Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.

Share | 
 

 [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
Pilih halaman : Previous  1 ... 11 ... 19, 20, 21 ... 25  Next
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-08-29, 16:25
Post[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
#1
tukang_es 
Dalangnya RMID
tukang_es

Kosong
Posts : 321
Thanked : 14
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
First topic message reminder :

Roleplay adalah permainan bermain peran. dalam permainan ini pemain ( member ) bermain sebagai karakter yang ditempatkan di suatu cerita dengan setting yang sama dengan pemain lainnya.
permainan ini mengandalkan imajinasi dari pemainnya agar menciptakan suatu plot yang menarik untuk diikuti oleh orang lain.

Tujuan
Spoiler:

Rules
Spoiler:

Background Story
Setelah peristiwa di Grace Island, Explorasi ke seluruh negeri Eremidia terus dilakukan. hal ini untuk menemukan banyak peradaban kuno atau potensi yang bahaya mengancam.

di balik terpaan dahsyat badai pasir di gurun selatan,terdapat Twilight Tower. konon,menara ini akan terbuka setiap senja tiba. legenda mengatakan sebuah permata raksasa menyimpan kekuatan sihir besar berada di puncaknya. permata tersebut dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang menyentuhnya.

banyak petualang yang datang beramai-ramai ke tempat tersebut, namun belum ada yang berhasil. banyak monster berkeliaran dan sangat kuat. jadi adakah yang berhasil menaklukan menara dan menyibak kebenaran di balik legenda tersebut ?

Peta Village
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Map10

Setting
tempat lokasi roleplay adalah sebuah desa kecil bernama Orsa Village, dekat satu-satunya oase pedalaman selatan gurun. tak jauh dari Orsa terdapat Twilight Tower. para prajurit kerajaan Eremidia berlalu lalang menjaga keamanan serta mengawasi segala hal di wilayah ini.

Note :
Ini desa kecil. Jadi harap jangan masukin bangunan2 mewah lol

Players [Slot 8/10]
- Shikami 
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Valor
Valor Ashburn (Now as NPC)

- Atla
Leo Redfang         
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 3769-40

- Theo Allen
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Anne01
Arianne Stanford


- Superkudit
Ellie Brausse
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 252-10

- Richter_h  
Muro Broschenko

- Rnvis
Daniel Utterson

- NightRider
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Avexn10
Zeeva Atlimus

- Lyonnesse (out)
Yuuki (Now as NPC)
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Yuuki_zps10ecc74f

- Oscar
Hazel Howard

- NachtEinhorn
Eleanor

- Ryuuhime
Tierra Winhart
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 OdtyyTp

shikami (valor) (sekarang jadi NPC lol)

F# out
Zwad out
Raptor (Jingen Yuusha) out
Lyonnesse out



Story So Far :
[Day 1]

7 orang pendatang tiba di Osha Village. kesemuanya berkeinginan untuk menaklukan twilight tower. di hari pertama, Arianne bermasalah dengan petualang lain bernama Bronx. ia ditolong oleh Leo, Ellie, Valor dan Jingen. setelah sempat berkelahi sebentar, mereka dihentikan oleh Sir Leon Lao,komando dari E.Guardian yang menyita senjata mereka. 
mereka berpisah. Arianne dan Valor pergi ke Muro's Workshop untuk membeli perlengkapan untuk kemudian pergi ke Tower. 
di sisi lain, Daniel dan Zeeva belum menentukan arah tujuan mereka.

Selesai mencari perlengkapan, Arianne dan Val menuju ke Leon Fort untuk mendapatkan senjata mereka kembali. Dan diteruskan registrasi untuk masuk ke tower. Sementara itu, Leo dan Ellie datang ke Leon fort dengan tujuan yang sama. Namun dengan cara yang berbeda, mereka malah mengacaukan seisi benteng Leon dan membuat mereka harus menjalankan sebuah misi ke tower.

Singkat cerita, gerombolan Antlion datang dan membuat palu besar Arianne terbawa ke sarang mereka. Arianne dan Val mencari palu itu dan berakhir terkepung. Val mengeluarkan sebuah jurus pamungkas. Namun dirinya tidak kuat menahan dan pingsan. Arianne diselamatkan oleh Ellie dengan tembakan brutal mad larrynya.

Setelah cukup istirahat, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Disana mereka bertemu Leo, dan seorang pria bernama Zeeva. Ellie, Leo, Anne memutuskan untuk kembali ke desa. Sedangkan Zeeva tampaknya masih mempunyai urusan dengan seekor monster.

Setibanya di desa, party Ellie menyewa inn di desa. Bertepatan dengan itu, seorang (yang mengaku) dokter bernama Hazel Howard datang ke desa ini. Dia melihat kawanan Ellie dan memutuskan untuk mengikutinya ke inn

[Day 2]

Pengumuman ditujukan kepada seluruh petualang yang berada di desa Orsa bahwa sebentar lagi akan ada serangan dari Antlion. Val, Leo, dan Arianne mengikuti registrasi tersebut.

Sementara itu di sisi lain Ellie, Zeeva dan Hazel terjadi pertarungan. Hal ini dipicu ketika Zeeva mengganggu kegiatan Hazel. Pertarungan mereka berakhir dengan seimbang. Namun keadaan Ellie memburuk. Dan Hazel karena suatu hal membuat dirinya menjadi seorang perempuan dan menyamar dengan nama Siti Khadijah

Berganti sudut pandang, Val, Leo dan Arianne menghabiskan waktu di kedai makanan dan mereka bertemu dengan Ellie. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya mereka memutuskan untuk latihan di training ground dekat benteng outpost Leon. Sesampainya disana, mereka dilatih bersama komandan Leon. Mereka belajar banyak hal. Mereka berlatih dari siang sampai sore.

Namun, tidak lama setelah itu, Lady Gretta, sekretaris pribadi komandan Leon mengatakan bahwa Antlion akan melakukan gerakannya lebih cepat. Leon berpamitan untuk mempersiapkan pasukannya. Sementara itu Ellie teringat akan ensiklopedi monster, dia kembali ke desa untuk mengambilnya.

Arianne, Leo, dan Val hanya berencana menunggu kedatangan Antlion di training ground itu. Namun keadaan semakin mendesak sehingga mereka harus memutuskan untuk mundur sementara.

Disisi lain, Hazel Howard / Siti Khadijah hendak menuju ke tower. Namun dia juga menemukan hal yang sama. Antlion itu menghadangnya. Hazel/Siti kembali ke desa dikejar oleh Antlion itu. Desa porak-poranda. Namun keadaan itu kemudian dapat di kendalikan oleh seorang kepala desa bernama Salman.

Sementara itu di fort, Ellie dan kawan2nya merencanakan sesuatu untuk melawan seekor antlion yang disebut dengan Driller. Namun mereka kesusahan. Ellie hampir kehilangan nyawa dua kali. Membuat sedikit perselisihan di tim mereka. Tak lama setelah itu, komandan Leon datang membawa bantuan dan menghabiskan para Antlion itu

[Day 3]

Pagi hari, Leo memutuskan untuk pergi ke sarang Antlion jauh sebelum para pasukan Eremidia dan para sukarelawan bersiap-siap. Melihat kelakuan Leo yang sembrono, Ellie memutuskan untuk menyusulnya.

Sementara di tempat lain, Arianne berangkat bersama prajurit komandan Leon. Sedikit lebih lambat dari Leo dan Ellie, akhirnya mereka berhasil mencapai liang para Antlion itu. Mereka akhirnya dipencar menjadi beberapa grup untuk menelusuri lorong-lorong yang dibuat oleh Antlion


Dari sudut pandang Ellie. Ellie dan Leo tanpa sengaja jatuh ke tempat induk Antlion itu. Ellie tertangkap oleh induk antlion itu. Hampir saja ajal menjemputnya, Zeeva menolongnya dan membawanya ke tempat yang cukup aman.

Tak lama setelah itu, Anne dan anggota party dari para sukarelawan itu sampai ditempat. Ellie sudah dalam keadaan tidak sadar. Namun dia berhasil ditangani dengan 'pengobatan pertama' oleh Zeeva. Dan akhirnya Ellie siuman

Disudut pandang Hazel / Siti Khadijah, Valor dan Lady Gretta melihat segerombolan capung raksasa bergerak menuju kearah desa. Valor, dan Hazel berlari dan mencegah capung-capung itu di padang pasir. Terjadi pertempuran dahsyat. Valor hampir kehilangan nyawanya karena kelelahan. Namun mereka berhasil diselamatkan oleh Salman, si kepala desa. Valor dibawa ke tempat aman dan diberi perawatan khusus oleh Hazel

Sementara itu di sarang Antlion terjadi pertempuran hebat. Kerja sama antara Arianne, Ellie, Leo, Firemage, Daniel, Eleanor, dan Fighter itu dapat membunuh ratu Antlion itu. Namun disamping itu, Ellie kembali mengeluarkan luka.

Ellie dibawa kembali ke desa bersama para petualang lain dan tiga temannya, Anne, Valor dan Leo. Mereka disambut baik kedatangannya di desa Orsa karena telah berhasil mengalahkan ratu Antlion.

Di tempat lain, Siti / Hazel berhadapan dengan tiga orang. Mereka termasuk anggota dari sukarelawan yang akan membantai ratu Antlion. Siti / Hazel diserang oleh seorang wanita yang dipanggil Silva. Hazel mengeluarkan ramuan secara acak dan menimbulan 'genderswap'. Hazel kembali ke kelamin asalnya sedangkan Silva berubah menjadi lelaki. Situasi tampak kacau.

Sementara, Daniel Utterson memutuskan untuk tetap menetap di tower paska peperangan dengan ratu Antlion. Daniel tanpa sengaja ikut pertarungan bersama tiga orang itu dan memutuskan kembali kabur ke desa

Disudut lain desa, Tierra Winhart, seorang dari keturunan ternama dari keluarga Winhart baru saja mencapai desa Orsa. Dia hendak membeli sebuah dagger perak di muro's workshop. Tapi karena uangnya tidak cukup, Tierra mendapatkan sebuah quest untuk mencari strip binatang dan sebongkah perak.

Ellie telah dirawat bersama Anne dan Eleanor. Namun keadaan menjadi kacau saat seseorang bernama William mengaku adalah seorang kakak dari Ellie. Ellie menyembunyikan identitasnya sebagai treasure hunter dibantu oleh kedua temannya. Namun, pada akhirnya Ellie tetap mengaku hal yang sebenarnya.

... ntar diterusin editnya


Enjoy ! :D


Terakhir diubah oleh tukang_sapu tanggal 2013-08-30, 09:54, total 12 kali diubah

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-11, 16:39
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫


Posts : 4935
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Inn (Ruangan Ellie) ]
[ Around 11.30 AM ]

Setelah beberapa lama aku dan Eleanor menunggu di depan pintu ruangan Ellie, akhirnya kami dipersilahkan kembali untuk masuk. Aku melihat Ellie sudah tertidur dengan pulasnya. Wajahnya terlihat damai. Aku hanya tersenyum

"Keadaannya tidak terlalu buruk. Namun tetap saja, adikku harus istirahat yang cukup"
Kata William sambil memandangnya dengan raut muka sedikit sedih. Dia terlihat berbeda dari sebelumnya. Suaranya lebih pelan, tidak seperti yang aku dengar dari kejauhan.

"Kalian tahu? Dulu waktu Ellie masih berumur 17 tahun. Waktu itu adalah pertama kalinya Ellie memegang pistol sungguhan" William sepertinya ingin bercerita. Aku hanya diam mendengarkannya.

"Baru saja Ellie belajar menembak, dia langsung berkeinginan untuk menjadi pemburu harta. Dan... biar kutebak, Ellie hampir saja kehilangan nyawanya kan?" Kata William kemudian sambil menatap satu per satu dari aku dan Eleanor. Aku hanya tertegun, dan mengangguk pelan.

"Ini bukan yang pertama kali baginya. Ellie juga hampir kehilangan nyawanya saat pertama kali dia mencoba memasuki dungeon yang serupa seperti tower ini. Sejak saat itu, aku melarangnya keras dan kusuruh dia untuk mengubur impiannya dalam-dalam." Lanjutnya. Suasana saat itu benar-benar hening.

"Ketahanan tubuhnya sangat buruk. Itu adalah sebuah alasan yang kuat bahwa Ellie kemungkinan besar akan mengalami kegagalan jika dia tetap berada pada impiannya. Sejak Ellie berkata bahwa dia akan menjadi seorang Cartographer, aku sangat senang. Mungkin itu akan lebih baik untuk hidupnya. Namun, tak kusangka selama ini ... " Wiliam menghentikan kata-katanya dan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya. Aku merasakan hawa bersalah yang cukup kuat. Elizabeth kemudian membelai William berharap ketenangan kekasihnya.

Berbeda denganku. Ayahku malah menyuruhku untuk melakukan apa yang aku mau. Bahkan malah disuruh. Ayahku tidak mau aku selalu ketergantungan dengan orang lain.

"Yah... setidaknya sekarang Ellie masih hidup"
Aku mencoba menghiburnya. William kemudian memandang kami.

"Bolehkah aku meminta satu hal kepada kalian?"
William kemudian bertanya.

"Katakan saja ... "
Jawabku singkat.

"Mungkin aku tidak dapat membendung impiannya. Namun, aku hanya bisa memohon pada kalian. Jaga Ellie baik-baik dan pastikan keselamatannya!" Kata William dengan suara yang lebih keras sambil sambil bersujud kepada kami berdua. Aku menjadi sedikit salah tingkah.

"Ellie itu anak yang baik. Kami pasti akan menjaganya"
Jawabku kemudian sambil tersenyum.

"Benarkah? Aku akan sangat berterima kasih banyak..."
Apakah seperti ini rasanya punya seorang kakak? Selalu khawatir tentang keselamatan adiknya? Aku adalah seorang anak tunggal. Aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya mempunyai adik maupun kakak.

"...."
Sementara Eleanor hanya terdiam melihat kejadian ini

[ Still ... ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-11, 21:41
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
atlanteeianprojecta 
Novice
Novice
atlanteeianprojecta

Level 5
Posts : 237
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[At Inn]
[Sebelumnya...]


Yup, sekarang dia berteriak-teriak seperti orang gila. Segala penyesalannya dikatakannya. Dia benar-benar marah... Dan sementara aku hanya menatapnya saja.

[Setelah beberapa menit kemudian...]

Setelah beberapa menit kemudian dia masih terlihat marah. Tangannya selalu menggenggam, dan selalu komat-kamit tidak jelas... Tentu saja aku tidak mempedulikan semua itu.

"Hei kau, sebaiknya kau jelaskan apa yang sedang terjadi! Apa yang kau lakukan padanya? Dan lagi, siapa lelaki tadi yang datang dan lalu pergi tadi? Apakah kau dan dia telah melakukan hal seperti itu dengan Ellie" Tiba-tiba dia menanyakan pertanyaan itu. Akhirnya kau menanyakan hal itu juga. Aku harap kau tidak salah paham lagi.

"Baiklah, tapi aku harap kau tidak salah paham. Aku hanyalah teman Ellie dan orang bodoh yang datang lalu pergi itu tadi adalah Daniel, dia juga teman kami... atau bisa dibilang begitu. Dan asal anda tahu, Ellie sekarang sedang terluka bukan karena "itu". Tetapi dia terluka karena... tadi kami menyerbu Twilight Tower."
Jawabku kepadanya dengan jelas. Kemudian dia terkejut mendengar perkataanku. Seharusnya kau paham dengan apa yang terjadi tolol! Bukankah aneh bila kau yang disebut kakakknya Ellie, tidak tau apa yang Ellie lakukan.

"Apa?! Tidak, yang kau katakan itu omong kosong! Kau hanya mengelak, kan?" Dia tetap menyangkalnya. Sial, dia benar-benar tidak percaya, ya!
"Bila kau tidak percaya sekarang, coba tanya pada wanita elf yang disana itu!" Aku mulai kesal dengannya.

"Baiklah bila kau bilang begitu. Kau gadis elf, apakah benar yang dikatakan oleh orang ini." Tanyanya, dengan nada tidak percaya.

"Maafkan aku, tapi Ellie memang mencoba untuk menyembunyikan ini. Dia tidak ingin anda khawatir." Kata gadis elf itu. benar saja, dia memang mendukungku. Dia juga tidak bisa menyembunyikan semua kebohongan ini.
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-11, 22:04
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
atlanteeianprojecta 
Novice
Novice
atlanteeianprojecta

Level 5
Posts : 237
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[At Inn]

Kemudian tak disangka perempuan (yang aku tidak kenal pula. Dan juga aku tidak tau kalau sebelumnya dia sudah keluar) masuk kedalam. Menurut pendapatku, bilamana lelaki misterius ini adalah kakak Ellie, jadi bisa dibilang kalo perempuan ini juga kakak Ellie (atau dengan kata lain kakak iparnya.

"Ada apa Elizabeth? Kelihatannya kamu akan menjelaskan sesuatu yang penting kepadaku." Tanya penasaran orang yang mengaku dirinya kakaknya Ellie itu.

"Ya, memang benar. Ada hal yang ingin aku bicarakan kepadamu." Lalu dia mendekat pada orang itu. "Sebenarnya, Ellie menyembunyikan kenyataanya. Kenyataan bahwa dia sekarang adalah Treasure Hunter. Tapi dia berusaha menutupinya dengan mengaku menjadi Cartographer supaya kau tidak khawatir. Memang benar hal ini memang berbahaya baginya. Tapi dia ingin kau tahu bahwa itulah cita-citanya. Itulah jati dirinya yang sebenarnya. Meski kau berusaha untuk menahannya, membelenggunya... tapi dia tetap akan menjadi seperti itu. Cita-citanya tidak akan berubah." Jelas wanita bernama Elizabeth itu.

"Tapi bagaimana bisa dia..." Katanya sambil menggenggam tangannya.

"Jangan khawatir, aku benar-benar percaya... bahwa teman-temannya bisa menjaganya dengan baik..."

"Bukannya aku sombong sih, tapi sebagai temannya Ellie aku janji akan melindunginya. Meski aku hanya sebentar bertemu dengannya. Tapi dia sudah menjadi temanku... tidak juga Ellie tentunya, aku juga akan melindungi semua teman-temanku!" Kataku yang sebelumnya sedikit memotong kata perempuan itu.
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-12, 11:54
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Inn ]
[ Sebelumnya, 11.30 AM ]

Setelah semua kejadian berlalu, akhirnya William dan Elizabeth berpamitan. Sepasang kekasih itu kemudian menyewa satu ruang kamar. Mereka berencana tetap melanjutkan bulan madunya di desa ini. Eleanor keluar pergi untuk mengumpulkan obat-obatan. Dia menitipkan Ellie padaku.

[ Around 02.00 PM (Timeskip) ]

Aku membuka mataku perlahan. Pandanganku sedikit kabur. Aku memastikan apa yang sedang kulihat. Sebuah langit-langit kayu. Kutoleh samping, kulihat Ellie masih tertidur dengan damai. Aku baru sadar kalau aku baru saja tertidur.

Kulihat kearah jendela. Kulihat cahaya matahari memasuki jendela. Kau tahu apa artinya? Itu pertanda bahwa matahari sudah mulai tergelincir dan hari sudah mendekati sore. Kurasa aku sudah beberapa jam tertidur disini.

Suasana masih sepi. Tidak ada Eleanor, tidak ada Leo, dan tidak ada Valor. Saat aku mengingat Valor, aku teringat dia sekarang mungkin masih berada di training ground waktu itu. Training ground itu dekat dengan outpostnya komandan Leon. Mungkin aku bisa mencari beberapa informasi tentang keadaan tower paska kejadian pagi tadi

Melihat kembali Ellie yang sepertinya baik-baik saja, mungkin aku bisa meninggalkannya sejenak. Aku langsung mengambil kertas dan pena untuk menuliskan surat kepada Ellie jika dia bangun.



Selesai menulis surat, aku langsung bergegas menuju ke training ground.

[ Next : Training ground (kalo ngga ada interupsi) ]

Note : Eleanor lepas godmod. Sekarang Eleanor bisa berada dimana saja. Monggo yang mo ngegodmod
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-12, 16:00
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Inn]
[Around 04.00 PM]


Aku menguap dan meregangkan otot-ototku, wajar bagi seseorang yang baru bangun. Tanganku merasakan sesuatu, seperti kertas. Segera kubuka kertas terlipat rapi itu, membaca isinya.

Quote :
Dear, Ellie

Maaf jika aku meninggalkanmu sebentar. Aku pergi ke arena latihan di hari kemarin menyusul Valor. Dan mungkin aku juga akan mencari informasi tentang keadaan tower itu saat ini. Seorang treasure hunter harus mempunyai informasi tentang tempat yang akan dijelajahi kan?

Semoga cepat sehat...
Salam, Arianne...
Aku hanya tersenyum simpul, yah.. biarkan saja mereka berduaan kali ini. Kubaringkan kembali tubuhku, menatap langit-langit yang terbuat dari kayu yang sedikit lapuk. Aku sedikit merasa tak enak dengan semuanya, kakakku,Liz, Anne dan kawan-kawan.

"Ellie, kau sudah bangun rupanya."

Aku menoleh kearah pintu, sister Eleanor datang membawa semangkuk sup hangat. Seperti yang diharapkan dari seorang sister gereja, begitu perhatian dan ramah terhadap orang lain.
He? Kenapa dia bersama Falcojima? Berarti kakakku masih berkeliaran disekitar sini.

"Ini sup hangat, makanlah biar cepat sembuh." Suruhnya ramah.

Mengabaikan alap-alap kakakku yang bertengger di bingkai jendela. Kutiup sup itu, membuatnya sedikit lebih dingin sebelum kumasukan kedalam mulut.

"Sepertinya enak, boleh aku mencicipinya, anak ingusan?"

Kusemburkan sup itu ke wajah Eleanor, membuatnya panik.

"Maaf-maaf, aku tak sengaja!" Segera kubersihkan wajah Eleanor dengan sapu tangan, suara itu asalnya dari jendela. Suaranya cempreng dan tinggi, tapi aku tahu itu suara pria.

"Wah.. wah.. Tak baik membuang-buang makanan."

Aku menjatuhkan sendokku kelantai saat menyadari suara siapa itu, tertegun, syok, kaget entah bagaimana aku harus mengekspresikannya. Eleanor yang menanyakan kenapa pun tak ku gubris.

"Oy.. oy.. kalau tak mau dimakan berikan saja padaku!"

Tidak salah lagi, aku bisa mendengar Falcojima berbicara!

[Still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-12, 17:00
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 2.30 AM ]

Aku tiba di arena latihan. Berbeda dengan hari kemarin. Hari ini kulihat beberapa tentara Eremidia tampak berlatih. Ada yang saling beradu senjata satu sama lain, ada yang duduk istirahat, ada yang berlatih dengan menyerang boneka jerami.

Sejauh mataku memandang aku tidak menemukan Val. Aku menyeka keringat dan berjalan memasuki outpost itu. Mungkin Valor ada disana.

"Oh, Nona Arianne. Ada yang bisa saya bantu?"
Lady Gretta tiba-tiba muncul dari dalam ruangan saat aku hendak memasuki outpost itu.

"Uhmm... Sebenarnya aku ingin bertanya banyak hal. Namun, yang ingin kutanyakan, apakah anda melihat Valor?"
Tanyaku kemudian

"Oh, tuan Ashburn. Dia ada di belakang bersama komandan. Sepertinya mereka sedang belajar sesuatu."
Jawab Lady Gretta sambil membenarkan letak kacamatanya.

"Kalo begitu terima kasih ... "
Aku langsung bergegas begitu saja. Tentu saja aku memilih jalan memutar daripada masuk outpost itu. Karena palu sebesar ini mungkin akan banyak mengganggu jika aku berjalan terlalu terburu-buru.

*Ctaaarrr!!!
Sejenak kudengar suara listrik. Aku kemudian bersembunyi di balik tembok dan mengintip ke arah asal suara itu. Aku melihat Valor memegang kapaknya dengan kedua tangannya. Dan dia seakan dibungkus oleh petir berwarna kekuningan. Dan aku melihat komandan Leon di depannya yang sepertinya sedang memperhatikan Valor.

Itu... tidak salah lagi. Petir itu seperti yang pernah Valor keluarkan dua hari yang lalu saat aku dan Val terjebak dalam sarang Antlion. Jika kulihat lagi, petir itu cukup menakutkan.

Tak lama setelah itu berangsur-angsur petir kekuningan itu hilang. Val kemudian jatuh ketanah dengan menyangga kedua tangannya. Val terlihat kelelahan setelah melakukan itu.

"Tak kusangka, klan Ashburn memang benar-benar bisa menciptakan petir dari auranya."
kata komandan Leon kemudian. Pengendali petir? Yang benar saja? Yang seperti itu sangat langka sekali

"Hanya saja, sepertinya kau masih belum bisa mengkontrolnya dengan efektif. Sehingga banyak tenaga terbuang percuma dan membuatmu kelelahan." Leon melanjutkan.

Val kemudian berusaha berdiri kembali dengan sedikit kesusahan sepertinya.
"Lalu, apakah ada latihan khusus untuk itu?"

Komandan Leon hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku tidak akan bisa melatih kekuatan seperti itu. Itu adalah anugrah khusus yang kau dapat. Dan mungkin hanya kau yang bisa melatihnya."

"Namun, kurasa kau bisa belajar dari orang yang memiliki bakat atau kemampuan yang mirip. Dan kau beruntung, dia sekarang ada disini." Komandan Leon melanjutkan. Valor hanya bisa mengertukan dahi mencoba mencerna apa yang dikatakan komandan Leon.

Orang yang memiliki kemampuan yang mirip? Aku tidak yakin orang itu ada disini. Jikapun ada, mungkin aku akan kagum padanya. Kurasa aku harus menunggu sampai komandan Leon memanggil orang itu

"Orang yang kurasa bisa membantumu adalah, Arianne Stanford. Anne, keluarlah, aku tahu kau ada disana."

"Eh?"
Mendengar namaku disebut, hampir saja jantungku berhenti berdetak. Apa maksud dari komandan Leon menyebutku dengan orang yang memiliki kemampuan yang mirip dengan Valor? Dan yang kedua, bagaimana dia bisa menyadari keberadaanku disini.

Aku kemudian menampakkan diriku perlahan pada mereka.

[ Still here ... ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-12, 17:58
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Ryuuhime 
Newbie
Newbie
Ryuuhime

Level 5
Posts : 11
Thanked : 0
Engine : RMVX Ace
Skill : Intermediate
Type : Artist

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Field outside Orsha Village]
[Around 01.00 PM]

Angin kering berhembus, aku mulai merasa sedikit haus di cuaca sepanas ini.
Debu tanah sesekali terbang ke udara, menutupi pandangan, namun tidak begitu mengganggu.

Mulai terlihat dataran yang lumayan tinggi, mungkin sebentar lagi aku sampai di gua yang dimaksud.

Sambil terus mengambil langkah, aku memikirkan bagaimana caranya aku mengalahkan seekor serigala/anjing gunung, sedangkan senjataku hanya dagger pendek. Tapi mau bagaimana lagi, hanya dagger ini yang mampu aku beli.
Pokoknya aku tidak boleh sampai bertemu dengan beruang, paling maksimal aku berharap hanya bertemu satu ekor serigala... sebisa mungkin aku menjauhi pinggiran hutan yang ada, meskipun perjalanan akan lebih teduh dalam hutan.

Satu dua tetes keringat mulai bercucuran, aku mempersantai langkahku untuk menjaga stamina.

Akhirnya aku sampai di depan gua, sepertinya banyak yang sudah menambang atau grinding di gua ini, bisa terlihat... ada beberapa rongsokan senjata yang benar-benar rusak di mulut gua. Aku teringat untuk mencari bijih perak aku perlu pickaxe.
Beruntung, ada pickaxe bekas penambang di situ, terlihat agak rusak, tapi sepertinya masih bisa di pakai.

Aku juga mengambil tongkat yang lumayan panjang, bekas senjata tombak sepertinya.

Setelah mengumpulkan apa yang kuanggap perlu, aku mengistirahatkan tubuhku sejenak, aku duduk berteduh di dalam gua dan meminum beberapa teguk air.
Biasanya serigala ada yang berburu sendirian...

Setelah beberapa puluh menit, aku melihat keluar gua.



Ada seekor serigala.



"Ok... saatnya melakukan percobaan berburu..."
Bisikku pelan pada diriku sendiri untuk menyemangati.
Jujur saja, aku merasa masih seperti anak yang masih hijau untuk melakukan perburuan seperti ini.
Aku membawa tongkat panjang yang kuambil tadi.

Aku mendekatinya dari belakang, tapi keberadaanku langsung terdeteksi.

Serigala berbulu abu-abu itu dengan sangat cepat memutar tubuhnya dan melakukan posisi siaga terhadapku, dan dia menggeram.
Aku langsung menodongkan tongkat panjang itu untuk menjaga jarak, serigala itu makin siaga.
Aku merasa tertantang dan tersenyum, situasi seperti ini entah kenapa membuatku justru bergairah.

Aku mengambil beberapa langkah ke kanan, mencoba untuk memutarinya.
Mata kami bertemu, dan pandangan kami seakan terkunci.

Dia langsung mencoba menerjangku yang berada di sisi kirinya, mencoba menyerang kakiku.

Tapi tubuhku sungguh terasa ringan, karena dia menyerang dengan memutar tubuhnya ke arah kiri, aku mengambil 2 langkah ke kiriku, cukup untuk membuat gerakannya terhenti untuk menyerangku lebih jauh. Aku langsung dengan kencang mengayunkan tongkatku ke arah tubuhnya, tidak sembarangan, aku mengincar rusuk kirinya.

Pada detik tongkatku menghantam keras rusuknya, serigala itu mengeluarkan suara kesakitan yang memilukan.
Serigala itu terpental jatuh dan dari mulutnya mulai mengeluarkan darah.

Aku memutarinya lagi sambil tetap menjaga jarak, serigala menyerang lagi dengan lebih ganas, menerjang ke arahku. 
Gerakannya yang terlalu cepat, aku tidak sempat mengambil langkah, aku memblok gigitannya dengan tongkatku, serigala ini sangat berat, kukerahkan seluruh kekuatanku untuk mendorongnya balik, dan berhasil.

Serigala itu kembali pada posisi siaganya, namun sepertinya dia tidak dapat bertahan terlalu lama lagi, sudah terlalu lemah untuk melawan ataupun kabur.
Kuputuskan untuk segera mengakhiri ini.

Serigala itu dengan putus asa menyerang untuk yang terakhir kalinya, aku langsung menebaskan tongkatku ke tengkoraknya sekuat tenaga yang aku miliki. Serigala itu tersungkur dan bisa dipastikan tidak akan pernah bangun lagi.

"Pertarungan pertama yang sangat mulus"

Aku berdiri tegak, menghentakkan tongkatku, dan tersenyum puas.

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-12, 18:51
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Inn]
[Around 04.00 PM]


Berpikir jernih Ellie, tak mungkin burung alap-alap bisa bicara. Sugesti-sugesti kepada diriku terus dijejalkan kedalam otak. Ini jelas tak masuk akal, walau tak kulihat paruhnya bergerak layaknya orang yg berbicara, tapi entah mengapa aku seperti tahu kalau pemilik suara itu adalah Falcojima. Kembali kutoleh burung itu, kini dia menggaruk-garuk sayap dengan paruhnya.

"Apa lihat-lihat?" Tanyanya dengan nada mengancam.

"Sister!! Bisakah kau menyembuhkan cedera otak?!" Tanyaku lantang sambil meremas lengan Eleanor. Ya... Kurasa kini aku sudah gila.

"Err.. A-anu, kau mungkin perlu istirahat lagi."

Tidak, sister, jangan tinggalkan aku! Aku tak mau satu kamar dengan burung yang bisa ngomong!

"Oy.. Bocah ingusan, aku lapar, cepa.."

Belum selesai burung menyebalkan ini bicara, kuremas lehernya, membuatnya tak bisa berkata-kata lagi. Aku berjalan cepat menuju pintu keluar penginapan lalu membantingnya di tanah berdebu.

"Yo... Partner, sudah baikan? Leherku gatal, bisa kau garukkan?"

Kudengar suara aneh lagi, kali ini suaranya seperti milik seorang pria hot, penggoda wanita, atau apapun kau menyebutnya. M-Mustangkoji!! Kau juga ikut-ikutan ngomong?! Kucubit pipiku, sakit.. Jadi ini bukan mimpi?

"Ehehehe..."

Aku seperti kehilangan tenaga untuk berdiri, duduk bersimpuh di depan pintu penginapan. Sepertinya aku tahu apa yang terjadi. Aku.. bisa mengerti bahasa hewan.

[still here]


Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-12, 19:32, total 1 kali diubah
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-12, 19:12
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 2.45 AM ]

"An.... Anne?"
Val terlihat tak percaya. Aku bisa melihat dari raut mukanya. Sedangkan komandan Leon hanya tersenyum kecil.

"Err... kalau boleh tahu, apa maksud pernyataan anda tadi?"
Aku masih canggung. Tentu saja. Aku berharap bisa muncul kapan saja aku mau tapi komandan Leon malah menyuruhku keluar.

"Sudah terlihat jelas kan? Caramu membawa palu sebesar itu"
Kata Leon sambil menunjuk palu besarku yang kubawa dengan satu tangan.

"Bahkan untuk membawa benda sebesar itu harus membutuhkan setidaknya tiga orang. Aku yakin, tidak sembarang orang bisa melakukannya. Kau pasti mempunyai sesuatu."
Jelas komandan Leon kemudian. Tak kukira komandan Leon mempunyai deduksi sekuat ini.

"Yah,.. sejujurnya sih, aku juga penasaran bagaimana kau bisa membawa benda sebesar itu."
Kata Val dengan nada khasnya.

Melihat komandan Leon dan Valor menatapku dengan tatapan ingin tahu itu seakan memaksaku untuk berbicara semuanya, akhirnya aku mulai menerangkan.

"Aku berasal dari klan Stanford. Kami mempunyai kemampuan yang bisa kubilang unik. Kami bisa mengendalikan logam Almanium. Kami bisa membuatnya bergerak, terbang, atau menjadi bentuk lain. Caraku membawa palu sebesar ini juga tidak lepas dari itu." jelasku panjang lebar.

"Hmm... seperti yang aku duga."
Komandan Leon menyimpulkan.

"Jadi Anne, bisakah kau menerangkan bagaimana kau menguasai anugrah klanmu kepada Valor?"
Leon kemudian melanjutkan.

"Hah?"
Aku dan Val hanya bisa tercengang satu sama lain.

"T-t-t-tunggu... Bukannya milik Val sangat berbeda denganku?"
Aku mencoba memastikan.

"Mungkin iya, mungkin tidak. Kurasa kau bisa mencoba dengan menerangkan bagaimana caramu mengendalikannya, mengatur Mana, dan konsentrasi."
Kata komandan Leon seperti memberi sebuah petunjuk

"Uhmm... aku tidak yakin sih sebenarnya. Tapi jika itu adalah suatu kemungkinan, aku akan mencobanya"

[ Still here ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-12, 19:54
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Inn]
[Around 04.00 PM]


Perlahan kucoba untuk berdiri, berjalan kearah Mustangkoji. Kutatap matanya sedikit gugup. Mustangkoji, partnerku yang kudapat dari seorang kenalan di Newkansas, seekor kuda hitam dan gagah, dibiakan khusus untuk perjalanan jauh dan ekstrim. Walau begitu kuda ini sangat pengecut tapi aku sangat menyayanginya. Dan.. Kini aku bisa mengerti apa yang dipikirkan olehnya, kira-kira dia akan berkata apa?

"Kau tidak cocok mengenakan kaos dan celana panjang seperti itu, partner. Pakaian yang paling cocok untukmu adalah..." Mustangkoji memberi jeda pada kata-katanya.

"Pakaian kelahiranmu!"

"Uhuk!!" Aku terbatuk, berusaha berpegangan pada sesuatu karena begitu terkejut dengan kata-kata kudaku ini. Aku tak menyangka, setelah sekian lama akhirnya aku bisa mengerti isi hati kudaku. Dan kalimat yang diucapkan kepadaku adalah menyuruhku untuk telanjang.

Aku berlari kedalam, meminta sepucuk kertas dan spidol kepada penjaga penginapan.
Masih sangat kesal, merasa dikhianati. Saking kesalnya air mata sampai mengenang di pelupuk mataku. Menorehkan tinta spidol diatas kertas putih, lalu kutempel di bokong kuda itu.

Dijual

"Aku tak peduli lagi berapa mereka akan membayarmu, bahkan jika dibeli oleh pengusaha rumah makan daging kuda, aku tak peduli, dasar kau kuda mesum!" Seruku gusar.

"We? Tidak! Partner, aku hanya bercanda, bukan maksudku begitu, tolong ampuni aku!" Mustangkoji meringkik tak karuan, wajahnya begitu memelas. Awalnya aku berusaha mengabaikannya, tapi tatapan itu makin lama membuat hatiku luluh.

Aku menghela nafas, berjalan kesamping dan melepas kertas itu. Ya.. Kurasa memang tak semudah itu melepaskan rekan seperjuanganmu, walau dia hanya seekor kuda sekalipun.

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-12, 21:46
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
atlanteeianprojecta 
Novice
Novice
atlanteeianprojecta

Level 5
Posts : 237
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[At Inn (Some scene skipped)]
[11.30 AM]

...

Keadaan sudah membaik. Kedua orang itu (yang mengaku kakak/saudara Ellie) sudah tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Fuh, akhirnya berakhir juga... Setelah itu aku juga pergi meninggalkan Ellie dan akupun menuju ke kamarku. Cih, jangan harap aku akan menemani Ellie stelah apa yang dilakukan (saudaranya).

Dan ngomong-ngomong, aku rasa dalam 3 hari ini aku selalu mendapatkan kesialan. Ah, persetan dengan semua itu. Kita tidak bisa mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.

Sampai di kamar. Kemudian aku berbaring dikasur yang lumayan tidak empuk ini. Dan seperti biasa, aku akan...
tidur lagi...

[Next = Inn]
Catetan: Tolong di Godmod si Leo. Terserah mo diapain... ikhlas... :hihi:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 05:04
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 4.00 (timeskip) ]

Aku sempat terkesan dengan Valor. Dari awal dia pamit hingga sampat saat ini dia masih saja berlatih. Sekarang Valor berlatih menggunakan aura listriknya. Valor terlihat mulai dapat mengendalikan listriknya dengan lebih baik.

"Dengar Val."
Kataku. Val memperhatikanku

"Untuk dapat mengendalikan kekuatan seperti ini, kau harus dapat berkonsentrasi sedetail mungkin. Jika kau bisa, kau tidak akan mudah kehabisan tenagamu. Sekarang coba lihat tanganku". Jelasku sambil meletakkan palu besarku terbalik diatas tanah. Kemudian melepas sarung tangan coklat di tangan kananku. Aku memperlihatkan telapak tanganku.

"Perhatikan baik-baik, sesaat aku sebelum mengangkat palu besar ini."
Kataku lagi kepada Val.

Kudekatkan tanganku kepada gagang palu itu dan aku berhenti sebelum menyentuhnya. Telapak tanganku menyinarkan cahaya redup berwarna cian.

"Coba lihatlah dengan baik telapak tanganku"
Val kemudian berjalan dan berjongkok mengamati tanganku.

"Ini .... kau bisa membuat rune sekecil dan sebanyak ini?"
Kata Val sambil terkagum-kagum

"Latihan untuk bisa seperti ini tidaklah singkat. Butuh beberapa tahun untuk menguasainya sampai bisa memasuki tahap refleks. Seperti ini."
Aku kemudian menjauhkan tanganku dari gagang paluku. Cahaya redup itu menghilang. Kemudian kudekatkan lagi, cahaya redup itu kembali menyala.

"Woow,..."
Val berdecak kagum.

"Hanya saja, aku selalu memakai sarung tangan ini kemana-mana, jadi hal seperti itu tidak terlihat dari luar"
Kataku kemudian sambil memakai kembali sarung tangan coklatku.

"Ngomong-ngomong Val, kita sudah berlatih cukup lama. Bagaimana kalau kita jenguk kembali Ellie? Mungkin saat ini dia sudah bangun."
Kataku kemudian mengakhiri latihan

"Kau yakin? Bukannya Ellie masih berurusan dengan pria pirang tadi?"
Timpal Valor kemudian.

"Tenang saja. Orang itu sudah pergi"

[ Next : Inn ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 08:03
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Orsa Village]
[Around 04.00 PM]


Mengingat kembali apa yang dikatakan kakakku dan Leon membuatku menepuk jidat. Inikah kekuatan yang mereka katakan? Ini tak lebih dari gangguan yang menyebalkan.

"Huuu... Bagaimana ini?"

Begitu suram, aku menutupi wajahku dengan tangan, tak tahu harus bagaimana lagi. Masih terlalu takut untuk berbicara dengan kakakku namun untuk menemui Leon, entah mengapa aku termakan rasa gengsi.

Masabodoh! Aku mau kejelasan, segera, kuambil syal merah dan membalutkannya di leher. Berjalan kearah utara sambil menuntun Mustangkoji. Peduli amat dengan gengsi, aku harus menanyakan semua ini kepada Leon.

Next : Fort
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 16:15
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Oscar 
Senior
Senior
Oscar

Level 5
Posts : 830
Thanked : 13
Engine : RMVX
Skill : Beginner
Type : Writer

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Muro's Workshop]
[at 10.00 (sebelumnya)]

Aku mendapat ijin dari dwarf tua itu untuk menggunakan ruangannya di sebuah rumah kecil usang yang terletak di belakang toko kerjanya.

Aku memasuki rumah itu. Ruangan itu pengap dan berdebu, di pinggir ruangan ada sesuatu yang ditutupi kain di atas meja. Kurasa itu adalah sampah-sampah atau barang-barang usang milik dwarf itu. Tempatnya kecil tapi cukup luas untuk tempatku membuat ramuan.

"Yosh, sekarang saatnya beraksi," gumamku sambil menggosok-gosokkan tanganku.

Aku pun duduk bersila, mataku memejam dan kedua tanganku merentang ke depan. Sebuah lingkaran sihir terbentuk di bawahku, menimbulkan sinar yang berwarna-warni seperti aurora. Angin berhembus dari bawah, membuat rambutku yang sedikit panjang bergoyang ke atas. Kedua tanganku gemetaran.

Tak lama kemudian, sebuah lingkaran sihir terbentuk di depanku. Perlahan-lahan tabung-tabung reaksi muncul di lingkaran itu. Tabung itu muncul ke atas perlahan-lahan seolah-olah datang dari bawah tanah dan menembus lantai kayu itu.

Lingkaran sihir itu menghilang setelah tabung-tabung reaksi itu berhasil aku panggil dari domainku. Wajahku berkeringat, aku meniup keras-keras udara di depanku dan kubasuh keringat di dahiku.

Melelahkan juga melakukan pemanggilan seperti ini. Hal ini mudah dilakukan jika yang aku panggil adalah benda cair, tapi kalau benda padat seperti ini pasti sangat melelahkan. Aku tidak bisa membayangkan kalau ada seseorang yang bisa memanggil binatang atau benda hidup.

Mungkin mereka terikat dengan kontrak lalu mereka harus melakukan ritual tertentu pada binatang yang dipanggil agar menjadi domainnya? Atau mereka bertukar darah atau semacamnya?

Aku tidak tahu...

Tetapi jika ada sihir yang seperti itu, pasti sangat mengerikan.

[11.30 AM (sebelumnya)]

Aku berhasil memanggil semua peralatanku setelah satu jam aku berusaha. Sugguh melelahkan, bajuku sampai basah karena keringat. Aku kehausan lalu kuputuskan untuk meninggalkan tempat itu dan pergi ke Tavern.

[Orsa Village Tavern]
[11.50 AM (sebelumnya)]

Aku memasuki tavern siang itu. Tempat itu tampak sepi di siang hari, hanya ada beberapa gelintir orang yang menduduki bangku. Wajar saja, mungkin para penjelajah sedang pergi menuju ke tower atau sedang mencari bekal dan akan bersenang-senang di saat malam tiba.

Aku melihat bangku bar, di sana tampak dua pasang suami istri muda. Sang suami tampak menggerutu tentang sesuatu.

"Sebenarnya dia mikir apa sih? Kekayaan? Harga diri? Tantangan? Ketenaran? Untuk apa itu semua?" kata sang suami dengan nada marah.

Sang istri hanya menepuk pundaknya berusaha menenangkannya.

"Kau tau Elizabeth?" kata sang suami sambil menoleh ke istrinya. "Apa gunanya semua itu jika kita harus mati? Apakah lebih baik kita mati dan hanya meninggalkan nama tenar kita, atau kita hidup dan membuat orang-orang yang dekat dengan kita senang? Coba pikir mana yang lebih baik."

Aku sedikit terkejut saat orang itu memanggil istrinya.

Elizabeth?

Lalu aku teringat dua pasang suami istri muda itu. Bergegas aku berjalan menghampirinya.

"William? Liz?" sapaku dengan mata berbinar-binar senang.

"Hazel?" kata sang Suami itu sedikit terkejut.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanyaku.

"Sekedar jalan-jalan sambil menjenguk seseorang," jawabnya, lalu ia melambai ke arah bartender. "Hei bartender, satu gelas bir untuk temanku ini."

Bartender menangguk dan memulai meramu minumannya. Ia menuangkan beberapa menuman yang diambil dari barel-barel yang tersusun di pinggir ruangan itu lalu mengocoknya. Setelah itu ia menuangkannya dalam gelas besar dan menepuknya sedikit keras hingga gelas itu meluncur dengan licin ke arahku.

Ku hentikan gelas itu dengan tanganku membuat air berbusa kekuningan itu bergejolak.

Kami berbincang-bincang kecil di siang itu, membicarakan bagaimana kami bertemu saat tiba di pelabuhan timur, saat aku salah memberikan ramuan ke Elizabeth membuat semua rambutnya rontok dan hal-hal menyenangkan lainnya. Tapi suasana senang itu berubah saat aku menceritakan bagaimana Antlion menyerang desa dan bagaimana kami para penjelajah mengalahkannya.

"Jadi semengerikan itu kejadiannya?" ujar William dengan wajah serius.

Aku mengangguk.

Raut muka William berubah menjadi khawatir, ia lalu memandang Elizabeth dan memegang tangannya. "Apa kita suruh dia pulang saja, aku tidak bisa membiarkannya berhadapan dengan sesuatu semengerikan ini."

"Siapa itu? Sodaramu? Keluargamu?" tanyaku penasaran.

William berbalik menoleh ke arahku. "Adikku, namanya Ellie, dia sangat ingin sekali menjadi pemburu harta. Tapi aku tak menyangka kalau semengerikan ini."

Aku terkejut saat dia mengatakan Ellie, aku sama sekali tak menyangka kalau William, teman seperjalananku, adalah kakak dari Ellie.

"Jadi gadis si... maksudku gadis cantik itu adalah adikmu?" 

William mengangguk, lalu ia bangkit dari tempat duduknya. "Aku akan membawanya pulang, aku tidak bisa membiarkan dia terlibat dengan ini semua."

Ku raih tangan William saat ia akan beranjak pergi. "Tunggu!"

Lalu aku berdiri. "Kau billang jika Ellie mati dia hanya meninggalkan nama?"

Willam tertegun melihat sorot mataku yang serius. Lalu aku ajak dia keluar tavern.

"Inilah yang ditinggalkan Ellie..." kataku sambil menunjukkan semua yang ada di luar tavern.

Anak-anak kecil yang sedang bermain, para pedagang yang berlalu-lalang. Penduduk desa yang dengang semangat mengerjakan ladangnya di tepi oase dan semuanya yang bisa aku lihat.

"Dengar William," ku letakkan dua tanganku di pundaknya. "Ellie dan kawan-kawannya bertarung tidak hanya meninggalkan luka di tubuh mereka. Inilah yang mereka tinggalkan."

William hanya terdiam mendengarnya, badannya sedikit gemetaran.

"Lagipula teman-temannya juga bukan orang biasa, gadis cilik berbandana merah itu, pria berjaket hitam, dan anak lugu yang membawa kapak itu. Mereka bukan orang biasa," lanjutku. "Aku yakin mereka bisa melindungi Ellie, dan bukan hanya itu. Aku juga akan melindungi mereka."

"Kenapa? Kenapa sampai sejauh itu?" tanya William.

Aku tersenyum serius. "Karena mereka dibutuhkan di desa ini."

[next: tavern]
[flashback belom selesai, takut kepanjangan XD]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 16:46
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Perjalanan ke desa / Desert ]
[ Around 4.10 AM ]

Setelah berpamitan dengan Lady Gretta dan Komandan Leon akhirnya kami pulang kembali ke desa untuk menjenguk keadaan Ellie. Dalam perjalanan, Val terlihat seperti memperhatikan caraku memegang palu besar ini.

"Masih tertarik untuk latihan?"
Godaku kemudian.

"Err... Yah sejak penjelasanmu tadi, aku jadi sedikit penasaran juga. Haha..."
Kata Val sambil menggaruk kepalanya.

Dari kejauhan kulihat seseorang menuntun seekor kuda hitam. Namun tunggu, aku mengenalinya.
"Itu kan Ellie?" Sahutku kemudian

[ Still here ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 17:23
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
rnvis 
Novice
Novice
rnvis

Level 5
Posts : 148
Thanked : 0
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[At Inn - My Room]
[4.00 AM]

--Aku merasakan nyeri di kepalaku.

Mengerang dengan aneh, aku berdiri dari ranjangku. Aku melirik ke arah jendela di kamarku. Hari sudah mulai sore, sepertinya aku tertidur cukup lama dari yang aku kira. Setelah mengumpulkan jiwaku yang terpecah setelah tidur aku berjalan ke arah pintu keluar kamarku...

"Baiklah, apa yang akan kulakukan sekarang?"

Kurasa aku tidak terlalu berniat untuk masuk ke menara semenjak aku hampir dikeroyok oleh tiga orang sebelumnya. Jadi aku rasa aku akan berkeliling sekitar desa untuk sekarang. Aku membuka pintu tanpa tujuan dan arah yang jelas.

[Next: Leon Fort]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 17:39
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Perjalanan ke Fort / Desert ]
[ Around 4.10 AM ]


Dua sosok yang kukenal berjalan berlawanan arah, kearahku. Anne dan Valor? Sepertinya mereka ingin pulang. Kupicingkan mataku, melihat Anne sepertinya mempercepat langkahnya, diikuti oleh Val.

"Ellie! Apa yang kau lakukan? Kau harusnya istirahat!!" Serunya resah, nadanya tinggi, kurasa dia cukup marah karena aku keluyuran di gurun sendirian.

Kubetulkan posisi syalku, menutupi hidung dan dan mulut agar tak kemasukan debu yang terbang tertiup angin. "Aku cuma ingin bertemu Leon, sepertinya penyakit ini lebih aneh dari yang ku kira, Anne."

Bisa kulihat wajah-wajah cemas mereka, itu membuatku merasa serba tak enak. "Haah... Mau bagaimana lagi, kau benar-benar keras kepala. Val.. Kau bawa kudanya! Aku akan menjaga Ellie." Perintah Anne.

Sebenarnya aku sangat tidak ingin merepotkan orang lain, dan sebisa mungkin aku tidak merepotkan, tapi Arianne begitu memaksa, membuatku menghela nafas dan berjalan ke fort bersama Arianne.

Di benteng, kami bertemu dengan nona sekretaris, setelah berbicara maksud dan tujuanku, dia mengantar kami ke ruangan Leon. Ruangannya kini menjadi cukup rapi, walau masih terlihat lubang-lubang peluru dan beberapa benda-benda rusak. Masih membuatku merasa bodoh melihatnya.

"Jadi, nona Brausse, bagaimana keadaanmu?" Tanya Leon, sembari mempersilahkan kami duduk.

"Buruk dalam segala hal, jika kau bertanya begitu. Aku akan langsung ke poinnya saja, entah mengapa aku seperti mendengar burung dan kudaku berbicara, apa efek halusinasi dari racun yang kau bilang?"

Leon membuka matanya dengan lebar, agak terkejut kurasa, namun kembali bisa menenangkan dirinya. "Jadi, kemampuan bersinkronisasi dengan alam seperti itu ya?" Gumamnya penuh makna. Aku dan Arianne menaikan alis, tak mengerti maksud dari orang ini.

"Pernah mendengar tentang Mana, Rune dan Ether?" Tanyanya. Kami berdua mengangguk, aku tahu semua itu, namun tak banyak. "Mana adalah kemampuan mengendalikan kekuatan spiritual dalam tubuh, mengkonversinya menjadi suatu elemen atau kekuatan baru dengan media Rune sebagai perantara."

Aku manggut-manggut mendengar penjelasan Leon, menunggu kelanjutan kalimatnya.

"Sedangkan Ether, adalah elemen semesta, berada lepas di alam, dan jika diolah dengan alkimia khusus, itu mampu memulihkan Mana." Gumamnya, membuatku teringat minuman ramuan Ether yang dibawa Leon.

"Tapi tidak hanya itu kemampuannya, Ether juga dikenal sebagai elemen dewa, konon hanya para elf yang mendedikasikan hidupnya kepada ibu pertiwi yang mampu menggunakan kekuatannya, potensi yang ada di semesta ini."

Aku menelan ludah, semua kata-katanya membuatku merinding, begitu menakutkan dan terdengar terlalu sulit diterima bagiku.

"Kini bisa dibilang tubuhmu serupa dengan Rune bagi Ether. Dengan kata lain, kau merupakan perantara dari kekuatan alam untuk memperoleh kekuatan-kekuatan baru."

"J-jadi, maksudnya keracunan radiasi Ether?"

Leon mengangguk pelan, "Ether yang tersalurkan dari alam ke tubuhmu adalah Ether paling murni yang ada di dunia, jika tercampur dengan Ether yang telah diolah secara kimia, Hi-Ether misalnya, mungkin akan membuat tubuhmu menjadi kacau."

Aku berkeringat begitu banyak, Anne juga terlihat begitu tegang mendengarnya, ini hampir tak dapat dipercaya, itu artinya aku kini... Tubuhku ini, bukan tubuh manusia lagi?

"Lalu, berbicara dengan kudanya?" Tanyaku ketakutan.

"Kemungkinan itu wujud dari sinkronisas dengan alam, aku sendiri masih belum tahu sejauh mana potensi kekuatanmu."

Tanganku meremas sofa dengan kuat, bisa kurasakan tangan Anne diatas telapak tanganku, berusaha menenangkan. Kulihat wajahnya yg sedikit tegang, namun berusaha tersenyum.
Aku kembali menoleh kearah Leon, ada satu hal yang ingin kupastikan. "Apa... Aku masih seorang manusia?"

Leon berdiri lalu berbalik. Jubahnya berkibar dan membelakangi kami.

"Bukan tempatku untuk memberikan jawaban kepadamu, menjadi manusia atau tidak. Semua tergantung bagaimana tindakanmu."

[Next : Orsa Village]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 18:00
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Leon Fort ]
[ Around 4.15 AM ]

Jujur saja, aku baru saja mendengar sebuah teori seperti ini. Aku antara paham atau tidak. Namun hal yang jelas aku dapat dari penjelasan sepanjang ini, aku mengetahui kalau Ellie bisa berbicara dengan binatang. Sisanya entahlah

"Hei, Ellie ..."
Kataku pada Ellie. Dia menoleh

"Kalau kau bisa berbicara pada binatang, kira2 apa yang dipikirkan oleh seekor cicak disana?"
Kataku sambil menunjuk seekor cicak yang berada di langit-langit

[ Still here ..]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 18:13
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
rnvis 
Novice
Novice
rnvis

Level 5
Posts : 148
Thanked : 0
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[At Leon Fort]
[Around 4.15 AM]


Aku sampai di benteng yang mulai terbiasa aku lihat belakangan ini. Sisa-sisa kerusakan dari serangan kemarin sudah dibersihkan sepertinya. Tanpa mempedulikannya, aku berjalan masuk ke dalam. Entah kenapa setelah mencari sesuatu untuk makan aku malah berakhir disini, a

Berjalan tak lama kemudian menuju kantor Leon, aku berpapasan dengan Lady Gretta yang berada tak jauh dari pintu kantor komandan Leon yang dulu pernah 'kukunjungi'.

"Ah, tuan Utterson bukan? Ada perlu apa anda kemari?" sapanya dengan ramah.

Dengan satu cara atau lainnya, aku senang dia tidak mengira aku mata-mata karena insiden waktu itu. Mungkin karena aku hampir saja dimakan oleh beberapa semut raksasa, entahlah, aku juga bimbang soal itu.

"Aku punya perlu dengan komandan Leon jika dia ada waktu."

"Komandan sedang bertemu dengan beberapa petualang lain untuk saat ini. Aku rasa kau juga mengenali mereka."

Well, sial. Aku tak ingin menunggu dan mengulur waktu, kalau begitu lain kali saja. Kalau begitu kurasa aku akan kembali ke penginapan untuk saat ini lagi, atau...

[Still Here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 18:30
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Fort]
[04.15 PM]


"Kalau kau bisa berbicara pada binatang, kira2 apa yang dipikirkan oleh seekor cicak disana?"
Anne menunjuk kelangit-langit, membuatku mendongak. Melihat seekor ekor cicak yang menempel disana, tak lama temannya datang menghampiri cicak itu.

Kufokuskan inderaku pada binatang itu, mendengar beberapa bisikan menggema dengan suara tinggi. Aku berdehem sesudahnya, kuperbaiki posisi syalku, lalu kutekan leher kaosku yang sedikit longgar merapat ke dadaku.

"K-kurasa sebaiknya kau tidak mendengar apa ocehannya." Gumamku sambil memejamkan mata.

Sementara Arianne dan Leon penasaran, menoleh kearah cicak itu. Sedikit sebal sebenarnya, cicak itu mengkritik dan berkomentar macam-macam, saling berdebat dan sepertinya bertengkar. Parahnya apa yang mereka perdebatkan adalah ukuran dan bentuk buah dadaku.
Jadi, kurasa Anne tak perlu mendengar hal-hal aneh yang diucapkan cicak-cicak itu tentangku.

"Aku ingin bertanya kepada kalian berdua. Sebelum aku meminta bantuan kepada kalian, tujuan awal kalian menaklukan tower ini bukan? Mencari permata yang keberadaannya masih diragukan kebenarannya." Ujar Leon tiba-tiba, membuat kami memberikan pandangan kepada orang itu.

"Jika benar adanya, apa tujuan kalian terhadap permata itu? Masihkah kalian bisa menjadi teman saat melihat permata itu didepan mata kalian?"

[Still Here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 19:01
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Leon Fort ]
[ Around 4.15 AM ]

"Jika benar adanya, apa tujuan kalian terhadap permata itu? Masihkah kalian bisa menjadi teman saat melihat permata itu didepan mata kalian?"
Pertanyaan yang diajukan oleh Leon membuatku menelan ludah. Aku memang datang kesini untuk menaklukkan tower, dan berharap aku bisa mendapatkan logam langka Almanium lebih banyak.

Aku hanya bisa menunduk kebawah. Aku mungkin bisa menjawab aku akan tetap berteman. Namun aku tidak berani memastikannya.

"Aku adalah seorang treasure hunter. Tujuanku adalah mengumpulkan barang-barang berharga dari seluruh dunia. Aku tidak peduli dengan mitos itu. Selama aku bisa mengambil sesuatu berharga dari tower itu, itu sudah cukup bagiku." Kata Ellie tanpa ragu.

"Aku sudah pernah bercerita kan, Anne?"
Lanjut Ellie kemudian sambil menepuk pundakku.

"Eh? Uh.. um"
Aku sedikit canggung dan hanya mengangguk pelan. Sepertinya Ellie tahu yang aku pikirkan. Tapi entahlah

[ Still here ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 19:49
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Oscar 
Senior
Senior
Oscar

Level 5
Posts : 830
Thanked : 13
Engine : RMVX
Skill : Beginner
Type : Writer

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Tavern]
[1.00 PM (sebelumnya)]

Setelah aku berhasil meyakinkan William kalau adiknya bakal baik-baik saja kini dia menjadi lebih tenang. Sebelum dia berpamit dia memberikanku beberapa gulungan. Gulungan itu berisi daftar orang-orang yang dicari.

"Tolong segera tempelkan ini di tempat-tempat umum," kata William. "Seorang tentara di Central memberiku semua ini saat kami akan berangkat kesini, dia menyuruhku begitu."

"Oke akan ku sampaikan," kataku.

Setelah William dan Elizabeth pergi aku kembali tenggelam pada pikiranku. Aku memikirkan bagaimana cara mencampur daging antlion dan serpihan-serpihan kulitnya, serta lendir-lendirnya, apa yang terjadi jika aku mencampurnya?

Aku tengglam pada itu semua sehingga aku lupa akan gulungan yang diberikan oleh William tadi siang.

[Muro's Abandoned Warehouse]
[5.00 PM]

Aku telah melakukan percobaan dengan menggunakan bahan-bahan baru yang aku kumpulkan. Aku berhasil membuat cairan asam dan cairan yang meledak jika di tetesi cairan lain. Akhirnya aku gunakan cara itu untuk menyerang. Ku semprotkan seciprat cairan dari tanganku, dan kusemprotkan cairan lain dengan tanganku satunya sehingga menimbulkan efek.

Efek yang ku temukan macam-macam, ada ledakan, asam, bau, cahaya yang membutakan, dan masih banyak lagi.

(sori ngebut buat plot advance)

Akhirnya akupun selesai. Aku jatuh terduduk dan peluhku bercucuran.

"Akhirnya..." desahku. Di ruangan itu sungguh kacau, ada kursi kayu yang meleleh karena serangan asamku, boneka jerami yang terbakar. 

Namun ada satu yang masih membuatku ragu. Di sampingku ada ramuan berwarna merah bening. Busa-busa berlomba-lomba menuju ke permukaan secara liar. Aku masih tidak tahu efek ramuan itu, tapi yang jelas itu dibuat dari ekstrak antlion, dari hormon-hormon yang ada di daging dan lendirnya.

Iseng-iseng, kubuka gulungan yang diberikan William siang itu. Di sana tercetak tiga orang, wajahnya aneh-aneh. Dari yang paling kiri, pria besar brewok banyak codet sana-sini bernama "Hammer", yang tengah pria berambut putih dengan tato seperti pedang di pipi kanannya bernama "Luvius", dan yang paling kanan, seorang wanita berambut panjang dikuncir kuda bernama "Silva".

Silva?... Jangan-jangan mereka yang telah kutiemui di menara itu.

Lalu dengan buru-buru aku bereskan semua peralatan kimiaku. Ku balikkan semuanya ke dalam domainku. Lalu ku berlari sekuat tenaga menuju ke Fort.

[Fort Leon]
[5.30 pM]

Aku terengah-engah saat ku sampai di depan gerbang Fort.

"Ada apa tuan, kenapa anda terburu-buru," tanya seorang penjaga di sana.

"Biarkan aku masuk!" pintaku disela nafasku yang terputus-putus.

"Tidak bisa, hanya orang-orang yang..."

Sebelum meneruskan kata-katanya aku menerobos masuk dan kudorong paksa prajurit itu. Aku berlari menuju kantor komandan Leon. Beberapa penjaga menghalauku tapi kusemprotkan asap dari tanganku yang membuat mata mereka pedih.

Aku terjebak dalam pertarungan melawan para prajurit di benteng itu sehingga memancing Komandan Leon keluar.

"Hei ada apa ini?" katanya membuat pertarunganku terhenti.

Aku mengangkat tangan sambil membeberkan gulungan itu. Para penjaga melangkah mundur sambil menghunuskan tombaknya ke arahku.

Aku bernafas terengah-engah, keringat dingin mengalir di keningku. Aku melihat anak-anak itu, gadis berbandana Arianne, gadis koboi sialan Ellie, dan si lugu Valor berdiri terdiam melihatku dikeroyok.

"Dokter Hazel!" panggil Arianne. "Itu dokter Hazel, dia bukan orang jahat."

Mendengar teriakan itu Komandan Leon jadi sedikit lebih tenang, ia menyuruh anak buahnya untuk melangkah mundur dengan jentikan jarinya, lalu ia datang mendekatiku.

"Apa yang ingin kau sampaikan Dokter?" dia bertanya.

Aku lirik gulunganku yang ku angkat. Dia membacanya sejenak.

"Hmm... jadi begitu," kata Komandan Leon sambil menggaruk dagunya dan mengambil gulungan itu. "Baiklah, segera beri peringatan pada penjaga gerbang desa. Jika mereka melihat orang ini segera beri tanda dan tangkap. Mereka adalah buronan Eremidia dan sangat berbahaya."

"Siapa mereka Komandan?" tanya sekretarisnya, Lady Gretta.

"Mereka adalah para pemberontak Eremidia, mereka sangat berbahaya dan terkenal menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan mereka. Jadi sangat berbahaya jika mereka sampai di menara terlebih dahulu."

Mendengar itu aku langsung terkejut. "Komandan, aku tidak suka mengatakan ini, tapi mereka sudah berada di menara."

"Bagaimana kau tau?"

"Aku berada di sana dan melawannya," kataku.

"Anda tidak ada di dalam tim seingat saya," sahut Lady Gretta.

"Mengenai itu...." aku menggaruk kepala. Tidak mungkin aku bilang kalo aku ini Siti Khadijah. Lady Gretta bisa membunuhku gara2 aku pernah membantunya berpakaian.

"Dia benar Komandan," kata seseorang tiba-tiba, rambutnya godrong bermata licik (Daniel). "Aku sempat bertarung dengan mereka dan berhasil kabur."

"Apa?" mata Komandan Leon terbelalak. Ia meremas gulungan itu dan membuangnya. Ia sempat kelihatan panik tapi segera menenangkan diri.

"Rupanya mereka menggunakan momen krisis Antlion untuk menyelinap ke menara itu. Sekarang aku paham."

Komandan Leon termenung sejenak sambil mengangguk-anggukan kepala seperti sedang paham sesuatu.

"Baiklah!" teriaknya. "Kumpulkan semua prajurit yang sehat dan para penjelajah yang ada di desa. Kita bentuk tim dan menyerang menara."

"SIAP!" teriak para prajurit. Mereka pun bubar.

"Kalian!" teriak Komandan Leon pada tiga remaja yang tampaknya juga ingin menjadi tim Arianne, Ellie, dan Val. "Kalian tidak boleh ikut misi ini, kalian tetap tinggal di sini dan berlatih!"

[next: still here]

nb: Apakah Ellie, Val, dan Arianne akan membantah Leon?... biar diterusin sama yg punya Char :ming:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 20:43
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Leon Fort ]
[ Around 5.55 AM ]

Kami terpaksa menunggu di fort. Komandan Leon melarang kami untuk ikut misi itu. Aku masih teringat tatapan serius komandan Leon. Aku bahkan tidak berani untuk membantahnya. Kini komandan Leon beserta pasukannya sudah mulai berangkat. Fort ini terasa sepi. Hanya ada Aku, Valor, dan Ellie. Entah kemana perginya Daniel. Sepertinya dia pergi untuk mengurus sesuatu. Saat ini kami berada di luar, menyaksikan kepergian tentara Eremidia dan melihat matahari tenggelam

"Jadi malam ini kita tidak bisa pergi ke tower, huh?"
Keluh Ellie kemudian

"Jangan bodoh, kau masih harus beristirahat kan?"
Kataku sambil berjongkok dan bersandar di tembok.

"Entah kenapa, sejak aku bisa berbicara dengan hewan, aku merasa lebih baikan. Sepertinya aku sembuh begitu saja"
Sahut Ellie kemudian. Sementara Valor dari tadi hanya terdiam sambil mengamati tower yang terlihat menjulang tinggi itu.

"Hei, Val. Apa yang sedang kau perhatikan?"
Aku membubarkan lamunan Val.

"Uhm... yah. Coba kalian pikir kembali."
Sahut Val kemudian. Kami menatap wajah Val.

"Komandan Leon melarang kita untuk mengikuti misinya. Tapi tidak untuk menjelajah tower itu kan? Bagaimana kalau kita langsung menuju ke lantai dua? Aku dengar dari Leon bahwa sekarang lantai satu sudah aman" Kata Val panjang lebar

"Heee??"
Aku dan Ellie menyahut bersamaan.

"Mungkin sebentar lagi aku akan mencoba menjelajahi lantai dua sebentar lagi."
Lanjut Val.

"T-t-tunggu... kau tidak bisa melakukan itu Val!"
Aku kebingungan untuk mencegahnya

"Kau pintar juga. Aku bahkan tidak berpikir hal yang seperti itu. Mungkin aku akan ikut"
Timpal Ellie kemudian

"Ellie??? Kau juga?"
Ada apa dengan semua orang? Bagaimana jika komandan Leon tiba kemari? Aku harus berkata apa?



Aku teringat perkataan William. Memang Ellie adalah orang yang lumayan keras kepala. Aku mungkin tidak dapat mencegah impian Ellie bahkan untuk saat ini juga. Dna aku sudah berjanji kepada William untuk menjaga keselamatan Ellie.

Aku hembuskan nafas panjang
"Yah... Jika itu yang kalian mau, aku akan ikut."

Val dan Ellie tersenyum mendengar aku berkata seperti itu. Sesaat kemudian matahari terbenam. Pintu menuju tower itu terbuka. Aku bisa mendengar dari suaranya yang lumayan keras. Kami pun mulai bergerak

[ Tower Level 2 ]

@rnvis: tulung tutupin plothole antara jeda jam 4.15 - 5.30 ngapain aja. Arianne terserah mo digodmod gimana :hammer:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 21:15
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[ Leon Fort ]
[ Around 5.55 AM ]


"Ah tunggu sebentar, aku akan mengambil peralatanku dulu!"

Anne dan Valor mengangguk, menunggu didepan benteng, sementara aku berlari kecil kearah desa. Sesampai di penginapan, aku langsung masuk kedalam kamar, mengenakkan kemeja putih yang ujungnya kuikat di tengah dada, celana jeans pendek sepangkal paha, sepatu boots, jaket kulit dan tak lupa syal dan topi kesayangan yang membalut leher dan menutupi rambutku.

Perlengkapan untuk bertahan hidup sudah cukup, kurasa cukup untuk beberapa orang selama tiga hari, lalu amunisi, granat. Yap, semua lengkap. Aku melangkah keluar dengan mantap.

"Ellie! Mau kemana?"

Aku mendengar suara wanita dari belakangku, Liz? Aku hanya tertunduk, dia pasti mengkhawatirkanku, apalagi semenjak kakakku begitu sedih melihatku tadi.

"Ikuti aku!" Gumam Elizabeth tegas, aku tak pernah melihatnya seperti ini, berbeda dengan kesan lembut dan keibuan seperti sebelumnya.

Liz mengajakku ke belakang penginapan, tempat dimana kakakku memarkir kereta kudanya. Kakak iparku ini mengeluarkan sesuatu, tersembunyi di tumpukkan koper.

Sebuah persenjataan dan sangat lengkap! Astaga, apa sebenarnya yang dikerjakan wanita ini? Apa kakakku tahu kalau Liz menyimpan senjata?

"Ssst.. Rahasia wanita." Bisik Elizabeth genit, aku hanya mengangguk tak percaya. "Aku sudah melihat apa yang kau sembunyikan, purwarupa gatling gun yang cukup beresiko, kurasa ini akan membantu mu."

Kuambil sebuah portable gatling gun, serupa Mad Larry, sama-sama bisa dilipat. Tulisan Bullhorn-XII terpampang di tepiannya, sepertinya ini senjata yang hebat!

"Bawalah Falcojima, jika kau butuh bantuan, suruh dia menemuiku, dan ingat... Rahasiakan dari Will."

Elizabeth menarik kokang sebuah sniping rifle, terlihat begitu cekatan dan profesional, bahkan rifle itu benar-benar jauh lebih hebat dari Snakehead, begitu panjang dan besar. Aku mangangguk, menjulurkan jari kelingking dan disambut oleh kelingking Liz, berjanji seperti layaknya anak kecil.

Persiapanku makin matang setelah diberikan beberapa perbekalan oleh Elizabeth, kini aku menuju Mustangkoji. Huh? Leo? Kenapa dia memberi makan kudaku, saking kurang kerjaannya kah? Aku hanya tersenyum lebar.

"Hey Leo, bagaimana jika kita pergi ke menara? Val dan Anne sudah menunggu." Gumamku dengan senyum lebar.

Leo menoleh lalu berdiri, tangannya membersihkan debu di celananya. Beberapa kali dia menghentakkan sendi-sendinya, seolah menungguku mengatakan hal itu. "Jadi, apalagi yang kau tunggu?"

Senyumku makin lebar setelah mendengar respon Leo, aku segera menaiki Mustangkoji, begitu pula dengan Leo walau harus kubantu. Baiklah partner, kecepatan penuh menuju menara!

[Next : Twilight Tower]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 21:25
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
rnvis 
Novice
Novice
rnvis

Level 5
Posts : 148
Thanked : 0
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[At Leon Fort]
[4.50 AM]

Aku memutuskan untuk duduk sejenak di salah satu bangku di benteng itu, menunggu hingga urusan Leon beserta (menurut keterangan Lady Gretta) Arianne, Valor, dan Ellie selesai.

Menyandarkan punggungku ke dinding, aku menghela nafas panjang. Hingga akhirnya pintu kantor Leon terbuka. Entah apa yang mereka diskusikan dalam sana, mungkin masalah soal tadi pagi.

Arianne, Valor, dan Ellie berjalan keluar. Aku berdiri dari tempat dudukku dan berjalan ke arah mereka.

"Hai."

"Daniel? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Arianne pertama kali.

"Aku hanya punya urusan kecil dengan Komandan Leon, tapi lain kali saja. Lalu, apa yang kalian lakukan?"

Mereka bertiga lalu menjelaskan panjang lebar tentang hal-hal yang terjadi setelah kami berpisah. Tentang bagaimana kakak Ellie datang (serta meminta maaf ketika aku mengatakan hal yang tak perlu waktu itu) dan bagaimana Ellie bisa mendengar binatang berbicara.

"Hrm. Sial jadi dirimu. Kurasa kau mengalami hal yang lebih buruk ketimbang hampir dibunuh tiga orang."

"Hampir dibunuh? Apa maksud--"

"Permisi!" Lady Gretta, entah mengapa berlari menuju kantor Leon.

Tak lama kemudian Leon keluar dan berlari ke arah lobbi, bersamaan dengan itu, aku bisa mendengar kegaduhan di bagian depan benteng.

Ketiga orang itu bergegas ke depan, meninggalkanku sendiri.

"Tak ada salahnya melihat" gumamku seraya berjalan mengikuti mereka

"Apa yang ingin kau sampaikan Dokter?" 

Disana, Leon membaca sebuah gulungan yang disodorkan oleh dokter yang familiar yang sekarang dikepung oleh prajurit, aku melirik ke ilustrasi di gulungan itu. Itu kan!?

"Hmm... jadi begitu," kata Komandan Leon sambil menggaruk dagunya dan mengambil gulungan itu. "Baiklah, segera beri peringatan pada penjaga gerbang desa. Jika mereka melihat orang ini segera beri tanda dan tangkap. Mereka adalah buronan Eremidia dan sangat berbahaya."

Sundal, jangan bilang kalau...

"Komandan, aku tidak suka mengatakan ini, tapi mereka sudah berada di menara." kata dokter tersebut.

"Bagaimana kau tau?"

"Aku berada di sana dan melawannya," 

"Anda tidak ada di dalam tim seingat saya," sahut Lady Gretta.

"Mengenai itu...." dokter itu entah mengapa terdiam dan hanya bisa menggaruk kepalanya.

Tidak salah lagi, walaupun aku tak melihat gadis di antara muka ketiga orang di ilustrasi gulungan itu (dan dua lainnya menutupi muka mereka), aku yakin mereka tiga orang yang sempat aku lawan tadi.

"Dia benar Komandan. Aku sempat bertarung dengan mereka dan berhasil kabur." kataku.

"Apa!?" sontak Leon melirik ke arahku dengan wajah panik.

"Rupanya mereka menggunakan momen krisis Antlion untuk menyelinap ke menara itu. Sekarang aku paham." Komandan Leon termenung sejenak sambil mengangguk-anggukan kepala seperti sedang paham sesuatu.

"Baiklah!" teriaknya. "Kumpulkan semua prajurit yang sehat dan para penjelajah yang ada di desa. Kita bentuk tim dan menyerang menara."

"SIAP!" teriak para prajurit. Mereka pun bubar.

"Kalian!" teriak Komandan Leon pada tiga remaja yang tampaknya juga ingin menjadi tim; Arianne, Ellie, dan Val. "Kalian tidak boleh ikut misi ini, kalian tetap tinggal di sini dan berlatih!"

Hmm, masuk akal. Semenjak hanya aku serta beberapa orang lain yang menangani Ratu Antlion tadi pagi, para prajurit lain sebenarnya tidak melakukan apa-apa selama kejadian itu. Mereka pasti masih bisa menangani ketiga (dua?) buronan itu.

Bukan masalahku sih, aku tidak dendam pada mereka atau ingin menyelesaikan pertarungan dengan cara tolol, tapi jika ada tiga buronan yang bersembunyi di di dalam menara... maka bisa berbahaya untuk petualang lain untuk masuk.

Heh, baru masuk satu lantai saja sudah semerepotkan ini. 


Kurasa Leon tidak memperbolehkan petualang lain untuk ikut menyerang menara dan mengandalkan prajuritnya. Tidak salah, trio itu sepertinya tidak berani membantah perkataan Leon melihat tatapannya yang serius.


Untuk sekarang, kurasa aku hanya bisa menyarankan mereka untuk melihat para prajurit pergi ke menara.


[Still Here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty2013-09-13, 22:11
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Ryuuhime 
Newbie
Newbie
Ryuuhime

Level 5
Posts : 11
Thanked : 0
Engine : RMVX Ace
Skill : Intermediate
Type : Artist

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
[Orsha Village Gate]
[07.00 PM]


Sambil membawa kulit serigala abu-abu yang kukalahkan tadi, aku memasuki gerbang desa.
Ternyata lumayan sulit mencari bijih perak, aku harus masuk ke dalam gua lebih dalam, syukurlah aku bisa menemukannya sebelum hari terlalu gelap.


Sekarang aku memutuskan untuk kembali ke Inn, aku tidak tahan terus membawa kulit serigala yang sedikit berbau darah.


[Inn]


Setelah masuk ke Inn, aku merasa Ellie dkk sudah tidak ada di Inn lagi, mungkin mereka pergi ke suatu tempat...
Kuharap bisa bertemu dengan Ellie dan Arianne kembali, sejujurnya akan menyenangkan jika bisa memiliki teman seperjalanan.


Aku meletakkan kulit serigala di sudut ruangan inn.


"Saatnya membersihkan diri, hari ini lumayan mendebarkan, aku merasa lebih hidup"


[Bathroom]


Aku masuk ke kamar mandi pria dan melepas pakaianku.
Semua pandangan bersemangat yang tadinya menuju padaku jadi beralih kecewa ketika aku melepas baju bagian atasku.
Aku hanya bisa menghela napas dan mulai membilas tubuhku.


[Still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Empty
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Sponsored content 




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 20 Vide
 

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 

Similar topics

+
Halaman 20 dari 25Pilih halaman : Previous  1 ... 11 ... 19, 20, 21 ... 25  Next

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
RPGMakerID :: Non-RM :: General Discussion-