Selalu mengerang bagaikan binatang tetap terang meski berarang untuk mendiang mereka menerawang kami terbang untuk menyebrang lautan ambang
Alam:
Untuk semua pendiam bahkan seorang madam dia yang terkaram selalu saling hantam mereka tidak terulam tetapi mereka terpuam oleh sebuah alam
Busur:
Terpaku pada yang tertidur bahkan mereka selalu akur tidak pernah mereka tawur hanya mereka yang batur selalu ada saat guntur bahkan muncul saat terbentur tetapi akhirnya mereka gugur diatas panah menangis busur
Udang:
Ada Udang Tidak bertulang Garpu menjulang Kita terbuang Mereka pulang Kita terbang Awas tulang Tembus Lubang Dia Bujang Aku menghutang Awas beruang Nanti hilang Kita berpawang Diantara Batang
dah sep, mungkin bakal apdet komen pliss
Terakhir diubah oleh NightRider tanggal 2013-01-09, 13:02, total 1 kali diubah
Posts : 111 Thanked : 2Engine : RMVX Skill : Very Beginner Type : Developer
Benakku penuh dengan tanda tanya... Mengapa NR tiba-tiba jadi pujangga... Dengan curahan kata hati tiada dusta... Menelanjangi seluruh ketertutupan dunia...
Tapi, puisi ente bagus juga... Sungguh kata-kata indah tiada tara... Yang membuka mata hati dan jiwa... Yang menjadi buta dan merana... Diterpa badai topan kehidupan realita...
Indeks 
NR yang q kenal sebagai sosok 
telah mengambil jalan 
2016-11-17, 21:27
