Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.

Share | 
 

 [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
Pilih halaman : Previous  1 ... 10 ... 17, 18, 19 ... 21 ... 25  Next
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-08-29, 16:25
Post[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
#1
tukang_es 
Dalangnya RMID
tukang_es

Kosong
Posts : 321
Thanked : 14
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
First topic message reminder :

Roleplay adalah permainan bermain peran. dalam permainan ini pemain ( member ) bermain sebagai karakter yang ditempatkan di suatu cerita dengan setting yang sama dengan pemain lainnya.
permainan ini mengandalkan imajinasi dari pemainnya agar menciptakan suatu plot yang menarik untuk diikuti oleh orang lain.

Tujuan
Spoiler:

Rules
Spoiler:

Background Story
Setelah peristiwa di Grace Island, Explorasi ke seluruh negeri Eremidia terus dilakukan. hal ini untuk menemukan banyak peradaban kuno atau potensi yang bahaya mengancam.

di balik terpaan dahsyat badai pasir di gurun selatan,terdapat Twilight Tower. konon,menara ini akan terbuka setiap senja tiba. legenda mengatakan sebuah permata raksasa menyimpan kekuatan sihir besar berada di puncaknya. permata tersebut dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang menyentuhnya.

banyak petualang yang datang beramai-ramai ke tempat tersebut, namun belum ada yang berhasil. banyak monster berkeliaran dan sangat kuat. jadi adakah yang berhasil menaklukan menara dan menyibak kebenaran di balik legenda tersebut ?

Peta Village
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Map10

Setting
tempat lokasi roleplay adalah sebuah desa kecil bernama Orsa Village, dekat satu-satunya oase pedalaman selatan gurun. tak jauh dari Orsa terdapat Twilight Tower. para prajurit kerajaan Eremidia berlalu lalang menjaga keamanan serta mengawasi segala hal di wilayah ini.

Note :
Ini desa kecil. Jadi harap jangan masukin bangunan2 mewah lol

Players [Slot 8/10]
- Shikami 
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Valor
Valor Ashburn (Now as NPC)

- Atla
Leo Redfang         
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 3769-40

- Theo Allen
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Anne01
Arianne Stanford


- Superkudit
Ellie Brausse
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 252-10

- Richter_h  
Muro Broschenko

- Rnvis
Daniel Utterson

- NightRider
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Avexn10
Zeeva Atlimus

- Lyonnesse (out)
Yuuki (Now as NPC)
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Yuuki_zps10ecc74f

- Oscar
Hazel Howard

- NachtEinhorn
Eleanor

- Ryuuhime
Tierra Winhart
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 OdtyyTp

shikami (valor) (sekarang jadi NPC lol)

F# out
Zwad out
Raptor (Jingen Yuusha) out
Lyonnesse out



Story So Far :
[Day 1]

7 orang pendatang tiba di Osha Village. kesemuanya berkeinginan untuk menaklukan twilight tower. di hari pertama, Arianne bermasalah dengan petualang lain bernama Bronx. ia ditolong oleh Leo, Ellie, Valor dan Jingen. setelah sempat berkelahi sebentar, mereka dihentikan oleh Sir Leon Lao,komando dari E.Guardian yang menyita senjata mereka. 
mereka berpisah. Arianne dan Valor pergi ke Muro's Workshop untuk membeli perlengkapan untuk kemudian pergi ke Tower. 
di sisi lain, Daniel dan Zeeva belum menentukan arah tujuan mereka.

Selesai mencari perlengkapan, Arianne dan Val menuju ke Leon Fort untuk mendapatkan senjata mereka kembali. Dan diteruskan registrasi untuk masuk ke tower. Sementara itu, Leo dan Ellie datang ke Leon fort dengan tujuan yang sama. Namun dengan cara yang berbeda, mereka malah mengacaukan seisi benteng Leon dan membuat mereka harus menjalankan sebuah misi ke tower.

Singkat cerita, gerombolan Antlion datang dan membuat palu besar Arianne terbawa ke sarang mereka. Arianne dan Val mencari palu itu dan berakhir terkepung. Val mengeluarkan sebuah jurus pamungkas. Namun dirinya tidak kuat menahan dan pingsan. Arianne diselamatkan oleh Ellie dengan tembakan brutal mad larrynya.

Setelah cukup istirahat, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Disana mereka bertemu Leo, dan seorang pria bernama Zeeva. Ellie, Leo, Anne memutuskan untuk kembali ke desa. Sedangkan Zeeva tampaknya masih mempunyai urusan dengan seekor monster.

Setibanya di desa, party Ellie menyewa inn di desa. Bertepatan dengan itu, seorang (yang mengaku) dokter bernama Hazel Howard datang ke desa ini. Dia melihat kawanan Ellie dan memutuskan untuk mengikutinya ke inn

[Day 2]

Pengumuman ditujukan kepada seluruh petualang yang berada di desa Orsa bahwa sebentar lagi akan ada serangan dari Antlion. Val, Leo, dan Arianne mengikuti registrasi tersebut.

Sementara itu di sisi lain Ellie, Zeeva dan Hazel terjadi pertarungan. Hal ini dipicu ketika Zeeva mengganggu kegiatan Hazel. Pertarungan mereka berakhir dengan seimbang. Namun keadaan Ellie memburuk. Dan Hazel karena suatu hal membuat dirinya menjadi seorang perempuan dan menyamar dengan nama Siti Khadijah

Berganti sudut pandang, Val, Leo dan Arianne menghabiskan waktu di kedai makanan dan mereka bertemu dengan Ellie. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya mereka memutuskan untuk latihan di training ground dekat benteng outpost Leon. Sesampainya disana, mereka dilatih bersama komandan Leon. Mereka belajar banyak hal. Mereka berlatih dari siang sampai sore.

Namun, tidak lama setelah itu, Lady Gretta, sekretaris pribadi komandan Leon mengatakan bahwa Antlion akan melakukan gerakannya lebih cepat. Leon berpamitan untuk mempersiapkan pasukannya. Sementara itu Ellie teringat akan ensiklopedi monster, dia kembali ke desa untuk mengambilnya.

Arianne, Leo, dan Val hanya berencana menunggu kedatangan Antlion di training ground itu. Namun keadaan semakin mendesak sehingga mereka harus memutuskan untuk mundur sementara.

Disisi lain, Hazel Howard / Siti Khadijah hendak menuju ke tower. Namun dia juga menemukan hal yang sama. Antlion itu menghadangnya. Hazel/Siti kembali ke desa dikejar oleh Antlion itu. Desa porak-poranda. Namun keadaan itu kemudian dapat di kendalikan oleh seorang kepala desa bernama Salman.

Sementara itu di fort, Ellie dan kawan2nya merencanakan sesuatu untuk melawan seekor antlion yang disebut dengan Driller. Namun mereka kesusahan. Ellie hampir kehilangan nyawa dua kali. Membuat sedikit perselisihan di tim mereka. Tak lama setelah itu, komandan Leon datang membawa bantuan dan menghabiskan para Antlion itu

[Day 3]

Pagi hari, Leo memutuskan untuk pergi ke sarang Antlion jauh sebelum para pasukan Eremidia dan para sukarelawan bersiap-siap. Melihat kelakuan Leo yang sembrono, Ellie memutuskan untuk menyusulnya.

Sementara di tempat lain, Arianne berangkat bersama prajurit komandan Leon. Sedikit lebih lambat dari Leo dan Ellie, akhirnya mereka berhasil mencapai liang para Antlion itu. Mereka akhirnya dipencar menjadi beberapa grup untuk menelusuri lorong-lorong yang dibuat oleh Antlion


Dari sudut pandang Ellie. Ellie dan Leo tanpa sengaja jatuh ke tempat induk Antlion itu. Ellie tertangkap oleh induk antlion itu. Hampir saja ajal menjemputnya, Zeeva menolongnya dan membawanya ke tempat yang cukup aman.

Tak lama setelah itu, Anne dan anggota party dari para sukarelawan itu sampai ditempat. Ellie sudah dalam keadaan tidak sadar. Namun dia berhasil ditangani dengan 'pengobatan pertama' oleh Zeeva. Dan akhirnya Ellie siuman

Disudut pandang Hazel / Siti Khadijah, Valor dan Lady Gretta melihat segerombolan capung raksasa bergerak menuju kearah desa. Valor, dan Hazel berlari dan mencegah capung-capung itu di padang pasir. Terjadi pertempuran dahsyat. Valor hampir kehilangan nyawanya karena kelelahan. Namun mereka berhasil diselamatkan oleh Salman, si kepala desa. Valor dibawa ke tempat aman dan diberi perawatan khusus oleh Hazel

Sementara itu di sarang Antlion terjadi pertempuran hebat. Kerja sama antara Arianne, Ellie, Leo, Firemage, Daniel, Eleanor, dan Fighter itu dapat membunuh ratu Antlion itu. Namun disamping itu, Ellie kembali mengeluarkan luka.

Ellie dibawa kembali ke desa bersama para petualang lain dan tiga temannya, Anne, Valor dan Leo. Mereka disambut baik kedatangannya di desa Orsa karena telah berhasil mengalahkan ratu Antlion.

Di tempat lain, Siti / Hazel berhadapan dengan tiga orang. Mereka termasuk anggota dari sukarelawan yang akan membantai ratu Antlion. Siti / Hazel diserang oleh seorang wanita yang dipanggil Silva. Hazel mengeluarkan ramuan secara acak dan menimbulan 'genderswap'. Hazel kembali ke kelamin asalnya sedangkan Silva berubah menjadi lelaki. Situasi tampak kacau.

Sementara, Daniel Utterson memutuskan untuk tetap menetap di tower paska peperangan dengan ratu Antlion. Daniel tanpa sengaja ikut pertarungan bersama tiga orang itu dan memutuskan kembali kabur ke desa

Disudut lain desa, Tierra Winhart, seorang dari keturunan ternama dari keluarga Winhart baru saja mencapai desa Orsa. Dia hendak membeli sebuah dagger perak di muro's workshop. Tapi karena uangnya tidak cukup, Tierra mendapatkan sebuah quest untuk mencari strip binatang dan sebongkah perak.

Ellie telah dirawat bersama Anne dan Eleanor. Namun keadaan menjadi kacau saat seseorang bernama William mengaku adalah seorang kakak dari Ellie. Ellie menyembunyikan identitasnya sebagai treasure hunter dibantu oleh kedua temannya. Namun, pada akhirnya Ellie tetap mengaku hal yang sebenarnya.

... ntar diterusin editnya


Enjoy ! :D


Terakhir diubah oleh tukang_sapu tanggal 2013-08-30, 09:54, total 12 kali diubah

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-08, 23:41
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Oscar 
Senior
Senior


Posts : 830

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Desert]
[7.30 AM]
[RP: Hazel, Valor, Lady Gretta, & Salman]

"Gretta, bawa Ashburn ke tempat aman!" kata Salman memberi perintah. "Kita tidak boleh melakukan kesalahan yang sama seperti dulu!" 

Lady Gretta mengangguk paham. Ia lalu membawa Valor menjauh dari tempat pertarungan sementara Salman dan para prajurit dari desa yang sudah memakai zirah kehitaman bertarung melawan kawanan capung raksasa itu.

Aku mengikuti Lady Gretta yang membopong Valor pada tim medis yang berada di sana. Valor yang tampak lelah dengan nafas yang hampir putus-putus. Aura yang menyelimuti tubuhnya masih ada tapi begitu tipis.

[Desert]
[7.40]
[RP: Hazel, Valor, & Lady Gretta]


"Medis, cepat carikan sesuatu utuk mengembalikan mana-nya!" kata Lady Gretta.

"Percuma!" kataku sambil mengangkat tangan. "Mana-nya tidak akan kembali. Mana-nya dikuras habis oleh aura itu."

Lady Gretta terbelalak kaget mendengarnya. Sepertinya dia teringat sesuatu.

"Seperti kata ayahku, Orsa meninggal karena kehabisan mana di tubuhnya," kata Lady Gretta, lalu ia melihatku. "Apa kau tau apa yang bisa kita lakukan?"

Aku menelan ludah. 

"Akan kucoba menghilangkan aura putih itu."

Lalu kubuka baju Valor, lalu kuletakkan tanganku di dadanya. Sebuah cahaya kuning muncul dari telapak tanganku dan merambat ke seluruh tubuhnya dan mulai menghilangkan aura putih itu. Setelah cukup ku lepaskan tanganku dari dadanya. Sinar kekuningan itu tiba-tiba menghilang dan Valor tiba-tiba terbatuk dan mengeluarkan darah.

"Tuan Ashburn!" kata Lady Gretta panik.

"Tenang-tenang, itu reaksi normal," kataku.

Nafas Valor yang tadinya putus-putus kini sedikit lebih tenang. Lalu aku memberi isyarat pada seorang healer yang ada di sana untuk meneruskan pekerjaanku.

Healer itu meminumkan cairan penambah mana pada Valor namun anak itu masih tetap saja belum sadar sepenuhnya.

"Tch... dasar amatiran," komentarku. Lalu aku bangkit dan mengambil beberapa ramuan yang ada di kotak obat yang dibawa tim medis. Kucampurkan beberapa ramuan setelah aku cium baunya. Kucampurkan ramuan itu kedalam sebuah tabung gelas besar hingga menimbulkan ledakkan kecil di mulut tabung itu.

"A... Apa yang akan kau lakukan nona Khadijah?" tanya Lady Gretta khawatir.

"Tenang saja, ini aku namakan dengan omnipotion, sebuah ramuan yang menyembuhkan apa saja. Menambah mana dan kekuatan sekaligus obat kejut," jelasku.

Lady Gretta dan tim medis di sana melihatku ngeri.

"Oke sekarang kalian minggir semua sebelum sesuatu terjadi," kataku.

Mereka pun mejauh dari Valor saat aku duduk di dekat mulutnya. Aku menengok kanan kiri lalu ku raih kertas yang agak kasar dari sebuah meja lalu kubentuk seperti corong dan kumasukkan ke mulut Valor. Lalu kutuangkan ramuanku.

Ladu Gretta dan orang-orang medis itu bergidik. Tiba-tiba tubuh Valor mengejang seperti kena setrum.

"KYAAAAA!!!" teriak Valor diikuti teriakan Lady Gretta dan para gadis di tim medis itu.

"ARRGHH.... AARRGGHHH...." teriak Valor sambil memegangi tenggorokannya. "Air... air..."

Valor berlarian panik lalu meraih dengan kasar kantung air dari pinggang seorang healer dan meminumnya.

"Apa itu tadi..." katanya dengan nada marah-marah. "Dan kenapa aku ada di sini?" dia bertanya.

"Err... ceritanya panjang," Lady Gretta berusaha menjelaskan.

Valor membelalakkan matanya seperti teringat sesuatu.

"Arianne, Ellie, Leo!" sahutnya. "Aku harus menolong mereka!"

Valor lalu bergegas pergi dari tim medis itu dan berlari ke arah menara. Aku dan Lady Gretta mengikutinya.

Kami berlari melewati tim Salman yang sedang bertarung. Valor melihat mereka tapi sepertinya tidak mempedulikan. Memang, tampaknya Salman tidak ada masalah mengatasi monster-monster yang berusaha mengeroyoknya. Ia mengibas-ibaskan syalnya yang sudah diperkeras dengan sihirnya sehingga setajam pedang, membuat capung yang mendekatinya jatuh bergelimpangan.

"Arianne, Ellie, Leo.... tunggu aku!" gumamnya.

[next: Antlion Nest Entrance]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 12:28
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Queen Lair ]
[ Around 8.10 AM ]

"Terima kasih"
Samar-samar aku mendengar suara menggema di ruangan ini saat monster itu tumbang

"Kalian dengar suara itu?"
Gumamku sambil mencoba mendengar lebih jelas lagi. Tapi percuma. Sepertinya suara itu sudah menghilang. Aku hanya bisa mengerutkan dahiku.

*Bruk*
Aku mendengar seseorang jauh ke tanah. Langsung kutolehkan badanku. Aku melihat Ellie tertunduk. Di mulutnya mengeluarkan setumpah darah.

"Ellie, ... kau tidak apa-apa?"
Aku langsung menghampirinya. Namun Ellie tidak menjawab dan terus mengeluarkan darah.

"Seseorang, tolong! Siapapun!"
Aku mencoba mencari pertolongan dari orang-orang disana. Aku tidak tahu pasti apakah mereka bisa memberikan semacam obat atau entahlah. Semuanya kemudian menghampiri kearahku

Tak lama setelah itu, terdengar suara gerombolan. Di salah satu lubang dari ruangan itu muncul satu per satu prajurit. Tak salah lagi, mereka adalah pasukan komandan Leon. Mereka tercengang ketika melihat monster tentakel itu sudah binasa.

Di salah satu sisi lain, aku melihat Leon juga ikut hadir. Dia tidak terlalu tertarik dengan monster itu. Komandan Leon langsung teralihkan perhatiannya kepada kami dan langsung berlari menghampiri kami

[ Still here ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 14:47
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Queen Lair ]
[ Around 8.15 AM ]


Suara ini... Semuanya terdengar kacau, aku bahkan tak bisa mengenali sura siapa dan apa yang kukatakannya. Tatapanku seperti kosong, melihat Arianne didepanku, mengguncang-guncangkan tubuhku dengan mata terbelalak khawatir. Mulutnya terbuka, seperti berteriak namun aku tak bisa memisahkan suara Arianne dari suara lainnya.

Nafasku seperti seorang penderita asma, terputus dan sangat berat. Kepalaku seakan ingin pecah, dan masih terus memuntahkan darah. Sepertinya Anne masih meneriakkan sesuatu, memeluk tubuhku dan berteriak kesemua orang di tempat itu, kurasa meminta pertolongan.

Pandanganku mulai ikut-ikutan kacau, begitu tercampur aduk, aku melihat dari sudutpandang yang tak wajar. Huh? Sister Eleanor? Wajahnya sangat serius ketika mendagangiku.
Kulihat dia menempelkan telinganya di dadaku, lalu mengarahkan tangan kanannya di uluhatiku, komat-kamit tak jelas dan mengeluarkan cahaya redup dari telapak tangannya.

"Blurrgghh!!" Kumuntahkan darah yang kental, bahkan makin banyak.

Rasanya bahkan makin mengerikan, aku seperti ditusuk dari bawah dan tembus hingga mulutku. Anne dan sister Eleanor tampak berdebat satu sama lain, mereka bertengkar? Tak berapa lama, sesosok pria tinggi besar berdiri disamping kepalaku, membuat keduanya berhenti berdebat. Itu Leon, dia memeriksa leherku, lalu berteriak kearah pasukannya.

"Panggilkan dokter! Cepat! Tubuh gadis ini takkan mampu bertahan lebih lama lagi!"

Huh? Aku bisa mendengar teriakannya, itu menggema ditelingaku, walau samar namun bisa kudengar. Sebenarnya, apa yang terjadi padaku?

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 15:20
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Queen Lair ]
[ Around 8.15 AM ]

"ELLIE!! Bertahanlah!! ELLIIEEE!!!"
Kuguncangkan tubuhnya sambil berteriak. Pandangannya kembali kosong seperti saat aku melihatnya tidak sadarkan diri. Mulutnya bersimpahkan darah. Aku hanya bisa menatapnya. Seandainya aku mempunyai ilmu pengobatan

"Gadis palu. Perbuatanmu hanya akan memperburuk keadaannya"
Sister Eleanor kemudian menyahut dari jauh sambil berjalan kemari.

"Lalu... lalu! Apa yang harus aku lakukan!!"
Sahutku sambil diikuti oleh isak tangis.

Sister Eleanor kemudian mengambil alih Ellie. Dia membaringkan Ellie keatas tanah. Dia menempelkan telinganya ke dada Ellie. Ekspresi matanya berubah lebih serius. Aku hanya bisa memperhatikannya sambil berharap.

Sesaat setelah itu, dia tampak membaca sebuah mantra yang aku tidak tahu apa yang sedang ia bicarakan. Tangannya bercahaya, lalu meletakkannya diatas tubuh Ellie yang terbaring.

Saat itu juga Ellie memuntahkan darah semakin banyak. Matanya terbelak seperti menahan kesakitan. Seperti sedang disiksa sesuatu. Aku menutup mulutku. Melihatnya saja sudah membuatku bergidik ngeri dan ingin muntah.

"Hentikaaan!!!!"
Aku yang tidak tahan melihat kelakuan sister Eleanor langsung mendorongnya dan membuat mantranya batal.

"Apa yang barusan kau lakukan!"
Eleanor terlihat marah dan menatap kepadaku

"Kau.... kau hanya memperburuk keadaannya!"
Sahutku kemudian sambil diikuti isak tangis.

"Bodoh! itu baru tahap pertama. Aku sedang mengobatinya!"
Balasnya dengan nada tidak terima.

"Aku,... tak akan membiarkanmu ... mendekatinya lagi!"
Kataku serius sambil mengangkat paluku dan menatap tajam Eleanor. Namun, tak lama kemudian, aku merasa paluku sedikit berat. Setelah kutoleh kebelakang, aku melihat komandan Leon memegang paluku. Memberi isyarat untuk menurunkannya.

Leon kemudian mendekati Ellie yang tergeletak tak berdaya. Kemudian dia memeriksa leher Ellie.

"Panggilkan dokter! Cepat! Tubuh gadis ini takkan mampu bertahan lebih lama lagi!"
Kata Leon kemudian.

"Aku berusaha mengobatinya. Tapi gadis itu menghalangiku!"
Eleanor kemudian menyahut sambil menunjuk diriku. Aku tidak bisa membalas kata-katanya. Sejak komandan Leon berada disini, aku seakan kehilangan kuasa untuk menentukan keputusan.

Komandan Leon memandang Eleanor dengan tatapan serius
"Kau yakin bisa mengobatinya?"
Tanya Leon dengan tatapan yang sangat serius

"Uh, setidaknya untuk pengobatan pertama"
Eleanor kemudian menyahut.

"Baiklah. Namun jika sampai nyawa gadis ini tidak tertolong, kau akan menjadi buronan seluruh Eremidia seumur hidupmu" Kata komandan Leon serius.

Eleanor kemudian berjalan menuju ke Ellie yang masih tergeletak. Komandan Leon kemudian berjalan kearahku dan berbisik.
"Percayakan saja padanya"

Kemudian sister Eleanor melanjutkan ritualnya

[ Still here ]


Terakhir diubah oleh TheoAllen tanggal 2013-09-09, 17:29, total 1 kali diubah
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 16:57
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Oscar 
Senior
Senior
Oscar

Level 5
Posts : 830
Thanked : 13
Engine : RMVX
Skill : Beginner
Type : Writer

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Atlion Nest Entrance]
[8.00 AM]

Valor melihat banyak bangkai-bangkai manusia dan Antlion bergelimpangan di sepanjang lorong masuk ke dalam sarang itu.

"Gila," komentarku sambil mulai menutup hidung karena bangkainya sudah mulai membusuk.

Valor memeriksa bangkai-bangkai itu satu persatu. Wajahnya tampak panik. Tiba-tiba Lady Gretta menepuk pundaknya.

"Tenang saja tuan, teman-teman anda tidak akan mati semudah itu," 

Valor masih berdiri terdiam.

"Hei anak muda, ayo kita lanjutkan mencari," ajakku.

Kami pun terus menelusuri lorong-lorong itu. Sungguh kacau, banyak retakan-retakan di dinding lorong tanah itu seakan tempat itu berkata kalau ada perang hebat disana.

Akhirnya kami sampai ke sebuah ruangan yang besar setelah kami meluncur turun dari lorong atas. Di sana tampak komandan Leon dan pasukannya serta para penjelajah sedang berkumpul. Mereka berdiri bergerombol dan terlihat memutari sesuatu. Di tengah-tengah gerombolan itu tampak ada cahaya terang berwarna keputihan.

[Antlion Nest - Queen's Lair]
[8.30 AM]

"Hei... hei... ada apa ini?" kata Valor sambil berlari ke arah mereka dengan terburu-buru.

Aku berjalan ke arah mereka lalu melihat ke samping. Disana tampak sebuah bangkai serangga raksasa yang tubuhnya hancur penuh lobang. Banyak sulur-sulur tentakel yang tergeletak lemas di lantai itu.

Valor berusaha masuk menuju ke tengah-tengah kerumunan itu berusaha melihat apa yang terjadi. Dia terkejut saat melihat temannya pingsan tak berdaya di pangkuan seseorang yang berpakaian seperti suster.

"Ellie...?"

Aku melihat gadis koboi sialan itu sedang tergeletak lemah di pangkuan sister itu.

Yah tapi melihat dirinya yang sekarang ini aku jadi kasihan. Dia sedang tegeletak lemas, tapi orang-orang di sekitarnya melihatnya dengan khawatir. Seorang gadis berbandana merah menangis di sampingnya, seorang berjaket hitam dan berambut merah meremas-remas tangannya seolah menyesali sesuatu. Bahkan komandan Leon.

Istimewa, bahkan dia cuman gadis sialan yang membuatku menjadi kehilangan kejantananku.

Sebuah senyuman teretas di wajahku. Aku melangkah mendekati sister itu dan berjongkok di sebelahnya.

Aku melihat gadis koboi pirang itu dan mengamatinya. Cahanya dari tangan sister itu menyinari tubuh gadis itu. 

Aku bisa merasakan nafas lemah dari tubuh gadis koboi itu. Sepertinya dia telah menggunakan kekuatan dari luar dirinya tetapi tubuhnya tidak kuat menahannya. Akhirnya kekuatan itu berusaha mengambil alih aura kehidupannya. Sama seperti yang dialami Valor.

Tapi sister itu melakukan pekerjaan cukup baik, dia berhasil menekan kekuatannya dan mengeluarkannya bersama darah. 

Aku melihat darah yang keluar dari mulut itu dan menyentuhnya dengan tanganku.

"Ether?" gumamku. "Gadis ini terkena radiasi Ether?"

[next: still here]

note: tolong di godmod dulu char saia yow?
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 18:06
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Queen's Lair]
[8.30 AM]


Perlahan panca inderaku berangsur membaik, aku bisa melihat wajah-wajah khawatir semua orang yang mengenalku membuat dada ini terasa sesak. Bisa kulihat Anne dan Leo bergegas mendekatiku, menatap mataku, sangat dekat.. Kami terasa begitu dekat.

Anne berteriak, memegang pipiku, tapi belum bisa kudengar apa yang diteriakan olehnya. Kucoba membaca gerakan bibirnya, E-I? Tidak, itu ELI, dia menyerukan bagaimana namaku diucapkan.

Darah kental kembali keluar dari mulutku, sister Eleanor? dia berusaha mengobatiku.. Mungkin. Aku sungguh tak paham dengan metode pengobatan dari gereja, tapi kurasa lebih baik daripada dokter malpraktek yang membuatku trauma dengan pengobatan medis secara ilmiah.

"Ellie, bertahanlah!"

Huh? Itu suara Leo, tapi aku tak melihat bibirnya bergerak.

"Ellie, jangan mati!"

Kini suara Anne, apa yang terjadi? Aku mendengar suara mereka seperti saat mendengar suara Seran. Aku terbatuk, namun begitu selesai, darah berhenti mengalir. Kulihat sister Eleanor menyeka keringatnya dan menghela nafas lega. Bicara soal nafas, kini aku bisa mengeluarkan udara secara teratur.

Kini aku bisa mendengar semuanya dengan baik, semua hirup pikuk orang-orang di tempat ini. Orang-orang baik yang memikirkan orang asing, yang bahkan baru dikenalnya selama tiga hari. Aku hanya tersenyum, dunia ini tak serusak yang kupikirkan. Ibuku pernah bercerita kalau diluar sana, aku akan mendapatkan keluarga tanpa terikan oleh darah, dan kurasa kini itu terjadi.

"Nona Brausse, bisakah kau menjawabku? Apa inderamu terasa aneh, seperti seluruh dunia terasa dipaksakan masuk kedalam otakmu?" Tanya Leon begitu aku tersadar.

"Hey! Apa yang kau pikirkan! Biarkan Ellie istirahat dulu!" Teriak Anne.

Aku mengangguk lemas, berusaha memberi jawaban atas pertanyaan Leon.

"Tapi aku tak mengira efek sampingnya akan separah ini, aku tahu nona Brausse memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Tapi aku tak memperhitungkan akan seperti ini jadinya!" Gumam Leon

"Jadi kau memang mengetahui sesuatu, huh?! Kau, jika kau tahu ada hal berbahaya seperti ini, kenapa kau tak mengatakannya terlebih dahulu?! Kau hampir membuat Ellie terbunuh!"

Leo merangsek, menarik kerah leher Leon, berusaha memukul wajahnya.

"Tidak, itu tidak sepenuhnya murni karena hal itu. Kemungkinan besar, efek racun itu ditingkatkan oleh radiasi Ether." Sela seorang wanita dengan kerudung dan jubah biru, kurasa aku pernah melihatnya disuatu tempat, namun aku lupa kapan dan dimana.

"Jadi, dari awal ini adalah salahku?"

Leo bergumam pelan, tangannya melepas Leon, berjalan mundur dengan perlahan. Aku tahu apa yang dipikirkan Leo, Takut, tidak lebih seperti merasa sangat bersalah. Kugenggam ujung jaketnya, membuat Leo menoleh kepadaku.

"Aku.. Baik-baik saja." Gumamku, memberikan senyuman terbaikku kepada Leo, Anne, Val dan semua yang mengkhawatirkanku. Leo hanya tercengang sementara Anne masih terisak, memelukku, Val juga hanya mengusap-usap matanya. Ya... Orang-orang baik ini, mereka adalah temanku.

[Still here]


Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-09, 19:02, total 2 kali diubah
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 18:13
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
rnvis 
Novice
Novice
rnvis

Level 5
Posts : 148
Thanked : 0
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[At Antlion Nest - Queen Lair]
[08.15 AM]

Pengorbanan sesungguhnya adalah hal idiot bagi diriku. Jika aku bisa, maka aku biasanya akan berusaha untuk melindungi nyawaku ketimbang orang lain. Aku sudah mempunyai prinsip ini jauh ketika aku masih kecil, dan ketika aku didik oleh master, pendirian ini semakin kuat.

Dalam tugasku sebagai bounty hunter sendiri ketika bersama beberapa partner, kita secara diam-diam mempunyai prinsip ini. Kau mati, kau cacat, kau tertinggal, maka itu akan menjadi urusanmu. Kami tidak akan membantumu, maka kau pun tak perlu melakukannya.

Semenjak seorang gadis baru saja kehilangan kesadarannya dan mengeluarkan darah dari mulutnya, aku memutuskan untuk menjauh dari kelompok yang mengitarinya. Melewati beberapa prajurit yang menginvestigasi sang Ratu Antlion yang terbakar hangus.

Aku melihat pria berbadan besar yang sebelumnya membantuku dengan Leo. Aku berjalan mendekatinya.

"Hari yang berat bukan?" kataku kepadanya.

Pria itu yang sedari tadi menutup matanya lalu melirik ke arahku dan mengangguk setuju.

"Aku tidak yakin kita bisa mengalahkan menara ini tanpa keajaiban, mengingat masih ada lantai jauh diatas yang belum dicapai."

"Kau tidak perlu khawatir soal itu. Cepat atau lambat menara ini akan berhasil ditaklukkan, masalahnya adalah apakah sesuatu yang berada di puncak menara itu betul-betul ada atau tidak."

"Heh. Kau benar soal itu, jika semua petualang terbunuh. Maka pasti akan ada gelombang petualang lain. Aku sendiri tak percaya soal permata ini jika harus jujur."

"Kau tak punya permintaan untuk dikabulkan?"

"Ah, beda lagi soal itu. Kurasa aku punya sesuatu, mungkin..."

Berkata seperti itu, sebuah ingatan lama muncul di pikiranku; sebuah desa di kaki pegunungan dan seorang wajah gadis yang ceria. Aku menggelengkan kepalaku, kenapa aku memikirkan hal itu sekarang?

"Aku belum mengetahui namamu."

"Ah, Daniel."

Pria itu mengangguk sekali lagi dengan tenang, seraya berbalik menuju tempat Ellie berbaring sekarang. Entah kenapa suasana disana sangat suram jika harus kubilang.

"Bozeck, panggil aku Bozeck. Ayo, sebaiknya kita tidak berlama-lama disini." katanya.

Menghela nafas, aku pun berjalan menyusulnya tak lama kemudian. 

"Tak ada gunanya aku berpikir seperti itu, bukan?"

[Still Here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 19:15
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Desert (OTW, desa)]
[ Around 9.10 AM ]
[ Party : Ellie, Leo, Hazel/Siti, Val ]

Setelah selesai menyelesaikan urusan kami di sarang Antlion, kami akhirnya kembali pulang. Tentara Eremidia kembali ke markasnya. Para petualang kembali pada urusannya masing-masing. Ada yang langsung nekat memasuki tower. Ada yang sudah menyerah, lalu pulang kampung, dan masih banyak lagi.

Sedangkan kami. Kami pulang ke desa. Berharap untuk kesembuhan Ellie. Leo sekali lagi menggendong Ellie. Namun, kali ini mereka tidak banyak bicara seperti dahulu. Suasana benar-benar sepi. Ellie masih terlihat lemas di punggung Leo. Sedangkan Val, sedari tadi hanya diam.

Kami juga diikuti oleh beberapa petualang lain yang sama-sama menuju ke desa. Penyihir api itu juga mengikuti kami.

[ Orsa Village ]
[ Around 9.20 AM ]
Sesampainya di desa, kami mendapat sorak meriah dari warga desa. Mereka terlihat senang karena kami para sukarelawan berhasil menaklukkan sang ratu. Walau begitu, suara ricuh itu belum bisa tercerna dengan baik di otakku. Aku masih mengkhawatirkan keadaan Ellie

[ Next : Oase Area (maybe) ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 19:54
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
Orsa Village
[ Around 9.20 AM ]


Sekali lagi, aku berakhir di gendongan Leo, walau bersama seekor kuda, tapi katanya terlalu berbahaya untukku jika harus menunggang kuda. Jadi Mustangkoji hanya mengekor kami dari belakang.

Leo seperti sedang mengendong seseorang yang habis disembelih, bagaimana tidak? Darah menutupi dagu dan mengalir hingga dadaku, bisa kumaklumi kenapa orang-orang yang bersorak sorai berubah ekspresinya ketika melihatku. Ikatan rambutku terlepas dan menutupi sebagian wajahku, topiku dipegang Leo, darah berceceran. Bisa dibilang kini aku merupakan visualisasi hantu korban pembunuhan di cerita-cerita horror,

"Ellie..."

Leo bergumam lirih, jeda setelah mengucapkan namaku membuat jantungku berdegup kencang. Apa ini? Aneh, dia mau menembakku saat aku sekarat? Inikah "romantis" dari sudut pandangnya?

"Kau berat, dan bau keringat..."

Seolah mendapatkan tenaga cadangan, kujitak kepala Leo. Sudah kuduga, aku terlalu berharap banyak dari monyet yang tak mengerti sopan santun ini. Tapi, entah mengapa aku merasa sangat lega.

[next : inn]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 20:12
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Oscar 
Senior
Senior
Oscar

Level 5
Posts : 830
Thanked : 13
Engine : RMVX
Skill : Beginner
Type : Writer

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Antlion Nest - Queen's Lair]
[Sebelumnya di 8.30 AM]

Ellie, si gadis koboi itu telah tersadar. Suster yang dipanggil Eleanor itu telah berusaha dengan baik. Memang benar badan Ellie belum sepenuhnya pulih, tapi setidaknya ancaman radiasi Ether itu telah menghilang.

Kini gadis itu telah sadar, ketiga temannya tampak senang apalagi si gadis cilik super kuat itu, Arriane. Namun, anak laki-laki berambut merah itu masih terlihat sedih dan frustasi. Mungkin aku terlalu kasar saat berkata itu semua akibat radiasi Ether. Mungkin Ether ada hubungannya dengan anak itu.

Aku bisa mengerti apa yang dirasakan anak itu. Sebuah harapan yang hancur karena dilema. Di saat kau harus memilih mana yang terbaik. 

Apakah kau akan mengorbankan temanmu demi menyelamatkan orang banyak?
Apa kau akan mengorbankan dirimu demi menyelamatkan semuanya?

Ku rasa itu semua yang ada di benak anak laki-laki itu. Tidak... bukan hanya dia, gadis koboi itu juga berpikiran yang sama.

Sebuah senyuman kecil terukir di wajah Leo saat ia mendengar gadis koboi itu berkata: "Aku... aku baik baik saja"

Namun yang benar saja... Ether? Sebuah elemen sakti yang hanya bisa digunakan oleh dewa bisa sampai disini?...

Aku tidak bisa membayangkan jika elemen itu bisa digunakan oleh manusia biasa. Radiasinya sangat berbahaya dan bisa membunuh manusia biasa. Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi dengan Ellie si gadis koboi itu jika tidak ada suster.

Hanya para suster atau orang-orang yang mengabdikan diri pada Tuhan yang bisa mengendalikan Ether dengan baik.

[Antlion Nest - Queen's Lair]
[Sebelumnya at 9.00 AM]

Komandan Leon memerintahkan para pasukan dan petualang untuk kembali. Tapi ada beberapa yang tetap ingin melanjutkan perjalanan menuju ke tower.

Sementara itu aku hanya ingin berada di sini sebentar dan mempelajari makhluk besar menjijikkan yang mati di hadapanku ini. Sepertinya makhluk ini adalah ratu dari serangga-serangga itu.

Ku ambil beberapa sampel daging, darah, kulit, semuanya lalu kuracik untuk membuat bahan ramuan dan kusimpan dalam domainku.

Aku adalah seorang penyihir tipe pemanggil (summoner). Domain adalah tempatku yang ada di Aldonia, di sebuah gudang rahasia yang sudah disihir. Aku bisa memasukkan barang apapun kesana dengan sihir dan memanggilnya kembali sesukaku.

[Antlion Nest - Queen's Lair]
[9.20 AM]

Sudah cukup banyak bahan-bahan yang kukumpulkan dan kukirim ke domainku. Aku sudah bersiap akan pulang ke desa saat tiga orang misterius datang. 

Orang yang pertama memakai jubah berwarna hitam dan bertudung, yang kedua adalah wanita, ia memakai korset dan rok pendek sambil membawa kapak besar, yang ketiga adalah orang dengan full-armor, semua badannya ditutupi zirah dan helmnya sangat tertutup dan hanya ada celah-celah seperti bar di depan matanya.

"Wow... wow... wow..., rupanya senjata kita telah dimusnahkan," kata orang bertudung hitam itu sambil menepuk-nepuk tangannya.

Aku hanya berdiri mematung melihat mereka bertiga berjalan ke arahku.

"Sepertinya kita tidak bisa meremehkan merka tuan," kata pria full-armor yang suaranya hampir seperti robot itu.

"Bagaimana ini rencana kita bisa berantakan jika seperti ini," kata wanita yang memakai korset berwarna merah itu.

Pria bertudung itu mengangkat tangannya sebagai isyarat agar tetap tenang. 

"Tak usah khawatir, Komandan Leon dan para petualang sedang kembali ke desa, hanya para cecunguk-cecunguk lemah yang tersisa di sini, termasuk dia," katanya sambil melihatku. "Silva? Bisa kau membereskannya untukku?"

Wanita korset yang dipanggil Silva itu pun mengangguk lalu melakukan ancang-ancang dan menyerangku. Sabitnya yang besar mulai mengayun untuk menebasku.

Aku sempat terkejut dan panik, aku mengeluarkan botol ramuan secara acak dari domainku dan ku lempar begitu saja ke arah wanita itu, namun wanita itu begitu dekat. Dia memecahkan botol ramuanku. Karena begitu dekat kami berdua terkena efek ramuan.

Wanita melompat mundur, asap ramuan yang berwarna merah muda itu mengepul-ngepul membuat kami terbatuk-batuk.

Tiba-tiba aku merasakan gerakan-gerakan tidak wajar di seluruh tubuhku. Dadaku mengecil dan otot-ototku mulai membesar, aku merasakan gatal-gatal di kaki dan wajahku saat rambut-rambut mulai tumbuh.

Aku kembali menjadi pria.

Yeah memang seharusnya seperti ini. Aku tak mengira ternyata aku punya penawar bom asap yang dilempar Ellie si gadis koboi waktu itu.

Tapi kesenanganku menghilang bersama hilangnya wanita korset.

Ya wanita itu hilang dan digantikan seorang pria jelek memakai korset. Dia meraba-raba dadanya yang rata dan kakinya yang tadinya mulus kini berbulu.

"KYAAAA...." pria itu berteriak seperti wanita membuatku semakin ingin muntah.

"Silva!!!" teriak pria bertudung itu. "Hei, apa yang telah kau lakukan padanya?"

Aku hanya mengangkat bahu, lalu kulemparkan ramuan flashbang ke udara dan meledak membuat cahaya yang sangat menyilaukan. Lalu aku berlari meninggalkan mereka bertiga.

Yang benar saja, siapa tahan berada di samping pria brewok memakai korset dan berteriak-teriak seperti wanita.

[next: desert]
[npc created: Silva (Scyte Maiden), NPC 1 (Dark Wizard) , NPC 2 (Black Knight)]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 20:39
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Ryuuhime 
Newbie
Newbie
Ryuuhime

Level 5
Posts : 11
Thanked : 0
Engine : RMVX Ace
Skill : Intermediate
Type : Artist

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[West shop district]
[around 9.20 AM]


Saat ini aku ada di shop distrik timur.
Saat aku sedang asyik menawar di shop, tiba-tiba dari arah twilight tower entrance terdengar riuh suara sorakan penduduk, aku pun mencoba untuk mendekat ke sana.
Ada sekelompok orang, mereka semua terlihat suram, mungkin mereka kelelahan habis melawan monster.
Di kelompok itu terlihat ada 2 orang pria, 1 anak kecil, dan 2 gadis muda, yang satunya terlihat sedang tidak sadarkan diri dan digendong.


"Sepertinya mereka habis melakukan pertarungan yang berat ya"


Ujarku kepada bapak tua di sebelahku yg ikut menyoraki mereka sedari tadi.


"Ya, monster di dalam twilight tower itu tak bisa kau bayangkan seberapa banyaknya dan seberapa mengerikannya, penduduk biasa sepertiku tidak mungkin bisa keluar hidup-hidup dari sana hahaha, aku sangat berterimakasih kepada para sukarelawan ini"
Bapak itu kembali bertepuk tangan dan bersorak.


"ooh begitu..."


Sepertinya twilight tower itu bisa jadi tempatku untuk mengasah kemampuanku bertarung. Tapi sekarang aku harus mengumpulkan persediaan terlebih dahulu, dan senjata yang lumayan, party barusan saja sepertinya kesulitan, apalagi aku yang seorang diri. Hey aku bukannya kurang pemberani, tapi aku seseorang yang lebih bisa bertahan hidup jika menyusun rencana terlebih dahulu.


Kemudian aku pergi dari keramaian. Kebisingan mereda seiring langkahku menjauhi tempat itu.


[At Muro's Workshop]


"Selamat datang, masuklah dan cari apa yang kau perlukan di sini!"


Bapak tua berjanggut tebal yang lebih pendek dariku menyambutku di workshop, aku masuk dan di dalamnya berbau besi terbakar bercampur dengan bau kayu yang khas. Agak gelap dan hangat di dalam sini, tidak terlalu heran, ini adalah sebuah workshop.
Sesekali bunyi derit kayu muncul saat aku melangkah, sambil ditimpali suara nyaring palu pemilik workshop tadi sedang melakukan forging.


"whoa... "

Aku terkagum kagum dengan banyaknya variasi senjata yang ada di workshop ini, pemilik workshop tampak sedikit tersenyum dan melanjutkan forgingnya.


Setelah melihat-lihat beberapa saat, mataku tertawan oleh kilatan sepasang dagger berwarna perak. Dalam beberapa detik ada flashback dalam benakku, wajah ayahku, dan kenangan masa lalu saat ayah memperlihatkan double daggernya padaku warnanya sama seperti yang ini.
Mungkin aku akan beli yang i... eh gilak, Dnas-ku nggak sampai seperempat dari harga yang tertera :hammer: 
Aku bingung dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal.


"uhm... maaf, bisakah kau menyimpankan dagger ini untukku, aku akan membelinya dalam beberapa hari lagi"


"Baiklah, akan kusimpankan"


Pemilik workshop itu tampak mengerti dan mengiyakan permintaanku, kemudian aku memutuskan untuk membeli short dagger yang cukup murah saja.
Saat menyerahkan Dnas pemilik workshop itu berkata


"Gadis muda, jika kau begitu menginginkan Dnas lebih untuk membeli dagger tersebut, aku ada pekerjaan untukmu"


Aku tidak terlalu mendengar saat dia memanggilku gadis muda, aku hanya mendengar bagian "Dnas dan pekerjaan", tanpa berpikir lagi, dengan kantong kempes begini aku berkata


"Ok, apa tugasku?"


[Still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 21:06
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
richter_h 
Salto Master
Hancip RMID
richter_h

Kosong
Posts : 1705
Thanked : 30
Engine : Other
Skill : Skilled
Type : Developer
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Bengkel Ketok Magic Muro dan Olavia]

"Ok, apa tugasku?"

Kukatakan tentang sesuatu yang bisa menjauhkan ...gadis ini.

"Kau mau pisau perak itu kan? Coba kau cari sebongkah logam perak dan beberapa strip kulit binatang. Berhubung kau tidak akan bisa menemukan logam perak dan kulit strip di luar sana, bawa saja sekantung bijih perak dan beberapa lembar kulit--kulit serigala, beruang... mungkin kulit anjing gurun juga bisa, dan bawa ke sini. Selanjutnya kukatakan lagi begitu kau punya yang sudah kusebutkan."

Gadis itu... hanya tertegun. Pasti dia masih berpikir tentang tugas ini.

"Kau mau atau tidak? Kalau tidak, ku akan suruh--"

"Waaa! Cantik banget!!"

Olavia muncul dan histeris begitu melihat ...gadis di depanku ini. Lantas dia memeluk ...gadis itu dan bertingkah layaknya kekasih yang baru bertemu setelah pulang perang.

"Cantik banget! Kamu lucu banget! Mau jadi pacarku tidak? Mau ya?! Ya?! Ya!"

:ogw:

Ku tidak mengerti apa yang terjadi lagi. Anakku ini... suka pada perempuan?

"Nah, nak, jika kau tidak keberatan... Ambilkan logam perak dan kulit strip padaku. Tidak ada batasan waktu, dan kuharap kau tidak mencarinya di Twilight Tower; barang-barang itu ada di goa luar kota, tidak jauh dari sini. Sekarang, pergilah sebelum anakku ini makin menggila padamu."

Kutarik Olavia kembali ke dalam sementara ...gadis itu pergi keluar, menerima tugas dariku. Entah apa yang terjadi nanti jika ...gadis itu kembali.

:ogw:

[Bengkel Ketok Magic Muro dan Olavia, tetap buka dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 21:13
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
rnvis 
Novice
Novice
rnvis

Level 5
Posts : 148
Thanked : 0
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Twilight Tower - F1]
[09.15 AM]


Aku memutuskan untuk tinggal di menara bersama beberapa petualang lain. Setelah memberi mereka selamat, aku berpisah dengan gerombolan Arianne dan lainnya. Sejujurnya pemandangan ini sama dengan ketika pertama kali aku bertemu mereka; terluka, dan kembali ke desa bagai prajurit habis perang konyol.

Bukan hanya aku tidak ingin buang-buang waktu untuk selebrasi dengan mereka, aku juga perlu mencari senjata baru semenjak yang kupunya sekarang mulai menumpul setelah semua hal yang mereka serang.

Aku berjalan dengan tenang disekitar lantai satu menara, semenjak Ratu Antlion ini sudah dibunuh, para antlion lain sepertinya sudah kehilangan arah dan tidak berniat menyerang petualang lain lagi.

Dengan begini lantai satu sudah bisa dijadikan zona aman.

Mengambil beberapa senajta yang masih utuh dari bangkai petualang lain yang bertebaran (sebuah tombak, perisai, dan tomahawk), aku menyentuh dinding menara. Aku bisa merasakan sesuatu didalam dinding ini, walau samar.

Apa ini? Apa benar menara ini dibuat oleh seorang manusia atau...?

Ck, tak ada petunjuk lain. Naik ke lantai dua akan cukup berbahaya ketika kulakukan sendiri. Untuk sekarang aku akan kembali melalui jalan bawah tanah (semenjak pintu gerbang menara belum terbuka). 

[Antlion Nest - Corridor]
[9.25 AM]


"KYAAAA!" teriak seorang wanita.


"Arahnya... dari ruangan Ratu Antlion tadi? Seingatku yang ada disitu hanya dokter bertudung itu. Apa dia dalam bahaya?" 


Aku berlari, menuju jalan pintas yang dibuat Arianne tadi dan dengan berhati-hati  mencondongkan kepalaku ke lubang dibawah.


"Silva!!! Hei, apa yang telah kau lakukan padanya?"


Seorang pria memakai armor yang lengkap, pria bertudung, dan... uh, pria yang memakai korset? Apa yang terjadi di bawah sana? Sebuah cahaya menyilaukan muncul tiba-tiba, membutakan mataku sesaat.


"Kkh!" 


Sial! Aku tak melihat arah cahaya itu! Tangan kananku yang spontan menutupi mataku membuatku kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke lubang itu... untuk kedua kalinya. Belajar dari kesalahanku, aku berhasil menyeimbangkan diriku di udara. Sekarang masalah berikutnya...


"Tenang Silva! Kita akan mencari cara untuk membuatmu kembali seperti semula!"


Pria bertudung yang sedari tadi panik itu menyadariku dan berteriak,


"Siapa kau!?"


Cih, tiga lawan satu. Walau mereka anehnya tidak dipersenjatai, aku masih kalah dalam hal ini. Sebaiknya aku melawan mereka sambil mencari seseorang, siapapun.


"TOLOOOONGGG!!!" teriakku membuat mereka bertiga terkejut.


Alih-alih permintaan tolongku, aku malah menyerbu ke arah mereka dengan tombak yang baru kudapat.


[Still Here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 21:25
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Inn]
[around 10.00 AM]

Tubuhku sudah dibersihkan dan pakaianku sudah diganti. Anne melakukan semuanya untukku, tentu saja, dia adalah seorang wanita, aku tak sudi jika Leo atau Val yang melakukan itu. Kini tubuhku sudah dibaringkan di atas ranjang. Sister Eleanor juga menemaniku, mengawasi kalau-kalau kejadian tadi terulang lagi, karena Eleanor sendiri masih ragu dengan kesembuhanku.

Pintu kayu berdecit, mengeluarkan suara yang membuat ngilu. Leon? Ada apa ini? Kenapa orang ini repot-repot menjengukku? Eh.. Dia kemari untuk menjengukku ya? Sister Eleanor juga terlihat sedikit terkejut. Gadis itu berdiri, mempersilahkan Leon untuk duduk pada satu-satunya kursi yang ada di ruangan itu, namun Leon melambaikan tangannya, pertanda menolak keramahan sister Eleanor.

"Nona Brausse, aku datang kemari untuk menanyakan satu atau dua hal kepadamu,"

Aku hanya mengernyitkan dahi mendengarnya, aku tahu Leon adalah tipikal orang yang ambisius dan selalu memiliki maksud tertentu dibalik semua aksinya. Leon berjalan ke sisi ranjang dengan pelan, lantai kayu mengeluarkan suara karena sudah cukup tua dan dihantam oleh sepatu besi orang itu.

"Kau mendapatkan itu bukan? Racun dari Seran." Tanyanya.

"Aku tak mengerti maksudmu, tolong lebih rinci!"


Kupejamkan mataku, merasa jenuh melihat tipe orang seperti ini. Ingin rasanya kuusir, benar-benar mengganggu istirahatku saja.

"Semua kemampuan inderamu meningkat, pendengaran yang sangat tajam, lingkup pandangan tanpa titik buta, kemampuan untuk bersinkronisasi dengan alam, kekuatan yang sempurna bagi seorang mata-mata dan pengawas. Kau mengalami itu semua bukan?"

Kata-kata Leon membuatku terbelalak, jadi itu? Semua kengerian yang kualami, siksaan yang membuatku ingin bunuh diri itu karena sesuatu yang dianggapnya kekuatan? Jangan gila! Tanganku meremas seprei dengan kuat, mulai panas karena kata-kata orang ini.

"Sepertinya rencana awalku gagal, aku mengirimmu dan Leo Redfang menemui Seran untuk mengambil racunnya, bukan menggunakannya. Tapi sepertinya Seran telah memberikan semuanya kepadamu. Aku harap kau bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin."

Setelah berkata demikan, Leon mohon pamit dan keluar dari kamarku. Aku hanya terduduk diatas ranjang, menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"A-apa maksudnya itu, Ellie?" Tanya Eleanor.

"Entahlah... Aku tak yakin, tapi sepertinya aku sudah dikutuk."

Aku hanya bergumam pelan, masih melihat kearah pintu, walau begitu aku bisa mendapatkan visual yang jelas dengan setiap detail gerakan serta emosi sister Eleanor disampingku.

[Still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 21:58
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
richter_h 
Salto Master
Hancip RMID
richter_h

Kosong
Posts : 1705
Thanked : 30
Engine : Other
Skill : Skilled
Type : Developer
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Bengkel Ketok Magic Muro dan Olavia]

Hari ini, Olav kembali ke bengkel. Ya, terlalu cepat untuk pergi, terlalu cepat pulangnya...

Dan dia membawa beberapa cetak biru... Ancient Dwarven Armor?! Akhirnya ada kerjaan baru dan tentunya, sumber rejeki baru buat kami kuli pukul besi ini. Untungnya, Olav juga membawa bahan-bahan untuk membuat alloy untuk Dwarven Armor, tentunya lebih kuat dari lempengan-lempengan besi yang sering kami buat.

Dan sekarang, Olav, Olavia dan diriku menuliskan apa saja yang telah kami buat;



Bengkel Ketok Magic Muro dan Olavia
Bengkel Tempa terpercaya dari Northreach

Menerima perlengkapan, perbaikan, dan pesanan perlengkapan untuk para petualang segala usia segala ras segala kalangan!

Armor

- Segala perlengkapan protektif; helm, zirah, sepatu, sarung tangan, pelindung pundak, pelindung lutut, celana pelindung dari:
-- Kulit binatang (kisaran 80-200 Dnas/750 Dnas untuk full set)
-- Besi (kisaran 150-450 Dnas/1550 Dnas untuk full set)
-- Besi campuran (250-600 Dnas/2400 Dnas untuk full set)
-- Perak (400-1000 Dnas/3900 dnas untuk full set)
-- Dwarven Alloy (segera diproduksi)
-- Elven-style (segera diproduksi)

Senjata
- Dari berbagai bahan; besi, besi campuran, perak, dan barang terbaru, Elven-style yang indah, juga barang dari Dwarven alloy yang tahan lama, kuat dan tajam selalu untuk senjata bermata runcing
-- Pisau (150/250/400/600/800 Dnas)
-- Pedang (400/750/1000/1350/1500 Dnas)
-- Kampak (450/800/1150/1500/1700 Dnas)
-- Gada/Pentungan/Palu (300/550/800/1100/1200 Dnas)
-- Pedang dua tangan (600/1100/1900/2500/2800 Dnas)
-- Kampak dua tangan (650/1300/2100/2800/3000 Dnas)
-- Palu besar (500/900/1450/2100/2500 Dnas)

- Busur kualitas yahut
-- Busur berburu (250 Dnas)
-- Longbow (400 Dnas)
-- Busur komposit (500 Dnas)
-- Elven Bow (segera diproduksi)
-- Dwarven Bow (segera diproduksi)
-- Anak panah, 150 Dnas per lusin

- Custom Works

-- Peluru, 400 Dnas per kodi
--- Peluru yang bener-bener Custom Work mulai dari 600 Dnas/kodi
-- Pisau lempar, 200 Dnas per lusin
--- Fully Custom Work mulai dari 400 Dnas/lusin
-- Benda lempar lain, termasuk yang meledak mulai dari 500 Dnas/4 buah

- Perbaikan senjata
-- mulai dari 10-1000 Dnas, tergantung dari tingkat kerusakan, tipe senjata dan kerumitannya
-- Senjata yang sudah di-Enchant, biaya perbaikan mulai dari 500 Dnas

- Custom Order
-- mulai dari 2000 Dnas. Termasuk special enchantment dan dekorasi (kecuali dekorasi Eremidian dan Dwarven, gratis biaya dekorasi)
-- senjata api mulai dari 4000 Dnas
-- Penambahan bahan tempaan senjata/armor mulai dari 1000 Dnas per tambahan bahan tempa.

Kemahalan? Silahkan cek harga di Capital Town, Northreach, atau Faleon. Harga sudah terstandar sejak Grace Island Crisis.
Harga sewaktu-waktu bisa berubah tanpa pemberitahuan.





Nah, sekarang, kami kembali bekerja dan menunggu para petualang... mampir dan tidak pernah kembali...

[Bengkel Ketok Magic Muro dan Olavia stocked and ready to roll!]


Terakhir diubah oleh richter_h tanggal 2013-09-10, 10:46, total 1 kali diubah
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 22:32
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
atlanteeianprojecta 
Novice
Novice
atlanteeianprojecta

Level 5
Posts : 237
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Inn (some scene skiped)]

...

Setelah aku menggendong Ellie sampai kamarnya, akupun kembali lagi ke kamarku. Aku masuk kekamarku dan berbaring di kasur.

Sudah cukup aku mengetahui si Ellie sudah baik-baik saja. Walaupun rasa khawatir masih ada. 

"Tidak, itu tidak sepenuhnya murni karena hal itu. Kemungkinan besar, efek racun itu ditingkatkan oleh radiasi Ether." Aku mengingat perkataan wanita misterius dengan kerudung dan jubah biru. Benar-benar membuatku merasa bersalah.

Ether ya... Hanya dengan Ether, aku bisa merasakan kehidupan... tapi disisi lain, aku juga melukai orang lain? Apakah gara-gara aura merah anehku ini yang membuat radiasi Ether itu keluar? Aku juga tidak terlalu tahu tentang hal macam itu. 

Aku selalu tidak lupa untuk membeli Ether di kota yang kusinggahi. Tapi masalahnya disini tidak pernah dijual Ether. Aku tidak tahu kenapa, mungkin saja penduduk disini kebanyakan bukan penyihir atau semacamnya. Karena tidak sembarangan orang bisa meminumnya. Biasanya penyihir, summoner, atau semacamnya yang bisa meminum minuman penambah mana itu. Bila orang biasa (contoh job: petarung-biasa) yang meminumnya; efeknya akan berbalik menjadi racun baginya. Tapi berbeda denganku, aku tidak menyangka bisa mengkonsumsi Ether seperti minum air biasa. Terasa mana dan stamina-ku akan pulih bila aku meminumnya.

Aku penyihir? Ah, tidak... bahkan bila aku penyihir seharusnya aku bisa mengeluarkan bola api (nama jurus: Genni Level-I ) dan menggunakan itu dimalam hari (menghangatkan diri dengan membuat api unggun). Tapi, hah... apa enaknya menjadi penyihir! mungkin summoner karena mereka bisa membunuh panggilannya sendiri? (me-summon hewan seperti bear/dsb... lalu dibunuh untuk dimakan)

Tunggu, apa yang kupikirkan. Malah seperti orang bodoh saja. Ngomong-ngomong... bagaimana keadaan ayah, ya?
Hei, tunggu dulu. Kenapa orang seperti itu harus kukhawatirkan?!

Fuh, aku masih merasakan badanku yang masih sakit. Sekarang yang bisa aku lakukan hanya berbaring sambil berpikir konyol. Seperti dua kepribadian yang berbeda, aku berperilaku sangat kaku dan masa bodoh pada masalah orang lain. Tapi disisi lain aku menyembunyikan sifat  konyol yang hanya bisa kusimpan di dalam hati ini.
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-09, 23:03
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
atlanteeianprojecta 
Novice
Novice
atlanteeianprojecta

Level 5
Posts : 237
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Inn]

Kemudian aku mengecek tas kecilku; melihat lukisan kecil itu. Fuh, syukurlah tidak apa. Aku tahu beresiko membawa benda ini disaat pertarungan. Tapi aku tidak ingin benda ini hilang. Yeah, aku tidak ingin melupakan kenangan masa lalu.

Hihihi... ngomong-ngomong soal masa lalu jadi teringat aku waktu masih kecil. Saat kami makan bersama...

[Flashback]
Saat itu kami sedang memakan daging rusa hasil buruan kak Johann. Dan ibu menghidangkannya dengan sempurna, mirip seperti makanan para bangsawan (menurutku begitu sih... -_-)
"munch... munch... kalo saja ayah gak datang malam ini, dia pasti gak kebagian jatah makanan... munch..." Kataku. Adikku, Joselyn tertawa kecil mendengarku
"Sekarang ayahmu sedang ada tugas kali ini. Dan lagi jangan bicara saat makan, Leo!" jelas ibuku. Aku mengangguk.
Kemudian Johann berdiri dari meja makan.
"Bu, hari ini saya ada acara. jadi mohon pamit." Suaranya sopan meminta ijin kepada ibu. Belum sempat ibu menjawab...
"Wah, pasti ini kekasihnya kak Johann, ya? :tf:" Kata adikku.
"Ih, apa maksudmu, Joselyn?" Tanya kakakku. Wajahnya memerah? Bahkan saat itu aku tidak tau mengapa. Ibu hanya tersenyum kecil. Senyumannya sangat indah, membuat momen itu menjadi tak terlupakan bagiku.
"Hah, kekasih?" tanyaku. Saat itu aku masih kecil. Hal tersebut masih belum kupahami. Tapi meski begitu... aku rasa Joselyn sudah paham apa artinya.
"Iya, seperti ketika laki-laki dan perempuan sedang berdua-an gituh... :tf:"
"Dasar kamu! Johann, kamu cepat pergi gih."
"Iya, sekali lagi saya mohon pamit bu. Jaga diri kalian dirumah." Kemudian Johann langsung pergi.
"Hei Joselyn, tunjukin apa artinya kekasih dong! :P" Tanyaku kepada Joselyn. Maklum, dulu aku masih belum paham tentang apa-itu-kekasih.
"Leo, kamu tidak perlu tanya pada Joselyn. Dia itu kan masih kecil. Dia belum tahu apa artinya kekasih. Nanti saja ibu jelaskan, sebagai ganti dongeng sebelum tidur."
Momen itu penuh dengan keceriaan.

[Back to realty]
Rasanya ingin tertawa dan menangis mengingat-ngingat lagi momen itu.

Hmmm... ngomong-ngomong tentang kekasah... Kekasih adalah seseorang yang benar-benar kau sayangi atau bisa dibilang orang yang kau c... cin.... ah... sudahlah... lagipula aku tidak percaya tentang keberadaan sebenarnya tentang cinta. Mungkin itu benar bila perasaan cinta adalah rasa sayang terhadap keluarga. Selain itu, tidak ada yang patut untuk dicintai...

Tapi apa benar aku harus menemukan sebuah cinta... yang berasal dari orang lain?!!!

Ah, masa bodoh dengan semua omongkosong yang disebut cinta itu... Toh semua itu hanya ilusi; perasaan yang bisa hilang bila boleh kuberpendapat. Meski aku tidak pernah merasakannya cinta seseorang. Rasa cinta yang tidak bisa kulupakan adalah rasa cinta terhadap keluargaku. Itu saja...

Berpikir (konyol) lebih lama membuatku ngantuk. Akhirnya akupun tertidur

...
...
"Tapi, bisakah aku merasakan cinta terhadap orang lain?"


[Next = same]
Catetan: Minta tolong di godmod. Terserah si Leo mau dibangunin jam berapa. Anggep aja dia nggak bangun sendiri tapi dibangunin temen-temennya.
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 00:34
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Inn ]
[ Around 10.10 AM ]

Seran? racun? kekuatan? Aku benar-benar tidak paham apa yang baru saja terjadi hari ini. Apakah itu ada kaitannya dengan monster tentakel itu? Apakah itu ada hubungannya dengan gema yang baru saja aku dengar di ruangan itu tadi?

Aku baru saja berada tiga hari di desa ini. Namun, semuanya seakan berjalan begitu lama. Dalam waktu yang singkat, aku benar-benar mengalami banyak hal. Ellie memang pernah bercerita tentang suka duka menjadi seorang pemburu harta. Namun aku tidak menyangka bakal seperti ini. Meski begitu, dalam hati yang paling dalam, aku bersyukur kami masih diberi kehidupan. Aku tersenyum kecil.

"Ada apa Anne? Kau terlihat sedikit senang"
Sahut Ellie yang menyadari senyumanku

"Uhm, tidak apa-apa..."
Aku mencoba mengalihkan perhatian

"Oh iya, hari sudah cukup siang. Aku akan belikan makanan untukmu."
Aku langsung bergegas keluar menuju ke koridor. Namun sesampainya disana, aku melihat komandan Leon. Sepertinya dia hendak kembali ke tempat kami

"Komandan?"
Gumamku kemudian.

"Aku hampir saja lupa sesuatu. Ini, anggap saja sebagai hadiah atas masalah yang kalian alami." kata komandan Leon sambil memberiku sekantung uang. Lumayan berat juga. Mungkin beberapa kali lebih berat dari yang pernah Zeeva berikan padaku dua hari yang lalu.

"Eh?"
Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku

"Semoga Ellie lekas sembuh."
Ujarnya kemudian sambil pergi berlalu

[ Next : Shop District ]

Note : Itu H ngerti g kalo si Tierra cowo? Ato jangan2 Tierra emang trapface? :hammer:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 08:31
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Inn]
[Around 10.00 AM]


"Oh iya, hari sudah cukup siang. Aku akan belikan makanan untukmu."

Anne berjalan keluar sementara sister Eleanor membaringkan posisi tubuhku, aku benar-benar mendapat banyak ceramah dari Eleanor. Tak baik jika banyak bergerak lah, harus terus berbaring lah, gadis elf ini seperti ibuku saja, membuatku membalasnya dengan senyuman kecut.

Suara ketukan terdengar dari arah pintu, tiga kali, membuatku dan sister menoleh kearahnya. Sister Eleanor berjalan, membuka pintu itu. Dia sempat sedikit mengomeli orang dibalik pintu, mengatakan bahwa aku tak boleh diganggu karena harus istirahat. Siapa itu? Leo? Aku hanya bisa menebak karena pandanganku terhalangi dinding.

"Yah... Maaf karena mengganggu, eheheh. Sebenarnya canggung bagiku masuk sendirian ke kamar wanita, hehehehe."

Ugh.. Valor, dia masuk dengan tampang bloon khasnya, memegangi belakang kepala sambil manggut-manggut, berkali-kali minta maaf.

"Ada apa, Val?" Tanyaku seraya mengambil segelas air putih yang diberikan oleh sister Eleanor.

"Err.. Bukan masalah besar sih, aku hanya ingin minta tolong, bisa kau menyuruh ini lepas?"

Aku menyemburkan semua air yang belum sempat kutegak ketika Val memperlihatkan belakang kepalanya, Eleanorpun tak kalah histeris melihat pemandangan horror itu.
Seekor burung alap-alap, menancapkan cakarnya dikepala Val, cukup dalam, menembus kulitnya dan mungkin melubangi tengkoraknya. Alap-alap itu berdiri secara horizontal. Cukup konyol jika dilihat-lihat, tapi semua kekonyolan itu ditutupi oleh rasa terkejut yang mengerikan.

Huh? Falcojima? Itu burung peliharaan kakakku. Apa yang dilakukannya disini? Kutepuk tanganku tiga kali, membuatnya menoleh kepadaku. Melihat wajah yang dikenal membuatnya melepaskan cengkramannya dari kepala Val.

"Apa yang kau lakukan disini? Cepat minta maaf kepada Val!"
Perintahku.

"Ahahaha.. Itu bukan masalah besar kok." Timpal orang bodoh itu enteng, darah mengucur dari lubang dikepalanya.

"Itu berbahaya sekali bodoh!!"

"Itu berbahaya sekali bodoh!!"

Aku meresponnya bersamaan dengan sister Eleanor. Sister mengobati luka Val dan mengantarnya keluar. Menanggapi idiot-idiot disekitarku bahkan menguras lebih banyak stamina daripada bertarung. Mataku terfokus pada sesuatu di kaki Falcojima. Sepucuk surat sepertinya, kubuka ikatan tabungnya, lalu ku baca isi surat itu.

Quote :

Kepada adik kecilku tersayang.


Semoga kau sehat-sehat saja.

Kudengar kau pergi untuk mengeksplorasi menara senja. Kebetulan sekali aku dan Elizabeth sedang bulan madu yang ke-9 dan berada di daerah eksotik disekitar gurun, dekat posisi menara senja pada catatan ayah.

Kami berencana untuk mengunjungimu, apa kau berada di desa terdekat disana? Kudengar oasenya sangat indah. Mungkin kita bertiga bisa menghabiskan waktu bersama.
Oh iya, kuharap kau tidak melakukan hal-hal berbahaya.


Ditulis dengan penuh cinta

William Brausse A.K.A Your beloved brother.

Wajahku muram membaca surat itu, kakak laki-lakiku dan istrinya akan kemari. Apa yang akan terjadi jika dia melihatku seperti ini? Aku pasti akan diseret dan dibawa kembali ke Newkansas, kampung halamanku di Westerland.

Tidak, aku hanya harus bertingkah seperti biasa, enerjik, sehat dan penuh semangat! Kakak tak boleh tahu apa yang kualami selama tiga hari ini!

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 10:39
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Shop district ]
[ Around 10.30 AM ]

Selesai makan, aku membungkuskan makanan untuk Ellie, aku langsung bergegas pulang menuju inn. Hari ini terasa panas seperti biasa. Warga juga terlihat sibuk. Aku tidak begitu peduli. Kakiku terus melangkah dengan otomatis.

Sesaat kulihat seseorang lelaki tinggi berambut pirang seperti Ellie tampak kebingungan. Dia digandeng oleh seorang perempuan berambut kemerahan. Mereka tampak mesra sekali. Sepertinya mereka adalah seorang kekasih. Dari pakaian yang dia kenakan, aku bisa tahu bahwa dia adalah orang asing. Sedikit penasaran, aku mendekati mereka.

"Hei, nona kecil. Apa kau melihat seorang perempuan berambut pirang?"
Tanyanya kemudian kepadaku tanpa malu-malu saat menyadari aku berjalan kearahnya. Aku hanya cemberut mendengarnya menyebutku nona kecil

"Ada banyak perempuan berambut pirang disini." Jawabku spontan tanpa basa-basi juga. "Dan,... jangan panggil aku kecil"

"Wah, wah. Anak jaman sekarang sering tidak mau mengakui dirinya apa adanya." Sahutnya kemudian setelah mendengar kata-kataku. Aku hanya bisa diam cemberut. Kata-kata tadi benar-benar menusuk.

"Sayang ... bagaimana jika kita berteduh dahulu? Terik mata hari ini bisa membuat kulitku rusak. Kita bisa mencari adikmu nanti saja." Kata kekasihnya kemudian.

"Fuh, anak itu. Selalu menyusahkan orang saja."
Sahutnya kemudian

"Oh iya. Kalau boleh tahu, dimana tempat berteduh yang nyaman di tempat ini?"
Pria pirang itu kemudian bertanya kepadaku.

"Kebetulan aku mau ke penginapan. Disana tempat yang sangat baik untuk berteduh. Dan kau beruntung, kau tidak mampir ke tavern terlebih dahulu. Disini lingkungannya lumayan keras"
jawabku kemudian

"Hoo,.... memangnya kenapa?"
Balasnya sambil diikuti pertanyaan.

"Nanti aku jelaskan di jalan. Kau bisa mengikutiku, penginapannya tidak jauh dari sini"
Jawabku sambil melanjutkan langkahku

[ Next: Inn ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 11:34
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Oscar 
Senior
Senior
Oscar

Level 5
Posts : 830
Thanked : 13
Engine : RMVX
Skill : Beginner
Type : Writer

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Atlion Nest]
[sebelumnya at 9.45]

Aku berhasil dari tiga orang misterius itu. Aku berlari sekuat tenaga berusaha keluar dari sarang. Saat aku menoleh kebelakang aku tau kalau tidak ada orang yang mengikutiku.

Aku mendesah lega. Tiga orang itu sepertinya bukan orang biasa, aku tidak bisa meremehkan mereka.

Setelah beberapa menit akhirnya aku berhasil keluar dari tempat itu lalu aku berjalan menuju ke desa.

Sebenarnya aku ingin memperingatkan komandan Leon tentang hal ini. Tapi melihatku yang berubah menjadi laki-laki akan membuatku sulit untuk menemuinya. Orang-orang di Fort Leon mengenalku sebagai Siti Khadijah dan sejak penyerangan Antlion, aku yakin orang-orang di Fort Leon akan berjaga lebih ketat dan tidak membiarkan orang asing masuk ke sana begitu saja.

Akhirnya kuputuskan utuk ke desa saja.

[Orsa Village]
[10.00]

Saat aku tiba di desa tempat itu sudah cukup bersih. Bangkai-bangkai serangga raksasa itu sudah hilang. Aku melihat Salman sedang berbicara dengan para prajurit desa itu.

Aku berjalan mendekatinya untuk menyapa. Salman menyadari kehadiranku.

"Ada apa tuan? Ada yang bisa kami bantu?" kata Salman tiba-tiba membuatku terkejut.

Ah tentu saja, dia tidak mengenalku lagi aku sudah berubah menjadi pria.

"Tidak terimakasih," kataku sambil tersenyum.

Aku berencana untuk membuat percobaan ramuan dengan bahan yang kutemukan di sarang ratu serangga itu. Ada sesuatu yang ingin kuketahui. Lalu kuputuskan untuk meminjam ruangan kosong di desa itu, tapi siapa yang ingin meminjamkan ruangannya padaku untuk percobaan?

Aku terus berjalan dan akhirnya berhenti di toko kerja milik Muro, seorang dwarf. Manusia cebol dengan kumis dan janggut putih tebal.

Toko itu ramai, ada banyak petualang yang datang di sana. Mereka melihat-lihat senjata dan ada juga yang sedang tawar menawar dengan seorang gadis kecil berambut pendek dan berkaca mata.

Namun aku tidak tertarik dengan semua senjata itu, aku langsung menuju ke seorang dwarf yang sedang sibuk menempa (Muro).

"Permisi pak," selaku. "Maaf mengganggu."

"Oh... ada apa tuan?" kata orang itu menghentikan pekerjaannya dan menoleh ke arahku.

"Aku ingin menyewa ruangan kalau ada," jawabku.

"Sebentar," kata dwarf itu sambil mencapit logam panasnya dan mencelupkannya ke seember air di sampingnya. Lalu ia beranjak dari tempat duduknya dan menggeser kacamata lasnya ke atas menuju dahinya sehingga matanya kini terlihat.

"Sebenarnya masih ada ruangan kosong di belakang." kata dwarf itu. "Ayo ikut."

Aku mengikuti dwarf itu menuju belakang toko kerjanya, di sana ada rumah kecil yang tampaknya kosong dan lusuh.

"Aku sudah lama tidak menggunakannya jadi tidak masalah jika kau gunakan." kata dwarf itu. "Tapi ngomong-ngomong siapa namamu?" 

"Namaku Hazel, Hazel Howard,"

"Hazel ya? hmm..." kata dwarf itu sambil mengangguk-angguk. "Aku Muro pemilik toko kerja ini."

"Terus bagaimana dengan pembayarannya tuan Muro?" tanyaku.

"Bayar saja nanti kalau sudah selesai," katanya lalu ia kembali ke toko kerjanya.

Buset, padalah aku ini orang asing. Tapi kenapa ia menyerahkan rumah kosongnya begitu saja?

Ada dua kemungkinan jika bertemu dengan orang seperti ini, yang pertama dia begitu bodoh yang kedua orang itu begitu hebat sampai tak peduli dengan orang asing. Jika macam-macam dia tinggal "menjentikkan jari" dan orang asing itu menghilang.

Persetan, yang penting aku sudah mendapatkan tempatku, sekarang saatnya melakukan percobaan. Lalu aku melangkah memasuki rumah itu.

[next: Muro's Workshop backyard warehouse]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 12:11
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Inn ]
[ Around 10.45 AM ]


Glek!

Aku menelan ludah, bagaimana ini! Senjata api, pakaian terbuka. Aku tak tahu bagaimana reaksi kakak jika melihat ini semua. Aku beranjak dari tempat tidurku, untunglah kali ini aku menggunakan pakaian yang cukup sopan, sehingga aku tak perlu berganti pakaian lagi.

"Ellie! Apa yang kau lakukan?! Kau harus istirahat!" Seru sister Eleanor setelah kembali dari mengantar Val.

"Tak ada waktu lagi, bantu aku menyembunyikan semua ini!"

"A-ada apa memangnya?" Tanyanya ikut panik.

"Lakukan saja, ini darurat!"

Kami menyembunyikan semuanya, sebagian besar dibawah ranjang. Jika kakakku melihatnya, maka tamat sudah. Kulihat Falcojima mengepak-ngepakan sayapnya, ingin kembali ke tuannya mungkin.

"Ellie, aku bawakan makanan." Ucap Arianne begitu pintu terbuka, bersamaan dengan terbangnya Falcojima kearah pintu, mambuat gadis itu sedikit terkejut dan bersiaga.

"Huh? Ellie?"

He? Aku melihat wajah yang menyembul dari lubang pintu, aku kenal suara itu, wajah itu.

"KAKAK?!" Seruku terkejut, Anne dan sister Eleanorpun tak kalah terkejutnya.

Segera kudorong Mad Lary dengan kakiku, semakin dalam di kolong tempat tidur. Keringat dingin mengalir di tubuhku, bahkan ekspresi wajahku kacau.

"Wah.. ternyata anak ini temanmu ya? Sungguh suatu kebetulan."


Kakakku masuk kedalam diikuti seorang wanita yang cantik, itu Elizabeth, kakak iparku. Sementara Arianne mengembungkan pipinya, mungkin sebal karena dipanggil anak kecil.
Aku berdiri dan duduk di tepi ranjang, sementara Eleanor mempersilahkan kakakku dan Elizabeth duduk.

"Ini Ellie, makanlah supaya cepat sem-"

Belum sempat Anne menyelesaikan kalimatnya, segera kubekap mulut temanku ini. Aku tidak ingin kakakku tahu aku melakukan hal-hal berbahaya.

"Sssh.. Jangan bilang-bilang kalau aku sedang cedera!" Bisikku diikuti anggukan kepala Anne.

Eleanor menyiapkan minuman bagi "tamu-tamu" ini, sementara mata kakakku melihat sekeliling ruangan lusuh ini.

"Oh betapa kasarnya aku, ijinkan aku memperkenalkan diri, namaku adalah William Brausse, kakak dari Ellie. Dan wanita cantik disebelahku adalah Elizabeth, istriku."

"Wah.. wah.. Kau memang pandai memuji sayang.." Gumam Elizabeth, mereka berdua tenggelam dalam romansa berlebihan saling puji satu sama lain. Membuat kami bertiga terpaku dan merasa canggung berada di ruangan itu.

"Psst.. Ellie, apa kakakmu ini juga seorang treasure hunter?" Bisik Anne

"Tidak, dia seorang profesor pada bidang Cultural Anthropology di universitas pusat, dan aku mohon jangan singgung tentang treasure hunter di depannya." Timpalku.

"Jadi, gadis kecil, ceritakan tentangmu.. Bagaimana kau bisa mengenal adik kecilku ini?"


Sial!! Pertanyaan langsung ini membuatku semakin berkeringat, Anne.. kumohon berbohonglah demi diriku.


[New NPC Created : William Brausse (Ellie's Brother), Elizabeth Brausse (Ellie's Sister in Law)
[ Still here ]


Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-10, 16:36, total 1 kali diubah
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 12:39
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Inn ]
[ Around 10.45 AM ]

Suasana benar-benar kacau setelah seorang pria pirang tinggi yang mengaku bernama William Brausse adalah kakaknya Ellie. Tentu saja aku terkejut. Aku tidak menyangka kalau orang yang dia cari adalah Ellie. Dan aku tidak sengaja langsung mengantarnya kesini. Ellie terlihat salah tingkah. Seperti sedang menyembunyikan kedoknya seperti seorang penjahat yang sedang didatangi sherif desa.

"Jadi, gadis kecil, ceritakan tentangmu.. Bagaimana kau bisa mengenal adik kecilku ini?"
Tanya William kemudian membuka topik.

Orang ini benar-benar tidak tahu sopan-santun. Berbicara langsung tanpa permisi, dan yang terpenting adalah,... Tetap memanggilku gadis kecil. Padahal aku baru saja memperingatkannya tadi. Kapan aku akan diperlakukan dewasa?

Kebetulan palu besarku sedang ada di samping. Langsung aku raih palu sebesar itu dan kuangkat dengan menggunakan satu tanganku.

"Sekali lagi kubilang... Aku bukan gadis kecil!"
Kataku serius. William nampak terkejut melihatku. Wajahnya yang cool tiba-tiba berubah menjadi awkward. Sepertinya dia baru kali ini melihat seseorang sepertiku mengangkat palu sebesar ini.

"Eheh,.. maaf-maaf ... "
Katanya kemudian dengan nada merasa bersalah sambil mengangkat tangannya.

"Fuh ... "
Aku hanya bisa menghembuskan nafas. Untung saja, dengan adanya palu ini aku sedikit tidak diremehkan. Yah, itu salah satu dari sekian alasan kenapa aku selalu membawa palu ini kemana-mana

"Ngomong-ngomong, Ellie. Bagaimana proyekmu sebagai seorang Cartographer? Apa kau sudah menggambar peta desa ini? Dan menara itu juga?"
Tanya William kemudian

Cartographer? Orang pembuat peta itu? Aku mencoba membayangkan portrait Ellie yang membawa Mad Larry, Pistol, senjata api lainnya, dan dengan sifatnya yang seperti itu. Kemudian aku membayangkan seorang Ellie dengan sebuah kertas dan pena, menggambar sebuah peta. Entah kenapa rasanya sangat kontras. Aku kemudian berbalik menghadap tembok, menahan rasa tawa.

[ Still in Inn ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 13:20
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
rnvis 
Novice
Novice
rnvis

Level 5
Posts : 148
Thanked : 0
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Antlion Nest - Queen Lair]
[9.20 AM]

Aku melompat mundur setelah menusuk bahu kanan lelaki berkorset itu dengan tombak putih yang kudapat ini. Semenjak dia yang paling panik dan aneh menurutku, aku menyerangnya duluan membuatnya berteriak seperti seorang wanita.

Sebelum itu, aku juga sempat mengayunkan tombakku ke arah kepala lelaki yang memakai armor serba hitam itu, membuatnya hilang keseimbangan sesaat. Tentu karena dia menggunakan sebuah helmet serangan itu tidak seefektif yang kukira.

Aku berhasil mendapat initiatif, jika tak ada orang yang datang dalam jangka lima menit, maka aku akan lari ke atas dan berteriak lagi. Taktik hit-and-run, sedikit kotor, tapi adil semenjak aku ditigai oleh orang yang kelihatannya berpengalaman.

"Sial! Kenapa disaat seperti ini!" gumam sang pria bertudung seraya membaca sebuah mantra.

Cih, Dark Mage? Rencana B, aku akan melukai mereka sehingga tak bisa mengejarku dan kembali ke Desa Orsa untuk sementara waktu. Aku berlari kembali ke arahnya, menghindar dari cengkraman pria berbaju zirah hitam itu dan bersiap mengayunkan tombakku ke kaki pria itu.

"Rasakan ini!!" 

Sebuah bola hitam dilontarkan menuju ke arahku. Semenjak tombakku sudah kulebarkan, aku spontan menghantam bola hitam itu dengan gagang tombakku.

Aku mengira aku akan terlempar, namun... bola hitam itu menghilang. Pecah dengan beberapa aliran Mana terbang ke udara.

"A-Apa!?" pria bertudung itu terkejut.

Aku hanya bisa tersenyum simpul, sebuah tombak yang dijampi-jampi, huh? Berterima kasih dalam hati atas pemilik tombak ini yang sebelumnya, aku melanjutkan serangan itu dan menghantam kaki pria bertudung itu sebelum sempat membaca mantra lagi.

"Arghh!"

Tidak puas dengan itu, aku menusuk kaki kanan pria itu, membuatnya mengerang kesakitan. Tinggal pria memakai baju zirah itu yang masih bisa mengejarku, namun mengingat baju zirah itu pastinya cukup berat, aku pasti bisa berlari jauh sebelum dia menangkapku.

Aku melempar kapak tumpul milikku ke arahnya, tentu dia bisa menangkisnya. Tapi aku menggunakan itu sebagai pengecoh sambil berlari ke jalan keluar yang sebelumnya ditunjukkan oleh seorang prajurit Eremidia sebelum keluar.

Aku berencana menggunakan 'hadiah'ku untuk membinasakan mereka, tapi menggunakannya di ruang sempit seperti ini akan membuat seluruh ruangan bawah tanah ini hancur. Mengendus kesal, aku menaruh kembali tombak suci ini ke belakangku dan berlari menuju jalan keluar didepan menara.

[Next: Inn]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 13:30
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[Inn]
[Around 10.45]


"Ngomong-ngomong, Ellie. Bagaimana proyekmu sebagai seorang Cartographer? Apa kau sudah menggambar peta desa ini? Dan menara itu juga?"

Tersentak, aku benar-benar lupa kalau dulu aku mengaku bertualang sebagai seorang Cartographer. Tentu sesekali aku mengirim data wilayah yang kulewati kepada kakakku, tapi itu sangat jarang dan hanya wilayah-wilayah yang tak berbahaya. Suara cekikikan Anne mulai menggangguku. Anak sialan, dia tertawa diatas penderitaanku.

"Err.. Anu, A-aku sedang mengerjakannya, mungkin akan lebih lama dari biasanya." Ujarku gugup, tak berhenti berusaha mengalihkan pandangan. Menutupi kebohongan satu dengan kebohongan lain.

"Hoo.. Begitu, lalu siapa dua gadis muda ini?"

"A-asisten... Asistenku!" Seruku ragu, membuat mereka berdua terkejut dan sulit lepas dari kebohongan ini.

Maaf Arianne, sister aku menyeret kalian terlalu dalam sepertinya. Pintu kayu tiba-tiba terbuka, suara menderit kaku dari engsel pintu berkarat membuat jantung kami seperti copot. Terengah, aku melihat kearah pintu. Valor lagi!! Apa yang diinginkan bocah ini?

"Yah.. anu, bagaimana bilangnya ya? Ellie, apa ini punyamu?"

Waaaa!!! I-itu, pakaian dalamku, bagaimana dia bisa membawanya?! Kenapa laki-laki dikelompok ini semuanya minim etika? Aku benar-benar syok melihat ini semua, terlebih ketika kakakku menatap Valor dengan tatapan mengancam.

"I-itu milik Anne, bukan milikku." Maaf Anne, beribu-ribu maaf kuucapkan dalam hati.

Anne menjerit kecil, sangat terkejut. Wajahnya memerah namun tak bisa membantah.

"Itu b-b-b-bukan milikku!! Barangkali sister yang punya!"

Dia malah membelokannya ke sister Eleanor, spontan wajah Eleanor ikut-ikutan merah seperti kami semua. dia melambai-lambaikan tangannya di depan dada, menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Tapi aku dan Arianne memelototinya, seolah mengancam dan berkata "Terima saja nasibmu". Dengan tertunduk, Eleanor berjalan kearah Val, mengambil sepotong pakaian dalam itu dan pergi ke sudut ruangan.

"Wah.. Ada tamu ya? Maaf mengganggu." Ujar Valor, permisi kepada kami untuk meninggalkan ruangan.

"Tunggu, anak muda, siapa kau dan apa hubunganmu dengan mereka?"

Sial, kakakku mulai kambuh lagi, menjadi over protektif dan menyebalkan.

"Yahh... bagaimana bilangnya ya? Aku petualang, dan kami bersama pergi ke-"

"Dia kekasih Anne!" Potongku sebelum Val mengatakan hal-hal yang tidak kuinginkan untuk didengar kakakku.

"Heeeeee!!!!"

Valor dan Arianne berteriak kaget, hancur sudah, aku sudah melibatkan mereka semakin dalam dan dalam. Arianne, aku akan melakukan apapun yang kau inginkan jika semua ini sudah selesai.

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty2013-09-10, 15:58
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
[ Inn ]
[ Around 10.50 AM ]

"Dia kekasih Anne!"
Spontan Ellie memotong perkataan Val yang sepertinya akan mengatakan semuanya.

Aku hanya berteriak kaget. Mukaku memanas, telingaku seakan mengeluarkan asap bagaikan mesin uap yang ada di daerahku. Kata "kekasih" dan semacamnya itu terdengar sangat tabu. Entah karena aku belum pernah mengalaminya atau bagaimana. Tapi aku sering melihat, dua orang yang mengaku saling jatuh cinta itu terkadang lucu untuk diperhatikan. Aku bahkan tidak bisa membayangkan jika aku menjadi salah satu dari mereka.

Rasanya aku ingin berteriak "Bukkaann". Namun, saat kulihat Ellie kembali, dia menyatukan kedua telapak tangannya. Seperti tanda permohonan yang teramat sangat mendalam.

"Ah, iya.... k-k-kami baru saja jadian. Aha...ahahaha...."
Sejujurnya aku tidak memikirkan apa yang akan aku katakan. Aku hanya mengucapkan apa yang basu saja aku pikirkan tanpa mempertimbangkannya lagi. Sial, sekarang aku harus bertingkah seperti layaknya kekasih.

"Ee.. Anne!?"
Aku tahu kalau Val juga ikut kaget melihat reaksi anehku saat ini.

"Oh, iya Val. Bukannya kau mau mengantarku ke sebuah tempat yang... indah?"
Kataku spontan sambil beranjak sambil menggandeng tangan Val. Mencoba untuk menjadi layaknya seorang wanita. Walau mungkin sepertinya aku terlihat biasa saja. Namun sebenarnya yang ada dalam pikiranku saat ini "Kenapa ini bisa terjadiii???". Seandainya ada perekam kejadian dan aku melihat tingkahku saat ini, mungkin aku akan mengurungkan diri dalam sebuah ruangan berhari-hari sambil merenungkan apa yang telah aku lakukan

"Eh? t-tunggu, apa maksudmu Anne?"
Sahut Val dengan ekspresi polosnya. Namun dia terlihat sedikit memerah.

"Kami pergi dulu."
Aku langsung menarik tangan Val sekuat tenaga dan pergi dari tempat itu.

"Oi oi, tunggu Anne!"

[ Inn ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Empty
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Sponsored content 




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 18 Vide
 

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 

Similar topics

+
Halaman 18 dari 25Pilih halaman : Previous  1 ... 10 ... 17, 18, 19 ... 21 ... 25  Next

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
RPGMakerID :: Non-RM :: General Discussion-