Kalau nggak sempat (Nggak kuat bikin komiknya->Karena kesibukan keseharian ditambah single fighter pula
) bikin jadi komik.
Bikin jadi Nomik(Novel komik) saja. Bagian yang memang perlu divisualisasikan (biar lebih mengena->biasanya adegan berantem
) dibikin dalam bentuk gambar->komik. Sedangkan bagian sisanya dimana memang banyak dialog->dibikin novel saja(dengan tidak melupakan kata-kata elok sastra yang menggambarkan keadaan/suasana,waktu dan tempat)