Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.

Share | 
 

 [ROLEPLAY] Secret of Erantopia

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
Pilih halaman : Previous  1, 2, 3, 4, 5, 6  Next
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-21, 21:14
Post[ROLEPLAY] Secret of Erantopia
#1
richter_h 
Salto Master
Hancip RMID
richter_h

Kosong
Posts : 1705
Thanked : 30
Engine : Other
Skill : Skilled
Type : Developer
Awards:

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
First topic message reminder :

Howdy fella.
Disini hancip RMID, richter_h, ngebuka Role Play (alias RP) buat ente-ente yang demen bikin cerita dan pengen nyoba ngidupin karakter yang pernah ente bikin. Kita udah beberapa kali roleplay, tapi kali ini yang ngemanage RP ne ane sendiri.

Jadi, yang mo nyoba ngembangin karakter, mo larut dalam cerita yang ente bikin, atawa mo nyoba tantangan baru nulis cerita dengan konsep yang udah dikasi sebelumnya, welcome. RP ini tujuannya ya buat hal-hal yang udah ane sebut barusan.

Yis. The first Role Play from your Town Guard. Sponsored by Richter Heimsdel :true:

Tentang Role Play (thanks to tukang_es buat penjelasan dasarne):




Jadi, konsep apa yang bakal ane angkat di RP ini?
Let me say, sesuai dengan hasil rembugan antara member-member yang pengen nge-RP lagi, ane mo angkat konsep yang ngambil beberapa unsur Lovecraftian Mythos (alias Ctulthu Mythos), dan ngambil setting di pulau antah berantah yang disebut dengan Erantopia.

Ini background story yang mo ane angkat (thanks to NightRider buat base concept nya)
sumber: NightRider, dengan beberapa suntingan wrote:
Ada sebuah cerita, banyak orang bilang itu hanyalah imajinasi belaka, legenda tak nyata, atau bahkan mimpi. Cerita ini telah melalui banyak generasi, dari jaman peradaman kuno sampai ke peradaban terakhir, dari era sihir sampai era teknologi, saat beberapa kerajaan, monarki dan tirani berkuasa sampai bentuk pemerintahan modern yang lebih maju terbentuk.

Di suatu sisi dunia terdapat sebuah pulau. Pulau itu tidak pernah tercatat di peta, tidak pernah terlacak pada radar, dan tidak pernah diketahui dimana letak sebenarnya. Namun, pulau ini dikenal karena banyak orang bercerita bahwa pulau itu memang ada, bahwa pulau itu berada di suatu tempat tersebut. Beberapa orang yang mengaku pernah pergi kesana memiliki berbagai macam cerita dan legenda masing-masing. Beberapa orang mengatakan bahwa itu adalah sebuah pulau dengan teknologi yang sama sekali berbeda dan tak pernah ada di zaman ini.

Beberapa orang mengatakan bahwa itu adalah sebuah pulau dengan peradaban kuno dengan kekuatan mistis yang ajaib, beberapa orang mengatakan bahwa itu adalah sebuah pulau yang harmonis stabil penuh kehidupan, beberapa orang mengatakan bahwa pulau itu penuh dengan pertempuran penuh darah dan tragedi, dan masih banyak lagi cerita legenda yang tentunya hanya orang-orang tertentu saja yang menceritakan itu semua.

Semua orang menganggap itu hanyalah khayalan belaka orang-orang tersebut, yang telah terdampar di lautan antah berantah, dan hanya menjadi satu-satunya orang yang selamat. Namun bukan berarti semua orang sama sekali tidak percaya dengan perkataan orang-orang tersebut.

Di berbagai penjuru dunia, di berbagai masa, di berbagai zaman, di berbagai waktu, semua manusia sudah mengalami hal seperti ini. Mengharapkan berbagai macam hal, akhirnya banyak orang mulai secara rahasia, mencoba untuk mengunjungi tempat tersebut. Ada yang mengharapkan petualangan, ada yang mengharapkan kekayaan, ada yang mengharapkan kekuatan, ada yang mengharapkan kebahagiaan, ada yang mengharapkan pengetahuan, sampai akhirnya ada yang ingin menjemput kembali mereka yang tidak pernah kembali.

Para pengelana ini mulai menapakkan kaki menuju pulau tersebut, tanpa menyadari bahwa dibalik semua misteri tersebut, sebuah entitas misterius yang wujudnya bahkan tidak pernah tergambarkan oleh umat manusia tengah menggerayangi seisi pulau tersebut.

Tepat di pulau ini, pulau misterius dan tidak pernah diketahui letak persisnya, bersemayam entitas tertinggi, yang oleh salah satu penulis buku yang terinspirasi oleh cerita salah seorang penjelajah dinamai The Great Old One.

Tentang Erantopia:

List of places of Erantopia

Erantopia adalah gugusan pulau yang terdiri dari pulau utama (Erantopia), dan tiga pulau kecil yang mengelilingi pulau utama (dan kemudian dinamai dengan Katherine, Charon dan Ratopia).
Anehnya, untuk ukuran kota misterius, Erantopia memiliki beberapa tempat strategis baik pelabuhan, pusat pemerintahan dan tempat-tempat strategis lainnya. Berikut adalah beberapa tempat yang patut dicatat untuk para pengelana:


  • Sebuah kota besar, luasnya tidak lebih dari 8000 yard, dimana pemukiman orang-orang asli pulau berderet bersamaan dengan beberapa fasilitas seperti pasar, toko, penginapan dan sebuah puri yang konon adalah pusat pemerintahan pribumi. Arsitektur kota sangat jauh berbeda dengan tipe-tipe arsitektur yang pernah ada. Silahkan gambarkan sendiri bentuknya
  • Perpustakaan besar yang berada di pedalaman hutan Katherine. Ditempati oleh pribumi yang layaknya seorang cendekiawan. Buku-buku yang ada di sana menggunakan huruf yang tidak pernah dikenali oleh orang luar, jadi pengelana harus mencari sendiri cara untuk membaca literatur-literatur yang ada di perpustakaan ini
  • Mercusuar besar di tengah-tengah pulau Charon. Orang luar tidak akan bisa melihat mercusuar ini walaupun pada malam hari lampu mecusuar ini seterang bintang timur
  • Kuil misterius di Ratopia. Pribumi jarang sekali datang ke kuil ini, tidak seperti layaknya kuil di pulau-pulau lain. Arsitekturnya sangat janggal dan lebih suram, dan suara-suara aneh dari dalam kuil bisa terdengar sampai luar area kuil


Catatan:

  • Nama-nama yang digunakan untuk tempat-tempat tersebut sangat janggal untuk dilafalkan. Para pengelana bisa menyebut tempat-tempat tersebut dengan nama lain, namun jika bisa semua pengelana bisa sepakat untuk memberi nama tempat dengan nama yang sama.
  • Dan juga, abjad, angka, dan huruf yang digunakan di Erantopia adalah aksara yang tidak pernah dikenali sebelumnya. Pengelana harus menginterpretasikan sendiri aksara yang digunakan oleh pribumi ini.


The Travelers

List of the Travelers

Ente, sebagai peserta RP, adalah salah satu dari para pengelana alias Travelers yang penasaran dengan apa yang sebenarnya disembunyikan dari Erantopia ini. Ente datang dari berbagai daerah dan jaman, membawa karakteristik, kemampuan dan kebudayaan ente ke Erantopia yang notabene dihuni oleh pribumi yang benar-benar asing dan tidak dikenali oleh orang-orang dari jaman kuno sampai jaman paling modern sekalipun.
Ente turut serta membawa motif, keinginan, hasrat dan ambisi ke Erantopia. Soal itu, itu mah masalah ente. Namun, The Great Old One akan terus memantau tiap gerak-gerik ente di Erantopia, dan mungkin dia akan memberi sesuatu di saat-saat tidak terduga. Jadi, be wary, be cautious.


NPCs

List of NPCs of Erantopia

Pengelana dibebaskan untuk membuat NPC sendiri sesuai kebutuhan. Namun, koordinasikan dengan pengelana lain untuk membuat NPC umum seperti pengelola toko, penyedia bahan makanan, pengrajin, penjaga kota, menteri/patih, ratu, raja dan NPC penting lainnya baik dari nama, karakteristik, figur dan sebagainya.



Items

List of items of Erantopia

Barang-barang di Erantopia kebanyakan eksotis namun dapat dikenali oleh para pengelana. Namun, beberapa bisa saja cara interpretasinya beda, dan juga pengetahuan tiap karakter terbatas tentunya. Maka dari itu, diharapkan ente bisa menjelaskan tiap barang yang sekiranya perlu dijelaskan agar player lain tidak bingung.


The Monsters

List of Known Monsters of Erantopia

Tidak banyak yang dikenali oleh orang-orang luar. Pengelana mesti menggambarkan sendiri apa yang mereka hadapi, dan tentu saja harus bisa menggambarkan seperti apa dan bagaimana cara untuk menaklukan tiap mahluk yang dihadapi dalam pertarungan.

Roleplaying Rules
Sebaiknya ikuti peraturan-peraturan ini atau ane bakal nyatut entri ente:

  • Untuk ras, suku, kebangsaan, dan sebagainya bebas tentukan sendiri. Erantopia, walau settingnya dalam satu timeline, mengijinkan pengelana untuk tampil sebagai apapun dan dari jaman apapun.
  • Pengelana bisa mulai dari mana saja, menjadi apa saja dan mempunyai kemampuan apa saja. Namun ingat, semua kemampuan, termasuk God-tier Abilities dan High-end Technologies di Erantopia akan ditekan habis karena adanya Presence of the Great Old One.
  • Pengelana tidak bisa keluar teritori Erantopia, baik darat, laut maupun udara. Jika keluar teritori dianggap mati.
  • Role Play a la Richter Heimsdel adalah RP real-time. Time skip tidak diijinkan. Jika ada yang mau mencoba Time Skip, Great Old One tidak segan untuk memberi karakter ente kutukan
  • Jika akan memulai RP, cantumkan ini sebelum isi RP ente
    Code:
    [b]<nama karakter>[/b]
    [b]<posisi karakter>[/b]

  • Silahkan mengambil plot apa saja di RP ini, namun siapkan diri untuk event-event tertentu nanti. Event akan muncul mendadak, dan tidak akan diberitahu sebelumnya. Ini adalah kehendak dari The Great Old One :tf:


The Test of Erantopia

List of the Events of Erantopia

List of Prizes Given to Travelers


  • Dalam waktu tertentu, jika karakter melakukan suatu tindakan, Great Old One akan memberikan hadiah random terhadap karakter, baik berkat, kutukan, maupun barang tergantung tindakan yang sebelumnya dilakukan.
  • Berkat, kutukan atau barang bisa diambil kembali oleh Great Old One tanpa pemberitahuan.
  • Jika efek dari apa yang diberikan Great Old One juga mempengaruhi karakter lain, efek tersebut akan diterapkan pada karakter lain. Efek tersebut akan dijelaskan saat karakter menerima 'hadiah' darinya.
  • Berkat, kutukan, maupun barang yang sudah diterima tidak bisa ditukar atau dikembalikan.
    Namun, jika ada persyaratan untuk membatalkan hadiah, persyaratan tersebut akan diberitahu kepada karakter yang menerima saat berkat, kutukan, maupun barang tersebut diberikan.
  • Jika pada saat karakter yang memiliki berkat, kutukan, maupun barang tersebut melakukan hal-hal yang disyaratkan (alias anjuran/pantangan) saat pemberian hadiah sampai hadiah tersebut diambil kembali, ada kemungkinan berkat, kutukan, maupun barang tersebut akan menjadi permanen milik karakter tersebut dan bebas untuk diapa-apakan.
    Jika tidak ada anjuran dan pantangan yang tertera pad26 Okt 2014a hadiah, hadiah tersebut akan pasti diambil kembali oleh Great Old One.


Summaries

  • 22 Okt 2014
  • 23 Okt 2014
  • 24 Okt 2014
  • 25 Okt 2014
  • 26 Okt 2014


Terakhir diubah oleh richter_h tanggal 2014-10-27, 11:48, total 10 kali diubah

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-22, 22:06
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
Ron D' Child 
Novice
Novice


Posts : 277

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Dion>
<Mercusuar>

Guy memberikanku sebuah pisau, pisau buatannya memiliki detil yang hebat dan beratnya lebih ringan dari pisau yang pernah aku gunakan sebelumnya. Sepertinya masih banyak orang-orang hebat seperti dia di dunia ini, ini membuatku semangat untuk melakukan sebuah ekspedisi ini.

"Terima kasih kawan atas pisaunya, omong-omong ini gratiskan ?" tanyaku pada Guy.
"Yeah, kali ini saja aku memberikannya dengan gratis, lain kali kau harus bayar" jawab Guy.
"Eee..ahh,tenang aku pasti akan membayarnya, tentunya untuk pisau ini dan pertolonganmu juga."ujarku.

Oh iya, aku tidak boleh buang-buang waktu ditempat ini. Aku harus segera mencari informasi tentang pulau ini, informasi dari Guy belum cukup untuk meyakinkanku tentang pulau ini.

"Guy, sepertinya kita harus berpisah disini. Aku sedang terburu-buru dan ingin mencari informasi lebih banyak tentang pulau ini" ujarku.
"Kau yakin dengan luka seperti itu mampu melakukan perjalanan sendirian ?" tanya guy dengan sedikit khawatir.
"Tidak masalah ehe, aku sudah terbiasa dengan luka seperti ini. Aku tidak enak saja merepotkanmu terus nanti, mungkin kita akan bertemu lagi dalam kesempatan yang lebih menyenangkan. ujarku.
"Ok, kalau begitu hati-hati dijalan. Jaga baik pisau-pisauku" sahut guy dengan penuh semangat.

Pasti...aku akan menjaga pisau ini dengan baik, dengan pisau ini pula aku akan menyelesaikan ekspedisi ini. Setelah itu akan kugunakan untuk menyelamatkan orang tuaku dari orang sialan itu.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-22, 22:19
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
NachtEinhorn 
Robot Gedek Galak
NachtEinhorn

Level 5
Posts : 1274
Thanked : 9
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Guy>
<Mercusuar>


Daaan akhirnya satu satunya orang yang masih waras pun pergi, meninggalkanku di mercusuar reot ini, bersama dengan seekor hantu autis.

"Lebih baik aku juga segera pergi dari sini, sebelum hantu itu kembali dan ngajak ribut lebih jauh lagi"

AKu keluar dari mercusuar, melihat keadaan sekitar.

Tak ada yang menarik... selain lendir ecto berwarna kuning yang tiba tiba mengucur dari atas mercusuar.

"Apa-apaan...?"

Aku bergegas kabur, menggendong Galeon, dan menggenggam pisau yang baru saja kubuat tadi. 

[Next: Shipwreck Area1]
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-22, 22:26
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
superkudit 
Newbie
Newbie
superkudit

Level 5
Posts : 70
Thanked : 0
Engine : Other
Skill : Very Beginner
Type : Artist

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
< Xiaofei >
< Dalam reruntuhan Antasaga, hutan selatan, Rato >


Gaduh sekali suasana disini, orang-orang berkulit gelap menyeruak, kucing-kucing hitam bak bayangan berlompatan. Semua terasa sangat cepat sampai aku tak dapat mengikutinya sama sekali.

"Hei! Bisa kau berdiri, pergi dari sini!"

Bentak seorang pria dengan panah didepanku, ia berusaha mendorong-dorong pundak ku.

*Jleb, Crattt....

Cairan merah pekat menyembur ke wajahku, mengotori pakaian dan membuat lengket rambutku.

Mataku terbelalak, tubuh lelaki dihadapanku itu ditembus oleh ekor gunting siluman menjijikan ini.
Dadaku berdegup kencang, waktu serasa berhenti lalu berputar balik.
Kulihat darah orang lain yg berlumuran di tanganku, membuat memori masa lalu yang tak ingin kuingat lagi kembali menyeruak.

Kenapa aku ini? Dua tahun berlalu, dan aku masih menjadi seorang pengecut? Tak ada yang akan berubah, semua sama saja jika begitu.

Ayah... Ibu...

"Hrrrrraaaaaaaaaa!!!! KAU MONSTERRR!!!!" teriakku murka.

Kulupakan rasa sakitku, ku berdiri, gemeretak kayu di tangan kairi semakin kuat, jari jemari ditangan kananku. Kuarahkan tangan kiriku kepada siluman itu. Mulai membuka membentuk pola teratai.

"Teknik Lima Unsur, formasi kelima : bumi!!" Teriakku sembari menghantam tanah.

Kontan, ratusan kertas jimat langsung melesat kearah tubuh siluman itu. Setiap kertas mantra yang menempel seolah memberi hantaman besar kebawah. Hu formasi bumi adalah mantra yang ditujukan untuk menyegel pergerakan iblis, membuatnya menempel pada bumi. Mudahnya, mantra ini membuat tubuh mengalami peningkatan gaya gravitasi. Semakin banyak kertas yang menempel semakin besar gaya tarik gravitasinya. Namun jika melawan, kertas ini akan terbakar satu persatu. Tergantung seberapa kuat musuh memberikan perlawanan, semakin cepat juga kertas terbakar dan menghilangkan efeknya.

Siluman itu bergetar kuat, lantai batu tempatnya berpijak pecah dan berterbangan. Kepalanya dengan susah payah berusaha mengikuti arah gerakanku yang sedang berlari kesampingnya.

"Teknik Lima Unsur, formasi ke empat : Api!!"

Aku berlari mendekat kearah monster itu. Pola teratai di lengan kiriku menutup, kembali membentuk tangan yang siap meninju. Sementara kertas-kertas jimat hu bertebaran disekitarku membentu lorong.

"MERAK MERAH!!!"

Aku berteriak sekeras-kerasnya sambil mengayunkan telapak tangan kiri kedepan. Ketika tanganku bergerak, semua kertas Hu yang tersisa berkumpul mengikuti aliran gerakan tanganku. Terbakar satu-persatu, membentuk bara api besar. Menghempas kuat kearah monster itu.

*Blaaazzzzz!!!!

Hantaman keras membuat monster itu terseret dan menghantam tembok dihadapannya, tubuhnya terbakar di beberapa bagian, namun yang terparah adalah tempat dimana aku memukulnya.

Kertas-kertas Hu elemen tanah juga telah hangus karena tinju merak merah, sementara orang-orang lainnya terdiam melihat kejadian itu, aku merendahkan posisiku, bersiap memberi serangan berikutnya.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-22, 22:35
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
sokita 
Novice
Novice
sokita

Level 5
Posts : 217
Thanked : 5
Engine : RMVX Ace
Skill : Intermediate
Type : Jack of All Trades

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Orange>
<mercusuar, tengah pulau Charon>


Aku asik melihat bintang-bintang, aku coba menyimpulkan sekumpulan bintang ke dalam rasi-rasi kecil, ada yang berbentuk blackgar, ada yang berbentuk jungraptor, ada yang berbentuk diriku. Dan, ehem, iseng aku merasikan bintang-bintang itu jadi sebuah makhluk cantik berambut pendek, berwarna merah. Entah siapa makhluk cantik itu, tapi itu selalu ada dalam mimpiku (ya, hantu juga boleh punya mimpi, kan?). Aku berpikir, mungkin dia seorang yang dekat denganku saat aku masih hidup. 


"Dua orang itu belum pergi juga. Malah ngobrol, huh", kataku mendengar percakapan dari dalam mercusuar. Karena malam hari dan hanya ada mereka yang mengobrol, jadinya terdengar jelas. 


Aku bangun dan memandang sisi jauh dari Charon, di sana ada sebuah pulau lagi. Kilatan-kilatan sesuatu terlihat dari sini. Sepertinya di sana sedang ada pesta besar... Mungkin suatu saat nanti aku akan ke sana.


"Krieeek".
Pintu mercusuar terbuka, sepertinya ada yang keluar. Baguslah mereka pergi. Kulihat dari atas satu orang pergi membawa pisau kecil (terlihat seperti pisau karena berkilat di tengah malam.


"Krrrieeek". 
Pintu terbuka lagi. Sekarang si pembawa palu itu yang keluar. Dia celingak-celinguk. Karena aku penasaran, aku mendekat. lagi ke pinggir... Dan karena mode gak tembus barangku sedang aktif... Dan di sana ada baut yang mencuat, dan menyangkut ke jubah putihku...


"Eh!" Aku kehilangan keseimbangan.
"Krrraak!" Aku jatuh dan...
"Croooot!" Kepalaku membentur atap mercusuar, dan air jeruk (karena kepalaku ini jeruk yang sudah dikupas) mengalir turun, mengucur begitu saja ke arah si pembawa palu yang celingak-celinguk itu.

Dan si pembawa palu tadi kabur entah kemana

"Aduh... dia pergi juga. )*3*) .Ya sudahlah!" Kataku masih tergeletak, menunggu jeruk-jerukku terisi lagi. Dan hampir jam 3 pagi sepertinya.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-22, 22:44
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
LightNightKnight 
Topeng Buaya
LightNightKnight

Level 5
Posts : 799
Thanked : 6
Engine : RMVX
Skill : Intermediate
Type : Developer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Narita & Sygn>
<Somewhere in the Cave>


"CAPEEEEEEEEEEEEEEEEEE!!!"

Sebuah teriakan keras mendengung didalam gua yang tak ada ujungnya tersebut.

"ergh....."


Seseorang yang sebelumnya sudah berjalan agak jauh didepan mulai berjalan kembali mendekati wanita yang terduduk lemas.

"Ayolah Sygn-neesama, kita bahkan belum berjalan 50 meter dari tempat semula...."


"KALO GITU ANGKAT AKU! GENDONG!!
DAN AKU BUKAN KAKAKMU, INGAT ITU!!"

"Uh, itu mustahil....
Anda beratnya 7-"


*BLETAK


Mendadak gadis berambut pirang itu melempar sosok didepannya dengan sebuah batu kerikil.

"NGOMONG LAGI KULEMPAR PAKE YG GEDE NIH!!!
LAGIAN KAMU LAKI - LAKI, MASA' GAK KUAT GENDONG AKU!?!?!?!"


"Euh... kalo saya gak kuat, nanti anda jatoh lagi."

"Ya jangan sampe jatoh lha~!!"

Kedua pasangan tersebut terus beradu mulut dan tidak bergerak sama sekali dari tempat tersebut, sampai akhirnya gadis berambut pirang bernama Sygn itu kecapean dan berhenti berteriak, kemudian meminum minuman yang sudah disediakan oleh lelaki tersebut.

"Jadi... gimana armornya, sudah bisa dipakai?"

Sygn membahas tentang armor yang biasa lelaki itu pakai. Armor itu mampu menambah kekuatan pemakainya berkali - kali lipat dan juga memiliki kemampuan khusus yang sangat berguna untuk gadis itu. Namun....

"Entah kenapa, tidak ada reaksi sama sekali."
"Rusak kah?"
"Kalau benda ini rusak, saya pasti sudah mati hari ini juga....
Tapi... kalau dugaanku benar...."


Lelaki itu berdiri, memeriksa keadaan sekitar, kemudian kembali berbalik menuju tempat Sygn berada.

"Kurasa kita sudah sampai ditempat yang dimaksud oleh orang tersebut."
"EH?! Kita sudah sampai di Erantopia?!?!?"
"Lebih tepatnya, kita sudah sampai di daerah kawasan Erantopia....
Susunan gua ini sudah berubah drastis, bentuk tanahnya juga sudah berbeda, dan...."


Lelaki itu terdiam sesaat, dan Sygn hanya bisa memandangku dengan tatapan kosong.

"... Aku tidak bisa melacak apa yang terjadi di sekitar kita."

"... Umm... aku tidak mengerti...."
"Kau tahu kekuatan armor ku kan?"
"Umm... kurang lebih, tapi... bukan masalah besar kan? Kurasa alasannya sama dengan kenapa kamu tidak bisa menggunakan armormu lagi...."
"... *sigh*...."

Lelaki itu hanya bisa mengheluskan nafas panjang mendengar jawaban dari gadis tersebut.

"Tapi karena kita sudah sampai di Erantopia...."
Tak lama kemudian gadis itu berdiri lagi dengan sigapnya.

"Sedikit lagi aku bisa sampai di tanah surga yang selama ini aku impikan, ihihihihihi~!
AYO KITA BERJUANG, NARITA~!"




"Baiklah, nyonya Sygn."

Selesai membereskan perlengkapan mereka, Narita dan Sygn kembali melanjutkan tapak kaki mereka menuju sebuah pintu masuk kedalam surga yang mereka (atau Sygn saja) inginkan.

Erantopia.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 01:45
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
barlieuy 
Novice
Novice
barlieuy

Level 5
Posts : 139
Thanked : 1
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Jack of All Trades

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Rezio>
<Desa Gigara, Pulau Katherine>

   ROAAR!! Teriakan seperti makhluk buas yang memekakan telinga ini bergemuruh dimana-mana. Di sebelah kiri aku melihat dua raksasa sedang berkelahi memperebutkan seonggok daging mentah. Di sebelah kanan ada tiga raksasa sedang berbincang-bincang sambil sesekali saling melayangkan tinju ke perut mereka. Di depanku terlihat raksasa betina sedang berjalan menggendong anaknya yang menangis dan berlumuran darah di seluruh kepalanya. Ditambah lagi, tepat di sampingku berdiri makhluk raksasa yang untungnya sejauh ini masih lebih baik dari mereka.

"Hey, Pudenta. Benar-benar tenang dan damai ya. Ha ha.. ha."

"Gyohohoho, sudah kubilang, kan? Gigara memang desa terbaik. Selalu dibalut keceriaan."

   Keceriaan gundulmu. Ini lebih mirip medan perang! Dan sekarang aku di sini, sebentar lagi akan menemui sang penguasa yang kemungkinan harus melintasi lautan para raksasa untuk mencapai ke kediamannya. Aku tidak boleh memancing perhatian.

"Dimana tempatnya?"

"Kau bisa melihatnya dari sini. Bangunan paling besar yang tepat berada di tengah-tengah desa."

   Bangunan paling 'besar' diantara bangunan-bangunan besar. Cukup meyakinkanku untuk melangkah. Tidak ada pilihan lain, aku akan bersembunyi di belakang Pudenta supaya tidak kelihatan. Oke, saatnya pergi. Sewaktu aku menengok ke atas, nampak dia sedang menghirup udara cukup banyak menggunakan mulutnya. Lalu...

"HEY SEMUANYA!! LIHAT APA YANG KUBAWA! KITA MEMILIKI TEMAN KECIL! GYOHOHOHO!!"

   Dalam sekejap desa menjadi sunyi, aktifitas mereka terhenti dan semua mata tertuju padaku. Ya, tentu dengan tatapan tajam penuh kebencian seakan melihat seorang musuh atau... mangsa? Sebelum bertemu Pudenta, aku memang selalu dapat mendinginkan kepalaku dan berhasil menemukan jalan keluar setiap masalah yang kuhadapi. Tetapi semua berubah ketika sihirku tak lagi dapat digunakan.

"A- apa yang kau lakukan... ?"

"Bukankah tadi kau mendengar sendiri, Tuan Rezio? Aku mengenalkanmu pada mereka."

   Para penduduk di sekitar kemudian mendekat ke arahku. Sial, kalau begini rasa takutku bisa terlihat. Kakiku, kumohon jangan gemetar. Sampai saat ini aku masih berpikir perlakuan ramah dari teman raksasa ku sejak awal karena mengira aku adalah orang yang tangguh dan seorang pemburu berpengalaman. Bagaimana jadinya kalau dia sampai tahu aku cuma segelintir manusia lemah sekarang?

   Tanpa sadar, pintu gerbang dibelakangku sudah tertutup rapat. Bayangan mereka pun sudah menyelimuti tubuh kecilku. Eh, tunggu dulu. Aku pernah mengalami ini sebelumnya. Benar juga. Waktu pertama kali bertemu, dia juga melakukan hal ini. Sebaiknya aku menyapa mereka lebih dulu.

"Y-- Yo!"

"GROARRRRHH!!!"

   Teriakan yang bahkan lebih keras dari sebelumnya. Aku bisa mencium aroma napas yang seperti bau busuk dari mulut mereka. Tiba-tiba saja salah satu dari raksasa itu mengayunkan lengan besarnya tepat ke atas kepalaku. DHUAAKK! Tanah dibawahku retak dan berlubang. Untung aku sempat menghindar ke samping.

"Ugh... Habislah aku."


<Rezio>
<Desa Gigara, Pulau Katherine>

"Kenapa kau melompat, Tuan Rezio?"

"Mereka ingin membunuhku!! Bagaimana bisa kau bicara setenang itu???"

  Aneh sekali. Walaupun makhluk itu menyerangku, aku sama sekali tidak merasakan hawa membunuh. Pembunuh berdarah dingin? Tidak mungkin. Bahkan seorang pembunuh bayaran kelas elite sekalipun tetap memancarkan hawa membunuh yang mengerikan.

"Gyohohoho!! Candaanmu itu lucu sekali!!!"

"He?"

  Semua raksasa di sekelilingku tertawa sekeras-kerasnya dengan nada suara yang tebal dan menimbulkan gema. Aku mulai tidak mengerti. Tetapi untuk suatu alasan, ketegangan yang kurasakan perlahan mulai menghilang.

"Temanku tadi hanya ingin bersalaman denganmu. Ayo perkenalkan dirimu, Tuan Rezio. Berkenalan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pertemanan bukan?"

"Ya. Kau benar, Pudenta."

  Bersalaman dengan mempertaruhkan nyawa... apa jadinya kalau aku tidak menghindar? Saat seperti ini sebenarnya aku ingin sekali berteriak melepaskan kekesalan sampai paru-paruku mengering karena kehabisan udara. BECANDANYAA JELEEEK! Yah, walaupun mereka tidak menganggap ini semua sebagai lelucon.

"Ahahaha! Kalian memang sangat ramah. Namaku Rezio. Aku umm... sedikit tersesat di tengah perjalananku dan terima kasih atas sambutan meriahnya!"

  Tersenyum. Hal yang jarang sekali kulakukan. Sungguh melelahkan ketika harus melebarkan otot pipi ke samping sambil sedikit memejamkan mata mengekspresikan kebahagiaan. Sigh Tidak ada pilihan lain, nyawaku dipertaruhkan di sini.

  Kemudian satu-persatu dari mereka mulai mengenalkan namanya masing-masing. Olev, Desas, Ferix... Ugh, banyak sekali. Aku hampir tidak bisa mengingat semuanya. Ternyata dibalik penampilan monster mengerikan itu, tersimpan keramah-tamahan yang luar biasa. Setelah perkenalan berakhir, para penduduk Gigara pun kembali menjalankan rutinitasnya.

"Temanku mengabarkan Yang Mulia tidak sedang berada di tempat saat ini. Mungkin akan kembali sekitar dua jam lagi."

"Hmm.. Aku sedikit lapar."

"Ah, benar. Kau berkeliling saja dulu. Makanan di sini sangat lezat. Maaf aku tidak bisa menemani karena harus kembali berpatroli di dalam hutan. Sampai jumpa, Tuan Rezio!"

  Pudenta pergi keluar desa untuk menjalankan tugasnya. Aku ditelantarkan bagai anak kancil yang tersesat di tengah lautan para gajah.

"Kemana aku harus pergi..."


Terakhir diubah oleh barlieuy tanggal 2014-10-23, 13:42, total 1 kali diubah
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 05:42
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
tukang_es 
Dalangnya RMID
tukang_es

Kosong
Posts : 321
Thanked : 14
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
< Kai >

< Reruntuhan Antasaga, Hutan selatan, Rato >

Aku turun dari Jungraptor milik Gowan dan segera bertarung dengan para Blackgar yang dipanggil oleh monster Arawanda. berbeda dari sebelumnya, pertarungan kali ini terasa lebih mudah.
" Bettt! Duashh!! "
Tongkat latihanku berhasil memukul 2 Blackgar yang hendak menyerang salah seorang pemanah.

Quote :
" Anda tidak apa-apa ?"


Aku mengenalinya sebagai pemimpin pasukan panah, Yakas.

Quote :
" Terima kasih,nak. Situasinya cukup parah juga ya.."


seekor Blackgar yang kupukul kembali bangkit dan melompat menerjang.
Aku menghadang Blackgar itu dengan memposisikan tongkatku secara horizontal. Blackgar itu terhenti dan giginya menancap pada pinggiran tongkat. gigitannya kuat dan ternyata berat tubuhnya lebih besar dari yang kuduga.
" Shuttt! Zlabb! Zlabb! "
Dua panah menancap seketika pada Blackgar tersebut. Blackgar itu langsung mati begitu saja.

Quote :
" Namamu Kai bukan? sepertinya kita harus bekerjasama untuk yang satu ini, kau hadang makhluk itu dan aku akan menghabisi mereka dengan panahku. bagaimana ? "


Aku mengangguk keras dan segera memasang kuda-kuda. kami bergerak membantu para pemanah lain yang dikepung para Blackgar.
Quote :
" Sepertinya nona Shira berhasil mengecoh monster itu cukup lama " gumam Yakas.
" Kai, kita harus menolongnya.."


Kami pun bergerak mengejar ke arah Shira namun mendadak monster itu mengalihkan perhatiannya dan terbang dengan cepatnya menuju ke arah lain.
Arawanda hendak menyerang gadis-gadis itu lagi.

Quote :
" Gawat, kenapa dia justru pergi ke arah situ.."



Di sana kulihat Gowan dan seorang pemanah hendak membangunkan gadis yang berpakaian sedikit aneh itu.
Monster itu perlahan mendekat ke arah mereka.

Quote :
" Gowan!! pergi dari sana! "

teriakan itu berasal dari Shira. Gowan menoleh namun ia terlambat bereaksi.
Arawanda menerbangkan Gowan cukup jauh dari Jungraptornya. Tubuhnya membentur tembok reruntuhan. Aku melihat wajahnya yang terluka parah akibat hantaman cakar Arawanda.

Pemanah yang disamping Gowan lebih tidak beruntung, tubuhnya ditembus oleh cakar Arawanda dengan mudah seperti pisau menembus kertas.

Quote :
" Monster terkutuk! akan kubunuh dia !!!"


Shira memacu jungraptornya dan mengambil tombak yang tertancap di tanah.
Aku dan Yakas mengikutinya di belakang.
tiba-tiba gadis berpakaian aneh itu berteriak keras.


Quote :
"Hrrrrraaaaaaaaaa!!!! KAU MONSTERRR!!!!"

 

Gadis yang tubuhnya terkena banyak percikan darah itu mulai memasang kuda-kuda yang aneh seolah hendak mengeluarkan sebuah tehnik sihir.

"Teknik Lima Unsur, formasi kelima : bumi!!"

ratusan kertas muncul dan menyerang ke arah Arawanda. gadis itu bergerak maju sambil meneriakkan kata-kata lainnya.


Quote :
" Apa yang Himana itu lakukan?? "


Yakas memandang heran. Aku sendiri tidak begitu paham.

" Merak merah!! "

Seketika muncul bara api merah menghantam Arawanda hingga menabrak ke arah tembok reruntuhan.
Sudah kuduga, gadis itu menggunakan tehnik sihir. Api memenuhi tubuh Arawanda yang terus melolong kesakitan.
Gadis itu masih bersiaga namun sudah terlihat sekali dirinya cukup kelelahan.


Quote :
"Ini kesempatan bagus, Semua pasukan! Seraaanggg!!!"


Shira bergerak memberi aba-aba kepada pasukan yang tersisa. segera saja tombak dan panah beterbangan ke arah Arawanda dan menembus bagian-bagian vitalnya.

Pasukan pedang pun tidak kalah cepat bergerak dengan memotong kedua sayap Arawanda. Aku pun turut berkontribusi dengan menjatuhkan Arawanda ke sisi lain.

Shira bergerak ke dekat Arawanda yang sudah tidak dapat berkutik lagi. Api di tubuhnya mulai perlahan-lahan padam dan luka-lukanya sudah terlalu parah.
Shira turun dari Jungraptornya dan menarik pedang yang berada di pinggangnya.tenang sekali ia berjalan ke arah Arawanda.

Quote :
" Dengan nama Antagora, enyahlah kau, makhluk terkutuk!"



" Srassh! "

Shira memenggal kepala Arawanda dengan sekali tebas. Ia lalu memungut kepala Arawanda dengan menarik rambutnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi tanpa peduli darah Arawandan yang menetes deras.


Quote :
" KITA MENAAANGGGG!!"


Sorak kemenangan menggema di reruntuhan. Hari yang berat ini sudah berakhir.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 08:41
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
superkudit 
Newbie
Newbie
superkudit

Level 5
Posts : 70
Thanked : 0
Engine : Other
Skill : Very Beginner
Type : Artist

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
< Xiaofei-godmodable >

< Reruntuhan Antasaga, Hutan selatan, Rato >


Siluman itu terlihat membuka celahnya, membuat orang-orang penunggang kadal ini bersemangat.

"Ini kesempatan bagus! Semua pasukan, serang!!"

Komando seorang wanita, diikutin serbuan penunggang-penunggang kadal lainnya. Tak berapa lama, teriakan sorak-sorai terdengar. Wanita yang memimpin pasukan itu mengangkat kepala siluman itu.

Sempat ia menatapku, tak berkata-kata, hanya pandangan kami beradu satu sama lain. Aku hanya melihatnya dingin, sinis, tak peduli bagaimanapun itu, walaupun mungkin dia kesini untuk menolong. Tapi jelas tatapan itu adalah tatapan kasihan. Itu benar-benar merendahkanku.

Ayako masih tak sadarkan diri di sudut ruangan. Aku berniat memberinya pertolongan pertama, namun ketika mengeluarkan beberapa pil pereda nyeri untuk ku telan, tanganku gemetaran. Pil berbentuk bola coklat seukuran ujung jari itu terjatuh ke tanah. Kepalaku berasa makin pening, bahkan suara orang-orang tak terdengar jelas lagi ditelingaku.

Dan apa yang kutahu berikutnya, aku ambruk. Perlahan mataku menutup, tak sempat melihat cahaya mentari pagi yang baru saja terbit seutuhnya, yang menembus celah-celah langit-langit dan dinding aula.

Dan akhirnya....

Gelap menemaniku.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 09:32
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
LightNightKnight 
Topeng Buaya
LightNightKnight

Level 5
Posts : 799
Thanked : 6
Engine : RMVX
Skill : Intermediate
Type : Developer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Narita & Sygn>
<Hampir dekat pintu masuk gua>

Kedua pasangan tersebut berjalan terus, mengikuti insting ia yang memimpin didepan.

"Heeeeey... kapan sampenya kita...????"

Lelaki didepan memutarkan kepalanya sedikit kearah gadis yang ada dibelakangnya.

"Kurasa... sekitar 500-600 meter lagi."

*BLETAK

Gadis itu kembali melempar lelaki didepannya dengan sebuah batu kerikil yang cukup besar yang ada disampingnya.

"JWAUUUUUUUUUUUUUH!!!!
KAPAN SAMPENYAAAAAAAAAAAAA!?!?!?!"

Lelaki itu hanya bisa menggaruk - garu kepalanya mendengar omelan gadis yang ada didepannya.

"Hermm.... okok, Nona Sygn. Coba anda duduk di bongkahan batu besar yang ada disebelah kanan anda."

"Hmm? Istirahat lagi?"

Sygn mulai duduk diatas sebuah bongkahan batu besar tersebut, dan secara bersamaan, lelaki itu melakukan suat gerakan seperti mengangkat.

*Wuuuung~

"OOOOOOOOOOOOOOOOOOH!!!!"

Sygn melayang - layang diudara bersamaan dengan batu yang mengangkat Sygn tersebut.

"Jadi kekuatanmu sudah sembuh, Narita?!?!? Pa... Par.. Party Control?"

"Particle Control... yaah, meskipun armorku belum sepenuhnya bisa digunakan, setidaknya sebagian masih bisa kugunakan...."

'Particle Control' adalah salah satu, atau lebih tepatnya, inti kekuatan dari armor yang selama ini Sygn bicarakan. Kekuatan ini mampu mengendalikan berbagai macam partikel yang ada di sekitarku. Dengan kata lain, partikel yang ada didalam batu yang sekarang diduduki oleh Sygn, dapat dikendalikan sesuka hati oleh Narita, baik itu melayang, terbang, ataupun sebagai peluru tembak.

"Kalo begitu kenapa gak kendalikan aku saja seperti biasa?"
"Entah kenapa energi yang ada belum cukup. Bahkan untuk melakukan transformasi saja mustahil."
"Hmm... masih rusak...?"

"*sigh*... sudahlah, setidaknya berpeganganlah pada batu itu. Aku tidak mengendalikanmu, jadi nona masih bisa terjatuh jika tidak hati - hati duduk ditempat itu."

"SIAP!"

***

Tak lama kemudian, akhirnya kami berdua berhasil keluar dari gua tersebut. Sebuah pemandangan yang tiada duanya seolah - olah menyambut kedatangan kami yang datang dari dunia lain.

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 PcRVyMq

"Whoaa~~~~"

"Ternyata orang itu tidak berbohong, tempat yang cukup unik...."

Mendadak Sygn langsung turun dari tempat duduk melayangnya, kemudian berlari kearah sungai yang ada didepannya.

"Kyahahahahah~! Dingi~~n!!"

"Awas jangan sampe jatoh~!"

*BYURRRRRR!!

"... Jah...."

"Ahahahaha! Asiknya~~~!!"

Sygn tengah bermain - main di sebuah sungai yang sangat bersih dan bening, bagaikan sebuah mata air yang baru turun dari sebuah gunung. Perilakunya yang kekanak - kanakan tersebut membuat baju yang sekarang ia kenakan benar - benar basah dan roknya pun mulai terlihat transparan.

"... Yaah setidaknya selama dalam jarak radius 100 meter ini tidak ada orang, kurasa akan aman - aman saja...."

Narita mulai menaruh barang - barang bawaannya dan ikut bermain disungai bersama Sygn.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 10:20
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
tukang_es 
Dalangnya RMID
tukang_es

Kosong
Posts : 321
Thanked : 14
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer
Awards:
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
< Kai >
< Reruntuhan Antasaga, Hutan selatan, Rato >


Aku, Shira dan Yakas menghampiri Gowan yang tengah sekarat.
Dalam kemenangan seperti ini, rasanya akan terasa berat jika ada banyak korban berjatuhan. tepatnya ada 6 orang sudah tewas. entah di tangan para Blackgar atau Arawanda.

Shira menginstruksikan kepada para pemburu malam yang tersisa untuk mengangkut jasad kawan-kawan mereka serta dua gadis manusia itu.
Quote :
" Gowan, kau akan baik-baik saja! lukamu tidak begitu parah kan? "
" Nona shira, terima kasih sudah menghibur tapi aku tahu apa yang kurasakan. "
Luka terus mengucur dari wajah dan bagian lehernya terkena sabetan cakar.
Quote :
" Apa yang kau bicarakan ? Kita akan membawamu segera ke desa, Ibu pasti bisa menyembuhkanmu.."
Gowan terbatuk-batuk sambil mengeluarkan darah segar.
Quote :
" Mu-ngkin *cough* tidak ada waktu..lagi nona,.. aku tidak akan bertahan lama, nona.."
" aku membutuhkan kebijaksanaanmu, Gowan! Kau adalah guru terbaikku.."
" Tidak,nona. Kau sudah dewasa sekarang, Aku..senang kau sudah menjadi wanita yang hebat.."
" Yakas,.. tolong jaga nona baik-baik.."
" tentu saja, sahabatku. kau bisa mengandalkanku.."
" Kai,.. maaf. aku tidak bisa menepati untuk mengajakmu ke Eran.."
" Sudahlah, tidak apa-apa tuan.."
Gowan mengambil sesuatu dari balik baju zirahnya.
Quote :
" Bawalah medali ini ke Eran, carilah ..kawanku.. Zephyr, Dia bisa membantumu disana.."
Aku mengangguk. mataku mulai berkaca-kaca. Meski sebentar, Gowan sudah menjadi orang yang penting bagiku. Aku yang tidak mengenal dan mengingat siapapun.
Quote :
" Te..rima kasih,.. Aku ..ingin.. tidur..sebent..a.."
Gowan terdiam dan berhenti bernafas.
Shira menahan tangis. Ia berbalik dan berjalan ke arah Jungraptornya. Aku rasa dia tidak ingin orang-orang melihat air matanya.
hanya atmosfir kesedihan yang memenuhi ruangan ini.
Quote :
" Mari kita tinggalkan tempat ini.." Serunya sambil mengendarai Jungraptor.
Kami pun bergegas keluar dari reruntuhan candi Antasaga. Perhatianku tertuju pada relief besar di aula tersebut. ada aksara aneh yang melingkar disana.

" Kegelapan akan bangkit, kegelapan adalah kebenaran, di akhir hari, kebenaran akan berkuasa di dunia.."

Entah bagaimana, Aksara-aksara tersebut dapat kubaca dengan mudah. Aku kembali mempertanyakan siapa diriku yang sebenarnya.

beberapa jam kemudian,
Aku mengikuti prosesi penguburan para korban ah para pemberani yang gugur dalam pertarungan malam ini. Trilunae bersinar sedikit redup. beberapa perempuan menangis terisak-isak. Aku melihat tetua Akatha tetap tegar memimpin prosesi tersebut. Benar-benar wanita yang luar biasa.

Tidak banyak suara terdengar di desa. keadaan menjadi sangat sunyi.
Malam semakin larut, aku pun memutuskan beristirahat di gudang senjata.
Tanpa sadar, aku terlelap dalam mimpi.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 11:16
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Ayako>
<Sathayandu, 5:30 AM>


"Mati kau!!"
Aku mencabik-cabik wajah makhluk berbentuk aneh itu.... Aku mulai kehabisan nafas. Namun, secara sekejap, wajah makhluk kembali terbentuk seperti sedia kala. Wajahny menatapku, sambil tersenyum senang, menunjukkan gigi-giginya yang berjumlah banyak.

Aku bergidik ngeri, makhluk itu kemudian membuka mulutnya dan kemudian melahapku



"Kyaaa!!!!!"
Aku kehilangan kendali dan berteriak, pandanganku masih kabur... keringat dingin bercucuran. Tanganku memegang sesuatu yang halus... tunggu dimana ini?

Aku mulai menyadari bahwa diriku sekarang berada di sebuah ruangan, ruangan yang terbuat sepenuhnya dengan kayu kurasa. Sedangkan aku, berada di... sebuah kasur? tanganku memegang sebuah selimut. Mimpi buruk kah? Dalam hati aku masih bersyukur, aku masih hidup...

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Img057-ishara
"Oh, kau sudah bangun, Himana?"

Suara itu berasal dari pojok ruangan. Di dekat sebuah meja yang penuh dengan bahan racikan. Kucoba perhatikan, dengan seksama sesosok itu dan kudapati dirinya adalah wanita dengan panjang rambut sedada berwarna merah, telinga yang panjang. Yang khas darinya adalah caranya mengikat rambut, melingkar menuju ke belakang.

"Uh... aku berada dimana? .... "
Spontan aku bertanya kepadanya sambil memegangi kepalaku yang sedikit pening. Dan aku juga menyadari beberapa perban menutupi pendarahanku.

"Sathayandu, desa kami. Kau aman disini"
Jawabnya singkat, sambil menghampiriku dengan membawakan sebuah .... ramuan?

"Aku tidak menduga kalau kau akan sadar secepat ini. Lukamu cukup parah. Tapi sepertinya kau memliki ketahanan tubuh yang kuat"
Komentarnya pada ku, namun aku tidak membalasnya.

"Minumlah ramuan ini, setidaknya ini bisa meningkatkan kesembuhan dan staminamu untuk sementara" ia menawarkan segelas air berwarna kehijauhan. Baunya harum, dan sedikit menyengat bercampur jadi satu. Melihat wajah polosnya, aku tidak berpikir bahwa obat ini akan berbahaya.

Kuteguk segelas air itu, walau rasanya sedikit tidak enak. Dan kukembalikan setelahnya.

"Perkenalkan, namaku Ishara, salah satu ahli pengobatan di desa ini. Sedangkan kau?"

"Ayako..."
Jawabku dengan singkat.

"Ayako? Nama yang unik, dan cukup indah. Hei, Ayako... bisa kau ceritakan kenapa kau bisa sampai ke kuil Antasaga itu?"

"Kuil...? Fei! Dimana fei!"
Aku teringat, yang terakhir kali aku lihat adalah Fei yang di serang dengan monster aneh di sebuah reruntuhan tua.

"Maksudmu, gadis dengan tangan kayu itu? Dia sedang berbaring disana"
Katanya menunjuk ke sebuah kasur. Kulihat Fei tertidur tenang disana. Kuhela nafas panjang.

"Hei,... um, Ishara... mungkin ini menyela pertanyaanmu. Tapi... bisa kah kau ceritakan sebenarnya dimana aku ini? Dan apa yang sebenarnya terjadi disini?"
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 12:00
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
NachtEinhorn 
Robot Gedek Galak
NachtEinhorn

Level 5
Posts : 1274
Thanked : 9
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Guy>
<Shipwreck Area 1>

Akhirnya aku kembali ke tempat aku terbangun pertama kali di pulau ini, setelah semalaman berjalan sambil diserang beberapa Jungraptor. Berkat itu, aku mendapatkan beberapa material yang cukup banyak.

Di tempat ini, aku mengumpulkan sisa sisa kayu kapal, dan dengan material yang kutemukan, aku membuat sebuah rakit kecil, cukup untuk dinaiki 1 orang.

"Nah sekarang.... aku coba pergi ke pulau yang paling besar."

kudorong rakit tadi ke perairan, memulai perjalanan ke pulau terbesar yang kulihat saat di mercusuar.

<Next Area: Mainland Coast Area 1>
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 12:56
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
LightNightKnight 
Topeng Buaya
LightNightKnight

Level 5
Posts : 799
Thanked : 6
Engine : RMVX
Skill : Intermediate
Type : Developer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Narita & Sygn>
<Sungai>

"...!!"

Sesaat setelah Narita sedang enak - enak tidur, menemani Sygn yang tertidur pulas setelah mandi disungai, Narita terbangun seakan - akan ia merasakan ada sesuatu yang aneh.

"Mngh... kenapa...?"

"Sesuatu menghampiri kita...."
"... ha... ... ... ...."



Kemudian Sygn kembali berbaring.

"BANGUN WOI!!!"
Narita membentak Sygn yang hampir tertidur pulas, membuat muka Sygn mengrinyit kesal.

"Apa sih! Aku ngantuk tahu!!!!"
"Gak denger saya barusan ngomong! Ada yang mendekati kita! Dan bukan manusia!!"
"Yaudah sih, tembak aja....
Kan kamu punya Vol... Vo... apalah itu...."


"... Anda lupa saya sedang tidak bisa berubah...?"
"... ah...?"

Tak lama kemudian sosok yang selama ini dirasakan oleh Narita melompat jauh dari dasar sungai tempat mereka mandi.

"HII...?!?!?!?!"
"... Cih...!!! Vorpal Sword!!!"

Dengan sisa kekuatan yang ada, Narita mengubah kalung yang ada di lehernya untuk berubah menjadi pedang, dan bersiap untuk bertarung.

Sampai akhirnya sosok itu terlihat jelas didepan mereka....

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 DG2vXUT

"... eh?"

Narita hanya dapat terbengong - bengong melihat wujud makhluk yang berada didepannya. Begitu pula Sygn, yang benar - benar lupa sama sekali dengan rasa kantuknya. Tak lama kemudian, makhluk itu mengangkat tangannya dan memperlihatkan suatu kain. Sebuah kain yang sepertinya terlihat sangat familiar didepan Narita dan Sygn.

"... AH!! ITU CELANA DALAMKU YANG HANYUT SAAT AKU SEDANG GANTI BAJU!!!!"

Dengan terburu - buru Sygn langsung merebut celana dalam dari tangan makhluk tersebut, dan Narita hanya bisa menghela napas panjang, menghilangkan pedangnya dari tangannya dan kembali dalam bentuk kalung.

"*sigh*... Terima kasih sudah membawakan barang itu lagi. Kadang nona muda ini memang terlalu ceroboh."

Tak lama kemudian makhluk itu mendekati Sygn yang tengah mengeringkan celana dalamnya yang basah sambil memasukkannya kedalam tas.

"Eh...? Apa...?!?"

Makhluk itu kemudian menarik - narik Sygn menuju sungai tempat ia berasal. Namun sebelum Sygn bisa ditarik masuk kedalam sungai, Sygn sempat memberontak.

"TUNGGU TUNGGU TUNGGU!!!!!! KAMU MAU NGAPAIN?!?!? BAJU GANTIKU SUDAH HABIS! KOTOR SEMUA GARA - GARA KELAMAAN DIDALAM GUA!!!"

"... Kau mau membawa kami kemana?"

Makhluk itu menunjuk kearah dibalik bukit tersebut.

"... Bagaimana, Nona Sygn? Sepertinya makhluk itu ingin sekali anda pergi kesana."

"... GENDONG!!!"

"Sudah kuduga...."

Seperti biasa, akhirnya mengikuti petunjuk makhluk tersebut, Sygn mulai menaiki batu melayang yang dikendalikan oleh Narita, kemudian Narita mulai berenang mengikuti Makhluk yang, sambil berenang mengantarkan mereka, melirik - lirik Sygn yang dengan misteriusnya bisa melayang bebas seperti itu.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 14:10
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Ayako>
<Sathayandu, 5:50 AM>


"Jadi begitu...."
Ucapku setelah perbincangan panjang lebar dengan Ishara mengenai semua yang ada disini meski aku masih belum menerima.

Yang aku tahu sekarang adalah, aku berada di semacam pulau terpencil yang tertutup oleh sesuatu, atau kurasa aku bisa lebih menerimanya jika pulau ini terpengaruh oleh sihir yang hebat. Walaupun Ishara berkata, aku berada dunia lain.

Orang asing sepertiku, disebut sebagai "Himana". Dan Himana terakhir kali yang sebelum tibanya diriku adalah sekitar 21 tahun yang lalu. Orang yang terdampar sepertiku. Dan, dengan membawa "golem besi" yang cukup besar, dia pernah mengacau desa ini. Dia tidak begitu tahu detailnya, karena waktu itu dia masih sangat kecil.

Itulah sebabnya Ishara mengingatkan agar aku berlaku baik-baik kepada penduduk desa ini, atau aku akan mendapatkan perlakuan yang tidak seharusnya. Penduduk Sathayandu sebenarnya tidak terlalu senang dengan kedatangan orang luar.

Lalu... dia menyarankanku untuk ke pulau utama Eran. Pulau itu terletak di sebelah Barat Laut dari pulau Ratopia ini. Barangkali aku bisa menemukan petunjuk untuk keluar dari sini. Ishara sendiri tidak pernah keluar jauh-jauh dari desanya. Jadi dia tidak begitu tahu.

"Terima kasih banyak ...."
Kataku sambil senyum kecil.

Aku bangkit dari kasurku. Ishara mencoba menghentikanku, namun aku menolaknya dan meyakinkan bahwa aku baik-baik saja. Kulihat, ke luar jendela, dan aku baru menyadari bahwa aku berada di lantai dua. Kulihat langit biru cerah, kurasa ini sudah pagi hari. Aku juga melihat bulan yang berukuran besar disana. Takjub sekaligus ngeri bercampur jadi satu.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 15:53
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
barlieuy 
Novice
Novice
barlieuy

Level 5
Posts : 139
Thanked : 1
Engine : RMVX Ace
Skill : Beginner
Type : Jack of All Trades

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Rezio>
<Desa Gigara, Pulau Katherine>

   Melihat ke sekelilingku, terdapat banyak bangunan besar yang bisa dibilang cukup primitif karena hampir semuanya terbuat atau tersusun dari batu maupun kayu raksasa yang didesain secara unik. Ditambah sekawanan makhluk raksasa yang berlalu-lalang di jalanan. Apa aku tidak akan terinjak?

   Setelah melihat berbagai macam rutinitas mereka, aku mempelajari bahwa kekerasan ringan di sini dianggap sebagai candaan. Sigh. Salah sedikit saja aku bisa mati konyol. Walaupun begitu, aku mulai mengerti 'tenang' dan 'damai' yang Pudenta maksud.

"Hey bung, namamu Rezio kan? Kemarilah, ada hidangan enak sebagai hadiah untuk pertemanan kita."

   Salah seorang raksasa yang sepertinya bekerja sebagai penjaga toko memanggilku dari samping. Intuisiku menyakinkan bahwa hidangan itu akan berupa sesuatu yang tidak normal. Aku harus tetap berhati-hati.

"Ah, terima kasih. Err... Vu.. gor..?"

"RAHAHAHA! Kau mengingat namaku, bung! Padahal aku baru saja akan menjepitmu hingga rata kalau kau lupa."

"Haha.. ha... Mana mungkin aku lupa.."

   Pheeew. Hampiirrr saja aku salah menyebutkan nama! Kapan aku bisa keluar dari tempat ini? :mewek:. Mau bagaimana lagi, aku harus menerima hidangan dari Vugor. Dan cukup mengejutkan. Ini daging panggang! Makanan normal! Ukuran porsinya pun sudah dipotong agar sesuai dengan ukuran tubuhku. Rasanya pun sangat fantastis. Saus yang mengalir deras ke lidah setelah aku menggigitnya dalam-dalam. Tekstur dagingnya pun tidak begitu keras dan mudah untuk dikunyah.

"Waah! Lezat sekali! Kau sangat jago memasak, Vugor!"

   Setelah banyak menyantap makanan-makanan lezat, aku menjadi sedikit mengantuk. Langit pun sudah mulai gelap. Tidur kali ini pasti akan terasa nikmat karena ditemani rasa kenyang bercampur super lelah. Tidak jauh dari persimpangan jalan di pusat desa, aku melihat ada sebuah penginapan besar. Tapi, aku baru sadar tidak memiliki uang untuk membayar. Hmm, karena di sini sepertinya masih primitif, apa berlaku sistem barter?

"Ah, kau Rezio itu ya. Mampir ke penginapan berarti kau sudah mulai lelah kan? Mari aku antar ke ruanganmu."

"Eh.. ah, iya."

   Aku menyadari sesuatu. Sejak awal para raksasa tidak pernah meminta imbalan apapun walau sudah banyak menolongku. Termasuk Pudenta. Apa suku mereka memang sebaik ini? Atau ada maksud tertentu? Sudahlah, cukup berpikirnya. Sebaiknya sekarang istirahat sampai pemimpin mereka kembali.

   Tanpa diduga, telah disiapkan tempat tidur tersusun dari balok kayu beralaskan kulit hewan di atasnya. Tentu ukurannya sudah disesuaikan denganku. Apa mereka semua sudah menyiapkan ini sejak awal berkenalan denganku?

"Silahkan beristirahat, Rezio."

   Aku pun terlelap...


Terakhir diubah oleh barlieuy tanggal 2014-10-23, 23:36, total 2 kali diubah
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 16:40
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
sokita 
Novice
Novice
sokita

Level 5
Posts : 217
Thanked : 5
Engine : RMVX Ace
Skill : Intermediate
Type : Jack of All Trades

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Orange>
<Pulau Charon>


Setelah semalaman menunggu jeruk-jerukku terisi penuh. Aku bangkit. Semalam juga akhirnya aku tidak merasa kebelet kencing. Aneh. Tapi semaleman juga aku terganggu oleh dua orang baru itu. Celingak-celinguk. Aku bangun dan melayang langsung dari atas mercusuar ke bawah mercusuar.


"Gw bakal cari itu dua orang. Malem-malem make acara berburu momon. Berisik banget!", gerutuku sambil jalan. Cabikan-cabikan daun, ranting patah, ada di mana-mana.


"Mana itu dua orang? Udah ngebuat pekarangan rumah gw jadi begini. Penduduk desa aja kalo berburu gak sebrutal ini. Ini dua orang doang ampe segininya!", gerutuku lagi


"..."
"Ajegileeee, bahkan ampe kebun buah berry dan jeruk-jeruk gw jadi begini! Gak bisa dibiarin nih, harus ganti rugi mereka berdua nih!", Marahku melihat tanaman-tanamanku hancur berantakan juga.


Aku mengikuti jejak-jejak ranting patah dan daun-daun yang tercabik-cabik itu. Sepertinya jalan yang kuikuti menuju ke pantai lagi. Persis ke tempat mereka berdua kemarin. "Hmph, kalo tahu gini mending mereka gak gw tolongin kemaren-kemaren. Mana gak ngasih hadiah juga lagi", gumamku.


Kulihat dari jauh ada kapal kecil, lebih mirip rakit. Dan.... Kupicingkan mata. 


"Bah, itu si pembawa palu itu. Kampretosaurus! Mau kabur dia rupanya."
"Woi, jangan lari lu!"


Aku berlari (melayang cepat maksudnya, ah sudahlah), melesat cepat ke arah pantai. Kusulurkan Kumisku untuk memperpanjang jangkauan dan coba menangkapnya


" Zroooo~~~~tt!" 
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 17:44
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
Venzuu 
Newbie
Newbie
Venzuu

Level 5
Posts : 90
Thanked : 2
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Event Designer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Diavolyn Geest>
<Reruntuhan Antasaga, Hutan selatan, Rato>


"Geest! Buka matamu pengecut! Kita sudah sampai!"
Vechter, arwah cerewet itu... :grr:
Perlahan kubuka mataku, samar-samar kulihat sekelilingku... Reruntuhan? Dimana kira-kira mereka menteleportasi aku?

"Hei Geest, sepertinya ujian kita akan berat! Coba kau lihat disana!" Seru Vechter sambil menunjukkan kearah timur dari posisi kami.
Sialan! Bekas pertempuran terlihat dimana-mana... Beberapa percikan darah segar juga seakan mewarnai tembok-tembok reruntuhan ini. Dan alangkah terkejutnya aku, saat melihat mahluk aneh yang terbujur kaku tak bernyawa.

"Seseorang memenggal kepalanya... Geest, apa jiwanya masih ada?"
"Entahlah, sepertinya mahluk ini belum lama mati... Mungkin jiwanya masih ada..."


Menggunakan Void Eye ku, kuteliti tubuh mahluk itu perlahan...

"Ada, jiwanya masih ada!"
"Hooh... Apa kau bisa melakukan Soul Contract? Atau harus menggunakan Soul Deal?"
"Mahluk ini memang cukup kuat, tetapi tidak terlalu kuat hingga harus kugunakan Soul Deal. Aku rasa, Soul Contract sudah cukup..."
"Baiklah! Tunggu apa lagi? Cepat laku- "
" Iya-iya! Jangan cerewet! Aku harus konsentrasi..." Potongku, aku mulai kesal dengan tingkah  Vechter
"Cih" Umpat Vechter sambil membuang muka...

Akupun mendekati bangkai mahluk itu, kuulurkan tangan kanan ku kearahnya... Aura tipis keluar dari mayat mahkluk itu, dengan mengepalkan tanganku, kuteriakan mantra pengikatnya...

"Kholbotoi Ea, Suns Orrigoo Tusgarlazan!"

Ledakan aura terjadi di sekitar kami, berangsur-angsur, aura tipis mahluk itu merasuk ke tangan kananku, kemudian mulai menyatu, sebelum akhirnya menjadi tato segel di tanganku.
Fuih, prosesi melelahkan ini berhasil... Setelah menghimpun tenaga sejenak, akupun bangkit berdiri...

"Kulihat kau makin lamban saja mengikat jiwa, pasti kau jarang latihan kan?" Ejek Vechter kepadaku.
"Cerewet, mau kukembalikan jadi segel?" Ancamku
"Cih, selalu saja mengancam" Umpat Vechter

Aku sudah tidak perduli lagi dengannya, kurogoh tas pinggangku, dan mengeluarkan sekeping Kue Nache. Ini adalah kue kesukaanku. Kue ini asli dari tempat asalku, rasanya yang renyah dan manis membuatku ketagihan memakannya. :ngacay:

"Tidak ada makanan lain apa? Nache terus..."
"Cerewet"
Setelah menghabiskan sekeping Nache itu, akupun bergegas menuju keluar reruntuhan... Dan seperi biasa, Vechter mengekoriku.
"Geest, lihat, ada jejak kaki aneh... Apa kita ikuti saja jejak ini?"
"Boleh juga, aku juga tidak tahu harus kemana"

Kamipun berjalan menyusuri jejak-jejak aneh itu, seperti jejak binatang, namun bergerombol. Mungkin ini jejak gerombolan binatang? :herp:

"Geest, kira-kira, apa kita bisa mendapatkan Shaman Symbol itu?"
"Kita harus mendapatkannya Vechter, tidak perduli bagaimanapun caranya!"

Ya, tidak perduli bagaimana, aku harus menemukan Shaman Symbol, karena hanya dengan menjadi Shaman Kerajaan, aku bisa memenuhi janjiku. Janji kepada seseorang yang berharga di masa lalu...
Tanpa tahu arah tujuan kami, kami pun melanjutkan perjalanan...
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 18:04
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
NachtEinhorn 
Robot Gedek Galak
NachtEinhorn

Level 5
Posts : 1274
Thanked : 9
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Guy>
<Charon - Eran Waterways>

Aku membersihkan Galeon dari sisa sisa lendir Ecto yang menempel. Tak kusangka, hantu autis berkepala jeruk itu tiba tiba menyerangku dari belakang ketika aku hendak pergi meninggalkan pulau aneh ini. Hantu itu mengikat perutku dengan "kumis"nya, dan melontarkan dirinya menuju ke rakit.

Untung saja ada Galeon.

Kuhantam hantu itu sekuat tenaga, mengirimnya kembali ke pulau, menyisakan lendir lengket di Galeon dan sekitar bajuku, ugh!

"Aku tidak perlu bekal Hantu autis, terima kasih!" teriakku ke arah pulau itu, sembari melambaikan tangan. Entah kenapa aku merasa puas setelah berhasil menghantam hantu itu dengan Galeon.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 18:18
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
TheoAllen 
♫ RMID Rebel ♫
♫ RMID Rebel ♫
TheoAllen

Kosong
Posts : 4935
Thanked : 63
Awards:




[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Ayako>
<Sathayandu, 5:50 ~ 6:00AM>


Aku disini memperhatikan keadaan desa itu. Benar-benar primitif, hampir semuanya terbuat dari kayu. Apakah mereka tidak mengerti cara membuat tembok, ataukah memang tidak ada bahan untuk membuatnya?

Suasana di desa itu sunyi, sedikit suram kurasa... Orang-orang tampak waspada akan sesuatu, aku bisa tahu dari kebanyakan orang disana memegang senjata.

"Akhir-akhir ini sering terjadi serangan mendadak dari monster luar. Jadi kami tidak bisa selalu bersantai"
Ishara tiba-tiba menghampiriku. Namun aku tidak membalasnya.

Tak lama kemudian aku menemukan sesuatu yang janggal. Tunggu, aku melihat seseorang yang berbeda dari kelompok lain. Orang itu... lelaki berbadan besar, memakai kaos oblong berwarna hitam, dan sebagian rambutnya berwarna putih. Dia tidak memiliki telinga panjang seperti kebanyakan orang disini.

"Ishara, siapa orang itu?"
Kemudian aku bertanya padanya

"Kalau tidak salah... namanya Kai. Dia sama sepertimu, Himana"
Sahutnya kemudian. Aku memperhatikannya berbicara kepada seorang wanita dewasa, yang sepertinya jadi figur di desa ini

"Dari yang kudengar, dia juga orang yang tersesat sepertimu"
Mendengar hal itu, aku memandangi Ishara seolah mengatakan 'apa yang barusan kau ucapkan?'. Kemudian aku bergegas menuruni tangga dan mencaari jalan keluar

"Hei, Ayako! kau harus istirahat!"

Aku tidak mempedulikan perkataan Ishara. Fokusku tertuju kepada orang yang disebut dengan Kai. Mungkin saja dia juga mengetahui sebuah informasi.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 18:30
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
sokita 
Novice
Novice
sokita

Level 5
Posts : 217
Thanked : 5
Engine : RMVX Ace
Skill : Intermediate
Type : Jack of All Trades

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Orange>
<Pulau Charon, pantai>


" Zroooo~~~~tt!" 


"gabruk!" "Srrroooook."


Tubuhku secepat kilat kembali ke pantai. Aku bangun. celingak-celinguk. (*3*)


"Sepertinya tadi aku sedang mengulurkan kumis ke pembawa palu tadi, dan tiba2 sudah tersungkur lagi di sini", kataku bingung. 


Aku pegang kepalaku dengan tanganku. "Ah, aman. Masih utuh."


Celingak-celinguk. 
"Hohoho, sepertinya kita kedatangan tamu..."


Empat Jungraptor, mengelilingiku. Menyeringai. Entah apa maksud seringai mereka. Menemukan makanan? Mereka mau makan hantu? 
Mereka mendekat, sepertinya yang di sebelah kananku mulai mengambil ancang-ancang menyerang. Aku pun mengambil ancang-ancang. Tapi aku tak habis pikir, kenapa jungraptor bisa mengincarku? Apa mereka kesal karena beberapa teman mereka dibunuh si pembawa palu itu, terus melampiaskannya kepadaku?

Jungraptor yang satu menyerang. Crooot! cairan ecto menyemprot dan aku terpental.
"Wew? kenapa aku bisa kena?"

Ternyata tiga lainnya sudah berlari ke arahku dan mulai siap menyerang. Jungraptor yang menyerangku ada di paling belakang, berlari lebih pelan dari yang lain. Sepertinya yang itu sedang tidak stabil. 

"Ah! ada ide." Ketika tiga jungraptor mengangkat cakarnya, daerah bawah lengan mereka terbuka. Aku melesat ke arah jungraptor yang tidak stabil. 

"Heaaa! Pilot mode ON!", seruku. Entah, aku menamakan teknik perasukan yang kemarin aku praktekan ke pembawa palu itu dengan pilot mode, begitu saja keluar dari mulutku.

"Zlub"
"Okay kita lihat. Wow, kontrol jungraptor sederhana sekali, hanya beberapa tuas kembar bertuliskan cakar. Beberapa tombol untuk menggerakkan kaki. Dan di atas ada beberapa monitor. Aku fokus ke monitor mata.

Kulihat tiga momon di depanku kebingungan. Kutekan tombol untuk menggerakkan kaki, kutekan dengan beberapa kombinasi. 

Aku (maksudnya jungraptor yang kurasuki) melompat. Kugerakkan tuas cakar, cakarnya pun menyerang dan menyayat. "Nyahaha, mati kalian semua"

...

Setelah beberapa lama bermain dengan mayat-mayat jungraptor yang (technically) dibunuh oleh jungraptorku, aku mengarahkan jungraptor ini ke arah laut. Kuset supaya dia berlari terus menerus... Sampai saat dia hampir seluruhnya masuk ke dalam air, aku keluar dari jungraptor itu.

Aku menikmati pemandangan jungraptor yang megap-megap di air itu, dan tiba-tiba saja ada sesuatu yang besar menyergap dan menariknya ke dalam air.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 19:13
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
LightNightKnight 
Topeng Buaya
LightNightKnight

Level 5
Posts : 799
Thanked : 6
Engine : RMVX
Skill : Intermediate
Type : Developer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Narita & Sygn>
<Cave/Nest>

"Tempat ini...."

Sebuah pemandangan yang sungguh sangat asing. Terlalu asing untuk para pengelana yang berasal dari tempat jauh. Mereka berdua memang menantikan sebuah pemandangan baru yang tidak pernah dilihat di dunia mereka. Namun apa yang mereka lihat kali ini benar - benar berbeda dari apa yang biasa mereka lihat.

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 54omw1l

"Dibalik bukit - bukit terjal barusan... ada tempat tinggal seperti ini...?"
"Sepertinya pilihan tepat untuk kita datang ke tempat ini?"
"Aku akan lebih senang jika saja kepalaku tidak penuh dengan benjolan - benjolan ini...."

Tempat yang mereka datangi sebelumnya memang penuh dengan stalaktit yang cukup tajam. Meski Narita sudah mengarahkan arah pergerakan batu layangnya seahli mungkin, tetap saja kecelakaan kecil tak bisa dihindari.

"...."

Dan selesai Sygn turun dari batu duduknya, ia langsung ditarik oleh gadis yang tidak terlihat seperti manusia itu lebih dalam.

"Tunggu, pelan...!"

Mereka terus berjalan mengikuti arah yang ditunjuk oleh gadis tersebut, sampai akhirnya mereka bertemu dengan seseorang, atau lebih tepatnya, sesuatu.

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Dbmlspf

"... Hmm....?"

"Ah... halo...."

Dengan gugupnya Sygn menyapa gadis dengan tubuh setengah ular tersebut, dan gadis tersebut membalas sapaannya dengan senyum tipis.

"Jadi kalian berhasil melewati gerbang dalam gua tersebut...
Cukup beruntung kalian."


"Eh? Beruntung?"

"Gua itu dipenuhi oleh monster - monster yang lebih mengerikan daripadaku dan gadis yang terus memelukmu sejak tadi. Ditambah lagi, terdapat banyak lingkaran sihir yang cukup fatal untuk kalian. Tapi melihat kondisi tubuh kalian, kalian berhasil menghindari semua rute - rute berbahaya tersebut...

Oleh karena itu kubilang kalian... beruntung~!"


"Hii... Ma... masa sih...?"

"...."

Narita hanya terdiam mendengar kata - kata gadis tersebut. Seolah - olah ia mengakui bahwa apa yang diucapkan oleh gadis tersebut benar.

"Yaah, setidaknya karena kalian berhasil tiba disini, Aku dan Tya punya kesempatan untuk berbincang - bincang dengan kalian, Filii Adam."

"Filii... Adam?"

"Dalam bahasa kalian... Anak Adam."

***

Narita, Sygn, dan gadis yang disebut dengan nama Tya, mulai menyantaikan diri dengan hidangan yang telah disediakan oleh gadis ular tersebut.

"Sebelumnya lebih baik jika kita memperkenalkan diri masing - masing terlebih dahulu.

Namaku Leia, aku adalah seorang Servalis, atau apa yang biasa kalian sebut sebagai Lamia.

Gadis itu tidak punya nama, jadi aku memanggilnya Tya."


"E... eeeh??"

"Sekarang, giliran kalian~"

"Ah, ma... maaf, namaku Signus Sanctus, putri dari Yang Terhormat Ignatius Sanctus. Dan yang disampingku ini adalah...."

"Narita, pengawal nona Sygn."

"Hmm....
Nona Sygn...."


"I... iya?"

"Aku tidak tahu apakah itu memang kebiasaanmu atau hanyalah ego belaka, tapi disini, di pulau ini, di negara ini, status keluargamu tidak akan berguna apapun untuk siapapun.

Apakah kau tidak tahu hal itu? Kau pasti datang kemari melalui gerbang tersebut karena mendengar cerita tentang pulau ini kan?"


"Umm... benar sih... tapi...."

"Kalian berdua memang memiliki keberuntungan yang tinggi, tapi keberuntungan saja tidak akan cukup untuk bertahan di dunia ini...."

"A... aku...!!"

"Kami... tidak, saya sudah paham atas konsekuensinya....
Karena itu aku akan terus menemani Sygn sampai akhir nanti."


"... Narita... Dari cara berbicaramu...
Seolah - olah kau berbicara kalau yang membuat kalian bertahan hidup di gua itu bukanlah sekedar keberuntungan."


"...."

"... Sudahlah, aku sudah lama tidak berbicara dengan Filii Adam, tidak enak jika pembicaraan ini kuisi dengan ancaman."

"Em... ya...."

"Kalau boleh aku tahu... Apa tujuan anda mendatangi pulau ini...?"

"AKU MAU TINGGAL DISINI!!!"






"... Hah?"

"APA?!?!?! TUNGGU SEBENTAR, NONA SYGN! BUKANKAH ANDA BILANG ANDA HANYA INGIN BERKUNJUNG SEBENTAR LALU PULANG KE KEDIAMAN SANCTUS?!?!?!"

"AKU CAPEK HIDUP DISANA! DIKIT - DIKIT BELAJAR! DIKIT - DIKIT PESTA! DIKIT - DIKIT DANSA! DIKIT - DIKIT DISKUSI! AKU CAPE! AKU BOSAN!!! AKU INGIN TINGGAL DISINI SAJA!!! TOH MASIH ADA BRIGANDINE SEBAGAI PEWARIS!!!!"

"Tapi...!"

"DAN KAMU SUDAH JANJI KAN?! APAPUN YANG TERJADI KAMU AKAN SELALU ADA DISAMPINGKU!!"

"Ergh... tapi...."

"AHAHAHAHAHAHAHAHAHAH!"

"Eh?"

"Leia...?"

"Maaf, maaf, dari semua Filii Adam yang selama ini kutemui, baru kali ini aku bertemu mereka yang memiliki pemikiran seperti kamu...!!!

Aku tangkap, kamu benar - benar dapat mempercayai pengawalmu itu...."


"Hehe~!"

"Jangan 'hehehehe', nona! Aku yang harus menanggung semuanya."

"Baiklah, karena alasanmu adalah untuk menikmati kehidupan disini....

Alangkah baiknya kalian sedikit mengetahui lebih banyak tentang Erantopia ini...."


"...."

"Erantopia ini, menurut berbagai cerita yang kudengar dari Filii Adam yang kembali kemari untuk berbincang denganku....

Adalah sebuah taman surga bagi mereka."


"Eh?"

"Apa yang mereka harapkan, semua ada di tempat ini....
Harta, kekuatan, teman, makanan, pengetahuan, pemandangan...

Tidak, tidak hanya barang kasat mata saja....
bahkan sebuah kondisi pun berlaku untuk mereka....

Peperangan ada di 1 sisi pulau ini, dan perdamaian di pulau sisi lain."


"Dan rakyat - rakyat di pulau ini tidak masalah dengan kondisi seperti itu?"

"Kami berbeda dengan kalian Filii Adams. Kami tidak memiliki Ego yang terlalu tinggi untuk membuat sesama kami menjadi satu. Malah sebaliknya, kami mengharapkan perbedaan, kami mengharapkan perbandingan."

"... Cara berpikir yang unik...."

"Entahlah, tapi menurut sejarah yang terjadi selama ini, itulah yang terjadi."

"Hmm... Lalu kalau menurut kalian... pulau ini apa?"

"... Pertanyaan yang sangat bagus, nona Sygn....
Sangat jarang sekali seorang Filii Adam menanyakan hal tersebut kepada kami...."


"...."

"Jadi...?"

"Untuk kami... pulau ini adalah....
... Awal dari segalanya."


"Awal?"
"Aku sebelumnya sudah menjelaskan bukan? Bahwa kami menginginkan perbedaan, kami menginginkan perubahan.

Oleh karena itu kami datang ke dunia ini, kami membuat dimensi ini, dan kami mengundang kalian untuk datang ke tempat ini...."


"Untuk mendatangkan 'perubahan'?"

"Betul sekali~"

"Jadi begitu...
Kalau begitu... menurut anda sendiri, pulau ini apa untuk kalian?"


"...!!!"

Mendadak Leia terdiam sangat lama, Tya hanya bisa memandangi Leia dan Sygn sedangkan Narita hanya berdiam diri disamping Sygn, menanti jawaban dari Leia.

"... Pulau ini... menurutku...."

Ia meminum tehnya sendiri dan kemudian setelah menghela nafas panjang, ia mulai menjawab pertanyaan Sygn.

"Ini adalah pulau yang sangat bodoh...."
"He???"
"Aku tidak bisa menyebutkan alasan mengapa pulau ini sungguh sangat bodoh...

Namun sebodoh - bodohnya pulau ini...
Ini adalah rumahku, dan aku tinggal disini untuk menyampaikan semua hal yang kutahu tentang pulau ini kepada orang - orang yang memang sengaja mendatangi pulau ini."


"Kenapa?"
"Supaya mereka sadar... dimana sebenarnya mereka berada...."

"Hmm...."

"Nona Sygn...."

"Ya?"

"Selama ini kulihat, kau bertindak seolah - olah kau tidak mengerti, seolah - olah kau tidak peduli apa yang terjadi kepadamu, kepada sekitarmu...

Namun sebenarnya kau paham kan? Siapa aku ini sebenarnya...?"


"... Kalau mau jujur, masih terlalu cepat bagiku untuk menyimpulkan itu semua...
Tapi, setidaknya aku paham kalau pulau ini diciptakan....

Untuk meneliti kami?"


"... Kau orang pertama yang kutemui... yang bisa mencapai jawaban tersebut....

Meski begitu, apa kamu masih ingin tetap tinggal disini?"


"TENTU SAJA!!!!"

"WOI!!!"

"LHO KENAPA?!?! TOH AKU TIDAK DITELANJANGI! AKU TIDAK DIINTIPI! TIDAK ADA MASALAH JIKA DIA INGIN MENELITIKU SEBERAPA JAUH, YANG PENTING KEHIDUPAN SEHARI - HARIKU JANGAN DIGANGGU!!"

"Errrgh...."

"Ahahahahahahah!! Aku tidak menyangka bahwa akan ada sosok sepertimu....

Apa yang membuatmu dapat mengambil kesimpulan seperti itu?"


"... Mungkin aku yang dulu hanya dapat menggulung diri dengan selimut kasurku, takut akan apa yang terjadi diluar sana....

Tapi sekarang, Narita ada disampingku, menemaniku, dan berjuang demi diriku.

Hal yang harus kulakukan untuk membalas semua perbuatannya adalah dengan menikmati hidupku sesuai dengan apa yang kumau!"


"Hemm... segitu besarnya kah kau percaya dengan dia...?"

*PLAKK!!!

"Eh?"

Semua terjadi begitu saja. Sygn hanya terbengong tidak percaya dengan apa yang ia lihat, namun yang ada di depan matanya saat ini adalah....

"Kau... mau membunuh Nona Sygn...?"

"... Kalau serangan seperti itu saja kau tidak bisa menangkisnya, kemungkinan kalian bertahan hidup di dunia ini adalah nihil....

Tapi kurasa aku sudah terlalu meremehkanmu, pengawal~"


Narita yang memegangi ekor Leia dengan keras sampai - sampai Leia terlihat kesakitan, dan Tya yang terus memaksa Narita untuk melepaskan genggamannya yang tidak dihiraukan sama sekali oleh Narita.

"Cu... Cukup, Narita!! Lepaskan!!!!"

"...."

Tak lama kemudian, Narita melepas genggamannya, dan terlihat bekas genggaman yang bahkan sudah mulai sedikit mengeluarkan darah dari ekor Leia. Meski Leia berusaha menahan rasa sakitnya, terlihat sedikit tetesan air mata di pipinya.

"Le... Leia... maaf, meski memang aku percaya pada Narita... tapi lebih baik jika anda tidak...."

"Seharusnya aku yang minta maaf, karena pada dasarnya memang ini semua adalah kesalahanku... tapi....

Kamu... membenci perempuan ya, Narita...?"


"...."

"Narita...
Tidak apa - apa, kalau mau, kamu boleh keluar dulu dari tempat ini...
Aku... masih ingin menanyakan banyak hal kepada Leia...."


"... Baik...."

Narita kemudian meninggalkan Sygn bersama dengan Leia dan Tya, yang merinding ketakutan melihat perilaku Narita.

"... Benarkah kau akan baik - baik saja? Bagaimana jika aku menyerangmu lagi."

"Aku mungkin belum bisa benar - benar percaya padamu, tapi alangkah baiknya jika kau tidak meremehkan Narita lebih jauh lagi...

Jika dia sudah bertindak... aku tidak tahu apakah aku bisa menghentikannya atau tidak...."




"Akan kuingat hal itu baik - baik... Aku masih belum ingin mati...."

Mencoba menekan rasa keganjilan yang terjadi, Sygn dan Leia kembali melanjutkan diskusi mereka, sedangkan Narita hanya berdiam diri menunggu diluar.

Dan dari percakapan yang terjadi setelah ini, Sygn mendapati bahwa sekarang ini mereka berada di sebuah pulau Katherine, sebuah pulau yang sangat damai, jauh dari peperangan, dan merupakan sumber dari berbagai macam pengetahuan yang ada diseluruh penjuru dunia.
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 21:59
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
sokita 
Novice
Novice
sokita

Level 5
Posts : 217
Thanked : 5
Engine : RMVX Ace
Skill : Intermediate
Type : Jack of All Trades

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Orange>
<Pulau Charon, pantai, kemudian mercusuar>


"Ah... Pemandangan yang indah di pagi hari, dan olahraga untuk hantu yang cukup bagus, nyahahaha", kataku sambil tertawa. "Baiklah, ayo kita pulang dan beres-beres sebelum penduduk desa bangun dari tidurnya. Aku berbalik dan memasuki hutan. Kulihat ada beberapa slime sedang mencari makan, mereka menutup serangga-serangga yang menempel di pohon dengan badan mereka. Menjadikan serangga-serangga itu seperti berada di dalam amber, lalu tiba-tiba mereka larut sendiri, agak menyeramkan sebenarnya. Tapi aku tak habis pikir, kenapa slime tetap begitu lemah walau punya potensi yang sebegitu kuatnya. Apakah karena mereka tidak punya keinginan untuk bertarung?

Aku berjalan lagi, kulihat dari jauh beberapa blackgar hitam kecil sedang mengerubungi sisa-sisa momon yang sepertinya dibunuh oleh Si Pembawa Palu. Omong-omong tentang pembawa palu, aku masih bingung kemana temannya yang satu lagi. Perginya juga gak pamit. "Manusia memang aneh terkadang. Membunuh makhluk yang beda dari mereka untuk menjadi kuat, takut kepada hal-hal yang tidak bisa mereka pegang, bahkan jijik duluan melihat sesuatu yang lain dari biasanya. 

Aku sampai di depan pintu mercusuar. "Krrrieeek", aku pun masuk. Membereskan dalam mercusuar lalu keluar kembali, menata kebunku yang hancur. "Yah baguslah, masih ada beberapa yang menancap", ucapku saat ada beberapa rumpun berry masih tertancap dan pohon jeruk yang masih utuh walau tertebas sana-sini. Aku mengambil beberapa buah jeruk yang jatuh dan beberapa berry. 

Sambil mengupas sebuah jeruk, aku duduk di atas sebuah batu. 
"Hmm, kira-kira si pembawa palu tadi mau ke mana ya?", batinku. "Apakah ke pulau yang semalam berkilatan itu?" Lalu aku berbalik menghadap mercusuar yang selama ini aku tinggali. Buah jeruk di tanganku hampir terkupas semua, wujudnya sekarang mirip dengan kepalaku sekarang. Aku nyengir, melihat bentuk jeruk itu. Aku mengernyitkan dahi, saat kembali melihat mercusuar itu.

"Sejak kapan yah aku tinggal di situ? Yang pasti sudah sangat lama, sangat lama sebelum aku membuat kebun ini karena bosan. Kebun yang akhirnya dianggap keramat oleh penduduk desa karena tidak ada yang menanam dan mereka selalu memberikan sesuatu jika mengambil buah dari kebunku."

"Yang aku ingat hanya aku tinggal di mercusuar itu, memandang langit, setiap jam 3 turun untuk kencing, dan setiap saat itu, yang melihat pasti ketakutan. Sisanya aku berjalan-jalan kemanapun aku mau di sekitaran hutan pulau ini."

"Hmm... aku hantu, dan kata manusia, hantu itu dulunya juga manusia. Kalau benar, kira-kira aku manusia seperti apa ya? Berkepala jeruk? Manusia berkepala jeruk?", aku malah makin mengernyitkan dahi, bukan karena terlalu keras berpikir.

"Bleh, jeruk yang ini asem banget!!"

Aku beranjak dari batu itu dan beranjak masuk ke dalam mercusuar, kali ini dengan mode tembus. Di dalam hati makin berkecamuk, bertanya tentang asal-usulku sendiri.


Terakhir diubah oleh sokita tanggal 2014-10-23, 22:10, total 1 kali diubah
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 22:08
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
richter_h 
Salto Master
Hancip RMID
richter_h

Kosong
Posts : 1705
Thanked : 30
Engine : Other
Skill : Skilled
Type : Developer
Awards:

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
Secret of Erantopia
23 Okt 2014 summary



  • Kai:
    Kembali ke Sathayandu setelah melawan Terror dan menyelamatkan Ayako dan Fei Tian yang sempat diserang sampai sekarat. Kai, yang sempat membantu orang-orang desa Sathayandu memberantas salah satu ciptaan Great Old One, berniat untuk pergi ke pulau lain, tepatnya ke Greater Erantopia, walaupun dia tidak bisa pergi bersama Gowan yang tewas di tangan sang Terror. Dia ingin memenuhi janjinya kepada Gowan, untuk menemui seseorang di Greater Erantopia.

  • Fei Tian dan Ayako:
    Setelah sekarat dihajar Terror, mereka dibawa ke Sathayandu untuk dirawat. Fei Tian masih belum siuman sementara Ayako memaksakan diri untuk pergi setelah melihat Kai di suatu sudut desa Sathayandu. Rencananya, Ayako akan memulai petualangannya di kepulauan yang menurutnya aneh ini. Kai, yang Ishara--seorang tabib desa--sebut sebagai "Himana yang lain" sepertinya bisa menjadi tumpuan awal petualangannya kali ini.
    Sementara Fei Tian? Dia ditinggal di desa Sathayandu.

  • Rezio:
    Terjebak di desa Gigara berkat Pudenta yang menggiringnya masuk desa, Rezio harus beradaptasi dengan kaum Gigara yang notabene keras dan cukup beringas di segi kelakuan. Namun, dia beruntung karena Gigara juga kaum yang toleran dan menerima keberadaan Rezio di desa. Setelah menyantap masakan salah satu koki kaum Gigara, dia beranjak ke penginapan yang ternyata di sana sudah disiapkan tempat untuknya. Beruntung? Mungkin saja. Rezio sepertinya akan melakukan perjalanan menelusuri hutan Katherine setelah beristirahat.

  • Guy:
    Setelah diseret oleh hantu jeruk autis yang menamai dirinya Orange ke sebuah mercusuar besar di atas bukit pulau Charon, Guy berkenalan dengan Dion, orang lain yang terdampar di pulau ini. Guy juga membuat sepasang pisau unik hasil numbuk material dari jasad Jungraptor, dan memberikan salah satunya kepada Dion. Guy lantas membuat rakit, dan bertolak ke Greater Erantopia dan berharap dia tidak nyasar ke pulau lain atau lebih buruk lagi, ke laut lepas, juga mengusir hantu jeruk autis yang sempat menyeretnya kembali ke pulau.

  • Dion:
    Setelah akhirnya siuman dan sadar dia ada di sebuah mercusuar tua bersama Guy dan hantu jeruk purut autis bernama Orange, Dion lantas berniat pergi ke pedalaman pulau untuk mencari informasi dimana dia sekarang. Sebelum pergi dari mercusuar, Dion diberi hadiah berupa bilah pisau nyentrik dari sang Crafighter. Keberadaanya tidak diketahui sampai pagi hari tiba.

  • Orange:
    Hantu jeruk autis kita ternyata diam-diam punya kelebihan--kecerdikan dia menggunakan kemampuan hantunya. Dia bisa mengalahkan 4 Jungraptor walaupun sebelumnya dia digetok oleh Guy dan terpental jauh kembali ke pantai. Sekarang? Setelah menikmati detik-detik terakhir Jungraptor yang dia rasuki, dia lantas kembali ke hutan Charon dan entah apa yang akan dia lakukan nantinya...

  • Narita&Sygn:
    Baru tiba di Erantopia. Diperkirakan ada di Katherine, namun lokasi persisnya tidak pasti. Mereka sempat digiring ke sebuah gua oleh mahluk misterius, yang membawa mereka ke sesosok Serpent Folk. Setelah melakukan perbincangan yang cukup hangat dan memanas dengan Leia sang Lamia, pada akhirnya mereka mengetahui keberadaan mereka sekarang dimana; pulau Katherine. Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Entah. Hanya mereka yang tahu kemana mereka akan pergi.

  • Diavolyn Geest & Vechter:
    Kemunculan mereka di Antasaga mungkin mengejutkan beberapa player, namun mereka ternyata terlempar oleh sihir teleportasi dan terdampar di Erantopia, tepat di samping mayat Terror yang sebelumnya telah dibunuh oleh para pasukan Sathaya. Geest berhasil mengambil jiwa sang Terror, yang mungkin adalah keberuntungan semata karena jiwa ciptaan Great Old Ones tidak bisa diambil begitu saja tanpa kontrak dan ritual tertentu. Tanpa mengetahui dimana mereka sekarang, mereka melanjutkan prejalanan ke pedalaman Ratopia.



Discovered Things:

  • relief pada candi Antasaga memberikan petunjuk kepada Kai. Walau yang dia baca totally nonsense, tapi itu petunjuk buat event selanjutnya yang nonsense juga
    http://www.rpgmakerid.com/t8701p50-roleplay-secret-of-erantopia#123653


New NPCs

  • Ishara
    [ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Img057-ishara
    Tabib desa Sathayandu. Calm n content, dan juga waspada, teliti dan lihai dalam teknik pengobatan.
    "Suara itu berasal dari pojok ruangan. Di dekat sebuah meja yang penuh dengan bahan racikan. Kucoba perhatikan, dengan seksama sesosok itu dan kudapati dirinya adalah wanita dengan panjang rambut sedada berwarna merah, telinga yang panjang. Yang khas darinya adalah caranya mengikat rambut, melingkar menuju ke belakang."
    http://www.rpgmakerid.com/t8701p50-roleplay-secret-of-erantopia#123654

  • Leia dan Tya
    [ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Dbmlspf [ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 DG2vXUT
    Leia adalah Servalis/Lamia yang hidup di dalam gua, dan seringkali menyambut para Traveler yang tiba. Leia digambarkan seperti manusia ular, serignkali digambarkan sebagai ular yang memiliki kepala, tangan dan dada layaknya seorang wanita. Leia ini cukup tenang dan dingin, walau terkadang meremehkan tiap Traveler yang dia temui dan seringkali menceritakan beberapa hal dari tiap sisi Erantopia.
    Tya sendiri adalah pelayan Leia. Digambarkan sebagai humanoid dengan sepasang tentakel di kepala, dan memilih untuk berpergian melalui sungai. Tidak pernah diceritakan kalau Tya mengatakan satu patah kata pun.
    http://www.rpgmakerid.com/t8701p60-roleplay-secret-of-erantopia#123656
    http://www.rpgmakerid.com/t8701p60-roleplay-secret-of-erantopia#123673



New item

  • <unnamed>
    Dua buah Pisau dengan elemen api. Pisau ini memiliki potensial khusus, yaitu menyamakan panjang blade nya dengan semangat penggunanya. Satu diberikan kepada Dion, sementara satunya lagi dipegang oleh Guy
    http://www.rpgmakerid.com/t8701p40-roleplay-secret-of-erantopia#123638



Last recorded Timeline: Pagi hari, sekitar 07:00, matahari baru naik.


That's all for now.
List di-update besok [ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 025

sementara, ane mo menikmati Blazing Arc dulu. baru dateng barusan, masih anget :tf:
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 14102310
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 22:40
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
superkudit 
Newbie
Newbie
superkudit

Level 5
Posts : 70
Thanked : 0
Engine : Other
Skill : Very Beginner
Type : Artist

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Xiaofei>
<Sathayandu>

"Uuuhhh... Aduduh..."

Erangku pelan, perlahan kubuka mata yang masih terasa berat. Aku ingat betul beberapa saat yang lalu, aku mengalami salah satu hal terburuk dalam hidupku, tapi anehnya beban-beban ditubuhku sudah lebih ringan.

Eh? Dimana pakaianku?

Terkejut ketika melihat dadaku hanya dibalut perban pakaian dalam, bahkan tangan kiriku tak ada, memperlihatkan lengan atas yang buntung dan sangat tak sedap dipandang.

Dimana ini?!

Aku menoleh ke kiri dan kanan, sebuah pondok sederhana namun penempatan perabot sangat baik dan tertata rapi. Beberapa rak dan obat-obatan berjejer di beberapa bagian dinding.

"Ah, himana berambut merah, temanmu sudah bangun sedari tadi." Gumam seorang wanita ramah.

"Teman? Siapa? Maksudmu Ayako?!" Seruku kaget.

"Kau siapa? Dimana ini? Apa maumu? Kalau uang yang kau minta aku akan memberikannya!!"

"Tenang... tenang, kau sedang didera sindrom panik, tarik nafas pelan..."

"Aku tak butuh ocehanmu! Minggir!!"

Teriakku tak peduli, tak bisa berpikir jernih lagi, aku takut akan ketidak tahuan ini. Berada ditempat yang benar-benar asing, situasi yang sangat berbeda dan bertemu makhluk yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Aku berlari menuruni tangga, keluar pondok hanya dengan pakaian dalam.

Cahaya terang matahari yang menyilaukan membuat mataku sakit, beberapa detik mataku beradaptasi akhirnya aku bisa melihat semuanya.

Bangunan-bangunan yang tak lebih tinggi dari pohon ceri. Dindingnya dari kayu yang dianyam kuat, sementara atapnya dari dedaunan kering.

Kulihat anak-anak menunjuk-nunjukku sambil tertawa, ibu-ibu berbisik penuh curiga, sementara lelaki dewasanya tersenyum remeh. Mereka bukan manusia, itulah kenapa aku benar-benar panik.

Kututupi dadaku, tak peduli dengan semua tatapan orang-orang yg kulewati. Aku hanya berlari tak tentu arah, berharap keluar darisini.


Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2014-10-24, 06:12, total 1 kali diubah
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 23:09
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
NachtEinhorn 
Robot Gedek Galak
NachtEinhorn

Level 5
Posts : 1274
Thanked : 9
Engine : Multi-Engine User
Skill : Beginner
Type : Developer

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Guy>
<????>

"...."
Bukankah aku masih mengarungi selat menuju ke Pulau Utama?
kenapa sekarang aku bisa berada di dalam reruntuhan altar begini?

[Akhirnya, setelah sekian lama...]
[Seseorang yang cocok...]

"Siapa disana?!"

Aku menengok, kek kiri, kanan, lalu berbalik badan, namun tidak ada siapa siapa. Di dalam reruntuhan ini hanya terdapat batu batu, altar, dan.... Zirah berwarna hitam legam, dengan motif yang tidak seperti zirah yang biasa kau temui.

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Werkbau

[Sekarang, ujian terakhir...]

<BGM: https://www.youtube.com/watch?v=WRG2V04C3YE >

Zirah itu tiba tiba bergerak, menyerangku dengan cakarnya. segera kutahan dengan Pisau yang kubuat kemarin. Will Knife, itulah nama yang kuberikan ke pisau itu.

"Gheh!" Untuk sebuah Zirah kosong, serangannya amat kuat. Aku tak mampu menahan lama lama, terpaksa melompat mundur kebelakang.

Kepala Zirah itu menengok, seolah memandang rendah lawannya.

Will Knife kali ini memanjang sepanjang lenganku, menunjukan semangatku semakin membara. Zirah Unik yang dapat bergerak sendiri.... pasti bisa menjadi material kelas tinggi.

Kini giliranku menyerang. Kalian pasti bertanya tanya, kenapa tidak memakai Galeon? Crafighter memiliki aturan dimana setelah mereka membuat senjata di dalam perjalanannya, mereka tidak diperbolehkan menggunakan palu mereka untuk bertarung, sampai senjata mereka rusak/ habis. Mereka hanya diperbolehkan menggunakan palu untuk mendapatkan material dari sisa monster/ musuh yang mereka hadapi.

Kembali ke pertarunganku dengan Zirah hitam ini, kusabetkan pisauku ke arah zirah tersebut, namun sepertinya tidak memberikan damage yang berarti. Zirah itu membalas dengan memukul perutku, melontarkanku ke dinding.

[Hanya segitu saja, mengecewakan]

Aku menahan rasa sakit di perutku dengan tangan kiriku, sambil menjaga jarak, badanku terasa sakit semua, nafasku berat.

[Akan kuselesaikan sekarang]

dari dada zirah itu muncul sebuah bola, berrwarna ungu terang, bersinar, seperti sedang men-charge sesuatu.

Uh-oh, ini tidak baik, bergeraklah, kaki!

Untung saja, tepat disaat Bola itu mengeluarkan isinya, dimana berbentuk Lontaran Energi berwarna gelap, kakiku menurut dan berhasil menghindar.

Dan kini aku tahu dimana aku harus menyerang.

[Meleset, mari kita coba lagi]

Zirah ini melakukan kesalahan fatal, menunjukan titik lemahnya kepada musuh, namun tidak berhasil membunuh musuhnya dengan sekali serangan.

Aku bertatapan dengan Zirah itu. 1 serangan ini akan menyelesaikan pertarungan ini. Antara aku yang mati, atau dia yang menjadi material.

Tepat disaat aku maju, Zirah itu kembali melepaskan Lontaran Energinya, yang kuhindari dengan menunduk tepat sebelum energi itu mengenai wajahku, lalu....

*JLEB*

dengan sekuat tenaga kulempar Will Knife kearah Bola di tengah dada Zirah itu.

Seakan kehilangan nyawa, Zirah itu jatuh tersungkur. Bola yang ada di dadanya retak, lalu menghilang.

[Sempurna, sekarang selesaikan]

"Tentu saja"

aku menyiapkan Galeon, mengangkatnya tinggi, lalu menghantam armor itu sekuat tenaga.

"Jadilah cahaya!"

*BLAM*

[Dengan ini, Scythe of Dis telah lahir]

"Eh?"

Tepat disaat aku menghantam Zirah itu, aku merasakan "sesuatu" yang menginginkan "kekosongan" masuk ke dalam Galeon, lalu....

Ketika kubuka mata lagi, akhirnya aku kemabli diatas rakitku, kini di daerah pantai di Pulau Utama.
Apakah semua hal yang kualami tadi hanya mimpi?

kucek Galeon, warna emasnya masih mengkilpa seperti biasa.
Namun ditangan kiriku, terdapat sesuatu, seperti gauntlet, berbentuk dan berwarna mirip dengan Zirah yang kulawan tadi....
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty2014-10-23, 23:47
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
sokita 
Novice
Novice
sokita

Level 5
Posts : 217
Thanked : 5
Engine : RMVX Ace
Skill : Intermediate
Type : Jack of All Trades

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
<Orange>
<Pulau Charon, mercusuar, kemudian pantai>


*SFX: drum roll*
"Heaaa! Gero nimo!" Aku meloncat bebas dari atas mercusuar, mode melayangku nonaktif. Sampai hanya berjarak sekitar 2 meter dari tanah, aku aktifkan kembali mode melayangku.

*plush*
Spoiler:

"TADAAA! Pendaratan yang sempurna!", teriakku. "Nyahaha, seru juga turun dengan cara itu, tapi masih kalah sensasinya dengan turun lewat tangga yang berputar-putar itu", kataku. Di tanganku ada pancingan yang tadi aku ambil dari tangan sebuah kerangka di salah satu kabin di dalam mercusuar lantai tengah. Kerangka itu berada di dalam sebuah peti harta yang kuncinya rusak, memegang sebuah pancingan. Posisi kerangka di dalam peti itu sebenarnya agak kurang lazim, tulang kaki yang mengarah berlawanan, iga-iga yang patah, tulang panggul yang posisinya terbalik kalo disusuri terus ke kaki, ruas-ruas tulang belakang yang bengkoknya aneh dan di beberapa tempat ada yang retak. Sepertinya orang itu saat masih jadi mayat, dipaksakan masuk ke dalam peti itu, atau mungkin terpotong-potong. Entahlah, yang pasti aku dapat pancingan ini, nyahahaha.

Aku berjalan ke arah pantai. "Daripada aku berpikir terlalu keras, lebih baik aku memancing", kataku saat menemukan pancingan itu tadi. "Siapa tahu dapet ikan besar yang tadi melahap jungraptorku. Aku melintasi tempat blackgar tadi makan, ada sedikit kerat daging, aku mengambilnya untuk umpan nanti. Aku lalu melewati tempat slime-slime itu, aku ambil salah satu slime yang paling kecil, yang kupikir, mungkin bisa dipakai untuk umpan juga. Lalu aku berjalan terus ke pantai, ke tempat di mana jungraptor tadi tercabik-cabik. 

Akhirnya aku sampai di pantai. Di pinggir kanan, ada beberapa jungraptor sedang berjemur. Daging-daging sisa dari tiga yang aku bunuh masih utuh. Yah, kemungkinan jungraptor tidak akan memakan mayat temannya. Dan sepertinya, sekarang mereka yang masih hidup takut mendekatiku, atau mungkin mereka hanya masa bodoh karena yang tadi pagi aku bunuh sebenarnya adalah geng musuh mereka? "Entahlah, yang pasti aku ingin mancing sekarang", seruku. "Hmm, di mana ya enaknya. Ah di tebing di sana saja." Aku bergegas ke tebing di sebelah kiri (lebih jauh dari tempat kapal pecah), setelah mengambil semua daging tiga jungraptor tadi.

"Ngoahahaha, mari mulai memancing", ucapku sambil melemparkan pancingan berumpan slime yang menggeliat-geliat (minta tolong).
[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Empty
PostRe: [ROLEPLAY] Secret of Erantopia
Sponsored content 




[ROLEPLAY] Secret of Erantopia - Page 3 Vide
 

[ROLEPLAY] Secret of Erantopia

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 

Similar topics

+
Halaman 3 dari 6Pilih halaman : Previous  1, 2, 3, 4, 5, 6  Next

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
RPGMakerID :: Community Central :: Role Playing-