepertinya punya masalah sebelumnya walau aku tak tahu apa. Tapi, jika sebuah ramuannya tidak bekerja benar, lalu bagaimana jika menggunakan lingkaran sihir seperti ini?"Baiklah, aku akan mendemonstrasikannya lebih dulu. Hei kau... pinjam tongkat sihirnya!" Dokter Hazel sepertinya tidak patah semangat dan malah mengambil tongkat sihir dari salah satu mage yang tampak penasaran.Menggunakan tongkat sihir itu, dia membuat dua lingkaran sihir dengan jarak yang berbeda dan masuk ke dalam lingkaran kedua. Berkonsentrasi sesaat, sebuah cahaya kebiruaan lalu mengelilingi-nya dan tiba-tiba saja dia berada di lingkaran pertama yang ada di depan kami. Sontak seluruh orang yang melihat itu terkagum."Ini... ini sungguh liar biasa," komentar salah seorang penjelajah."Bagaimana komandan? Dengan ini kita bisa mengirim orang-orang yang terluka kembali ke desa. Tapi harus ada yang membuatkan kontrak dengan lingkaran portal yang ada di sana," "Jadi harus ada yang kembali ke desa dan membuat lingkaran itu," kata Komandan Leon, lalu ia menepukkan tangannya meminta perhatian pada orang-orang yang ada di sana."Semua dengarkan!" katanya dengan suara lantang. "Kita telah menemukan bagaimana cara melakukan perjalanan ke desa dan tempat ini dengan cepat. Jadi tolong berkerja sama dengan Dokter Hazel agar rencana ini berjalan lancar!"Setelah mendapat perintah itu, Hazel lalu meminta sampel darah semua orang dan menaruhnya di dalam tabung."Selanjutnya adalah kembali ke desa untuk membuat kontrak," jelasnya kepada Komandan Leon."Tapi kau tidak bisa perge ke desa sendirian, harus ada yang menemanimu," kata Komandan Leon. Lalu ia menepukkan tangannya lagi meminta perhatian."Sekarang siapa yang ingin menjadi sukarelawan untuk mengikuti dokter Hazel kembali ke desa?""Saya Komandan!" tiba-tiba Ferey mengangkat tangannya."Oke, tuan Jupiter Ferey akan menjadi sukarela. Ada lagi?"Beberapa tangan lalu mengangkat ke atas, mungkin ketimbang menjadi sukarelawan mereka mungkin hanya ingin keluar dari menara jahanam ini. Aku tak menyalahkan mereka walau aku tidak mengangkat tanganku. Aku hanya berharap ada beberapa yang tinggal jika saja ada serangan susulan dari Luvius dan anak buahnya. [Still Here] |
| | | 2013-09-20, 15:03 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower level 2 / Library ][ Around : 9.30 AM ]Sejak kepergian dokter Hazel beberapa saat yang lalu, suasana saat itu begitu hening. Semua orang yang berada saat itu menempati posisinya masing-masing. Mungkin mereka sedang memikirkan sesuatu? Pandanganku tidak bisa beralih dari Valor. Sesekali aku melirik kearah Valor. Aku teringat ketika kami saling berkenalan di tempat registrasi memasuki menara ini. Hari itu adalah pertama kami bertemu. Kami melanjutkan perjalanan memasuki tower. Disana kami dihadang oleh komplotan Bronx. Tapi kami berhasil mengatasinya. Namun sesaat setelah itu, banyak gerombolan antlion yang kebetulan melewati rute kami. Hingga akhirnya Valor harus membawaku pergi dengan mengangkat tubuh kecilku. Aku hanya bisa tersenyum kecil mengingat itu Dan juga saat dimana kami bersandiwara untuk menipu kakak Ellie di penginapan desa. Aku berpura-pura untuk menjadi kekasih Valor. Hingga akhirnya kami memasuki menara lantai dua ini. Dan Valor saat itu benar-benar berbeda dari yang pernah aku kenal. Entah kenapa aku merasa saat itu bukanlah lagi Valor yang polos, dan apa adanya. Val .... Jika kau dalam keadaan seperti itu lagi, apakah kau masih mengingatku? Dan mengingat teman-temanmu? [ Still here ] |
| | | 2013-09-20, 15:58 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Floor 2 - Library][9.30 PM]Suasana di dalam perpustakaan menjadi sangat hening semenjak kepergian beberapa penjelajah yang bersama Dokter Hazel. Aku bersandar di sebuah rak buku tak jauh dari yang lain sambil mengangkat tudung jaketku. Mungkin yang lainnya mengira aku sedang tidur tapi sekarang bukan saatnya untuk beristirahat. Menghela nafas, aku merenung atas semua yang terjadi selama ini. Kurasa aku tak banyak berubah (aku harap...), bukannya aku keras kepala tapi sejujurnya, aku sudah menemukan makna kehidupanku, solusi dari semua yang kuhadapi sejak dulu. Dari seorang wanita awut-awutan yang baik hati dan juga... Oh, dan dari seorang pemuda seumuranku yang selalu memasang tampang masam, kira-kira apa kabarnya sekarang? Kurasa seluruh hidupku tidak buruk juga, mengecualikan membunuh orang-orang 'jahat' sehari-hari, seluruh hidupku aku dikelilingi oleh orang-orang unik. Mereka semua peduli satu sama lain (walau beberapa diantaranya melakukannya dengan cara mereka sendiri) termasuk diriku. Apa itu alasan kenapa aku ingin hidup ketika panti asuhan itu terbakar? Apa mungkin itu karena kata-kata kakakku sebelum meninggal? Entahlah, hidupku terus berjalan kurasa mungkin dengan beberapa refreshment sesekali seperti yang kulakukan sekarang. Mengingat apa yang terjadi setelah kapal itu karam, aku hanya bisa tersenyum kecil. Hahaha, kurasa tidak baik menjadi sentimental seperti ini. Aku berdiri dan menurunkan tudungku, baru saja aku ingin memberitahu yang lain bahwa aku ingin keliling sebentar, aku mendapati... Oh sundal, apa yang kulewatkan? Aku melihat Ellie berciuman dengan Leo, kelihatannya Leo terlihat terkejut, sangat terkejut malah melihat tindakan Ellie. Seluruh mata di perpustakaan itu menuju ke arah mereka termasuk aku. Apa menatap mereka dengan muka datarku sambil mengangkat alisku naik termasuk terkejut? Anggap saja termasuk. Bukannya aku ingin menganggu mereka tapi, oh sial, ini demi kebaikan mereka... "Oi, oi. Lakukan itu di sudut ruangan. Jangan di tengah-tengah seperti ini." gerutuku kepada mereka. Kedua 'pasangan' ini menyadari perkataanku dan langsung memisahkan bibir mereka satu sama lain, terlebih lagi oleh Ellie yang baru menyadari apa yang dia lakukan. Aku hanya bisa menghela nafas sambil menepuk jidatku dengan pelan. Jujur, apa yang sebenarnya kulewatkan? [Still Here] |
| | | 2013-09-20, 16:55 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower Floor 2 - Library] [9.30 PM]Cukup lama kami bercumbu, membuat badanku terasa panas dan dada ini sesak. Bahkan aku tak kuasa menarik bibirku walau sangat ingin kulakukan. "Oi, oi. Lakukan itu di sudut ruangan. Jangan di tengah-tengah seperti ini."Suara Daniel membuatku terkejut, langsung kudorong dada Leo, membuat mulut kami terpisah. Tali tipis dari liur kami menggantung dan akhirnya terputus. Malu, wajahku memerah dan penglihatanku berkabut. Aku tak sadar kalau aku menjadi senekat ini, dan lebih tak sadar lagi kalau ternyata kami menjadi tontonan. Walau tak banyak orang disini, tapi tetap saja.. Ini sangat sangat memalukan. "Maaf, bukan maksudku..." Aku hanya bisa menunduk, lalu perlahan menjauh dari Leo. Hancur sudah harga diriku, mungkin jika aku kembali, ini akan menyebar dengan cepat dan aku akan di cap sebagai wanita penggoda. Sial.. Sial.. Sial! Aku duduk diposisiku semula, mendongak, melihat Daniel menatapku dengan pandangan aneh. Langsung kututup wajahku dengan kedua telapak tanganku, tak ingin orang lain melihatnya. "Elie..." Gumam Leo, menyikut lenganku. Sepertinya dia ingin meminta penjelasan dariku. "L-lupakan saja yang barusan, aku tak tahu apa yang merasuki ku!" Ujarku masih dengan wajah tertutup. Ingin rasanya hari ini cepat berakhir, Arianne dan Valorpun terlihat begitu tenang, terlelap dalam dunia mimpinya. Aku membaringkan tubuhku, tangan kananku bertindak sebagai bantal, sementara tangan kiriku menyentuh perut gadis itu. Bahuku tiba-tiba disentuh dengan lembut, Leo? Dia berbaring disebelahku, dihadapan punggungku. Aku tahu itu, tapi aku terlalu malu untuk melihat wajahnya. Yang terbaik untuk kulakukan saat ini hanyalah berpura-pura tidur sampai aku benar-benar terlelap. "Ellie.. Maafkan aku, aku tak bisa membalas perasaanmu. Aku tak pantas bagimu." Bisiknya. Tanpa bisa kubendung lagi, air mata mulai mengalir dari celah-celah kelopak mataku. Kubekap mulutku dengan tangan, ini pertama kalinya aku memiliki perasaan cinta terhadap seorang laki-laki, namun sepertinya aku telah ditolak. [Still Here] |
| | | 2013-09-20, 18:03 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Tower Floor 2 - Labyrinth][11.00 PM]Aku dan para penjelajah beserta beberapa pergi meninggalkan perpustakaan termasuk Lady Gretta. Jupiter Ferey berada di paling depan memimpin, sementara aku berada di paling belakang bersama Lady Gretta dan tim medis. "Apa tidak apa meninggalkan mereka di perpus?" aku bertanya pada Lady Gretta. "Tidak apa-apa, ada Komandan Leon disana," jawabnya. "Beliau memang kelihatan biasa, tapi kalau hanya melawan mereka bertiga dia bisa menanganinya sendiri."Tiba-tiba rombongan berhenti. "Ada apa?" tanyaku. Setelah melihat ke depan ternyata ada sosok yang besar menghadang kami. Kabut membuat sosok itu tidak jelas. Namun setelah mendekat kami jadi tahu sosok seperti apa makhluk yang menghadang kami. Makhluk itu besar, badannya berkaki empat seperti banteng, tapi kuku kakinya ada tiga. Ekornya besar seperti kadal raksasa, di bagian depannya tegak seperti manusia. Kepalanya bertanduk kanan kiri melengkung. Api kekuningan membara keluar melewati lobang mulut, hidung, dan mataya. Saat makhluk itu melangkah, suara debaman keras menggema dan seolah menggetarkan tempat itu. Tangannya membawa senjata seperti tombak, tapi di kedia ujungnya seperti pedang yang besar. Sayapnya yang besar membentang di belakang punggungnya. "Makhluk apa itu?" ujar Jupiter kaget. "Itu... itu iblis penjaga neraka!" celetuk salah seorang penjelajah. "Iblis?... Kenapa makhluk seperti itu datang kemari?" kataku. "Ini pasti ulah Luvius," jawab Jupiter. "Dia adalah orang yang biasa melakukan kontrak dengan para iblis."Beberapa orang penyihir yang lincah menyerang makhluk itu. Mereka melompat-lompat dan menyerang makhluk itu dengan tembakan sihirnya. Tapi makhluk itu tidak bergeming. Ia menyemburkan apinya ke arah penyihir-penyihir itu hingga jatuh berguling guling. Makhluk itu mengayunkan senjatanya di tanah, membuat retakan yang merambat ke arah kami dan membuat kami kehilangan keseimbangan. Setelah itu makhluk itu berlari mengibaskan senjatanya membuat beberapa penjelajah tersapu kesamping. Iblis itu meraung, membuat jatungku makin berdebar. Rasa takut, rasa tegang, semua bercampur di dadaku. Tiba-tiba seseorang dengan aura putih meluncur melesat ke arah makhluk itu. Aku tidak begitu tahu itu apa. Orang itu menyerang iblis itu dengan cepat, membuat iblis itu kewalahan menangkisnya. Saat iblis itu menyemburkan apinya, orang itu menahannya. Sebuah perisai es bundar terbentuk di depannya menahan api itu. Orang itu melakukan kuda-kuda lalu melompat meluncur masuk kedalam mulut iblis itu dan tembus sampai belakang kepala. Tiba-tiba iblis itu meraung kesakitan, api yang membara keluar dari mulutnya perlahan-lahan padam lalu ia jatuh di lantai menimbulkan suara berdebam dan membuat debu-debu disekitarnya beterbangan. Orang itu memanjat bangkai iblis itu lalu terpeleset jatuh. Ia berusaha berdiri dan berjalan gontai ke arah kami. Saat ku amati begitu dekat aku sangat terkejut. "Dia seorang wanita!" celetuk seseorang. Benar, dia seorang wanita. Rambut panjang berwarna keperakan dan sepertinya aku pernah bertemu dengannya. Telinganya seperti telinga rubah, dan dia juga punya ekor seperti rubah. Pipi wanita itu merah dan matanya memandang kesana kemari tidak fokus. Ya, dia sedang mabuk. "Di... dimana akuuu..." katanya. Lalu ia jatuh tersungkur dan tertidur. Kami hanya bisa saling pandang keheranan. Siapa wanita ini? Tiba-tiba dia datang dan mengalahkan iblis monster itu hanya dengan beberapa gerakan. "Siapa orang ini?"[next: Orsa Village] |
| | | 2013-09-20, 19:03 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Floor 2 - Library][9.05 PM]Aku melihat ke arah Ellie sebentar sebelum akhirnya berdiri dan dengan suara pelan menyuruh orang yang melirik ke arahnya untuk kembali ke pekerjaan mereka masing-masing (walau jujur, hampir tak ada pekerjaan selain merintih kesakitan atau mengasah senjata). Semenjak Ellie dan Leo sepertinya tertidur (atau kurasa begitu,) aku sekarang tak punya banyak kerjaan. Menghilangkan rasa bosan, aku berkeliling sekitar perpustakaan, meninggalkan keheningan yang tak nyaman. Aku mengambil buku-buku di rak secara acak, diantaranya ada yang sudah sangat rapuh, dipenuhi tinta atau halamannya disobek-sobek secara kasar. Jelas terlihat sudah ada beberapa orang yang dulu pernah kesini atau paling tidak... membuat tempat ini. Tapi apa? Dan kenapa di menara ini? Banyak hal-hal yang perlu dengan tanda-tanya di dalam menara ini, kurasa aku harus menyerah untuk menguak misteri di menara ini jika seperti-- Hrm? Ada sesuatu yang terselip diantara dua buku disini. Aku dengan berhati-hati mengeluarkannya, sepucuk surat yang terlipat kasar. Walau begitu, ketimbang buku-buku disekitarnya, surat ini terlihat masih baru. Siapa? Siapa yang meletakkannya disini? Tanpa pikir panjang aku membaca isi surat itu. --Ah. - A Letter wrote:
- Tolong, selamatkan kami...
... ..... ......
Kami pikir menara ini akan membawa kami sebuah harapan, sebuah awal yang baru namun-
... .... .....
Tempat ini berisi kutukankutukankutukan, sebuah kutukqw yanp...
... .... .....
Ayah, rtme...aa...
..........
Aku tak peduli lae-- Sisa-sisa dari tulisan yang ada berubah menjadi coretan-coretan kasar dan beberapa bagian diselimuti tinta kering. Surat ini, surat apa ini? Apa maksud dari surat ini? Tempat ini? Apa maksudnya Twilight Tower? Tempat ini mempunyai kutukan? Aku tidak mengerti. Siapa, yang telah menulis surat ini? Apa yang terjadi kepadanya? Melirik sekitarku, aku memasukkan surat itu ke dalam sakuku, sambil terus berjalan. Ada yang salah dengan menara ini... sejauh itu, aku sudah tahu. [Still Here] |
| | | 2013-09-20, 20:19 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 / Library ] [ Around 11.00 PM ]Lagi-lagi aku merasakan sensasi itu. Kosong, hampa, dan gelap. Aku tidak bisa merasakan salah satu anggota tubuhku. Namun aku sadar. Perlahan pandanganku mulai terlihat walaupun kabur. Semakin cerah, sekarang aku bisa melihat bahwa didepanku ada rak buku. Aku masih di dalam perpus? Kutolehkan kekanan dan kekiri. Semuanya tampak terlelap dalam tidurnya. Aku juga melihat Ellie tidur disamping Leo. Aku hanya tersenyum melihatnya. Disamping Ellie ada sosok tubuhku sedang tertidur ... Tunggu, apakah aku melihat tubuhku sendiri? Aku berusaha memastikan. Setengah tidak percaya dan harus aku akui bahwa sekarang aku sedang melayang diatas tubuhku sendiri. [ State : Astral Projection ]Panik, ingin berteriak, dan membangunkan semuanya. Itulah yang kurasakan saat ini. Namun semuanya gagal. Aku tidak dapat menimbulkan suara ataupun tanda-tanda yang dapat mengganggu mereka. Sebuah cahaya redup kebiruan muncul dari celah-celah lemari. Ada juga beberapa dari mereka yang muncul menembus dari dinding-dinding. Kuamati mereka. Sepertinya mereka hendak berkumpul ke suatu tempat. Siapa mereka? Spirit? Arwah? Aku hanya berpikir untuk mengikuti mereka pergi dan perlahan diriku bergerak meninggalkan orang-orang yang berada di perpus. Dari sini aku bisa melihat beberapa prajurit Eremidia terbaring istirahat, ada yang masih berjaga, dan membuka buku-buku tua. Mereka tidak menyadari keberadaanku? [ Location : Tower level 2 / Keluar perpus ] [ State : Astral Projection / Spirit mode ]Cahaya-cahaya itu membawaku keluar perpustakaan. Sekarang aku berada kembali di suasana berkabut. Aku tidak merasakan hawa dingin ataupun basah seperti sebelumnya. Namun aku merasa tempat ini sangat mengancam. Mereka berjalan menembus kabut. Begitu juga aku. Aku tidak tahu aku akan dibawa kemana. Sekian waktu aku mengikuti mereka, aku melihat pemandangan yang aku benci melihatnya. Aku sekarang berada di sebuah reruntuhan Altar. Diatas sana terdapat sebuah kristal biru muda cerah. Aku melihat seseorang bertudung hitam sedang melakukan sebuah ritual. Luvius kah? Dan dua orang lain sedang berjaga-jaga. Seseorang berbaju zirah dan seorang perempuan. Jika penglihatanku tidak salah, mereka yang kulihat adalah tiga buronan itu. Aku melihat cahaya-cahaya biru itu tertarik ke dalam kristal itu. Sebenarnya pemandangan apa yang sedang aku lihat? Sekilas aku juga mendengar sebuah teriakan memohon pertolongan. Walau sangat lemah. Aku juga merasa ada sebuah tarikan yang membuatku untuk bergerak kearah yang sama. Namun sesuatu menahanku untuk tetap di tempat. Aku dapati sebuah benang tipis menahanku. Tipis sekali sehingga mungkin akan susah untuk melihatnya jika kau tidak benar-benar jeli. Namun entah kenapa aku merasa benang itu sangat kuat sekali. Jika aku telusuri lagi, benang itu sepertinya mengarah ke tempat asalku, perpustakaan menara lantai dua. Firasatku mengatakan bahwa tempat itu sangat berbahaya. Aku tidak seharusnya berada disini untuk waktu yang lama. Akhirnya aku pun pergi menjauh, dan berharap kembali ke perpustakaan secepatnya [ Next: perpus ] |
| | | 2013-09-21, 12:30 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Day 4, 06.00 AM] [Tower floor 2 : Library]Aku menguap, tidurku semalam tidak terlalu tenang, bahkan bisa kurasakan ada lintasan air mata yang mengering, melintang dari mata ke pipiku. Beberapa prajurit lain yang telah terbangun saling berbisik, lalu tertawa cekekan ketika melihatku. Walau tak bisa mendengarnya, tapi aku tahu apa yang mereka bicarakan. Menjadikanku bahan lelucon karena kejadian semalam. Arianne dan Valor masih terlelap, sementara Leo sudah tak ada ditempatnya. Aku memutuskan untuk mencuci muka diluar. Kutuangkan sedikit air dari botol minumanku, membasuh wajahku agar rasa kantuk sepenuhnya hilang. "Hey.. hey.. cewek pirang, biarkan juga kami untuk merasakan bibirmu!" Celetuk seseorang dibelakangku, disertai gelak tawa temannya. Aku memasang wajah cemberut tapi tak mau menoleh kearah mereka. "Kenapa? Baru ditinggal sebentar sudah rindu dengan pacarmu?"Kini suara itu makin dekat, kulirik mereka, ternyata dua orang prajurit tadi. Mereka berdiri santai, bersandar ditembok dibelakangku, di depan pintu perpustakaan. "Tinggalkan aku!" Gumamku, berusaha tetap tenang. "Hey... Kami sedikit senang kalau ada wanita agresif disini, bagaimana kalau kau memberikan sedikit hiburan pada kami?""Enyahlah belatung! Tak sadarkah kau kalau atasanmu masih berada disekitar sini?" Bentakku, mulai kesal dengan kelakuan orang-orang tak tahu diri ini. "Hey.. hey, kau punya mulut yang cukup kasar, aku penasaran bagaimana rasanya ya?"Pra pertama mulai memegangi pipiku, kuangkat tanganku, berusaha menamparnya namun ditahan oleh orang itu. "Lagipula, disini kita bisa mati kapan saja, tak peduli jika komandan akan memecatku atau apa. Setidaknya aku mau merasakan surga sebelum mati!" Timpal pria kedua. Tanganku tak bisa meraih senjata di ikat pinggangku, dan kami berada cukup jauh dari kelompok, tempat ini cukup sepi dan tak terlihat dari arah Arianne. Kurasa mereka benar-benar memanfaatkannya. Tanpa banyak bicara, pria kedua mulai melepaskan ikat pinggangnya, lalu menurunkan celananya. Aku hanya bisa melotot, melihat "sesuatu" itu mulai diarahkan kepadaku. "Ahahah.. Aku tahu kau menginginkannya, berhentilah berpura-pura!" Gumamnya menggoda. Sial, Kakiku dan tanganku ditahan oleh pria pertama yang bertubuh besar. Ini buruk, sangat buruk! Hanya beberapa sentimeter dari tubuhku, tiba-tiba sesosok pria berjaket hitam datang dan menghantam wajah pria itu. Pria besar yang sebelumnya memegangikupun ikut tersulut marah, berusaha menghajar lelaki yang menolongku, namun orang itu bisa segera ditumbangkan. "L-Leo?" Gumamku lirih. Leo tak banyak bicara, dia langsung menarik tanganku dan berjalan ceoat kembali kedalam. Berkumpul kembali bersama kelompok kecil kami. "Soal tadi malam..." "Tidak apa-apa, aku mengerti." Gumamku pelan, berusaha tersenyum kepada lelaki didepanku ini. Leo hanya termenung, dia mengenggam bahuku lalu memelukku sangat erat, membuatku bingung dengan situasi ini. Pertama dia menolakku, dan kini dia memelukku, sebenarnya apa sih mau orang ini? "Maafkan aku, Josselyn, aku akan selalu melindungimu." Bisiknya pelan, namun cukup jelas ditelingaku. Membuatku terbelalak. Terkejut, marah, sedih. Dimatanya, aku hanyalah pengganti Josselyn. [Still Here] |
| | | 2013-09-21, 12:54 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower level 2 / Perpus ] [ Day 4, Around 6.00 AM ]Kubuka mataku perlahan. Aku melihat langit-langit berwarna gelap. Aku masih berada dalam perpus? Aku tidak meninggal kan? Jadi semua itu tadi hanyalah mimpi belaka? Aku langsung bangkit dari tidurku dan duduk. Kupandangin sekali lagi tanganku. Aku dapat merasakan dingin, sentuhan dan yang terpenting, aku masih mempunyai anggota tubuhku. Syukurlah aku masih diberi kehidupan. Kutoleh ke samping kiri, Valor masih terlelap seperti sebelumnya. Aku hanya tersenyum kecil memandangnya. Kurasa Val baik-baik saja. Kutoleh ke samping kanan. Aku melihat sebuah pemandangan 'indah'. Leo dan Ellie saling memeluk satu sama lain. "Ellie ... Leo?"Kataku kemudian memecahkan suasana. Bahkan aku lupa jika aku sekarang dalam keadaan terluka. [ Still here ... ] |
| | | 2013-09-21, 16:35 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Day 4, 06.00 AM] [Tower floor 2 : Library]"Ellie ... Leo?"Aku sangat terkejut ketika mendengar suara Arianne, buru-buru kudorong tubuh Leo, lalu berjongkok di depan Arianne. "A-Anne, bagaimana keadaanmu? Masih terasa sakit? Apa serasa mual? Apa kepalamu sakit? Dimananya yang sakit?"Sedikit panik, kuhujani Anne dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mengalihkan perhatiannya. Ini sangat memalukan dan lebih memalukan lagi jika sahabatmu mengetahuinya. "Err.. Aku tidak apa-apa sih, tapi omong-omong apa terjadi sesuatu antara kau dan Leo?" Tanyanya lagi. "Hya! Apa maksudmu, tidak terjadi apa-apa kok.. Bukan begitu, monyet?"Aku tersenyum masam kearah Leo, tapi tak mendapatkan respon darinya. Tatapannya masih sendu. Ada apa sebenarnya dengan orang ini?! Kami diserang, semangatnya seperti jatuh disuatu tempat, wajahnya selalu terlihat mendung. "Kau lihat, tidak ada apa-apa antara kami!" Seruku, ini masih pagi tapi aku sudah berkeringat begitu banyak. "Uh.. Valor?" Anne menoleh kearah tubuh Val, namun segera kuhalangi dengan badanku. Entah kenapa, tapi sepertinya aku merasa harus begitu. "Val... Err.. Val sedang tertidur, mungkin sebaiknya kita tak mengganggunya!""Begitu ya..." Arianne tertunduk, tatapannya sendu, mata yang sama seperti ketika aku melihat Leo saat itu. Entah mengapa, menara ini seolah memancarkan aura aneh kepada kami. Aura yang membuat kami begitu terpuruk dalam kesedihan. [Still Here] |
| | | 2013-09-22, 01:11 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 / Perpus ] [ Day 4, Around 7.00 AM (timeskip) ]Satu jam pun berlalu. Dokter Hazel telah berhasil membuat portal yang menghubungkan perpustakaan menara lantai dua dengan sebuah portal sihir yang dijanjikannya. Mereka juga kembali, walau jumlah orang yang kembali lebih sedikit. Kurasa beberapa yang lain lebih memilih untuk tidak meneruskan perjalanan. Dengan menggunakan portal itu, Ellie membelikan bekal-bekal makanan dari desa dan kembali ke perpustakaan tower lantai dua. Sementara Leo berpamitan. Katanya sih untuk mencari udara segar. Dan setelah itu Leo sudah hilang diantara rak-rak buku perpustakaan itu. Valor sedari tadi masih tidak sadarkan diri. Dokter Hazel mengatakan bahwa kondisinya sudah mulai pulih dan akan sadar dalam waktu dekat. Dia juga memberi sebuah ramuan kepadanya. Aku juga tidak tahu apa itu. Namun, aku percaya padanya. Soal Daniel, aku tidak tahu perginya orang itu kemana. Saat aku bangun aku bahkan tidak melihat keberadaan orang itu di tempatnya. Luka di kepalaku saat ini setidaknya sudah merasa lebih baik. Walau sepertinya aku masih belum diperbolehkan untuk bergerak kesana kemari dengan lincah. Ellie dengan manisnya menyuapiku. Entah kenapa saat ini aku merasa benar-benar menjadi anak kecil. Selang waktu satu jam itu kami semua gunakan untuk mempersiapkan diri. Banyak dari mereka yang keluar masuk membawa bekal, makan, membeli persenjataan baru, dan masih banyak lagi. Sepertinya dengan dibuka portal itu makin memberi harapan yang lebih cerah kepada kami. "Semuanya. Kita dalam waktu dekat akan kembali menyusuri menara lantai dua ini. Bagi sukarelawan yang ikut bersama kami, harap selesaikan persiapan kalian"Kata komandan Leon kemudian [ Still here ] |
| | | 2013-09-22, 01:37 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Day 4, 06.30 AM] [Tower floor 2 : Library]Pancaran cahaya kebiruan mulai menyeruak dari lingkaran yang dibuat Hazel, makin lama semakin terang dan tinggi, sampai pada akhirnya meredup dan memberikan pancaran cahaya yang stabil. "Sepertinya mereka berhasil." Gumam Leon. Ini pertamakalinya aku melihat sihir portal, penasaran sebetulnya dengan bagaimana rasanya di teleportasi. Sihir portal memang salah satu sihir kuno, titik-titik portal yang ada di dunia sebelumnya sudah dibuat beratus-ratus tahun yang lalu. Kurasa memang perpustakaan ini bukan perpustakaan biasa, jika mereka menyimpan ilmu untuk sihir sebagus ini disini. "Bagi kalian yang masih cidera, harap tidak masuk kedalam portal, perjalanan teleportasi akan sangat berbahaya bagi mereka yang tidak dalam kondisi fit, jadi tolong bagi sukarelawan yang bersedia, pergi untuk mengambil obat-obatan dan memberi kabar dokter Hazel bahwa portal sudah terbuka!"Leon memberikan pengumuman, suaranya begitu tegas dan berwibawa, menggema diruangan ini. "Tunggulah Anne, akan kubelikan makanan untukmu." Gumamku. Kutinggalkan Falcojima bersama Arianne dan lainnya, aku berdiri, bersama seorang prajurit lainnya masuk kedalam portal. Aku tak tahu bagaimana caranya, namun tiba-tiba cahayanya bersinar makin terang dan menyelimuti tubuhku. Ugh! Aku memuntahkan makananku kemarin. Tanpa kusadari, aku telah berada di Orsa. Teleportasi, benar-benar mengerikan. Kepalaku serasa pusing dan perutku seperti dikocok-kocok. Prajurit yang bersamaku mengatakan pergi mencari Hazel, sementara aku membeli beberapa makanan dan obat-obatan. Setelah semua kurasa lengkap, aku kembali kedalam portal. Mengulangi perjalanan tak mengenakkan itu. Aku duduk bersimpuh, tas-tas karton berisi makanan yang kubawa berada disampingku. Leon membantuku untuk berdiri, lalu membagikan makanan-makanan itu. Aku tak bisa menemukan Leo, jadi kami memulai sarapan tanpanya. Kusuapi Arianne karena kurasa fisiknya belum sembuh betul, Valor hanya bisa minum air karena memang belum sadar. Dan kuberi Falcojima potongan daging. Tak berapa lama, Hazel pun kembali, dan dia bersama sesosok gadis berambut biru langit. Sister Eleanor? Hazel benar-benar mengajaknya! [Still Here] |
| | | 2013-09-22, 11:37 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [Twilight Tower Floor 2 - Library][Around 07.15 AM]"Rrghh..." Kepalaku sakit, sepertinya aku ketiduran dengan posisi yang salah, semenjak ada beberapa buku di sekitarku, kurasa aku ketiduran ketika membaca sesuatu yang sangat membosankan. Walau mayoritas buku disini sepertinya buku sihir (menurut pengetahuan terbatasku), ada beberapa yang berisikan ensiklopedia singkat tentang berbagai hal. Aku bangun sambil merenggangkan badanku. Sekarang sudah jam berapa ya? Semenjak kita berada dalam menara kurasa cukup sulit untuk mengetahui kapan-- tunggu, apa Dokter Hazel sudah berhasil membuat portal yang terhubung ke desa Orsa? Menguap lebar aku berjalan ke sekitar daerah luas di perpustakaan itu, tempat beberapa orang berkumpul pada malam hari (atau pagi?) waktu itu. Tampak jumlah mereka meningkat cukup drastis dan juga ada sebuah lingkaran sihir di tengah ruangan yang menyala terang. Kurasa mereka berhasil membuat portal tanpa masalah. Aku menghampiri Ferey yang duduk tak jauh dari lingkaran itu. "Jadi kalian berhasil membuat portal? Apa yang kulewatkan" tanyaku. "Oh, kau. Kami akan melanjutkan mengelilingi lantai ini 15 menit lagi, jika kau butuh, ambil beberapa obat atau senjata pengganti yang kami bawa dari benteng." katanya sambil menunjuk ke beberapa kumpulan karung berisi obat dan benda-benda tajam. "Hrm, terima kasih kalau begitu." Semenjak aku tidak mempunyai luka cukup serius ataupun senjata yang menumpul (tombak ini sepertinya cukup kuat dari yang kuduga) kurasa aku tak butuh suplai itu untuk sekarang. Aku memilih untuk bergabung dengan beberapa prajurit lain yang sedang mengunyah makanan mereka setelah mengambil sebuah ration. [Still Here] |
| | | 2013-09-22, 12:58 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
atlanteeianprojecta Novice
Posts : 237 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Tower F2 : Library (some Scene Skiped] ... "Yosh, aku juga akan pergi...""Leo, kau mau kemana?" "Tidak lama, aku... hanya mencari udara segar.""Baiklah." Aku menuju gerbang, keluar dari perpustakaan. Kemudian aku pergi menyusuri tempat kami tadi, tempat dimana kami bertemu dengan necromancer sialan itu tadi. Kenapa aku kesana? Tentu saja untuk menyudahi semua ini. Aku sudah muak... Hidupku selalu berada dalam kesialan. Setelah membunuhnya, aku akan keluar dari desa ini. "Cih, ternyata diriku yang dewasa lebih lemah dari diriku yang dulu yah..." Aku mendengar suara misterius ditengah perjalananku. Siapa itu, si Necromancer itu kah? Setan berbaju besi itu kah? Ato perempuan misterius itu? "Woi, pengecut! Keluarlah, dan selesaikan masalah ini dengan cara lelaki!!""Lelaki? Kau bahkan tidak pantas menjadi lelaki. Yang pantas..." "Adalah aku!" Dia menampakkan dirinya. Dia!!! Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat... dia adalah! Diriku di masa lalu!? "Ada apa? Apa kau terkejut?" Dia anak kecil yang mirip denganku. Benar-benar mirip denganku ketika aku masih kecil."Woi, apa apaan ini? Kau... Siapa kau sebenarnya!!""Aku adalah dirimu, Leo Redfang. Dan akulah yang asli!" Hah, omong kosong macam apa ini? Dia benar-benar diriku? "Matamu, akulah yang asli!! Kau hanyalah seorang anak kecil yang mempunyai wajah mirip denganku!! Kau tidak lain hanyalah...""Peniru? Iya kan? Tapi sekarang kita lihat, apakah aku atau kita bisa bilang Leo yang asli akan lari dari kenyataan?" Hah, lari dari kenyataan katanya? "Apa maksudmu?""Ayolah, kau berasaha meninggalkan teman-temanmu kan? Kau berniat membunuh musuhmu dan setelah itu kau akan pergi meninggalkan mereka. Benar-benar... Jika aku boleh menilaimu... Kau yang paling buruk!" "Cih, ini bukan urusanmu. Aku... aku sudah tidak punya tujuan lagi tentang crystal terkutuk itu.""Oh, jadi kau tetap ingin jadi "Lonewolf" ya? Kau bangga tentang sebutan itu?" "Tentu saja tidak! Sebutan itu sama dengan kutukan bagiku! Bukan karena aku menyelesaikan tugasku dengan cepat, bukan karena aku adalah Free Mercenary, tapi karena aku...""Dengar, kau pernah bilang bahwa kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya kan? Kau pernah bilang bahwa kesialanmu tidak akan membuatmu menyerah kan?" "Tapi, semua keluarga, teman, orang-orang yang mendekatiku... selalu mendapat nasib yang sama... Mereka semua... Mereka semua mati dedepanku!!""Jadi kau harus menyalahkan nasibmu?" Kemudian dia berjalan menjauh. "Kalau aku jadi kau, aku tidak akan menyerah. Aku tidak akan meninggalkan teman-temanku dan aku berjanji... akan melindungi mereka." "Tunggu! Jadi... kesialanku... itu semua bukan salahku kan?" Setelah pernyataanku tadi, diapun menoleh kearahku. Yang tadinya dia menjauh kemudian mendekat kepadaku."Ya, selama kau tidak menyerah kau tidak akan melihat orang yang kaucintai mati. Tentu saja itu sulit, tapi aku tahu kau bisa melakukannya kan?" "Tentu saja! Sekarang aku paham. Persetan dengan nasib buruk, aku tidak akan membiarkan teman-temanku mati. Dan juga... aku tidak akan meninggalkan teman-temanku apapun yang terjadi!""Aku kira sekarang aku bisa percaya padamu. Kaulah Leo yang sebenarnya." Katanya dengan senyuman. Rasanya seperti aku melihat diriku sendiri... yang sedang tersenyum. "Tentu saja bodoh, hanya ada satu Leo Redfang didunia ini. Dan itu adalah aku!" Akupun juga tersenyum. Kata-katanya benar benar menyemangatiku. Membuatku mempunyai tujuan yang jelas. "Baiklah" Kemudian dia mundur beberapa langkah dariku. Cahaya keluar darinya, benar-benar sangat menyilaukan. Dia berubah menjadi gadis bersayap kaca yang berpakaian putih menutupi semua tubuhnya keluali wajahnya, dibelakang punggungnya terdapat senjata sabit. Oh sial, ternyata orang yang meniruku adalah wanita "Sepertinya aku harus menunjukkan diriku yang sebenarnya. Namaku adalah lef̱kó (λευκό), penjaga lantai 2 menara terkutuk ini, sebelumnya aku diserang oleh 3 orang yang sangat hebat hingga aku harus mengeluarkan jiwaku dari tubuhku. Sekarang, aku harus membebaskan jiwa tak bersalah yang terbelenggu oleh mereka." Jelasnya, menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya. "Maksudmu 3 orang yang pernah kami temui sebelumnya? Apakah mereka benar-benar kuat sehingga bisa mengalahkanmu? Dan apa maksudmu jiwa tak bersalah?" Tanyaku, aku masih bingung dengan jiwa tak bersalah. "Jiwa para petualang yang mati di menara ini tidak pernah bebas, hanya para petualang yang mati dilantai 2 yang bisa mendaptkan "eternal rest" yang sebenarnya. Tapi semenjak adanya 3 orang itu, mereka menarik, membelenggu semua jiwa untuk keuntungan mereka." Jelasnya "Mereka!! Apa yang akan mereka lakukan dengan jiwa-jiwa itu?""Aku juga tidak tahu tapi mereka pasti menggunakannya dengan tujuan jahat. Dan untuk mewujudkan rencana mereka, mereka membutuhkan buku máv̱ro kakó tómos. Leo, aku butuh kekuatanmu untuk menggagalkan mereka!" Jelasnya dan kemudian dia memintaku untuk menolongnya. "Tunggu jing! apa yang harus kulakukan?" Lalu dia mendekat padaku, memberikan kalung aneh padaku. "Apa ini?" Tanyaku "Kau bisa memanggilku dengan menggunakan ini. Salurkan auramu kepada kalung ini, maka aku akan keluar membantumu. Nah, sekarang kau harus menghentikan mereka melakukan tindakan jahatnya. Kau bisa membantuku kan?" Tawarnya kepadaku sekali lagi. "Sebenarnya aku tidak mau repot. Tapi semenjak kau menyemangatiku, rasanya aku mempunyai hutang kepadamu. Jadi... Ayo kita hajar anjing-anjing sialan itu!"[Next = ? (Aku juga bingung mau kemana, tinggal nunggu siapa yang mau nge-godmod)] |
| | | 2013-09-22, 13:46 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [Twilight Tower Floor 2 - Library][Around 07.20 AM]Kau tahu? Ada saat dimana kita menjadi sesuatu yang sangat kita inginkan dan tidak menjadi itu lagi dalam waktu yang singkat, kadang bahkan di waktu yang bersamaan. Selama ini kurasa aku belum pernah merasakan hal seperti itu, namun melihat hal itu beberapa kali, apa aku harus bilang bahwa aku takut?Takut atas kehilangan apa yang kupunya selama ini? Walau betapa najis-nya hal itu? Kapan aku mulai memikirkan hal-hal sentimental seperti ini? Aku yang dulu hanya menjalankan tugas apa adanya dan kadang memberi komentar pahit kepada rekanku di waktu senggang. Namun semenjak insiden itu, dan juga berhentinya gadis itu, kurasa aku berubah."Laura pasti bilang pengorbanan mereka tidak sia-sia..."Lebih baik atau lebih buruk? Kurasa sedikit lebih baik, dan tidak lebih buruk. Sejujurnya, jika aku menjadi lebih buruk, pastinya aku tidak akan berada disini sekarang, di negeri asing ini, di menara asing ini. Duduk termenung melihat Valor disembuhkan oleh Sister elf itu."Ini bukan salahmu, Daniel."Ah...Jadi begitu rupanya? Kenapa, kenapa aku tak menyadarinya dari awal? Aku tersenyum pahit sambil mendongak ke langit-langit. Aku menyadari keinginanku, alasan kenapa aku ke menara terkutuk ini. "Ini semua bukan salahmu..."Gadis itu berkata demikian. Sebuah ingatan yang kucoba untuk tidak diingat. Ini salahku, namun bukan salahku. Sebuah kesalahan yang bermula dariku atau kucoba bermula dariku tapi ditolak oleh semua orang. Jadi, apakah ini bukan kesalahanku? Aku bangkit berdiri, mencoba untuk berjalan ke portal menuju kota itu. Bukan untuk kabur, bukan untuk menjadi orang di pinggiran. Aku mengingat kataku pada saat itu, di atas wagon kuda itu. "Aku... aku tidak rusak, Daniel."" Hmph. Aku--""Aku tahu itu.""Aku tahu itu." Disaat itu juga, sesuatu terjadi. Sesuatu berhasil mencapai diriku, entah mengapa aku bisa mengetahui itu. "Akhirnya! Kami bisa menghubungimu!" sebuah suara. Suara yang kacau, bukan lelaki ataupun wanita (mungkin mirip suara beberapa orang yang berbicara dalam waktu yang bersamaan). Sebuah suara... yang berasal dari tombak yang berada di belakangku sekarang. "...!?" "Aku tak punya waktu banyak, necromancer itu sudah tahu keberadaanku. Tapi biar aku jelaskan semuanya tentang yang terjadi. Kuharap kau ingin mendengarkan, setelah itu pilihan ada di tanganmu!"[Still Here] |
| | | 2013-09-22, 16:24 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Day 4 : 07.30PM] [Tower Floor 2 : Library]"Semuanya. Kita dalam waktu dekat akan kembali menyusuri menara lantai dua ini. Bagi sukarelawan yang ikut bersama kami, harap selesaikan persiapan kalian""Hei-hei! Tunggu dulu! Val dan Arianne masih cedera, kau tak bisa menyuruhnya untuk menjelajahi tempat yang berbahaya!" Bentakku kepada Leon. Eleanor juga sepertinya berada dipihakku setelah kujelaskan semuanya sembari menyuapi Anne tadi. Langkah lebar kubuat ketika berjalan kearah Leon. Apa pria ini benar-benar tak punya hati? Menyuruh kami mengejar tiga orang gila dengan kekuatan yang tak kalah gilanya. Leon mengeluarkan sesuatu dari balik jubahnya, sebuah buku? Lalu menepukkannya ke dadaku. Kubuka selembar demi selembar. Ini sebuah buku catatan! - Quote :
Permata yang terbuat dari kristalisasi darah Nirvane sang malaikat... Tak boleh jatuh ke tangan manusia.
Ku baca potongan-potongan kalimat dalam tiap halaman buku itu, masih belum mengerti apa maksudnya. Tiba-tiba ada kata yang menarik perhatianku. Seran... Ya, ratu para antlion yang telah memberiku kemampuan aneh untuk berbicara dengan binatang. - Quote :
Seran, sang ibu dari alam, pepohonan dan hewan, perwujudan dari kasih sayang.
Kubaca lagi tulisan-tulisan dibawahnya. - Quote :
Lefko, sang pengembala para roh, perwujudan dari kedamaian.
Sisanya telah dirobek oleh seseorang, aku yakin masih ada lanjutannya. Kutoleh wajah Leon, dia menyuruhku membaca halaman belakangnya. - Quote :
Pangeran Dnasman III
Pangeran Dnasman? Buku ini, ditulis oleh raja Dnasman ketiga ketika dia masih muda? Apa maksudnya, kenapa banyak halaman tersobek? "Seran dan Lefko adalah penjaga menara ini, mereka adalah roh-roh semesta yang berusaha melindungi permata dipuncak menara, aku percaya tiap lantai di menara dilindungi oleh seorang roh semesta." Gumam Leon. "Sampai saat ini, aku hanya mengetahui tentang Seran, wanita cantik dengan tubuh bawah berbentuk seperti semut besar. Tapi, entah kenapa dia berubah menjadi monster mengerikan.""Tapi, aku sempat berbicara dengan wanita bernama Seran itu sebelumnya" Selaku. "Aku tahu, Seran mempercayaimu, itulah mengapa rohnya mengalir dalam darahmu.""Kemampuan berbicara dengan binatang itu, bukan? Lalu apa hubungannya masalah ini dengan kami?" Gumamku sedikit sebal. Leon hanya menghela nafas, mengambil buku itu lalu menunjukan bagian Permata darah Nirvane. "Permata ini, isunya akan mengabulkan impian siapapun yang memilikinya, menurutmu apa yang diinginkan Luvius?""Hidup abadi, menguasai dunia... Sesuatu yang klise dan kekanak-kanakan, kurasa." Jawabku sembari berkacak pinggang. "Tidak, Luvius tak perlu keabadian, dia telah memilikinya." Gumam Leon. Jantungku serasa berhenti, mengerikan.. Hampir tak percaya rasanya jika orang yang kami lawan adalah orang-orang yang tak bisa mati, mungkin aku tak akan percaya jika tak melihat bagaimana luka kaki tangan Luvius sembuh begitu cepat. Tapi kata-kata Leon mengkonfirmasi semuanya. "Luvius adalah, seorang yang akan tertawa keras ketika seluruh dunia menantangnya."Aku mundur secara perlahan, berusaha kembali kearah Arianne, Eleanor dan Valor. "Anne, Sister.. Kita benar-benar harus keluar dari sini. Persetan dengan misi dan permata itu, dimana Leo?!"Bangunan tiba-tiba berguncang dengan kuat, sebuah bola ungu kehitaman, dialiri kilat-kilat ungu muncul dilangit-langit perpustakaan. "Hoy.. Hoy... Sepertinya ada pesta disini, ijinkan aku bergabung!"Luvius!! Bahkan tak ada semenit lalu aku membicarakannya, orang itu benar-benar muncul didepan kami! Beberapa prajurit mengacungkan tombaknya. Salahsatunya bahkan langsung maju menyerang. Kulihat Luvius menjentikan jarinya. Tiba-tiba prajurit itu ambruk bahkan sebelum dia berhasil menyentuh Luvius. "Menyenangkan bukan? Aku belajar beberapa permainan menyenangkan, salah satunya bermain-main dengan roh manusia." Luvius berjalan kearah pria itu, lalu mengenggam kepalanya. Tangan Luvius menarik sesuatu keluar dari kepala pria itu. Sesuatu yang transparan, seperti kabut. Itu... Roh? Kau bercanda bukan? Pria ini benar-benar bisa menarik keluar roh manusia yang masih hidup. Pria itu terlihat begitu tersiksa, matanya seperti akan terbalik, mulutnya menganga dan akhirnya tergeletak lemas begitu rohnya lepas sepenuhnya dari tubuh pria itu. Mati dengan cara paling tak wajar yang pernah kulihat. Apa yang dilakukan Luvius dengan roh itu? Kulihat dia menjulurkan lidahnya, mengelap tepian bibirnya yang pucat seolah melihat santapan lezat. Jangan bilang kalau.... Astaga!! Orang ini, dia melahap roh manusia, seolah itu gula-gula kapas! "Enyahlah kau monster!" Teriak Leon sembari menghunuskan pedangnya. Lagi, Luvius menjentikan jarinya. Bahkan orang seperti Leon mampu dibuatnya terpental dan tersungkur. "Oy... Mengatakan orang yang baru kau temui monster.. Itu menyakitkan tahu?!" Gerutu pria berkerudung hitam itu. "Aku akan membunuhmu! Akan kubalaskan kematian anak dan istriku!"Aku terbelalak, mungkinkah? Aku tak tahu apapun tentang Leon, tapi ini pertamakalinya dia terlihat sangat kalap. Anak.. Istri... Kematian. Jangan bilang kedatangan kami kesini semata-mata hanya sebagai rencananya, untuk memuaskan hasratnya membalaskan dendam pada orang bernama Luvius ini?! Bahkan Leon kalah telak dari Luvius, sebenarnya sejauh mana batas kekuatan orang mengerikan itu? "Apa maksudmu? Istri dan anakmu ya? Hmm... Maaf, aku tak ingat orang-orang yang kubunuh."Luvius berjalan kearah Leon yang masih tersungkur. "Tapi... Kuharap mereka mati dengan ekspresi yang mengerikan."Senyum lebar mengembang di bibir Luvius, memperlihatkan deretan giginya dan memberikan aura mengerikan. "Ketemu juga kau!!"Sebuah sabetan pedang terayun dari arah samping Luvius, suara teriakan itu, aku kenal suara itu! Leo?! Sepertinya dia berhasil melukai Luvius, namun luka itu sembuh dengan cepat. Pria berambut perak itu semakin tersenyum lebar. "Heheh... Lelaki yang kemarin ya? Roh mu seperti tercampur dengan sesuatu yang lezat... Anak laki-laki yang tidur dan gadis pamer pusar disana juga, kalian sama."Luvius menoleh kearahku dan Valor. Apa maksudnya? Jangan bilang dia berencana melahap rohku? "Tapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk memanen kalian, jadi temui aku jika kalian sudah siap untuk dipanen." Lanjutnya. Orang itu mengangkat tangannya, lalu menurunkannya dengan cepat. Seperti ditimpa sesuatu, Leo terjatuh dan tak mampu berdiri, walau berusaha keras melakukannya. "Ups.. Sebelum itu..." Tampak Luvius mengambil sesuatu dari Leon. Sebuah medali? Aku bahkan tak tahu apa fungsinya. "Sudah kuduga, kalian pasti menyimpannya. Kini aku bisa ke lantai selanjutnya." Ujar Luvius. "Baiklah, selamat tinggal, dan jangan mati sebelum aku mengambil milik kalian!"Sebuah Lingkaran keunguan mncul, lalu Luvius menghilang begitu saja. Apa maksudnya? Leon membawa barang yang diinginkan Luvius, ini bukan seperti kebetulan belaka. Leon telah merencanakannya. Sial, Leon ini, dia benar-benar memanfaatkan kami, bahkan jika itu harus mengorbankan nyawa pasukannya! [Next : Not decided]Dan sedikit sesuatu dari saya : Luvius Voidust- Spoiler:
|
| | | 2013-09-22, 16:57 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Awards:
| [At Twilight Tower Floor 2 - Library][7.25 AM]Aku bersembunyi di balik beberapa rak buku di perpustakaan itu, mendengarkan semua cerita dari suara tombak ini. Tentang Luvius dan anak buahnya yang mempunyai hidup abadi, tentang roh-roh yang mereka ambil dan bagaimana beberapa diantara mereka berhasil selamat berkat pertolongan roh semesta dan masuk ke dalam tombak biasa yang akhirnya menjadi putih ini. "Hrm. Terdengar merepotkan, jadi, apa kalian punya cara membunuh Luvius dan anak buahnya? Sebuah kelemahan atau apapun?" "Satu-satunya cara membunuh Luvius adalah-- oh tidak, dia akan kesini tak lama lagi! Aku minta maaf, aku tak punya banyak waktu--""Oi! Berhenti ketika saat penting! Sial! Aku harus memberitahu Leon dan--" Baru saja ingin berlari, beberapa bola ungu kegelapan tiba-tiba muncul dilangit-langit. Sundal! Belum sempat aku memberitahu Leon dia sudah datang, aku berlari ke arah tempat yang lainnya berada. Melintasi beberapa prajurit dan penjelajah yang terkejut aku sampai ke depan ruangan luas di perpustakaan itu. Sesaat setelah sampai, aku sempat melihat Luvius menghilang menggunakan lingkaran sihir di kakinya. Aku melihat seorang prajurit yang kelihatannya mati dengan ekspresi mengerikan, Leon yang tersungkur, dan juga Leo yang berusaha berdiri. Kurasa aku terlambat. [Still Here] |
| | | 2013-09-22, 18:59 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 / Library ] [ 7.00 - 7.30 AM ][ Sebelumnya ]"Buka mulut, Aaaaa....."Kata Ellie sambil memasukkan makanan ke dalam mulutku. Ini memalukan. Tapi aku harus jujur kalau aku memang masih sedikit kesusahan untuk menggerakkan tubuhku dengan bebas. Satu yang membuatku sedikit terganggu. Sejak aku bangun dari tidurku, aku sedikit melihat pemandangan berbeda dari yang aku lihat. Aku melihat semacam aura keluar dari manusia yang ada di perpustakaan ini. Aura itu berpusat pada satu titik pada tubuh mereka. Bahkan Ellie yang sedang berada di depanku, aku juga melihatnya. Lebih cerah daripada yang lain. Apakah aku sedang berhalusinasi? "Hei, Ellie ... "Kataku mengganggu Ellie. Dia menghentikan suapannya kepadaku "Ada apa Anne?"Balasnya singkat. "Apa kau tidak melihat ada yang sedikit berbeda dari orang-orang di sekitar sini?"Entahlah bagaimana aku harus menyusun kata-kata pertanyaan kepada Ellie. Dia tampak sedikit kebingungan. "Err... apa maksudmu? Semuanya baik-baik saja kok."Jawabnya kemudian "Gimana ya ... Aku melihat beberapa orang disini,... umm... seperti mengeluarkan aura atau-""Ya ampun, kau sepertinya memang butuh istirahat yang cukup. Sepertinya luka di kepalamu membuatmu berhalusinasi kemana-mana. Sudah, selesaikan makannya dulu. Buka mulutmu... aaa...."Ellie memotong penjelasanku. Mungkin Ellie memang benar, aku sedang berhalusinasi macam-macam. Tapi ada satu hal yang membuatku terganggu. Dua orang yang yang sedang bersandar di lemari buku itu, aku tidak melihat ada aura keluar dari mereka. Satu diantara tiga orang yang sedang saling berbicara disudut ruangan itu juga mengalami hal yang sama. Dan beberapa yang lain. Mereka tidak mengeluarkan aura. "Semuanya. Kita dalam waktu dekat akan kembali menyusuri menara lantai dua ini. Bagi sukarelawan yang ikut bersama kami, harap selesaikan persiapan kalian".Komando Leon kemudian. Kata-kata itu kemudian mengejutkan Ellie dan meninggalkan makanannya begitu saja kepadaku. "Hei-hei! Tunggu dulu! Val dan Arianne masih cedera, kau tak bisa menyuruhnya untuk menjelajahi tempat yang berbahaya!"Ellie berkata langsung kepada Leon. Disambut dengan anggukan Eleanor. Leon dengan tenangnya mendekati Ellie. Dia memberikan sebuah buku padanya. Ellie memperhatikan buku itu dengan seksama. Setelah itu mereka membicaran tentang roh penjaga menara dan hal semacamnya. Aku tidak bisa mendapat kesimpulan dari apa yang mereka bicarakan. Namun sepertinya itu adalah hal yang penting. "Anne, Sister.. Kita benar-benar harus keluar dari sini. Persetan dengan misi dan permata itu, dimana Leo?!""Eh?"Ellie mendadak mengajakku untuk kembali begitu selesai berbicara dengan komandan Leon. Tak lama setelah itu, perpustakaan terguncang begitu hebat. Sebuah bola ungu kehitaman, dialiri kilat-kilat ungu muncul dilangit-langit perpustakaan. Bola itu turun dan sesosok yang aku kenal muncul dari bola itu. "Hoy.. Hoy... Sepertinya ada pesta disini, ijinkan aku bergabung!"Luvius! Dia langsung memasuki tempat ini begitu saja dengan teleportasi? Perlawanan pun tidak terelakkan. Seorang prajurit Eremidia mencoba menyerangnya langsung. Luvius dengan mudah menjentikkan jari dan orang itu jatuh tersungkur tak berdaya. "Menyenangkan bukan? Aku belajar beberapa permainan menyenangkan, salah satunya bermain-main dengan roh manusia." Katanya kemudian. Luvius mengangkat kepala orang itu dan mengangkatnya. Dia memasukkan tangannya ke mulut orang itu. Dan pemandangan yang kulihat adalah, titik pusat cahaya pria itu perlahan naik, dan kini berada di genggaman tangan Luvius. Aura pria itu lambat laun menghilang. Pemandangan apa yang baru saja aku lihat? Itu sebuah aura kehidupan? Sebuah roh? Apakah ini ada hubungannya dengan mimpi yang baru saja aku lihat? Atau jangan-jangan itu bukan mimpi? Dan ada satu hal yang membuatku lebih takut. Aku tidak melihat ada tanda aura yang terpancar dari tubuh Luvius. Sama halnya seperti yang aku melihat beberapa orang yang ada dalam menara ini. Jika ini hanya sebuah halusinasi, lalu apakah yang diambil Luvius dari pria itu? Atau Luvius yang sedang kulihat di depan ini adalah halusinasi? Atau jangan-jangan diriku sedang berada dalam sebuah mimpi buruk? Kepalaku serasa berdenyut kembali. Aku terlalu banyak memikirkan apa yang sedang terjadi. Pemandangan yang terakhir kali kulihat adalah, komandan Leon menyerang Luvius... [ State : Unconcious ] [ Still here ] |
| | | 2013-09-22, 19:41 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Tower Floor 2 - Library][7.30 AM]Saat itu aku sedang mengobati para penjelajah yang terluka. Portal yang kubuat ternyata bekerja dengan baik dan aku bersama tim medis berhasil membawa bahan-bahan untuk obat kemari. Sepertinya cahaya harapan berpihak pada kita. Namun tiba-tiba pria misterius yang keluar dari bola cahaya keunguan. Bola itu tiba-tiba datang di tengah-tengah kami dan seorang bertudung hitam, Luvius keluar. Seorang prajurit secara spontan menyerangnya tapi prajurit itu mati dan diambil jiwanya oleh orang itu. Komandan Leon pun berusaha menyerang Luvius, tetapi ia jatuh terpental dengan jentikan jari. Medali yang terkalung di lehernya pun diambil oleh Luvius. Seorang anak muda, berambut merah bercabang datang dengan serangan mendadak dan sempat melukai Luvius, luka pria itu langsung menutup tidak menimbulkan bekas apa-apa. Orang-orang yang berada di sana panik, khawatir, dan ketakutan. Seorang pria misterius dengan kekuatan aneh tiba disini, ia dengan mudah mengambil jiwa seseorang. Tidak heran jika orang-orang menjadi ketakutan. Tapi bukan aku... dan tentunya bukan komandan Leon. Aku berdiri di belakang sehingga tidak ada yang menyadari bahwa aku sedang tersenyum. Rencana kita berhasil. [Tower Floor 2 - Library][Hari Sebelumnya 9.30 PM]"Dokter, aku ingin berbicara," kata Komandan Leon, lalu ia mengajakku tempat yang sepi. "Bisakah aku meminta bantuanmu saat tiba di desa nanti?" bisiknya. "Tentu," jawabku. Ia lalu mengeluarkan sebuah mendali dari sakunya. "Medali ini adalah kunci menuju ke lantai berikutnya, aku ingin kau membuat duplikatnya di tempat kerja Muro." "Bisa anda jelaskan kenapa?""Entahlah, tapi aku merasakan kalau medali ini akan segera direbut cepat atau lambat. Luvius, pasti mengincar medali ini."Aku hanya mengangguk, aku tidak bertanya kenapa bisa Luvius mengincar medali itu. "Tapi kenapa anda memberitahu saya tentang hal ini," bisikku. "Dengar, hanya anda dan empat bocah keras kepala itu yang sekarang ini bisa aku percaya, dan lagi, apakah anda yakin orang-orang yang berada di sini benar-benar hidup?" Mataku terbelalak setelah mendengar penjelasannya. Apa mungkin ada orang-orang mati yang ikut dalam kelompok kita? Apakah itu orang-orang yang dikendalikan oleh Luvius? "Maksud anda... ada mata-mata di antara kita?" aku menyimpulkan. Komandan Leon mengangguk. "Aku tau anda adalah pengguna sihir pemanggilan dan andalah satu-satu yang bisa menyimpan ini," kata Komandan Leon sambil menunjukkan medalinya lalu menyerahkannya padaku. Lalu ia memberikanku secarik kertas yang bertuliskan bahan-bahan. "Serahkan kertas ini pada Muro," lanjutnya. "Dia tau apa yang harus dia lakukan, dan anaknya yang bernama Olavia itu seorang penyihir yang bagus."Aku mengangguk dan ku genggam medali itu. Sebuah sinar terpancar di tanganku dan medali itu menghilang setelah kubuka tanganku. Ya, medali itu aku kirim ke domainku yang berada di Aldonia. "Apa yang terjadi jika Luvius menggunakan medalinya?" tanyaku. "Medali itu akan meledak, dan si pengecut Luvius itu akan terbongkar kelemahannya..."[next: library] |
| | | 2013-09-22, 21:26 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower Floor 2 : Library] [7.30 AM]"Anne.. Sadarlah! K-kenapa ini, sister Eleanor?!" Teriakku panik ditengah kekacauan. Eleanor langsung memeriksa Arianne, dia membacakan pemberkatan dan doa-doa kepadanya. Aku tak terlalu mengerti, tapi aku percaya sepenuhnya kepada Eleanor. Seseorang tewas hanya dalam hitungan detik, kekacauan dan kekuatan tak masuk akal yang diperlihatkan Luvius benar-benar membuat semuanya ketakutan. Necromancy... Sebuah ilmu yang membuatmu dikutuk oleh dunia dan akhirat. Membuatmu tak diterima baik di dunia, surga ataupun neraka. Tapi jika itu berarti Luvius adalah contoh nyata dari orang yang abadi, bukankah itu suatu keuntungan? Pasti ada... Pasti ada kelemahan! Terlebih lagi, Leon mengatakan sesuatu tentang istri dan anaknya yang tewas dibunuh Luvius. Ada yang tak beres, aku mencium bau yang amis disini. Mereka yang dapat kupercaya hanyalah Valor, Anne, Eleanor dan Leo. Aku berdiri, kukencangkan ikatan kemeja dibawah dadaku. Persiapan senjata, untuk revolver kurasa cukup, tapi tak banyak yang tersisa dari Bullhorn. "Falcojima, bisakah aku meminta bantuanmu?""Oy, memangnya siapa kau memberi perintah kepadaku?"Segera kucekik leher burung jahanam itu "Lakukan perintahku, kau bisa menjadi mata diangkasa untukku!"Burung itu akhirnya menurut dan terbang menjauh. Aku menyuruhnya untuk mencari jejak-jejak Luvius dan kaki tangannya, mencari jalur teraman untuk membuntutinya tanpa ketahuan. Bisa kulihat Leo berusaha bangkit dari tempatnya. Kurasa kali ini aku akan bergerak secara individu. Mereka yang bisa diajak bekerja sama dalam rencanaku ini, Anne dan Valor belum siuman, mereka juga memerlukan Eleanor disini. Sedangkan Leo? Itu tidak akan disebut diam-diam jika Leo ikut. Pria itu begitu berisik jika sudah menyangkut hal-hal seperti ini. "Sister, jaga mereka.. Masih ada yang harus kulakukan." Bisikku pada Eleanor. Aku menoleh ke kiri dan kanan, berusaha mencari timing dimana tak ada orang yang memperhatikanku. Dan akhirnya, aku keluar dari perpustakaan itu. Jika aku beruntung, mungkin aku bisa menemukan mereka. [Ellie leave party] [Next : Somewhere in Floor 2 / Battle with Silva] |
| | | 2013-09-22, 22:28 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Tower Floor 2 - Library][8.00 AM]Setelah Luvius menghilang, Komandan Leon dan Leo berusaha berdiri. Sementara prajurit yang mati itu dibereskan. "Cepat kremasi dia sebelum berubah menjadi mayat hidup!" perintah Komandan Leon. Dengan bantuan Jupiter Ferey, mayat itu pun di bakar di luar perpustakaan. Tiba-tiba Daniel datang menghampiri Komandan Leon sambil membawa tombaknya. "Maaf mengganggu, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan. Ini mengenai kelemahan Luvius," jelas Daniel. Komandan Leon sedikit terkejut. "Ssshhh..." Komandan Leon meletakkan telunjuknya di bibir. "Jangan keras-keras."Ia lalu melirikku. Aku bisa mengerti apa yang akan disampaikan Komandan Leon. Aku hanya membalasnya sambil mengangguk lalu menjauh. (kelemahannya Luvius biar diterangin sama rnvis, gw nurut aja)Ada hal yang masih mengusik pikiranku. Ya, soal mata-mata di antara kita. Bagaimana caranya melihat kalau orang itu benar-benar hidup. Siapa yang bisa ku ajak bicara? Aku harus menemukan siapa saja mata-mata itu tapi bagaimana caranya? Aku berfikir sejenak, lalu kutepukkan tinjuku saat kutemukan caranya. Aku akan memeriksa nadi setiap orang yang ada disini. Lalu aku mengecek satu persatu orang-orang yang ada di sana dengan alasan cek kesehatan. Tetapi aneh sekali... Semua orang memiliki denyut nadi... [next: still here] |
| | | 2013-09-23, 04:28 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 / Library ] [ Around 8.15 AM ]Suasana menegangkan itu lambat laun menjadi sebuah ketenangan. Aku tidak paham apa yang sedang terjadi. Namun sebuah eksistensi lain seperti sedang menghapus kegelapan yang sedang aku alami. Kini aku berada dalam suasana damai, dimana aku tidak khawatir akan terjadi apa-apa. Cukup damai, hingga saat aku membuka mataku, aku seakan bangun dari tidur pulas. "Oh, kau sudah sadar?"Sesosok gadis berambut biru langit memandangiku dari atas. Sepertinya dia sedang menungguku sadar. Sister Eleanor. "Uh... Dimana Ellie?"Tanyaku seraya bangun dari tidur. "Dia bilang untuk pergi sebentar. Entahlah, aku juga tidak tahu kemana."Jawabnya kemudian. Aku hanya bisa menghela nafas. "Biarkan kami keluar dari menara ini! Aku tidak mau mati konyol disini!"Sebuah keramaian datang dari salah satu sudut ruangan. Tak salah lagi, disana adalah portal dimana dokter Hazel berhasil membuka portal. Aku melihat portal itu dijaga komandan Leon dan beberapa pasukan lain. Sementara dokter Hazel sepertinya sibuk mengecek satu per satu orang disana. "Kalian tidak akan pergi kemana-mana sebelum Hazel memeriksa kalian semua."Kata komandan Leon tegas "Aku juga tidak tahu. Semua berjalan begitu cepat. Hanya saja sepertinya dokter itu sedang menginspeksi sesuatu." Jawabnya sambil memperhatikan keramaian itu. [ Still here ] |
| | | 2013-09-23, 05:58 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| [Tower Floor 2 - Library][8.20 AM]Meski aku sudah memeriksa setiap denyut nadi orang-orang yang berada di sana. Tidak ada satupun yang tidak memiliki denyut nadi. Bagaimana ini, jangan-jangan Komandan Leon hanya mengada-ngada. "Biarkan kami keluar dari menara ini! Aku tidak mau mati konyol disini!" kata seorang penjelajah dengan panik. "Kalian tidak akan pergi kemana-mana sebelum Hazel memeriksa kalian semua!" tegas Komandan Leon. "Aku merasakan ada mata-mata disini. Seorang mayat hidup!"Suasana jadi menegang setelah mendengar pernyataan Komandan Leon. Setiap orang saling pandang dan meracau. Para penjelajah yang seharusnya pemberani dan tak kenal takut kini telah menjadi pengecut yang hanya bisa meracau cemas. Tapi hanya beberapa saja yang tetap tegar. "Bagaimana ini?""Ada mata-mata di antara kita?""Bagaimana kalau mereka membunuhku?""Aku harus kembali ke desa... aku harus kembali..."Para penjelajah yang panik pun mulai berlarian tak terkendali. Mereka berlarian menuju portal dan menghilang satu persatu. "Semua tenang!" kata Komandan Leon sambil berdiri di samping portal setelah menerobos keramaian itu. "Siapapun yang lewat sini, akan kubunuh!"Mendengar itu para penjelajah yang panik pun mundur. Aku melihat ada seorang gadis penjelajah yang tampak ketakutan. Ia menangis dan badannya gemetaran di pelukan seorang penjelajah laki-laki. "Tapi komandan," aku menyela. "Aku telah memeriksa denyut nadi setiap orang di sini, dan semua memilikinya. Apa anda tidak salah sangka?"Komandan Leon terkejut, namun Jupiter menyela. "Biarkan saja para penjelajah yang ingin kembali!""Ya, biarkan kami kembali...""Aku tidak mau berlama-lama disini, aku harus pulang."Para penjelajah yang ketakutan setuju dengan pendapat Jupiter. "Tapi begini! Setiap orang harus kembali ke desa! Kecuali yang terluka dan sakit," lanjut Jupiter tegas. "Ya... tuan Ferey benar," aku menanggapi. "Portal ini dibuat dengan kontrak menggunakan darah. Dengan kata lain, siapa yang hidup pasti akan dikenali portal ini."Komandan Leon termenung sebentar, lalu ia melangkah minggir, memberi jalan orang-orang yang ingin menuju portal. "Oke, kalian boleh pergi."Para penjelajah yang ketakutan pun buru-buru pergi menuju portal. Hanya beberapa yang tersisa. Jupiter dengan pandangan tajam melihat orang-orang yang tersisa itu. "Kenapa kalian tidak kembali?""Aku masih ingin disini," jawab seorang penjelajah yang berbadan besar. "Jika masih ingin disini kau bisa menggunakan portal dan kembali lagi," balas Jupiter. Ada beberapa penjelajah yang terkejut mendengar itu, membuatku semakin curiga. Pria berbadan besar tadi memejamkan mata sebentar lalu membukanya lagi. "Baiklah, aku akan berangkat."Ia melangkah menuju portal, aku sempat melihat ia melirik Daniel, sepertinya orang itu mengenalnya. (Siapa namanya? Bozenck, Bozneck?) Ia menghilang di portal dan tak lama kemudian ia muncul lagi. Lalu untuk mencegah kecurigaan, Jupiter melakukan hal yang sama. "Sekarang, siapa berikutnya?" tanya Jupiter. [next: still here] |
| | | 2013-09-23, 08:13 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Awards:
| [ Tower Level 2 / Library ] [ Around 8.20 AM ]"Um... Sister Eleanor"Aku memanggil Eleanor "Ya?"Sahutnya singkat. "Aku tidak sedang dalam mimpi kan?"Spontan saja aku bertanya seperti itu. Aku memang berharap kegilaan ini semua hanyalah sebuah mimpi. Eleanor mencubit lengan tangan kiriku. Aku meringis kesakitan karenanya. "Sakit kan? Kau tidak sedang bermimpi."Kata Eleanor sambil menghembuskan nafas. Jadi ini memang bukan mimpi? Namun aku masih belum bisa menerimanya. Perhatian kami kembali terpusat kepada keramaian di dekat portal itu. Sepertinya komandan Leon mengubah pikirannya. Mereka diperbolehkan untuk menggunakan portal itu. Beramai-ramai para petualang dan beberapa prajurit Eremidia menggunakan portal itu untuk kembali ke desa. Seketika suasanya menjadi sangat sepi. Hanya ada beberapa orang yang tersisa disana. Namun ada satu yang membuatku takut. Kebanyakan orang yang tersisa disana, aku tidak melihat ada aura keluar dari tubuh mereka. Aku hanya bisa menelan ludah. Menunggu segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Ellie, dia sedang pergi. Valor, dia sampai saat ini masih belum sadar. Dan Leo entah kemana. Aku hanya bisa mempercayakan nasibku pada Eleanor. "Kenapa kalian tidak kembali?"Penyihir api yang dipanggil tuan Ferey itu kemudian mengintrogasi orang-orang yang ada disana. "Aku masih ingin disini," jawab seorang penjelajah yang berbadan besar. Orang itu adalah orang yang pernah menjadi kelompokku waktu perburuan Antlion. Syukurlah, aku masih bisa melihat aura keluar dari tubuhnya "Jika masih ingin disini kau bisa menggunakan portal dan kembali lagi," balas penyihir api itu. Orang yang tersisa disana tampak terkejut. Mereka saling berbisik satu sama lain. Pria berbadan besar tadi memejamkan mata sebentar lalu membukanya lagi. "Baiklah, aku akan berangkat."Pria itu kemudian menggunakan portal menuju ke desa, dan kembali lagi. Tuan Ferey juga melakukan hal yang sama untuk menghilangkan kecurigaan. [ Still here ] |
| | | 2013-09-23, 09:32 | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Awards:
| [Tower Floor 2][8.20 AM]Sementara Falcojima mengawasi dari udara, aku berjalan mengikuti jejak-jejak yang mencurigakan, salah satunya cukup besar dan dalam, membuat asumsiku bahwa itu jejak anak buar Luvius makin kuat. Beberapakali Falcojima mendarat memberiku keadaan dan posisi-posisi musuh di jarak yang tak bisa dijangkau pandanganku. Walau menyebalkan, kuakui burung arogan ini sangat membantu. Kakiku sudah berjalan cukup jauh dari Leo dan kawan-kawan. Membuatku makin berhati-hati karena tak ada rekan yang bisa dimintai tolong saat ini dan kedepannya kecuali Falcojima. Semua bergantung pada diriku sendiri. Kulihat tiga sosok yang berjalan kearah utara, membuatku bersembunyi dibalik pohon besar yang sudah mati. Kuperhatikan lebih detil... Bingo, ketemu. Luvius dan kawanannya tengah berdiri didepan gerbang besar. Aku mengendap-endap, berusaha mendekat. Bersembunyi di titik buta tiga orang tersebut sampai cukup dekat untuk memperoleh informasi dan menganalisa kumpulan monster itu. "Oi.. oi... Ini tidak mau terbuka, Heheheheh.. Sepertinya aku sudah tertipu."Luvius tertawa ketika menggenggam medali Leon. Sepertinya itu kunci untuk membuka gerbang besar itu. "Apa kita harus kembali dan merebut yang asli, Tuan?" Tanya pria berbadan besar. Luvius memejamkan matanya sebentar, lalu tertawa cekekekan. "Tak perlu.. tak perlu, lagipula jika kau mengacau kita mungkin akan membunuh tumbal manusianya."Tumbal manusia? Apa maksudnya? "Dan sepertinya mereka sudah curiga dengan keberadaan boneka yang kukirim. Aku bisa melihat mereka melakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang membosankan disana."Apa maksudya? Luvius memejamkan mata dan sesekali tersenyum, mengkhayal? Mungkin terlihat dia sedang berimajinasi atau semacamnya, tapi dia membicarakan kelompok di perpustakaan! "Huh? Tumbal manusianya hilang satu, dimana perempuan pirang yang suka pamer pusar itu?"Aku terkejut mendengarnya, sampai membuat sedikit suara. Aku tahu siapa yang dibicarakannya. Itu... Aku! Suara bebatuan kecil yang jatuh menarik perhatian kelompok tiga orang itu. Dan ketika aku berbalik, berusaha mencari tempat sembunyi baru, sang wanita sudah dibelakangku. Mengalungkan mata sabit besar dileherku dan membawaku mendekati Luvius dan teman besarnya. "Wah.. wah.. Panjang umur sekali, aku baru saja membicarakanmu!"Aku menatap Luvius dengan dengki, banyak pertanyaan yang ingin kuajukan, walau mungkin aku tak bisa selamat untuk memberikan informasi ini pada teman-temanku. "Apa maksudmu tumbal manusia?! Kau mau mengorbankan ku untuk ritual anehmu ha?""Hmmm.... Siapa namamu?" Tanya Luvius, dia mengabaikan pertanyaanku. "Aku tidak sudi memberikan namaku padamu berengsek, jawab pertanyaanku!"Aku berteriak, kulihat dia menutup telinganya dan memejamkan sebelah matanya. Orang ini benar-benar menyebalkan! "Oh, baiklah.. Karena aku suka gaya berpakaianmu, bagaimana jika kusebut kau cewek tukang pamer?"Aku mulai kesal, orang ini hanya bercanda tak karuan ketika aku menanyakan hal serius. "Dasar bajingan busuk! Jangan mengalihkan pembicaraan!"Sebuah tangan yang halus meraba pipiku. Wanita itu! Wanita sabit raksasa yang membekapku dari belakang tampaknya mulai bereaksi karena kata-kataku barusan. "Jangan mara-marah, manis... Itu tak baik untuk kulit mulusmu."Aku makin bergidik, kelompok ini dipenuhi oleh orang-orang nyentrik. Walau begitu, aku bisa merasakan aura haus darah yang pekat dari mereka. "Baiklah, karena kau disini kuberi tahu sedikit." Ujar Luvius pada akhirnya. "Roh alam semesta masing-masing mewakili kasih sayang, kedamaian, keteguhan dan kebijaksanaan. Mereka berempat menjaga tiap lantai menara ini."Aku masih tak paham apa yang dibicarakannya, apa maksudnya roh semesta? mewakili kasih sayang dan tetek bengeknya? Apa itu? "Mereka memiliki cangkang untuk melindungi roh mereka. Sayangnya Seran dan Lefko keluar dari cangkangnya dan merasuk dalam tubuh manusia ketika aku berusaha menangkapnya.. Ya kurasa itu bagus, lebih menyenangkan melihat ekspresi-ekspresi manusia yang tersiksa saat ritual daripada monster-monster tak jelas."Aku terkejut, Seran.. Ratu Antlion. "Jadi kau yang mengubah Seran menjadi monster mengerikan?!" Bisikku."Mwahaha... Tidak.. Tidak, Walau mungkin ketika aku berusaha mengambilnya dia mengamuk dan menjadi liar. Tapi kurasa itu karena kehendaknya sendiri dan permata yang dilindungi mereka."Luvius memperhatikan tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kaki, matanya terlihat seperti anak kecil yang penasaran. "Jadi, bagaimana rasanya memiliki roh seorang Dewi dalam tubuhmu?""Jadi kau memang benar-benar mengincarku rupanya, kenapa tidak kau lakukan ritualmu sekarang?!" Gertakku. "Tidak hanya kau, pria berambut merah itu juga, dia telah mendapatkan kepercayaan Lefko."Aku terbelalak mendengar ucapan Luvius. Maksudnya Leo kan? Leo juga tumbal manusia?! "Lagipula, roh alam lainnya belum masuk kedalam wadah. Aku sudah melihat kandidat yang tepat untuk wadah dari roh kebijaksanaan, aku telah melihat kekuatannya, dia juga kawanmu, kau tahu. Sisanya tinggal wadah untuk roh keteguhan, kurasa dia tinggal di lantai tiga."Huh? Siapa? Arianne kah? Eleanor? Atau... Valor? "Baiklah.. Kurasa cukup segitu saja yang perlu kau tahu, sekarang saatnya menjalankan boneka-bonekaku yang berada di kelompok kecilmu itu!"Luvius melakukan peregangan, lalu tersenyum lebar. Tiba-tiba... cahaya tipis berwarna emas terlihat terpancar dari mata orang itu. [Next : Battle with Silva]* "Boneka" Luvius yang ada di perpus gwa serahkan sepenuhnya bagi orang2 yang masih disono |
| | | | Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower |
---|
Sponsored content
| | | | | [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
|
Similar topics | |
|
Similar topics | |
| |
Halaman 23 dari 25 | Pilih halaman : 1 ... 13 ... 22, 23, 24, 25 | |
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
Latest 10 Topics | [Web Novel] Gloria Infidelis 2016-11-17, 21:27 by LightNightKnight
[Announcement] Forum baru untuk RMID 2016-08-25, 16:39 by TheoAllen
Where I'm Wrong ? 2016-07-24, 16:10 by ReydVires
flakeheartnet's Resources part III 2016-07-08, 14:30 by flakeheartnet
Keira's Art Warehouse 2016-06-28, 19:27 by KeiraBlaze
Theo Core Time System + Bingung 2016-06-27, 16:24 by Lockin
Error Script, Maybe ? 2016-06-27, 16:20 by Lockin
Nusaimoe @ RMID Lounge 2016-06-21, 05:02 by Jihad Bagas
Call Random Battle 2016-06-15, 17:04 by Lockin
Flakeheartnet Resources Part II [come back gift] 2016-06-07, 15:51 by flakeheartnet
|
Statistics
|
Members: [ 4947 ]
Topics: [ 8258 ]
Posts: [ 112606 ]
Newest member: [ https://rmid.forumotion.net/u4968 ]
|
|
|
|
|
|