Hai Pemuda!
Dihari special ini saya mau berbagi cerita pendek(Kalo panjang namanya novel) berdasarkan
Rainbow Profile. ->yang lain ceritanya panjang-panjang.
Sudah setahun ini Edi menaruh hati terhadap seorang teman di sekolahnya. Karena beda kelas. Mereka jarang bertemu. Edi selalu mencari cara untuk sekedar melihat wajahnya saat istirahat tiba. Berusaha dapat berpapasan dengannya. Itu sudah membuatnya sangat bahagia.
Sampai suatu ketika saat pulang sekolah. Ia tidak langsung pulang. Tinggal di kelas,untuk mengerjakan PR(Pekerjaan Rumah, bukan Pekerjaan Sekolah) yang hari ini baru saja diberikan oleh guru. Setelah usai, sekolah sudah terlihat sepi. Sebagian besar murid sudah pulang. Hanya ada beberapa anak tinggal karena ada ekstrakurikuler.
Kebetulan saat Edi keluar kelas, ia melihat gadis pujaan melintas bersama seorang lelaki yang ia tahu teman sekelasnya. Rasa sesak didada yang sebelumnya sesak bahagia, menjadi sesak galau. Penasaran ada apa dengan mereka berdua, secara diam-diam Edi mengikuti kemana mereka berdua pergi. Mereka pergi ke pojok sekolah, sebuah lorong tertutup di belakang sebuah ruang kelas satu yang bisa dikatakan sebagai ruang sisa, tempat kosong yang tidak digunakan. Disana mereka sedang memadu kasih/nafsu?.
Edi menampakkan diri kepada keduanya mencegah mereka berbuat lebih jauh lagi. Hatinya tersayat. Semua menjadi gelap, hanya sakit yang tersisa.
“Mawar?, Kalian berdua ngapain disini!?”
Mereka berdua salah tingkah. Karena merasa terganggu, cowok tersebut menggandeng Mawar dan mendorong Edi dari jalan.
“Suka campur urusan orang!” ujar Cowok itu.
“Memangnya kamu siapa!?,
“Aku tahu kok kamu sering merhatiin aku. Tapi maaf ya, mana mungkin aku suka sama bocah yang hidup dari rasa kasihan orang lain! Ujar Mawar ketus”.
“Asal tahu saja. Kehidupan pribadi gue, bukan urusan loe!”.
“Itu karena aku peduli terhadap kamu Mawar. Apa aku salah?” Edi berkaca-kaca. Sejenak wajah Mawar berubah, terlihat sayu.
Mereka berdua bergegas pergi meninggalkan Edi yang berdiri kaku. Awas kalo lu ngganggu lagi! Ujar si cowok.
Dengan perasaan hancur Edi berjalan menaiki tangga menuju lantai 2 kelas satu, balkon tempat ia biasa termenung. Ia memandang lapangan sekolah yang disinari mentari sore. Angin berhembus sepoi-sepoi. Berharap luka yang barusan ia dapatkan sedikit berkurang.
Matanya yang berkaca-kaca kini pecah, air meleleh keluar dari kedua matanya.
“Kenapa, kenapa aku harus mengalami hal ini!? “
“Apa salahku, sampai menerima hal ini!?” Edi terisak-isak.
Di keheningan sore, Terdengar langkah kaki seseorang menaiki tangga. Orang tersebut lalu berdiri di sebelah Edi yang sedang menangis.
“Mentari bersinar menghangatkan kita, tanpa kita pernah bertanya mengapa. Namun saat datang sesuatu yang buruk, kita selalu mencari-cari alasan kenapa hal itu terjadi”.
“Zaman dahulu pemuda seperti Abdullah bin Umar bersedih karena tak diikutsertakan di medan jihad, namun pemuda sekarang menangis hanya karena pengkhianatan seorang wanita bergelar kekasih yang(sebenarnya)tak punya nilai sama sekali”.
Ryo membalikan badannya, kepalanya menengok kearah Edi.
“Kamu.. menyedihkan!”.
Mendengar hal itu Edi masih menangis.
Ryo melangkahkan kakinya hendak keluar dari situ.
“Kau mau terus menangis disini, atau ikut bersamaku?. Hari ini Rumah makan Padang di seberang sekolah, restaurant dalam pembangunan yang setiap hari kita lewati mengadakan Grand Opening!.
“Aku yang traktir!”.
Edi berusaha menghentikan tangisnya, ia menyeka air matanya.
Bergegas mengikuti Ryo.
Berusaha tersenyum, “Asyik, tumben kamu mau traktir. Biasanya-kan pelit. Hehehe. Aku lapar banget nih. Mungkin bisa habis 5 porsi!”.
“Hah!. Jangan malak!”
Uang sakuku tinggal sedikit tahu!
Edi tertawa. Dalam hati ia bersyukur, mengatakan “Ya tuhan. Terima kasih engkau telah menganugerahi aku seorang teman yang baik. Teman yang ikut tertawa disaat aku senang, juga mampu menghiburku di saat aku sedang sedih.
…
Dua sosok bayangan memperhatikan mereka berdua dari sudut sekolah.
“Kurasa sekarang kau tidak perlu menghiburnya lagi” ujar siluet seekor anjing.
Pemuda berbaju biru disebelahnya tersenyum.
”Tahukah kamu, bila ada seseorang yang menyakiti orang lain, tuhan juga pasti mengutus seseorang untuk menolongnya”.
“Kurasa sekarang aku percaya hal itu”