Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.

Share | 
 

 [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
Pilih halaman : Previous  1 ... 8 ... 12, 13, 14 ... 19 ... 25  Next
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-08-29, 16:25
Post[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
#1
tukang_es 
Dalangnya RMID
tukang_es

Kosong
Posts : 321
Thanked : 14
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
First topic message reminder :

Roleplay adalah permainan bermain peran. dalam permainan ini pemain ( member ) bermain sebagai karakter yang ditempatkan di suatu cerita dengan setting yang sama dengan pemain lainnya.
permainan ini mengandalkan imajinasi dari pemainnya agar menciptakan suatu plot yang menarik untuk diikuti oleh orang lain.

Tujuan
Spoiler:

Rules
Spoiler:

Background Story
Setelah peristiwa di Grace Island, Explorasi ke seluruh negeri Eremidia terus dilakukan. hal ini untuk menemukan banyak peradaban kuno atau potensi yang bahaya mengancam.

di balik terpaan dahsyat badai pasir di gurun selatan,terdapat Twilight Tower. konon,menara ini akan terbuka setiap senja tiba. legenda mengatakan sebuah permata raksasa menyimpan kekuatan sihir besar berada di puncaknya. permata tersebut dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang menyentuhnya.

banyak petualang yang datang beramai-ramai ke tempat tersebut, namun belum ada yang berhasil. banyak monster berkeliaran dan sangat kuat. jadi adakah yang berhasil menaklukan menara dan menyibak kebenaran di balik legenda tersebut ?

Peta Village
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Map10

Setting
tempat lokasi roleplay adalah sebuah desa kecil bernama Orsa Village, dekat satu-satunya oase pedalaman selatan gurun. tak jauh dari Orsa terdapat Twilight Tower. para prajurit kerajaan Eremidia berlalu lalang menjaga keamanan serta mengawasi segala hal di wilayah ini.

Note :
Ini desa kecil. Jadi harap jangan masukin bangunan2 mewah lol

Players [Slot 8/10]
- Shikami 
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Valor
Valor Ashburn (Now as NPC)

- Atla
Leo Redfang         
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 3769-40

- Theo Allen
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Anne01
Arianne Stanford


- Superkudit
Ellie Brausse
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 252-10

- Richter_h  
Muro Broschenko

- Rnvis
Daniel Utterson

- NightRider
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Avexn10
Zeeva Atlimus

- Lyonnesse (out)
Yuuki (Now as NPC)
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Yuuki_zps10ecc74f

- Oscar
Hazel Howard

- NachtEinhorn
Eleanor

- Ryuuhime
Tierra Winhart
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 OdtyyTp

shikami (valor) (sekarang jadi NPC lol)

F# out
Zwad out
Raptor (Jingen Yuusha) out
Lyonnesse out



Story So Far :
[Day 1]

7 orang pendatang tiba di Osha Village. kesemuanya berkeinginan untuk menaklukan twilight tower. di hari pertama, Arianne bermasalah dengan petualang lain bernama Bronx. ia ditolong oleh Leo, Ellie, Valor dan Jingen. setelah sempat berkelahi sebentar, mereka dihentikan oleh Sir Leon Lao,komando dari E.Guardian yang menyita senjata mereka. 
mereka berpisah. Arianne dan Valor pergi ke Muro's Workshop untuk membeli perlengkapan untuk kemudian pergi ke Tower. 
di sisi lain, Daniel dan Zeeva belum menentukan arah tujuan mereka.

Selesai mencari perlengkapan, Arianne dan Val menuju ke Leon Fort untuk mendapatkan senjata mereka kembali. Dan diteruskan registrasi untuk masuk ke tower. Sementara itu, Leo dan Ellie datang ke Leon fort dengan tujuan yang sama. Namun dengan cara yang berbeda, mereka malah mengacaukan seisi benteng Leon dan membuat mereka harus menjalankan sebuah misi ke tower.

Singkat cerita, gerombolan Antlion datang dan membuat palu besar Arianne terbawa ke sarang mereka. Arianne dan Val mencari palu itu dan berakhir terkepung. Val mengeluarkan sebuah jurus pamungkas. Namun dirinya tidak kuat menahan dan pingsan. Arianne diselamatkan oleh Ellie dengan tembakan brutal mad larrynya.

Setelah cukup istirahat, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Disana mereka bertemu Leo, dan seorang pria bernama Zeeva. Ellie, Leo, Anne memutuskan untuk kembali ke desa. Sedangkan Zeeva tampaknya masih mempunyai urusan dengan seekor monster.

Setibanya di desa, party Ellie menyewa inn di desa. Bertepatan dengan itu, seorang (yang mengaku) dokter bernama Hazel Howard datang ke desa ini. Dia melihat kawanan Ellie dan memutuskan untuk mengikutinya ke inn

[Day 2]

Pengumuman ditujukan kepada seluruh petualang yang berada di desa Orsa bahwa sebentar lagi akan ada serangan dari Antlion. Val, Leo, dan Arianne mengikuti registrasi tersebut.

Sementara itu di sisi lain Ellie, Zeeva dan Hazel terjadi pertarungan. Hal ini dipicu ketika Zeeva mengganggu kegiatan Hazel. Pertarungan mereka berakhir dengan seimbang. Namun keadaan Ellie memburuk. Dan Hazel karena suatu hal membuat dirinya menjadi seorang perempuan dan menyamar dengan nama Siti Khadijah

Berganti sudut pandang, Val, Leo dan Arianne menghabiskan waktu di kedai makanan dan mereka bertemu dengan Ellie. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya mereka memutuskan untuk latihan di training ground dekat benteng outpost Leon. Sesampainya disana, mereka dilatih bersama komandan Leon. Mereka belajar banyak hal. Mereka berlatih dari siang sampai sore.

Namun, tidak lama setelah itu, Lady Gretta, sekretaris pribadi komandan Leon mengatakan bahwa Antlion akan melakukan gerakannya lebih cepat. Leon berpamitan untuk mempersiapkan pasukannya. Sementara itu Ellie teringat akan ensiklopedi monster, dia kembali ke desa untuk mengambilnya.

Arianne, Leo, dan Val hanya berencana menunggu kedatangan Antlion di training ground itu. Namun keadaan semakin mendesak sehingga mereka harus memutuskan untuk mundur sementara.

Disisi lain, Hazel Howard / Siti Khadijah hendak menuju ke tower. Namun dia juga menemukan hal yang sama. Antlion itu menghadangnya. Hazel/Siti kembali ke desa dikejar oleh Antlion itu. Desa porak-poranda. Namun keadaan itu kemudian dapat di kendalikan oleh seorang kepala desa bernama Salman.

Sementara itu di fort, Ellie dan kawan2nya merencanakan sesuatu untuk melawan seekor antlion yang disebut dengan Driller. Namun mereka kesusahan. Ellie hampir kehilangan nyawa dua kali. Membuat sedikit perselisihan di tim mereka. Tak lama setelah itu, komandan Leon datang membawa bantuan dan menghabiskan para Antlion itu

[Day 3]

Pagi hari, Leo memutuskan untuk pergi ke sarang Antlion jauh sebelum para pasukan Eremidia dan para sukarelawan bersiap-siap. Melihat kelakuan Leo yang sembrono, Ellie memutuskan untuk menyusulnya.

Sementara di tempat lain, Arianne berangkat bersama prajurit komandan Leon. Sedikit lebih lambat dari Leo dan Ellie, akhirnya mereka berhasil mencapai liang para Antlion itu. Mereka akhirnya dipencar menjadi beberapa grup untuk menelusuri lorong-lorong yang dibuat oleh Antlion


Dari sudut pandang Ellie. Ellie dan Leo tanpa sengaja jatuh ke tempat induk Antlion itu. Ellie tertangkap oleh induk antlion itu. Hampir saja ajal menjemputnya, Zeeva menolongnya dan membawanya ke tempat yang cukup aman.

Tak lama setelah itu, Anne dan anggota party dari para sukarelawan itu sampai ditempat. Ellie sudah dalam keadaan tidak sadar. Namun dia berhasil ditangani dengan 'pengobatan pertama' oleh Zeeva. Dan akhirnya Ellie siuman

Disudut pandang Hazel / Siti Khadijah, Valor dan Lady Gretta melihat segerombolan capung raksasa bergerak menuju kearah desa. Valor, dan Hazel berlari dan mencegah capung-capung itu di padang pasir. Terjadi pertempuran dahsyat. Valor hampir kehilangan nyawanya karena kelelahan. Namun mereka berhasil diselamatkan oleh Salman, si kepala desa. Valor dibawa ke tempat aman dan diberi perawatan khusus oleh Hazel

Sementara itu di sarang Antlion terjadi pertempuran hebat. Kerja sama antara Arianne, Ellie, Leo, Firemage, Daniel, Eleanor, dan Fighter itu dapat membunuh ratu Antlion itu. Namun disamping itu, Ellie kembali mengeluarkan luka.

Ellie dibawa kembali ke desa bersama para petualang lain dan tiga temannya, Anne, Valor dan Leo. Mereka disambut baik kedatangannya di desa Orsa karena telah berhasil mengalahkan ratu Antlion.

Di tempat lain, Siti / Hazel berhadapan dengan tiga orang. Mereka termasuk anggota dari sukarelawan yang akan membantai ratu Antlion. Siti / Hazel diserang oleh seorang wanita yang dipanggil Silva. Hazel mengeluarkan ramuan secara acak dan menimbulan 'genderswap'. Hazel kembali ke kelamin asalnya sedangkan Silva berubah menjadi lelaki. Situasi tampak kacau.

Sementara, Daniel Utterson memutuskan untuk tetap menetap di tower paska peperangan dengan ratu Antlion. Daniel tanpa sengaja ikut pertarungan bersama tiga orang itu dan memutuskan kembali kabur ke desa

Disudut lain desa, Tierra Winhart, seorang dari keturunan ternama dari keluarga Winhart baru saja mencapai desa Orsa. Dia hendak membeli sebuah dagger perak di muro's workshop. Tapi karena uangnya tidak cukup, Tierra mendapatkan sebuah quest untuk mencari strip binatang dan sebongkah perak.

Ellie telah dirawat bersama Anne dan Eleanor. Namun keadaan menjadi kacau saat seseorang bernama William mengaku adalah seorang kakak dari Ellie. Ellie menyembunyikan identitasnya sebagai treasure hunter dibantu oleh kedua temannya. Namun, pada akhirnya Ellie tetap mengaku hal yang sebenarnya.

... ntar diterusin editnya


Enjoy ! :D


Terakhir diubah oleh tukang_sapu tanggal 2013-08-30, 09:54, total 12 kali diubah

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 07:57
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫


Posts : 4935
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Oase Area ]
[ Around 11.00 - 12.00 AM ]
[ Party Members : Valor, Leo Redfang ]

Singkat cerita, kami akhirnya tiba di sebuah kedai makanan. Untung saja Val tidak membawaku menuju ke kedai Antlion itu. Dan tentu saja Val terlihat kebingungan melihat aku bertanya-tanya soal menu yang ada di kedai kecil itu. Aku hanya ingin memastikan makanan yang aku makan benar-benar sewajarnya dimakan manusia.

Kami bercerita sedikit trivia tentang diri kita masing-masing. Aku bercerita tentang asalku, yaitu negara Ciandira di Alumnea. Aku sedikit terkejut saat Val juga mengetahui kisah ras bersayap Skynesia di tempat asalku. Aku baru tahu jika legenda itu lumayan terkenal hingga sampai di tanah Eremidia.

Sementara Leo menceritakan kisah hidupnya. Dia bercerita bagaimana dia belajar berpedang mulai dari masa kecilnya yang suram. Benar-benar suram. Dia belajar berpedang untuk merubah jalan hidupnya. Kurasa itu yang membuatnya dia menjadi seorang yang keras dan cukup tangguh. Bahkan untuk menggendong Ellie sampai ke tempat Inn.

Sedangkan Val, sepertinya dia tidak punya kisah yang sangat heroik ato menyedihkan. Tapi dia bercerita banyak hal tentang dunia. Dia adalah seorang pengelana. Karena itu dia bisa bercerita tentang berbagai tempat. Kurasa itu yang membuatnya mengetahui kisah Skynesia.

"Ngomong-ngomong soal latihan berpedang ... "
Kata Val sambil menelan santapan terakhirnya.

"Aku baru saja mendapat ide bagaimana kita bisa menghabiskan waktu"
Val meneruskan kata-katanya. Aku dan Leo memandang wajah Val yang tampaknya menyimpan sesuatu.

"Apa itu?"
Leo tampak tertarik sejak Val baru saja menyebutkan tentang latihan berpedang.

"Aku baru saja menemukan tempat berlatih di dekat kantor registrasi komandan Leon. Mungkin kita bisa latihan disana" Kata Val kemudian.

[ Next : Still on Oase Area]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 08:36
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Inn ]
[ Around 11.00 AM ]


Seolah bisa merasakan rotasi planet ini, kepalaku terasa pening yang amat sangat. Belum sadar sepenuhnya, samar kulihat wujud seseorang yang duduk di kursi kayu, berhadapan denganku. Sedikit-demi sedikit fokus retina mataku kembali, memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang kulihat.

Wanita buntut rupanya, apa yang terjadi? Kenapa kami berada di satu ruangan yang sama?
Nafasku terengah, aku tak ingat pasti apa yang terjadi, rasanya lelah, lapar. Kuusap dahiku, berkeringat, sangat banyak!

"H-hey... Apa yang terjadi?" Tanyaku, tapi tak direspon olehnya.

Aku berusaha berdiri namun kakiku gemetaran. Beberapa kali aku terjatuh, namun tak lama tubuhku berangsur mendapatkan tenaga kembali. Potongan-potongan ingatan jangka pendek muncul dalam kepalaku.

Ah.. ya, aku berkelahi dengan seorang paman berkumis dan pria mesum itu. Aku bisa mengingat dengan jelas rupa paman kumis itu, tapi entah mengapa, ingatanku tentang si mesum sangat samar. Semakin keras aku mencoba untuk mengingatnya, semakin sulit itu divisualisasikan. Aneh, padahal setelah beberapa kejadian tak mengenakkan dengannya, seharusnya sulit untukku melupakan itu. Apa yang terjadi sebenarnya?

Aku berjalan, masih terhuyung membuat ku terlihat seperti zombie yang berkeliaran ditengah teriknya matahari. Ku jatuhkan pantatku dengan kasar di sebuah kursi kayu yang disediakan disalah satu kedai dekat dengan oase.

[ Oase Area ]
[ Around 11.00 - 12.00 AM ]


Kedua tanganku menyangga wajahku yang terlihat sangat kusut, warna rambutku sudah kembali seperti semula, tapi masih sangat panjang, hingga ke betis kurasa. Bahkan aku lupa mengenakkan topi kesayanganku, yang kini malah bertengger dikepala Mustangkoji. Aku melirik kesekitar kedai kecil itu sebelum memesan sesuatu.

Huh? itu Anne, Leo dan Valor Ashburn. Mereka bersenang-senang? Teganya mereka meninggalkanku. Aku beranjak dari tempat dudukku, mencoba bergabung dengan kelompok itu, berjalan tanpa tenaga seperti mayat hidup dengan rambut panjang menutupi wajahku.

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 08:50
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
shikami 
Member 1000 Konsep
avatar

Level 5
Posts : 3744
Thanked : 31
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:


[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Oase Area ]
[ Around 12.00 AM ]
[ Party Members : Arianne, Leo Redfang ]

kami bertiga berjalan menuju ke Fort. mungkin Sir Leon tidak akan keberatan jika kami memakai training ground yang kulihat sekitar benteng.
dari kejauhan ada seseorang mendekat. saat kuperhatikan dengan seksama,wajahnya terasa tidak asing. tunggu..
"Ellie?" tanya Arianne heran.
entah kenapa Leo justru seperti menahan tawa.
aku hanya mencoba mengerti keadaan.

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 09:00
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
"Ne... Teganya kalian meninggalkanku, bersenang-senang sementara aku disiksa habis-habisan" ujarku dengan nada yang berat, wajahku masih tertunduk. Aku tidak merasa terlalu kesal kepada mereka, hanya saja terasa hampa.

Kudengar suara cekikikan Leo, semaki keras dan semakin keras. Dia menahan mulutnya agar tak tertawa lepas dan memegangi perutnya. Suara tawa itu makin lama semakin terdengar menyebalkan.

Kudongakkan kepalaku, bisa kulihat tiga orang ini dari sela-sela rambutku yang panjangnya sudah sangat mengganggu. Aku melotot, langsung kuulurkan tanganku kearah leher Leo.

"Kau!! berani sekali kau menertawakan nasibku, kau pikir ini gara-gara siapa? kalau saja pagi tadi kau dan temanmu tidak membuat masalah aku tidak akan berakhir seperti ini!!"

Aku meracau tak karuan, mencekik leher Leo dengan kuat dan menggoyang-goyangkannya seperti seorang bartender yang sedang meracik minuman.

Nafasku masih terdengar berat, tapi aku tidak mau berjalan sendirian di desa terkutuk ini. Tempat ini bahkan lebih berbahaya dari dungeonnya sendiri.

"Jadi, kalian mau kemana?"
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 09:07
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Oase Area ]
[ Around 12.00 AM / 00.00 PM ]
[ Party : Leo, Valor, Ellie ]

"Kami mau ke post komandan Leon. Dan,... ada apa denganmu Ellie?"
Aku melihat sebelah matanya tertutup rambutnya yang panjang. Ekspresinya sangat pucat.

"Kalau kau butuh dokter, aku pernah bertemu seseorang. Namanya Hazel. Aku lupa nama lengkapnya siapa. Aku akan mengantarmu mencarikannya kalau mau"
Tawarku.

[ Still here ... ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 09:12
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Oase Area ]
[ Around 12.00 AM ]


Aku menggigil, gemetaran, kupeluk erat tubuhku begitu mendengar Anne mengatakan kata "dokter". Terbayang pak kumis dengan obat-obat sintingnya, mengacungkan jempol padaku sambil berteriak "Yay!"

"T-tidak perlu.. Aku baik-baik saja, kumohon ijinkan aku pergi bersama kalian!" gumamku dengan nada yang sedikit memaksa.

Bukan maksudku ingin terus menempel dan bergantung pada mereka, tapi setidaknya aku akan lebih aman jika bersama dengan orang-orang yang ku kenal, tidak bertemu penjahat aneh secara acak lagi.

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 09:20
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Oase Area ]
[ Around 12 AM ]

Aku menghela nafas panjang. Aku pernah mendengar nasehat dari seseorang. Jangan memaksakan kehendak pada seseorang jika orang itu tidak mau.

"Ya sudahlah kalo begitu... ayo ikut. Mungkin kau mau menceritakan masalahmu di perjalanan"

Kami pun akhirnya memulai perjalanan

[ Perjalanan ke fort ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 09:29
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[to Fort]
[Around 12.00AM]


"Ehe.. hehehe... hehehe.." Aku tertawa kecil seperti orang gila ketika berjalan bersama mereka, dalam hati aku sudah bersujud dan menyembah Arianne berkali-kali, sangat berterimakasih karena mengijinkanku ikut dengan mereka.

Aku belum menanyakan akan kemana mereka, tapi aku tak peduli. Yang penting aku tidak berkeliaran seorang diri di tempat mengerikan ini.

[next : fort]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 10:22
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
richter_h 
Salto Master
Hancip RMID
richter_h

Kosong
Posts : 1705
Thanked : 30
Engine : Other
Skill : Skilled
Type : Developer
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[Bengkel Ketok Magic Muro dan Olavia]

Hari kedua.
Pesanan si pemuda nyentrik itu telah selesai, walau hasilnya tidak seperti pisaunya Flay Venonum. Pisau dan golok yang tahan berbagai jenis racun, versiku, mungkin tidak sekuat pisau legendanya Flay...

Walau kemaren Olavia dan pemuda itu sempat adu debat, tapi dengan karyaku satu ini bisa memenuhi keinginan sekaligus membungkam argumen-argumen mereka...

Yah, kudengar ada beberapa orang yang merasa aneh denganku, dimana beberapa orang pernah melihatku keluar dengan senapan dan jubah. Dan saat Olavia, anakku, menggantikan Olav, mereka juga tidak percaya. Sesuatu tidak selalu terjadi secara terencana, bukan?

Nah, sementara yang lain sibuk berinteraksi dan bercengkrama satu sama lain, ku ingin istirahat dulu setelah kerja dua hari semalam... Dan menceritakan tentang si 'Silent, Lonely Assassin Flay Venonum,' legenda lama kepada anakku Olavia.

[next: masih di bengkel ketok magic]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 12:24
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 12.30 AM ]
[Party : Val, Leo, Arianne]


Keberadaanku begitu kontras dengan kawanan ini, semuanya tampak begitu bersemangat dan gembira. Sementara aku, depresi dan diselimuti awan mendung.

Ha? Tempat latihan? Aku tak tahu ada tempat latihan disini, mungkin biasa digunakan oleh tentara, tapi apa boleh digunakan oleh orang sembarangan seperti kami?
Kulihat Valor Ashburn sedikit berlari, menghampiri wanita berkacamata dan berbicara tentang sesuatu. Yang bisa kulihat hanya bahasa tubuhnya seperti anggukan kepala dan gerakan tangan.

Dia kembali dengan wajah berbinar, mengatakan bahwa mereka bisa menggunakannya sekarang.

Haah.. sungguh merepotkan, aku benar-benar malas untuk melakukan kegiatan berat skrg. Aku mendudukan bokongku disebuah kursi batu permanen, tanganku menopang dagu, melamun dan hanya mengamati.

"Huh? Kau.. Bukankah kau nona Ellie Brausse yang mengacau di kantor Sir Leon kemarin? Kenapa rambutmu bisa jadi sepanjang itu?"


Aku terkejut mendengar seruan kaget si nona sekretaris. Ekspresi wajahku begitu suram, membuatnya ikut-ikutan suram.

"Ah, tunggu sebentar, aku segera kembali!" Serunya dan bergegas kedalam bangunan, mengambil sesuatu kurasa.

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 13:04
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 12.30 AM ]
[ Party : Leo, Valor, Ellie ]

Kutaruh paluku terbalik ke tanah. Kuusap keringatku yang mulai bercucuran. Kami telah sampai ke training ground. Disana terlihat boneka-boneka jerami dengan target berbentuk bundar tergambar di perutnya.

Sementara Ellie duduk di sebuah kursi batu dibawah sebatang pohon palm. Tidak seperti Ellie yang sehari sebelumnya. Dia kali ini benar-benar berbeda.

"Hoi, gadis cilik! Ayo kita lanjutkan yang kemarin!"
Leo meneriakinya dengan nada sedikit mengejek.

"Diam kau monyet!"
Balas Ellie ketus

aku tertawa kecil melihat mereka berdua bertengkar lagi.

"Oh iya. Tadi Lady Gretta juga mengatakan kalau Komandan Leon bersedia untuk menemani kita latihan" Kata Val kemudian

[ Still same ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 13:39
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
rnvis 
Novice
Novice
rnvis

Level 5
Posts : 148
Thanked : 0
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[At Inn]


Satu hal dari penjilatan adalah fakta bahwa aspek ini tak selalu benar, menang, ataupun merdeka. Dunia itu luas, terkadang sesuatu yang tak pernah kau sangka akan temui biasanya ada di depanmu sekarang juga. Satu hal mustahil dan satunya lagi tidak.

Aku sendiri? Walau kadang membuang waktu, aku biasanya membuangnya dengan cukup produktif. Masalah muncul ketika aku dipaksa menjelaskan sesuatu yang entah kenapa dibersar-besarkan ini.

Satu hal mustahil yang menjadi tidak mustahil. Ilusi realita dan juga perawat yang ada di dalam soneta. Sebelum masalah bisa diperbesar dan aku tidak ingin menggunakan teknik 'kuno'-ku, aku menjelaskan apa yang terjadi serinci mungkin, walau kadang menambahkan hal-hal dan analogi yang tak perlu.

Mungkin gadis ini sudah cukup puas sehingga dia tak berteriak lagi (walau aku masih tidak bisa menerima jawaban Leo). Semenjak masalah terselesaikan, aku memutuskan kembali ke kamarku dan mengambil peralatanku yang kutinggal.

"Aku tak pernah memasukkan ini..."

Di tanganku sekarang adalah sebuah kotak kecil yang muat di tanganku, seperti sebuah pemantik api di tempatku, cuman lebih besar. Di dekorasi hanya dengan beberapa garis tebal serta cat merah yang seperti ditumpahkan di pembukanya.

Hmm, menara masih belum terbuka jam segini. Lebih baik aku habiskan waktuku lagi berkeliling, aku menaruh kembali wadah kotak itu beserta sebuah surat dengan gaya tulisan yang familiar. Tentu saja, itu karena surat itu ditulis oleh bos-ku.

[Guardian Fort, Around 11 AM]


Entah karena menghabiskan waktuku bersama gadis itu atau karena kelamaan di kamarku tapi sepertinya desa sudah mulai ramai seperti kemarin (walau aku bisa melihat jumlah mereka lebih berkurang).

Apa aku lupa bilang bahwa ada sisa-sisa bau tidak sedap seperti telur busuk, bau peluru dan cairan-cairan aneh di sekitar jalan? Aku juga bisa mendengar keributan dari salah satu kamar di penginapan. Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi dan tak ingin tahu sejujurnya.

Entah kenapa aku malah memilih datang ke pos penjagaan ini, berharap paling tidak sang komandan beserta asistennya melupakan wajahku. Menggaruk-garuk kepalaku aku berjalan ke daerah selatan dari Oase.

Hrm, dari salah satu papan pengunguman (yang seingatku kosong kemarin) berkumpul beberapa petualang. Sepertinya ada pemberitahuan seru, apapun itu semoga saja bisa membantuku. Mendorong beberapa petualang lain, aku berjalan dan membaca secarik perkamen yang ditempel,


Quote :
KEPADA PARA PETUALANG PEMBERANI

SALAM SUCI,
TELAH TIBA SAATNYA BAGI KALIAN UNTUK MEMBUKTIKAN DIRI 
MAKHLUK PEMBAWA BENCANA TELAH MUNCUL
BERGABUNGLAH DENGAN GUARDIAN UNTUK MEMUSNAHKANNYA
AKAN DIBERIKAN KEJAYAAN BAGI MEREKA
YANG BERHASIL

TTD

SIR LEON LAO
Baiklah... uhm, cukup informatif. Atau tidak. Untuk orang berkepala dingin, sang komandan menulis dengan cukup terburu-buru. Apapun 'mahluk pembawa bencana' ini, kurasa aku harus salut kepadanya karena membuat komandan Leon cukup panik.

Tapi jika bagian 'bergabung' itu sebenarnya secara literal, maka mungkin ini adalah kesempatan bagus. Para prajurit disini sepertinya akan ikut ambil bagian jika keadaan desa terancam. Tersenyum simpul aku berjalan ke arah antrian di dalam pos. 

Sundal. Bergabung bukan berarti harus berdesak-desakan seperti ketika ingin mendapatkan surat izin lagi kan!? Untungnya tidak sepertinya, kelihatan kita hanya perlu mengantri dan sang sekretaris yang sepertinya bernama Gretta Johan itu akan mengecek kita.

Hmm, fair deal. Aku memutuskan untuk mengikuti arah yang ada dan ikut dengan antrian yang mulai memanjang itu selagi memikirkan cara untuk mengakali sang sekretaris itu. 

[Still at the Same Place, a little later before Val and Anne] 
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 13:58
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
LightNightKnight 
Topeng Buaya
LightNightKnight

Level 5
Posts : 799
Thanked : 6
Engine : RMVX
Skill : Intermediate
Type : Developer

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[Muro's Workshop]

Saat aku kembali, Olavia tengah menanti didepan pintu.

"KAU TELAD! SUDAH BERAPA LAMA AKU MENUNGGUMU!?!?! AKU BUTUH KUNCIMU SUPAYA AKU BISA SEGERA BELI BAHAN MAKANAN UNTUK... Eh...?"


"Hmm? Ada apa?"


"Kau berdarah!"

"Ah... damn...."


Aku lupa kalau barusan aku ditembaki oleh Ellie dengan Desert Eagle nya.

"... Hei, bisa pinjam pinset? Aku harus mencabut selangsang peluru yang menyangkut didalam tubuhku."

"MASUK!"

Tiba - tiba Olavia mengamuk dan menarik tanganku, masuk kedalam bengkel.

*Bruk

"Tunggu disitu!"

Aku terduduk mematung tanpa bisa berbuat apa - apa. Tak lama kemudian, Olavia datang sambil membawakan perlengkapan pengobatan pertama yang cukup lengkap.

"Kau memang habis ngapain bisa sampai seperti ini?!?"

Ucapnya sedikit marah sambil mencoba mencabuti laras besi yang bersarang didalam tubuhku.

"Well, aku mencoba mengembalikan barang pinjaman yang kupinjam dari seorang bocah."

"Lalu kenapa bisa berujung seperti ini!?"


"Mendadak terjadi argumen."

"Itu bukan penjelasan!"


"Oh, ayolah~

Aku tidak harus menjelaskan semuanya kepadamu, dan kau juga tidak harus repot - repot mengurusku seperti ini."

"...."


"...?"

"Memang, sepertinya ini bukan sesuatu yang bisa kucampuri seenak itu, tapi...

Aku tidak mau salah satu pelanggan toko ayah mengalami hal - hal tidak mengenakkan seperti ini...

Karena aku yakin, orang - orang yang menjadi pelanggan ditempat ini haruslah orang baik...."

"....

Well tertembak senapan itu bukan pengalaman yang buruk juga ko...."

"Bodo' ah!"

"Heh...."


Kami berdua terdiam beberapa lama sampai akhirnya Olavia selesai membalut seluruh lukaku dengan perban.

"Jangan kau berani melepas perban itu, ok?"

"... Zeeva."


"Hmm?"

"Aku belum memperkenalkan namaku kan? Namaku Zeeva Atlimus."

"Oh?"

"Well setidaknya, ada yang bisa kulakukan untukmu sebagai tanda terima kasih?

Aku tidak begitu suka menunjukkan rasa terima kasihku hanya dengan ucapan dimulut."

"Hmm... bagaimana kalau kau membantuku memasak di dapur? Sepertinya kau lumayan ahli dalam membuat ramuan bermacam - macam."

"Well okay then."


Aku segera berdiri dan menemani Olavia kedalam dapur.

"(Orang baik... hanya 1 orang yang mau memanggilku seperti itu....

... Vishana....)"

[Still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 16:30
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 12.30 AM ]
[ Party : Leo, Valor, Arianne ]


Sindiran Leo makin membuatku dongkol. Ya... Sebutan itu, gadis cilik, bocah, anak kecil. Aku tahu badanku tidak seperti kecil lagi, aku bahkan mengenakan pakaian yang sedikit berani untuk membuktikan bahwa aku adalah seorang wanita yang sudah tumbuh besar. Tapi kenapa masih saja aku diperlakukan seperti ini? Kurasa karena wajah ini, wajah bulat dengan bibir tipis dan mata biru yang besar.

Pujian terbaik yang bisa kudapatkan adalah manis, atau imut, seperti halnya mereka melihat anak kecil. Orang-orang tak pernah menganggapku cantik seperti wanita dewasa. Aku sungguh iri, terutama kepada mereka yang memiliki aura keibuan, wanita buntut itu contohnya.

Karena wajah ini juga aku selalu diperlakukan seenaknya oleh orang-orang yang lebih tua. Kupikir aku takkan dibully lagi jika beranjak dewasa, ternyata aku salah. Mengubah gaya bicaraku menjadi kasar, melatih mentalku agar tak gentar, tetap saja... Ini semua karena wajahku ini.

Suara hentakan sepatu terdengar memburu kearahku, itu nona sekretaris, hanya dia yang memiliki langkah kecil khas sepatu hak tinggi di tempat suram seperti ini.

"Aku tak tahu apa yang terjadi denganmu, tapi sepertinya rambut itu sedikit merepotkanmu. Apakah ini boleh kupotong?"

Aku hanya mengangguk pelan mendengar itu, pasrah, memang benar rambut ini menyulitkanku baik untuk melihat ataupun bergerak.

"Jadi, ingin seperti apa?"
Tanyanya lagi.

"Lakukan sesukamu." Jawabku tanpa ekspresi.

Wanita itu mulai mengangkat rambutku dengan tangannya dan membelainya. Mulai memotongnya, helai demi helai berjatuhan ke tanah. Begitu selesai dia memberikan sebuah cermin kepadaku. Sedikit terkejut sebenarnya, aku mungkin terlalu berharap banyak pada nona sekretaris.

"Ini.. Gaya rambutku yang biasanya..." Gumamku ketika melihat rambut pirang sebahu.

"Aku belum selesai dengan sentuhan akhirnya."

Nona sekretaris mengambil dua buah karet gelang, mengikat bagian belakang rambutku dan membiarkannya menggantung di sisi kiri dan kanan tengkukku.

Rambut ini tak ada bedanya seperti semula, membuatku makin kesal, ternyata aku memang terlihat seperti bocah. Ingin kupecahkan rasanya cermin ini.

"Huh? Ada masalah?"

"Aku.. sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan penampilan seperti anak-anak ini." Bisikku.

"Kenapa? Itu cocok dengan wajahmu kok."
Balasnya

"Aku tahu itu! Karena itu aku membencinya! Wajah ini, bibir ini, mata ini!!"

Nona sekretaris itu tersenyum dan menepuk kepalaku, agak berbeda dengan bayanganku sebelumnya, kupikir orang ini tipe wanita yang kaku dan sangat ketat akan peraturan.

"Mungkin kau hanya perlu belajar untuk bersyukur." Ujarnya, lalu pergi meninggalkanku. Masuk menuju kedalam bangunan.

Bersyukur huh? Aku memang selalu menyalahkan wajah ini atas apa yang kualami, tapi kurasa itu hanya karena diriku yang terlalu lemah. Kurasa aku akan mecoba itu, bersyukur akan apa yang telah diberikan kepadaku.

Kutegakkan badanku, berdiri lalu menarik erat sarung tangan kulit yang menutupi telapak tanganku. Sepertinya aku juga akan berlatih.

[Still Here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 17:02
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 12.45 AM - 01.00 PM ]
[ Party : Leo, Valor, Ellie ]


"Hah? Tumben-tumben komandan sok sibuk itu punya waktu seperti ini." Celetus Leo dengan nada tak percaya.

"Sudahlah, ini kesempatan kita untuk belajar darinya." Sahut Val kemudian.

"Aku tidak butuh belajar dari komandan seperti itu. Aku bisa belajar sendiri." Kata Leo sambil melipat tangannya.

"Eheh, sudah-sudah."
Aku mencoba menenangkan mereka.

"Jadi,... kalian mau berlatih?"
Terdengan suara yang tidak asing dari kejauhan. Kami berbalik, dan seperti yang kuduga, itu adalah suara komandan Leon.

[ Komandan Leon masuk Party ]

"Benar. Mungkin kita bisa belajar banyak dari anda."
Diantara kita, hanya Val yang sepertinya paling bersemangat. Entah kenapa. Sepertinya dia memiliki suatu ambisi. Sementara masi dengan ekspresi tangan melipat dan memalingkan wajah. Sedangkan aku hanya memasang muka datar sambil menunggu kejadian berikutnya.

"Jarang-jarang ada orang selain prajuritku sendiri yang berlatih disini." Lanjutnya kemudian. "Tapi sebelum kita berlatih, aku ingin menilai kemampuan kalian sampai mana."

"Menilai? Aku bisa menghindari semua peluru gadis cilik itu dan kau masi meragukannya?" Kata Leo sambil menunjuk kearah Ellie

Komandan Leon hanya terdiam sejenak tidak membalasnya. Lalu dia melanjutkan kata-katanya. "Untuk pembuka latihan, kalian sekarang, coba serang aku dengan kemampuan penuh kalian"

"Jadi itu maumu komandan?"
Leo kemudian menghunuskan pedangnya. Kulihat wajah Leo tampak menunjukkan ekspresi tertantang.

"Bersialah. Karena aku tidak akan menahan diri"
Leo langsung berlari menuju komandan Leon yang masi tampak tenang disana.

[ Battle Begin (rencananya mau wa mod) ]
[ Still here ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 20:06
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
atlanteeianprojecta 
Novice
Novice
atlanteeianprojecta

Level 5
Posts : 237
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[Training Ground (Some scene skiped)]

...

"Jarang-jarang ada orang selain prajuritku sendiri yang berlatih disini. Tapi sebelum kita berlatih, aku ingin menilai kemampuan kalian sampai mana." Kata Leon.



"Menilai? Aku bisa menghindari semua peluru gadis cilik itu dan kau masi meragukannya?" Kataku, kutunjuk Ellie untuk mencontohkan.

Leon terdiam. Dia tidak membalas kata-kataku sejenak. Lalu kemudian dia melanjutkan kata-katanya. "Untuk pembuka latihan, kalian sekarang, coba serang aku dengan kemampuan penuh kalian"

"Jadi itu maumu komandan?"
Kuhunuskan pedangku (dari jarak jauh. Pertanda menantangnya.)

"Bersialah. Karena aku tidak akan menahan diri"
Aku berlari kearah Leon yang terlihat tenang.
Dia benar-benar tidak tahu kekuatan sebenarku, ya? Sebenarnya sudah lama aku tidak menggunakan ini, tapi bila dia ingin aku untuk menunjukkan kekuatanku sebenarnya, aku tidak akan menahan diri. Kubuka tas kecil (letakknya di belakang sabukku) yang selalu kubawa-bawa. Kemudian kukeluarkan senjata rahasiaku. Biasanya aku jarang menggunakan ini, tapi paling tidak ini hanya untuk menunjukkannya siapa yang dia hadapi saat ini. Tidak sembarangan aku dijuliki "Lone Wolf". Aku adalah free mercenary/ mercenary yang bekerja sendiri. Tidak hanya itu, aku juga selalu menyelesaikan tugasku dengan cepat dan tanpa ada kesalahan sedikitpun.

Kukeluarkan Ether (aku jarang menggunakan ini karena disamping aku sulit mendapatkannya, kadang aku kelupaan membawanya). Inilah senjata rahasiaku. Dengan ini aku bisa mengalahkan Leon dengan mudah. Kemudian aku meminumnya.
Aku bisa merasakan kekuatanku benar-benar seratus persen pulih.

Kukeluarkan aura merah yang keluar didalam diriku. Kupusatkan semua kekuatanku pada senjataku. Ini kusebut "shield breaker", karena dapat menghancurkan apapun meski sekeras apapun itu. Ujung senjataku telah terpenuhi aura merah. Saatnya untuk menyerangnya!

[Next = same]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 21:25
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 12.45 AM - 01.00 PM ]
[ Party : Leo, Valor, Ellie, Commander Leon ]



Leo berlari menuju arah komandan Leon. Leo kemudian melakukan sesuatu. Aku tidak tahu pasti apa itu. Namun, tak lama setelah itu pedang Leo sudah berselimutkan aura merah. Aku bisa lihat komandan Leon saat itu sedikit terkejut dan mempersiapkan diri.

"Makan ini.........!!!"
Leo meneriakkan kata-kata itu sambil menusukkan pedangnya kearah komandan Leon. Diikuti aura merah yang memanjang itu seakan pedang Leo menembakkan sebuah kekuatan aura.

*SSiiiiingg!!!*
*BLLAAAARRRR!!!*
Sesaat tepat disaat Leo menusukkan pedangnya kearah komandan Leon, terdengar suara bising berfrekuensi tinggi. Dan kemudian diikuti dengan ledakan hebat sehingga menimbulkan debu pasir berhamburan kesana kemari.

"Uhuk... uhuk"
Aku tidak bisa melihat dengan jelas. Mataku kemasukan debu. Yang jelas, paska ledakan itu aku mendengar bunyi pedang bertabrakan. Kurasa mereka sedang berduel. Setelah debu mulai menghilang, aku melihat komandan Leon mengunci pergerakan Leo diatas tanah.

"Leo Redfang. Kau punya potensi yang luar biasa sebagai petarung" Kata komandan Leon sambil tetap mengunci pergerakan Leo. "Sayangnya, kau perlu belajar untuk bekerja sama secara tim. Ada kalanya dimana kita akan bergabung dalam sebuah kelompok. Dan tindakan gegabah seperti ini bisa membuat teman-temanmu dalam bahaya"

"Lepaskan aku ..." kata Leo dengan meronta-ronta.

Komandan Leon kemudian melepaskannya. Leo bangkit dengan sedikit kesal

"Kalian majulah. Tenang, aku akan tetap menjamin keselamatan kalian"
Kata komandan Leon setelah selesai berdiri dengan tegap.

Mengingat komandan Leon yang masih terlihat baik-baik saja walau diserang dengan kekuatan misterius Leo itu, aku hanya bisa menelan ludah. Aku mempersiapkan diri dengan mengangkat palu besarku.

"Hyaaa....!!!"
Aku berlari dengan sedikit teriakan berhadap aku mendapat sebuah kepercayaan diri untuk menghadapi seorang komandan militer. Kuayunkan paluku dari atas menyerangnya dari atas.

*JDUUMM!!!*
Pukulanku ketanah sedikit memberikan getaran gempa kecil. Namun aku melihat bahwa komandan Leon sudah tidak ada disana. Gila, segesit apa dia?

"Sebelah sini"
Aku mendengar suara komandan Leon dari belakangku. Belom selesai aku membalikkan badan, komandan Leon langsung menyerangku dari belakang. Dia memukuliku di beberapa titik tubuhku.

"Eh?"
Tidak sakit, tapi tiba-tiba aku merasa tenagaku habis seketika. Badanku jatuh ke tanah dan lemas. Ada apa ini?

"Arianne Stanford. Kau punya kekuatan penghancur di setiap seranganmu" Kata komandan Leon sambil melihatku kebawah "Hanya saja, kau sangat rawan untuk jadi target serangan. Dalam sebuah tim, bukanlah hal yang tepat jika kau ditempatkan sebagai penyerang utama. Kau harus menunggu kesempatan yang tepat untuk menyerang targetmu"

Tidak ada satu menit berlalu, komandan Leon menghindari sesuatu. Rupanya Val menyerangnya secara mendadak. Komandan Leon mengambil jarak. Sedangkan Val memasang kuda-kudanya sambil membawa kapaknya. Mereka berdua tampak tenang. Tapi aku tidak tahu apakah Val benar-benar tenang atau tidak.

[ Still same ... ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 22:23
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 12.45 AM - 01.00 PM ]
[ Party : Leo, Valor, Arianne, Leon ]


Hooo... Ini pertamakalinya aku melihat Leo mengeluarkan senjata semacam itu, sihirkah? Mungkin jurus pamungkasnya. Kalau dipikir-pikir, aku hanya melihat Anne mengayunkan palunya secara acak, tapi tak menutup kemungkinan kalau dia juga memiliki teknik rahasia yang hanya digunakan jika terdesak saja. Dan pria bernama Valor Ashburn itu, aku tak tahu seperti apa kemampuannya.

"Leo Redfang. Kau punya potensi yang luar biasa sebagai petarung. Sayangnya, kau perlu belajar untuk bekerja sama secara tim. Ada kalanya dimana kita akan bergabung dalam sebuah kelompok. Dan tindakan gegabah seperti ini bisa membuat teman-temanmu dalam bahaya"


Hahaha.. Penilaian yang tepat, aku tahu itu! Mungkin sedikit mirip denganku, tapi aku masih menggunakan logika, analisis dan mengambil keputusan tergantung situasi dan kondisinya, walau terkadang kuakui aku juga termakan oleh emosi, walau begitu aku masih mampu berpikir taktis. Berbeda denga monyet itu, pergerakan Leo sepenuhnya brutal! Walau refleksnya sangat bagus, dia masih perlu menggunakan sekitarnya untuk memberi keuntungan saat bertarung. Dia bagus dalam duel satu lawan satu, tapi rasa percaya dirinya membuat semua gerakannya seperti dikuasai ego, kurasa yang dia lihat dalam arena latihan saat ini hanya Leon dan dirinya sendiri.

Suara yang keras disertai getaran terjadi begitu Anne memukul palunya ketanah. Sungguh kekuatan penghancur yang mengerikan, seperti yang diharapkan dari Anne. Huh? si Leon itu membalas dengan pukulan? Tunggu , itu bukan pukulan biasa. Mirip dengan teknik menutup aliran tenaga dari dalam yang sering digunakan petarung dari timur.

"Arianne Stanford. Kau punya kekuatan penghancur di setiap seranganmu. Hanya saja, kau sangat rawan untuk jadi target serangan. Dalam sebuah tim, bukanlah hal yang tepat jika kau ditempatkan sebagai penyerang utama. Kau harus menunggu kesempatan yang tepat untuk menyerang targetmu"

Harus kuakui itu, pergerakan Anne sangat terbuka, dia sedikit gegabah dan belum mampu membaca timing. Bukan bermaksud apa-apa, tapi kurasa bahkan akupun mampu membatalkan serangannya, kelemahan terbesar Anne adalah ancang-ancang yang minim pertahanan dan juga gap waktu untuk menyerang balik. Dia pasti akan bermasalah jika bertarung dengan tipe serangan cepat sepertiku dan Leo.

Sial, aku ini seru juga.

Kini Leon dan Valor Ashburn tampak saling bersitegang, terdiam, kurasa saling membaca kondisi dan kemungkinan-kemungkinan gerakan yang akan digunakan.

Aku harus melihat ini, Valor Ashburn, Arianne, dan Leon Redfang... Keluarkanlah seluruh kemampuan kalian dan biarkan aku mengobservasinya!

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 23:06
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 01.15 PM ]
[ Party : Leo, Valor, Ellie, Commander Leon ]


Antara Val dan komandan Leon hanya terjadi saling tatap dan diam. Sepertinya mereka saling waspada. Setelah cukup lama mereka diam, akhirnya Val berlari kearah komandan Leon dengan kapak yang siap diayunkan kapan saja.

Komandan Leon mempersiapkan pertahanannya. Saat Val tepat berada di depan komandan Leon, Val bukannya menyerang dengan kapak. Tapi dia menggunakan kakinya untuk menendang. Dan tendangan itu masuk telak ke tubuh komandan Leon hingga terdorong jatuh kebelakang.

Val tidak memberi kesempatan komandan Leon. Dia langsung mengayunkan kapaknya kebawah untuk menyerang komandan Leon. Tapi Leon dengan gesit membalikkan badannya ke kiri menghindari serangan itu dan langsung bangkit kembali.

Kini giliran komandan Leon yang langsung menyerang dahulu. Komandan Leon menyerang dengan serangan bertubi-tubi dan cepat. Val tampak mulai kualahan menahan serangan dari komandan Leon. Dan salah satu tebasannya membuat kapaknya terlempar ke tanah. Dan kemudian komandan Leon meletakkan pedangnya di leher Leon

"Valor Ashburn. Kau memiliki bakat bermain strategi. Kau bisa menjadi pemimpin dalam sebuah tim. Hanya saja, kau tidak terlalu memiliki skill individual yang bagus." Kata komandan Leon, Kemudian dia menarik kembali pedangnya.

"Tapi tidak masalah. Latihan kali ini mungkin aku bisa mengajarimu." Lanjut komandan Leon lagi dengan nada yang sepertinya barusan tidak terjadi apa-apa.

Perlahan aku bisa merasakan energiku kembali lagi. Kemudian aku mencoba bangkit dan duduk sambil menghadap ke komandan Leon.

"Oke, pemanasan latihan selesai." Katanya kemudian


[ Still same ... ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 23:23
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 12.45 AM - 01.00 PM ]
[ Party : Leo, Valor, Arianne, Leon ]


Mengesankan, kata itu yang cocok untuk mendeskripsikan Valor Ashburn, penampilan orang ini mungkin biasa-biasa saja, tapi dia cukup pintar dalam membaca situasi dan memanfaatkannya. Kapak yang terlihat biasa-biasa saja, tak ada yang spesial atau memiliki aura magis tertentu. Kebanyakan orang pasti berpikir bahwa senjata yang digenggam musuh saat bertarung adalah satu-satunya senjata yang bisa dipakai saat itu juga.

Dari segi kekuatan, kecepatan dan juga gaya bertarung, Leon jelas jauh lebih unggul. Mindset bahwa senjata yang digenggam adalah apa yang akan mereka gunakan untuk menyerang saat itu. Pemikiran bagi mereka yang terbiasa berada di medan perang, bukan perkelahian jalanan seperti orang elit macam Leon. Valor Ashburn ini benar-benar memanfaatkan mindset mainstrim dan sederhana itu.

Aku suka konsep ini.

Jika kau tak bisa menemukan kelemahan lawanmu, kenapa tidak kau buat saja dia terjebak dalam kelemahan baru?

"Valor Ashburn. Kau memiliki bakat bermain strategi. Kau bisa menjadi pemimpin dalam sebuah tim. Hanya saja, kau tidak terlalu memiliki skill individual yang bagus."

Aku berdiri, bertepuk tangan dengan riang karena melihat pertarungan hebat ini. Sungguh, aku benar-benar puas.

Segera kuhampiri mereka bertiga yang masih dalam keadaan kusut.

"Kalian luar biasa! Yah.. Walau masih ada beberapa kekurangan sih!"
Seruku bersemangat.

Leo langsung cemberut dan buang muka dariku, sementara Anne hanya tersenyum kecut. Valor Ashburn juga tampak kebingungan ketika melihatku, Yah.. Ekspresi yang sama ketika kulihat di kedai tadi.

"Ah.. Kurasa kita belum benar-benar berkenalan secara resmi, Aku Ellie, teman Anne!" Ujarku senang sembari menjabat tangan Valor. "Kau pacar Arianne bukan?"

[still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-03, 23:44
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 01.15 PM ]
[ Party : Leo, Valor, Ellie, Commander Leon ]


Aku menyadari tentang apa yang dikatakan komandan Leon barusan. Tapi akan lebih tertusuk lagi jika kekuranganku disebut lagi. Apalagi berkali-kali. Rasanya ingin aku berteriak "Iya-iya aku memang begitu! huh, diam!"

"Kau pacar Arianne bukan?"

Kemudian Ellie melontarkan kata-kata yang membuat telingaku panas kepada Val.

"Bu... bukan. Kami hanya kenalan saja. Lagian baru saja sehari. Iya kan Val?"
Aku berharap Ellie tidak berpikir yang tidak-tidak.

"Iya, kami cuman kenalan baru. Hahaha ..."
Kata Val sambil melakukan gerakan khasnya. Menggaruk kepala.

"Kau,.. Ellie Brausse. Mau ikut 'pemanasan' juga?"
Kata komandan Leon kemudian kepada Ellie

[ Still same ... ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-04, 00:13
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
atlanteeianprojecta 
Novice
Novice
atlanteeianprojecta

Level 5
Posts : 237
Thanked : 3
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Writer
Awards:
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[At Training Ground]

*SSiiiiingg!!!*
*BLLAAAARRRR!!!*

Dafuq! Tidak kusangka dia berhasil menghindari seranganku. Tidak hanya itu, dia pun menghentikan total seranganku, mengunci pergerakanku sehingga aku tidak bisa bergerak. Pedangku pun juga jatuh ke tanah.

"Leo Redfang. Kau punya potensi yang luar biasa sebagai petarung" Katanya sambil mengunci pergerakanku. "Sayangnya, kau perlu belajar untuk bekerja sama secara tim. Ada kalanya dimana kita akan bergabung dalam sebuah kelompok. Dan tindakan gegabah seperti ini bisa membuat teman-temanmu dalam bahaya"

"Lepaskan aku ..." Teriakku. Aku benar-benar tidak bisa bergerak.

Komandan Leon kemudian melepaskanku. Akupun terjatuh dan bangkit lagi. Tidak kusangka aku akan dipermalukan seperti ini!

"Kalian majulah. Tenang, aku akan tetap menjamin keselamatan kalian"
Kata Leon dengan sombongnya. Sekarang giliran anak kecil ajaib itu.

"Hyaaa....!!!"
Dia berlari menyerangnya dengan menjerit (terdengar suaranya imutnya saat berteriak :tf2: )

*JDUUMM!!!*
Dia menyerangnya tetapi serangan itu tidak mengenainya. Jelas saja, delay yang dilakukan saat menyerang sangatlah lama. Kalau aku yang menjadi lawannya, dia pasti akan kalah dalam satu serangan telak.

"Sebelah sini"
Belum selesai dia membalikkan badan, Leon pun menyerang gadis kecil itu dari belakang. Dia memukulinya di beberapa titik tubuh. Nama jurus itu (yang dikeluarkan Leon mungkin "Mana Destroyer" atau "Mana Breaker" kalau aku tidak salah. Jurus ini membuat si target kehilangan tenaga/stamina dan kekuatan tenaga dalam.

"Eh?"
Badan mungil gadis itupun kemudian jatuh ke tanah. Terlihat dia kelelahan karena efek serangan dari Leon.

"Arianne Stanford. Kau punya kekuatan penghancur di setiap seranganmu" Kata Leon. "Hanya saja, kau sangat rawan untuk jadi target serangan. Dalam sebuah tim, bukanlah hal yang tepat jika kau ditempatkan sebagai penyerang utama. Kau harus menunggu kesempatan yang tepat untuk menyerang targetmu"

Tiba-tiba Leon menghindari sesuatu. Ternyata Val menyerangnya secara mendadak. Mengetahui hal itu, Leon lalu mengambil jarak. Si Val memasang kuda-kuda siap menyerang dengan kapaknya. 

Mereka hanya diam untuk beberapa saat. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan. Mungkin mereka saling waspada. Atau...

Val berlari kearah Leon dan menyerangnya. Leon mempersiapkan "Defensive Stance"-nya. Tapi prediksinya salah. Heh, sudah kuduga. Aku menebak bahwa Val akan mengecohnya. Dia tidak menyerang Leon dengan menggunakan kapak, tetapai dia mengecohnya dengan menendangnya. Dan benar saja, serangannya mengenai Leon.

Val mengayunkan kapaknya kebawah untuk serangan kombo menuju Leon. Tapi Leon menghindari serangan itu dan langsung bangkit kembali.

Sekarang giliran Leon menyerangnya. Dia menyerangnya secara cepat (aku rasa dia petarung jenis kecepatan). Val kewalahan menghadapi serangan Leon. Akhirnya tebasan Leon mengakibatkan kapak Val jatuh ke tanah.

"Valor Ashburn. Kau memiliki bakat bermain strategi. Kau bisa menjadi pemimpin dalam sebuah tim. Hanya saja, kau tidak terlalu memiliki skill individual yang bagus." Komentar Leon

"Tapi tidak masalah. Latihan kali ini mungkin aku bisa mengajarimu." Lanjut Leon, dia berbicara sok santai.

"Oke, pemanasan latihan selesai." Kata Leon.


"Kau pacar Arianne bukan?" Ellie yang awalnya duduk di batu menanyakan hal yang tidak perlu ke arah Val.

"Bu... bukan. Kami hanya kenalan saja. Lagian baru saja sehari. Iya kan Val?"
Jawab gadis kecil "mirip loli :imean: " itu.

"Iya, kami cuman kenalan baru. Hahaha ..."
Jawab Val. Dan garuk-garuk ketombenya lagi...:huh: 

"Kau,.. Ellie Brausse. Mau ikut 'pemanasan' juga?"
Dia bertanya kepada Ellie yang sedang duduk di batu itu.

[Next = Same]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-04, 01:05
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 01.15 PM ]
[ Party : Leo, Valor, Anne, Leon ]


"Bu... bukan. Kami hanya kenalan saja. Lagian baru saja sehari. Iya kan Val?" Jawab Anne memburu.

"Iya, kami cuman kenalan baru. Hahaha ..."
Timpal Valor

"Hoooo...." Aku memberikan tatap n tak percaya pada mereka, yah.. Aku memang hanya menggoda saja sih.

"Kau,.. Ellie Brausse. Mau ikut 'pemanasan' juga?"

Kalimat yang jelas-jelas berupa tantangan keluar dari mulut Leon. Aku berbalik lalu berkacak pinggang. Terakhir kali, aku tak sempat bertarung dengan orang ini, setidaknya kuharap kali ini aku bisa mendapatkan pertarungan yang lebih normal.

"Hoo.. Kau menantangku? Sudah merasa percaya diri karena pernah melihat seranganku di kantormu?"

Leon sedikit tersenyum, kurasa pria ini tak sepenuhnya buruk juga.

"Baiklah aku terima tantanganmu, tapi kuperingatkan gaya bertarungku sangat fleksibel!" Ancamku.

Leo benar-benar terlihat dongkol mendengar perkataanku, sementara Val dan Anne sudah menempati tempat duduk masing-masing untuk menonton. Kukeluarkan dual D.Eagle, menunggu aba-aba mulai dari Leon.

"Kau bisa menyerangku dari arah manapun yang kau mau!"
Ujarnya.

"Oke, jangan menyesal nanti!"

Aku langsung berlari mengitarinya, sesekali kutarik pelatukku namun mampu dihindari olehnya. Kakiku terseret saat beberapa puluh senti ketika berusaha mengubah arah, membuat debu tipis berterbangan disekitarnya.

Serangan frontal, aku langsung melesat maju sambil terus memberondongi Leon dengan tembakan. Pria itu melompat kebelakang sama gesitnya dengan Leo, bahkan beberapa kali dia menangkis dengan sarung pedangnya.

"Apa-apaan itu, kau bahkan tidak serius melawanku! Cepat keluarkan pedangmu!"
Bentakku.

Tanpa menghiraukanku, Leon melesat dengan cepat, membuatku terkejut. Tanpa bisa kusadari orang itu telah memukul perutku dengan gagang pedangnya. Tapi ini membuatku memiliki kesempatan menyerang, posisi seperti itu pasti akan sulit untuk menggunakan pedang, terlebih sudah diganjal oleh perutku.

Dengan cepat kuayunkan pahaku, berusaha menyerangnya dengan lutut namun segera ditahan dengan dengan tangan kirinya. Ini masih belum selesai! Aku memutar tubuhku, menendangnya dari arah samping. Tapi dia memblokir seranganku itu dengan lengannya.

Kami masing-masing melompat kebelakang untuk memberi jarak. Pergumulan kilat yang mungkin akan sulit diikuti oleh orang biasa, karena memang ritme gaya bertarungku ada pertarungan cepat. Nafasku mulai terengah, cih! Lebih cepat dari biasanya!

Kuputar revolverku lalu melompat tinggi kearah Leon, menembakinya beberapa kali dan tentu dapat ditangkis oleh pria itu. Kurentangkan kakiku, sedikit kubuka dan bingo!
Aku berhasil mendapatkan lehernya, kuapit diantara kedua pahaku. Kulihat matanya sempat terbelalak kaget, tubuhnya terdorong mundur karena menahan laju tubuhku. Tanpa membuang kesempatan, kuputar pinggangku, membuat tubuh pria miring kearah kanan.

*Grap!

Sial! Tangan leon meremas lenganku, lalu menariknya, membuatku melepaskan bekapan leher orang itu. Hampir terjatuh, namun sebelum mencapai tanah, kuseimbangkan tubuhku, kuarahkan sol sepatuku agar lebih dulu menyentuh tanah.

Leon berusaha memelintir tanganku, walau bisa kulepaskan namun dia berhasil menjatuhkan pistolku. Secara cepat kutendang pistolku itu sebelum jatuh ke tanah dengan menggunakan bagian belakang sepatu boot ku. Lalu dengan sigap aku berbalik.

Posisiku sedikit lebih rendah dari Leon, agak membungkuk, wajahku tepat didepan dadanya. Pistolku masih melambung diudara, namun kutarik pistol lainnya dari gantungan di sabukku. Six Rumble, aku belum sempat mencobanya.

*Ctar

Kutembakan sebuah peluru tepat di dada Leon. Suaranya berbeda dengan yang dikeluarkan oleh Desert Eagle, karena memang Six Rumble adalah revolver yang berfungsi untuk melakukan penetrasi bagi musuh terutama yang menggunakan baju zirah ataupun cangkang tebal.

Bisa kulihat serpihan-serpihan besi berterbangan, armor dada Leon pecah, tepatnya disekitar area aku menembakkan peluru Six Rumble, walau begitu itu belum cukup, sepertinya baju zirah ini dibuat dengan baja dengan tingkat kepadatan dan kekerasan yang sangat tinggi.
Kusarungkan kembali Six Rumble, lalu kutangkap Desert Eagle yang akhirnya berada dalam jangkauan tanganku.

Aku memang tidak bisa meremehkan orang ini, baik ketangkasan ataupun intuisinya dalam bertarung sangat hebat. Kurasa semenjak bertarung dengan Val tadi, dia menjadi jauh lebih waspada dengan serangan-serangan tak terduga. Tenagaku juga mulai terkuras habis, ternyata orang memang tak bisa kukalahkan dengan cepat.

Tiba-tiba Leon melesat, mengayunkan pedang yang masih dalam sarungnya kearah samping. Seperti bagaimana dia menangkis tendanganku tadi, kutangkis juga pedang itu. Tapi tetap saja, rasanya sakit sekali. Kurasa akan memar.

Irama gerakan kami terus berubah-ubah, begitu dinamis sehingga masing-masing dari kami sering kaget dengan serangan kejutan musuh. Peluru dalam magasin juga sepertinya sudah hampir habis, tapi aku masih tak mau kalah.

Kuputar tubuhku, memelewati bawah lengannya, berdiri dan langsung kutodongkan pistolku ke belakang kepalanya. Namun tanpa kusadari, ujung sarung pedangnya melaju dan berhenti hanya beberapa milimeter dari tenggorokanku.

Pada akhirnya, kembali seperti kemarin. Saling todong senjata masing-masing, diam dan tak mengambil tindakan.

"Ellie Brausse, kau memiliki refleks dan intuisi yang cukup baik, tidak banyak celah dalam gerakanmu dan kau bisa menutupi kekurangan dari senjatamu." Gumamnya, masih dalam posisi saling todong.

"Tapi kau terlalu memaksakan semuanya dalam ritme cepat. Staminamu adalah kelemahan terbesar dan sangat fatal, semua seranganmu yang tidak melibatkan pistol kehilangan kekuatannya dengan cepat. Jika kau terus seperti ini, kau hanya akan menjadi beban untuk rekan-rekanmu"

Kata-katanya membuatku makin kesal. Aku tahu itu! Daya tahanku memang tak sebaik Anne atau Leo, bahkan terhitung lemah. Aku mudah sekali lelah jika bertarung dengan irama yang cepat, bahkan terkadang membuatku pusing dan mual. Itu juga alasan kenapa aku hanya mampu menggunakan Mad Larry selama lima menit. Getaran yang terlalu kuat dari purwarupa senjata artileri itu, daya tahan tubuhku tidak mampu menahannya lebih lama dari itu.

"T-tapi tetap saja, aku menang jika menarik pelatuk ini. Dengan posisi seperti itu tidak mungkin kau bisa mengalahkan kecepatan sebuah peluru." Timpalku, berusaha melawan pendapat orang ini.

"Jika pedang ini tidak terbungkus oleh sarungnya, kau sudah mati sembilan kali." Gumam Leon tanpa menoleh kearahku. Dia berjalan menjauh, kembali kedalam kantornya.

[Still here]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-04, 09:21
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 05.00 PM (timeskip) ]
[ Party: Leo, Valor, Ellie, Commander Leon ]

Sepanjang hari kami berlatih. Masing-masing dari kami mengasah spesalisasi kami sendiri-sendiri.

Aku dibawa oleh komandan Leon ke tempat khusus. Disana terdapat sebuah tiang kotak besar, tinggi dan kuat. Aku sendiri tidak tahu pasti terbuat dari apa itu. Leon berkata bahwa ini adalah 'dummy/boneka' khusus yang dibuat untuk tempat berlatihnya orang2 tipe penghancur seperti diriku. Tujuannya adalah bukan untuk menghancurkannya. Tapi untuk menguji ketahanan sampai berapa kali kau bisa menyerang tiang itu dengan kekuatan penuh. Leon juga melanjutkan bahwa ledakan sihir dahsyat pun belum sempat merobohkannya.

Sementara itu Valor dilatih khusus oleh komandan Leon. Entah kenapa sepertinya komandan itu tertarik padanya. Dia seperti mengajari beberapa teknik. Tapi aku tidak terlalu memperhatikannya.

Sedangkan Leo, dia sepertinya masih belum bisa mengakui kekalahannya dengan komandan itu. Dan Leo juga masih menolak untuk ikut berlatih bersama komandan Leon. Entah karena malu atau bagaimana aku juga tidak tahu. Dia berlatih dengan boneka-boneka jerami itu. Dan aku tidak bisa menghitung sudah berapa boneka yang telah dia rusak disana.

Ellie, temanku yang satu ini berlatih dengan cara yang aku bilang cukup ekstrim. Dia menaruh koin dan dia mengambil jarak yang cukup jauh. Mungkin sekitar 10 meter, atau 15 aku tidak tahu pasti. Kemudian Ellie menembakinya.

"DUA PULUH LIMA!"
*BAAANGGG!!!*

Aku memukul tiang itu. Getaran palu besarku merambat ke tubuh kecilku membuat aku semakin kehabisan tenaga. Ini adalah serangan terakhir yang dapat aku lancarkan. Aku rebahkan tubuhku ke tanah dan melihat langit yang mulai sore. Suasana kini telah berganti menjadi sejuk.

Jujur, aku tidak pernah menyerang benda sekeras ini sebelumnya. Kebanyakan yang pernah jadi target seranganku dapat aku lempar jauh. Kalaupun tidak begitu, mereka hanya menahan seranganku. Aku pikir aku mendapat pelajaran baru hari ini.

[ Undecided ... ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-04, 09:42
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
hyperkudit 
Pahlawan Super
hyperkudit

Level 5
Posts : 2288
Thanked : 30
Engine : RMXP
Skill : Very Beginner
Type : Artist
Awards:

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 05.00 PM ]
[ Party: Leo, Valor, Anne, Leon ]


Koin itu masih berdiri disana, aku telah menembak jatuh banyak koin, namun seiring berjalannya waktu, konsentrasi ku semakin berkurang. Seperti yang sudah kuduga, terkurasnya staminaku juga berpengaruh pada kemampuanku untuk fokus.

Sebelumnya tidak terlalu kusadari, mungkin karena aku selalu menggunakan snakehead untuk sniping seperti ini. Revolver adalah senjataku untuk serangan cepat dengan kombinasi seperti saat latih tanding dengan Leon.

Sial, aku tak dapat jalan keluarnya! Bagaimana aku mengatasi masalah daya tahan tubuhku ini?

"Sir Leon, kita mendapatkan masalah! Salah seorang intel kita mengatakan bahwa antlion mulai bergerak! Mereka mengarah kemari!" Seru wanita yang ternyata nona sekretaris kepada Leon, nafasnya masih terengah karena terlihat sangat terburu-buru.

Perhatian kami teralihkan kearahnya, antlion huh? jangan-jangan semut di tower itu. Aku ingat, itu ada dalam bestiary di tas ku. Tanpa pikir-pikir lagi, kulangkahkan kakiku kembali ke desa. Jika firasatku benar, dalam bestiary memang tercantum data tentang antlion. Semoga saja Anne dan kawan-kawannya tidak nekat untuk pergi dan menyergap makhluk-makhluk itu sebelum aku kembali.

[Next : Orsa village]


Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-04, 10:36, total 1 kali diubah
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty2013-09-04, 10:04
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
[ Training Ground ]
[ Around 05.00 PM ]
[ Party: Leo, Valor, Ellie, Commander Leon ]

Setelah mendapat cukup tenaga, aku bangkit kembali. Aku hampiri mereka bertiga. Pandangan mereka tertuju pada komandan Leon dan sekretarisnya. Tunggu, tiga? Aku coba cek kembali mereka. Valor, Leo, komandan,... Hei, dimana Ellie?

[ Ellie left party ]

Aku berlari kearah mereka sambil memikul palu besarku.

"Ada apa ini? Dan... dimana Ellie?"
Aku langsung melontarkan pertanyaan kepada mereka. Val kemudian menceritakan padaku jika Antlion ternyata telah berjalan lebih cepat dari dugaan. Dan Antlion itu sedang bergerak menuju kemari. Lebih tepatnya berjalan kearah desa dan melewati fort ini. Tapi dia tidak tahu soal Ellie.

"Ah, dia pasti ketakutan"
Timpal Leo kemudian.

"Maaf, aku harus pergi sekarang. Aku harus memberi tahu pasukanku untuk segera bersiap siaga"
Kemudian komandan Leon bergegas meninggalkan kami

[ Commander Leon left party ]
[ Training Ground ]
[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Empty
PostRe: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower
Sponsored content 




[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower - Page 13 Vide
 

[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 

Similar topics

+
Halaman 13 dari 25Pilih halaman : Previous  1 ... 8 ... 12, 13, 14 ... 19 ... 25  Next

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
RPGMakerID :: Non-RM :: General Discussion-