Per 2016, RMID pindah ke RMID Discord (Invite link dihapus untuk mencegah spambot -Theo @ 2019). Posting sudah tidak bisa dilakukan lagi.
Mohon maaf atas ketidaknyamanannya dan mohon kerjasamanya.
|
|
| mencari TALENT dan CREW buat film | |
| 2010-11-13, 19:43 | mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
katanashi Newbie
Posts : 35 Thanked : 0 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Artist
| aku lagi dikejar-kejar deadline untuk tugas bikin film ACTION THRILLER untuk mata kuliah PRODUKSI TV DRAMA yang bikin aku pusing setengah mati ampe gabisa makan kalo udah kenyang sebenernya aku kerja dalam sebuah tim beranggotakan 7 orang, tapi aku sebagai produser jelas aja punya tanggung jawab yang paling gede dan aku udah bingung banget soal ini. untuk itu, aku butuh beberapa orang untuk jadi TALENTnya a.k.a aktor dan aktris. peran yang dibutuhkan antara lain: JESSICA karakter: imut, manja, perhatian, periang. pacarnya REI fisik: proporsional, kulit putih, rambut lurus, camera face. (kalo ternyata nggak ada yang bisa, terpaksa aku yg jadi talentnya:oops: ) REI karakter: dingin, tenang, pendiam, pinter bawa diri, romantis (with his own way ), pacarnya JESSICA fisik: tinggi, rambut gak terlalu pendek, proporsional (atau kurus tapi nggak kerempeng) BRAM & 2 polisi lainnya karakter: yah... kayak polisi" intel gitu lah fisik: sama kayak yang diatas. mereka nggak pake seragam polisi. beberapa tokoh CAMEO yang tertarik silakhan balas trit ini SEBELUM hari SENIN, 15 NOVEMBER 2010 (deadline parah kan?) scenario akan di-update menyusul... *PS: syutingna di daerah Bintaro dan sekitarnya... -------------------------------------------------------------------------------------------------------- Naskahnya.... (ati" gede) - Spoiler:
SCENE 1 INT – Ruang Kecil Tertutup – Malam
Di sebuah ruangan kecil, tampak seperti sebuah kamar, namun tidak ada barang-barang yang melengkapi seisi ruangan tersebut. Terdengar jeritan seorang pemuda dari dalam ruangan itu. Kedua tangannya terikat rantai dan tak bisa melakukan apa-apa. Beberapa bagian tubuhnya memar dan terluka, seperti telah melakukan perkelahian hebat. Lantai pun terkotori dengan bercak-bercak darah yang berasal dari pria tersebut. PRIA AAAAAAKH!!! TOLOOOONG!! TOLOOOONG!! Berapa kali pun ia berteriak, suaranya tak akan pernah sampai keluar ruangan tersebut. Sementara dari arah luar kamar, terdengar seseorang sedang menyeret benda logam. PRIA TOLOOOONG!! TOLOOONG!! Pria itu akhirnya lelah berteriak dan bernafas dengan terengah. Suaranya makin melemah tak berdaya. PRIA T-t-toloooooong!! Tiba-tiba saja, terjadi sebuah gerakan pada gagang pintu yang berada tidak jauh dari pria tersebut. Ia mulai panik tak karuan. PRIA S-s-siapa? Siapa itu? Detak jantungnya makin tak bisa dikendalikan. Terus dan terus berdegup cepat. Pintu pun terbuka secara perlahan sambil berdecit. Seseorang tak dikenal pun masuk dengan pakaian serba hitam ke dalam ruangan tempat dimana pria itu terikat. PRIA Siapa lo? M-m-mau apa lo? Pria itu makin ketakutan ketika melihat benda tajam yang dibawa orang misterius itu. PRIA HEI!! SIAPA LO,ANJING!!! Orang misterius itu perlahan makin mendekati pria yang tak berdaya tersebut. Pria itu menggerakkan tubuhnya untuk mencoba mempertahankan diri. PRIA BANGSAT!! MAU APA LO SEBENERNYA??!! Orang misterius itu mulai menggerakkan benda tajam dengan rantai yang dipegangnya. Diayunkanlah benda metal tersebut. Pria yang sudah tak tahu apa yang harus dilakukannya lagi itu, makin histeris karena orang misterius dihadapnya, sama sekali tak menghiraukan perkataannya. PRIA Jangan!!...Jangan!! Gue gak mau mati!! Gue gak mau mati!! Orang misterius itu terus mengayunkan benda metal tajam yang dipegangnya. Tak lama pun, benda metal itu melayang ke arah wajah si pria tak berdaya. PRIA AAAAAAAAAAAA!!!
FADE OUT
SCENE 2 INT – Ruangan Kecil Tertutup – Siang
( Establish pemandangan kota Jakarta yang ramai dengan aktivitas para pekerja, kendaraan yang berlalu-lalang, semilir angin yang meniup lembut pepohonan, matahari yang bersembunyi dibalik dedaunan, atap-atap rumah yang tersusun rapi, gang-gang kecil yang sedikit kumuh )
Cahaya blitz kamera foto terus berkilat ke arah mayat laki-laki yang robek pada bagian wajahnya. Keadaannya terikat rantai besi pada pergelangan tangan dan kakinya. Di beberapa bagian tubuhnya terdapat luka memar. Mayat tersebut sudah membusuk, karena baru ditemukan setelah 3 hari. Aroma busuknya sudah tak tertahankan lagi hingga semua orang yang berada di tempat lokasi kejadian pun harus menggunakan masker. Darian, seorang wartawan pria yang bekerja pada salah satu media cetak ibukota, menghampiri seorang polisi yang sedang mengidentifikasi korban pembunuhan itu. DARIAN Maaf, pak! Boleh minta waktunya sebentar! POLISI Oh, iya! DARIAN Saya Darian dari harian Jakarta Undercover ( menunjukkan ID Card ) POLISI Ya… DARIAN Menurut identifikasi, apa sebenarnya yang terjadi pada korban, pak?
POLISI Hmm… bisa kita lihat bersama, jelas sekali bahwa korban meninggal karena dibunuh.
Darian mencatat keterangan dari polisi sambil terus melontarkan pertanyaan. DARIAN Sebuah kasus pembunuhan? Pembunuhan macam apa yang bapak maksud, pak? POLISI Kalau dilihat dari keadaan korban, sepertinya pelaku sudah merencanakan pembunuhan tersebut. Mulai dari kedua tangan dan kaki yang terikat rantai, keadaan tubuh yang memar, sampai luka robek pada wajah korban. DARIAN Apa motif pembunuhan yang dilakukan pada korban, pak? POLISI Kami belum bisa memastikannya, Karena kasus pembunuhan seperti ini, bukan baru hari ini saja terjadi. DARIAN Memang ada hubungannya dengan kasus pembunuhan yang terjadi belakangan ini, pak? POLISI Kami tidak tahu. Yang jelas, kami masih akan terus menyelidikinya! DARIAN Baik, pak! Terima kasih atas informasinya! POLISI Ya! Setelah mendapatkan beberapa keterangan dari polisi, Darian pun mengambil beberapa angle gambar korban sebagai bagian dari bukti identifikasi. Tapi dia melewatkan sesuatu yang penting. CUT TO SCENE 3 EXT – Café Outdoor – Sore ( Establish suasana café ) Darian pun menemui partner kerjanya, Jill, di café tempat biasa mereka makan. Sambil menikmati hidangan yang tersedia, mereka pun berbincang-bincang. JILL Jadi, kemaren tuh gue ketemu pak Alex! DARIAN Oh, ya? Dimana? JILL Pas lagi jalan pulang dari kantor. Kebetulan ada dia, ya… gue bareng deh akhirnya. DARIAN Awas loh, istrinya galak! JILL Iiiiiih… lagian, siapa juga yang mau sama om-om! DARIAN Tapi kan jabatan dia manager di kantor kita! Apa elo gak tertarik? JILL Enggak ah! Mendingan gue cari berondong aja!
DARIAN Huuuh…dasar loh! Tiba-tiba, dari kejauhan terlihat seseorang yang dikenal Jill yang sedang berjalan dengan seorang pria berkacamata dengan pakaian ala sekolah Jepang disampingnya. JILL Ngh?...Loh, itu kan, Jessica! ( Melambaikan tangan kanannya ) Jes! Jessica! Dari kejauhan pun, Jessica melihat Jill yang sedang duduk sambil menikmati makannya. Ketika menyadari lambaian tangan Jill, Jessica langsung membalasnya. DARIAN Siapa, Jill? JILL Mmm…temen gue! Dulu ade’ kelas gue di SMA! DARIAN Oooh… Jessica dan pria yang bersamanya itu datang menghampiri Darian dan Jill. JESSICA Hai, Jill! JILL Hai! Mmm… elo lagi ngapain? ( Menoleh ke arah pria yang bersama Jessica ) Ngh…siapa tuh?
JESSICA ( Menoleh ke arah tatapan Jill ) Ngh? O-oh… iya kenalin, ini Rei, cowok gue! JILL ( Melambaikan tangan pada Rei ) Hai, Rei! Gue Jill! REI ( Hanya tersenyum kecil ) JESSICA ( Menoleh ke arah Darian ) Kalau… yang sama lo… siapa? JILL ( Menoleh ke arah Darian ) O-o-oh…iya, ini… Darian! Partner kerja gue! JESSICA ( Mengulurkan tangan kepada Darian ) Jessica! DARIAN ( membalas uluran tangan Jessica ) Darian! ( menjabat tangan Rei ) JILL Duduk dulu, Jes! Makan bareng kita yuk! JESSICA Mmm… ( Melihat Rei terlebih dulu ) Rei, kita makan bareng dulu yuuuk! ( Menarik lengan baju Rei ) REI ( Hanya menatap dingin pada Jessica ) JESSICA Ngh… ( Mengalihkan pembicaraan ) Jill, kayaknya… gue sama Rei jalan lagi aja ya! Soalnya… masih banyak yang harus dicari nih! JILL O-oh… gitu ya! Ya… yaudah gak apa-apa! Saat itu juga, Darian mengeluarkan foto-foto korban kasus pembunuhan yang belakangan ini kerap terjadi. Jill pun melihatnya dengan wajah yang tak mengenakkan. JILL Rian! Gak suka deh, saat kayak gini malah bawa-bawa kerjaan! Setelah mendengar hal itu, Rei langsung menoleh ke arah foto-foto yang dikeluarkan Darian. DARIAN Gue cuma penasaran aja sama beberapa kejadian belakangan ini! JILL Tapi gak sekarang juga kan?! Kita tuh lagi makan! JESSICA Yaudah, Jill, Darian, gue sama Rei…duluan ya! JILL Oh… iya-iya, yaudah!
JESSICA Daaaaa!! Darian dan Jill hanya tersenyum saat Jessica dan Rei mulai beranjak pergi dari tempat mereka. Perlahan pun, Jessica dan Rei menghilang di kejauhan. JILL Simpen dulu ah! DARIAN Iya-iya! ( merapikan lembaran-lembaran foto yang ia keluarkan. Lalu kembali tersenyum pada Jill dan melanjutkan makan mereka ) CUT TO
SCENE 4 INT – Kamar – Malam Terdengar seseorang sedang mengetikkan sesuatu pada layar computer yang berada di bagian pojok kamar. Ia membuka suatu situs internet tak dikenal. Tiba-tiba, terdengar bunyi sesuatu dari sound computer yang menandakan bahwa sebuah pesan telah diterima. Ketika tombol terima dikliknya, keluarlah sebuah pesan singkat. Setelah membaca pesan tersebut, ia hanya tertawa kecil sambil membalas isi pesan tersebut dengan “Pesan diterima! Tunggu hasilnya dalam 24 jam!” FADE OUT
SCENE 5 INT – Kamar Rei – Sore Televisi menayangkan berita tentang seorang guru yang melakukan pencabulan pada beberapa orang muridnya. Rei menutup laptopnya. JESSICA …jadi akhirnya orang itu keluar deh dari kafe. Aha hahaha… Hufft, kamu dengerin aku ngomong nggak sih REI Hmm? JESSICA Kamu pasti nggak dengerin aku kan? Males banget sih… Kamu ngapain lagi nonton berita gituan?(memasang wajah cemberut) REI Nggak. Aku nggak habis pikir aja. Moral manusia uda semakin bobroknya. Seorang guru mencabuli murid sendiri… JESSICA Kamu peduli ya soal kayak gituan? Aku pikir kamu cuma peduli sama diri kamu sendiri. (masih cemberut) REI ( diam, menatap dengan sinis ) JESSICA E-err.. Eh iya, aku jadi inget sama guru SMA aku dulu deh. Dulu ada guru aku namanya Pak siapa itu, lupa. Itu suka bgt nyolek-nyolek anak murid cewek. Sampe akhirnya ada adek kelas aku yang ngelapor ke orang tuanya. Parah banget deh, guru itu langsung dikeluarin sama sekolah.. Seraya Jessica bercerita dengan semangatnya, Rei sibuk memainkan keypad handphonenya, mengetik pesan dan mengirimkannya pada seseorang.
Hujan sudah mulai reda. Matahari sudah benar-benar tenggelam CUT TO
SCENE 6 INT – Ruang Kosong Ruangan gelap gulita. Suara air yang menetes dari keran air yang tidak tertutup rapat. Ruangan yang gelap dan terlihat buram perlahan mulai terlihat semakin jelas. Jantung PLAYBOY4A berdegup kencang. Suaranya terdengar begitu keras diruangan yang sepi itu. Perlahan ia membuka mata dan mengerjap-ngerjapkan matanya agar pandangannya membaik. Ia menggeser tubuhnya merapat ke dinding untuk posisi yang lebih nyaman. Ia meringis kesakitan. Jantungnya berdegup semakin kencang PLAYBOY4A Anjrit! Dimana gue? Tatapan kosong matanya memandang keatas, menyapu ruangan itu dari kiri ke kanan. Lalu menghela nafas pendek. Ia kembali meringis kesakitan. Tatapan matanya terhenti tepat di depan wajahnya. Iya melihat sesuatu berwarna merah tergantung dihadapannya. Benda itu bergerak-gerak. Lebih tepatnya, berdenyut. Berdenyut seakan hidup. PLAYBOY4A mengernyitkan dahi, memicingkan mata untuk melihat lebih jelas benda apa itu sebenarnya. Benda itu berwarna merah tua kehitaman, memiliki empat bagian yang memanjang seperti terhubung dengan sesuatu. PLAYBOY1 tersentak, matanya bergerak menyusuri arah kemana benda itu terhubung. Jantungnya berdegup semakin kencang. Dengan sisa tenaganya, dia berteriak sekencang-kencangnya. Semakin lama semakin lemah, semakin pelan hingga akhirnya tidak terdengar sama sekali. Degup jantungnya melambat, hingga akhirnya berhenti. CUT TO
SCENE 7 INT – Ruang Kosong – Siang Darian menekan-nekan tombol shutter kameranya berulang-ulang. Lampu blitz berkilau menerangi ruangan suram itu. Sambil sesekali menggosok hidungnya dan berpindah tempat, dari terus mengambil gambar korban pembunuhan yang baru ditemukan pagi ini. Korbannya terbujur kaku, bersender di dinding yang membelakangi pintu masuk. Keadaanya begitu mengenaskan dengan jantung yang dikorek keluar dan tergantung dihadapannya. ( Polisi memasuki TKP ) DARIAN Maaf, Pak… BRAM Anda sedang apa disini? Ini tempat kejadian perkara, sipil dilarang masuk kesini! DARIAN Maaf, Pak. Saya dari pers, kita pernah bertemu sebelumnya… BRAM Iya tapi tetap saja tidak boleh. Atas izin siapa anda masuk kesini. Sekarang silakan anda keluar dari sini sekarang. DARIAN Maaf, Pak, tapi… BRAM Saudara Darian, saya sudah memperingatkan anda… Dengan wajah masam, Darian berjalan meninggalkan ruangan itu seraya mengumpat pelan. Bram mengeluarkan sapu tangannya untuk menutup hidung lalu berjongkok untuk mengamati korban lebih dekat. Ada sesuatu yang aneh pada mayat ini. CUT TO
SCENE 8 EXT – Jalan – Siang Seorang WANITA4B sedang berjalan cepat tanpa melihat kiri kanan. Tangan kirinya menjinjing tas kulit kecil berwarna coklat. Tanpa menghentikan langkahnya, dia merogoh tasnya untuk mengeluarkan handphonenya. Tangannya menekan-nekan tombol untuk membuka pesan singkat yang baru masuk. Dia tersentak kaget dan menghentikan langkahnya. Wajahnya menjadi pucat pasi. Tanpa menoleh, dia berjalan lebih cepat, kali ini terlihat sagat terburu-buru. Tanpa dia ketahui sebuah kendaraan bermotor melaju dari kejauhan. Tabrakan tak dapat dihindarkan. Wanita itu terbujur lemas di jalan. Darah mengalir deras dari kepalanya, sementara isi tasnya berhamburan keluar. CUT TO
SCENE 9 EXT – Jalanan – Siang Matahari bersinar begitu terik. Rei berjalan sambil menghindari cahaya matahari. Rei tersenyum tipis, lalu memasukkan handphonenya ke dalam saku celananya. Dia menarik nafas lega. Tak lama, sebuah suara memanggil dari kejauhan diikuti dengan suara langkah yang tergesa-gesa. Rei menoleh kebelakang dan melihat Jessica berlari kepayahan dengan kostum maid yang dikenakannya. JESSICA Reeeiiii! ( berlari menghampiri, menabrak Rei lalu memeluknya) REI Heh… ( mendorong Jessica menjauh ) JESSICA Seneng deh ketemu kamu… ( berusaha memeluk lagi) REI Apaan sih! Ngapain kamu pake baju gituan? JESSICA Kerja lho, kerja sambilan… お帰りなさいませ、ご主人様! ( bergaya genit ) REI …terserah kamu deh. Balik sana, lagi kerja kan kamu? JESSICA Kamu nggak seneng ya ketemu aku? Yaudah, aku balik deh. REI Nanti malem aku telepon kamu ( menepuk-nepuk kepala Jessica) JESSICA Iyah. Aku tungguin ya!!
Jessica berlari menjauh dari Rei, dia berbelok di ujung gang. Rei membalikkan badannya, lalu kembali berjalan dibawah bayang-bayang untuk menghindari sengatan matahari. FADE OUT
SCENE 10 INT – Ruang Kerja Darian – Sore Darian memasuki ruangan kerjanya. Disana sudah ada Jill yang duduk di meja, persis di seberang meja kerja Darian. Darian yang berwajah masam membanting ranselnya ke meja. Jill tersentak kaget. Ia lalu menghampiri Darian ke meja kerjanya.
JILL Kamu kenapa sih? DARIAN Kita kecolongan berita lagi? JILL Berita apaan emangnya? Kasus korupsi itu? DARIAN Gue sih nggak peduli sama kasus itu. Ini kasus yang lebih gawat lagi, Jill. Pembunuh itu makan korban lagi! Anjing! JILL Lagi!? Ini korban kedua dalam minggu ini loh, kamu yakin tersangka nya sama? Emang ada tanda-tanda yang nunjukin kalo pembunuhnya sama. Lagipula, mungkin ini bukan permbunuhan, tapi kecelakaan. DARIAN Kecelakaan macam apa yang bikin jantung korbannya terorek keluar dari dada nya. Ini jelas-jelas pembunuhan Jill!! JILL J-jantung nya, dikorek keluar? Maksudnya, dicongkel keluar gitu? Nggak di dalem badan nya? DARIAN Emang kurang jelas gue ngomong!? Mau gue tunjukin foto-fotonya!? JILL Nggak deh, makasih… Daripada itu, ada tabrakan di Jalan Mulawarman. Kita disuruh ngeliput kesana sama si bos. DARIAN Males banget deh… JILL Jangan gitu ah, itu kan bagian dari kerjaaan kita juga. Lagian sejak kapan lo terobsesi jadi wartawan berita kriminal? DARIAN Bukan kriminal biasa Jill, tapi pembunuhan. JILL Oke, gue bisa bilang, lo mulai terobsesi soal yang satu ini. ( Jill mulai bergerak mengemasi barang-barang dan memasukkan nya kedalam tas ) Jadi, lo mau ikut ngeliput atau enggak? DARIAN Iya iya… kita cabut sekarang. ( Darian mengambil kembali ransel yang tadi dibantingnya, lalu menjinjingnya dipunggung tanpa memeriksa isinya ) Jill dan Darian meninggalkan ruangan itu. CUT TO
SCENE 11 INT – Kamar Rei – Malam Suasana kamar Rei yang kelam seperti biasanya, televisi menyala menampilkan berita pembunuhan seorang mahasiswa. Rei sedang duduk diatas tempat tidurnya, memangku laptopnya sambil menelepon.
REI Uda nyampe rumah kamu? JESSICA Baru aja. Lagi di kamar nih, lagi mau ganti baju. REI Mau kututup dulu teleponnya? JESSICA Nggak, nggak udah. Aku pake headset kok, bentar dulu… Udah. Kamu lagi ngapain? Uda makan belom? REI Lagi cek e-mail, belom makan… JESSICA Makan lah, ntar sakit loh. REI Hmmm… JESSICA Kamu nggak Tanya aku udah makan apa belom? REI … kamu udah makan belom? JESSICA Belom juga. Nyahahahaha… REI … JESSICA Becanda kok, aku udah makan kok tadi ditempat kerja. Kamu makan gi sana. APa mau aku bawain makanan dari rumah? Kalo mau aku bisa kesana sekarang. REI Nggak usah repot-repot… JESSICA Yaudah, terserah kamu aja sih… Sekarang lagi ngapain? REI Masih cek e-mail. JESSICA Rajin banget sih? Kamu nungguin e-mail dari siapa sih? REI Bukan urusan kamu Pembicaraan terus berlanjut sampai akhirnya Rei menutup laptopnya dan mengucapkan selamat malam pada Jess. REI Aku ngantuk, kamu jangan tidur malem-malem. JESSICA Iyah, aku juga mau tidur kok. Oyasumi… REI Oyasu… JESSICA Muach… REI Hmmm… FADE TO
SCENE 12 INT – Rumah Kosong Suasana rumah tua yang terbengkalai terasa mencekam. Ditengah sebuah ruangan kosong yang bergitu luas terdapat sebuah kursi kayu yang diatasnya duduk seorang pria berusia 30-an dalam keadaan terikat. Pria itu membuka mata dan panik dengan keadaan sekitar.
PRIA7A Aaaaahhh! Apa-apaan ini? Dimana aku? Kenapa aku diikat disini?
Dari balik kegelapan, muncullah sesosok bayangan hitam diiringi langkah kaki yang menggema di dalam ruangan. Suara itu perlahan mendekat dan sesosok pria muncul dari kegelapan.
PRIA7A Si-siapa kau? Dimana aku? Mau apa kau? R ( berjalan mendekat, mengeluarkan dua batang besi di tangannya ) PRIA7A Ma-mau apa kau!? Hei ! R ( mengangkat kedua tangan tinggi-tinggi, menancapkan batangan besi ke kedua lutut PRIA7A ) PRIA7A Uwaaaaaaaaakkkh!!! Anjing! Bangsat!! R ( berjalan menjauh ke arah dinding, lalu menempelkan beberapa lembar foto yang diambilnya dari meja ) PRIA7A Bangsat! Darimana kau dapat foto-foto itu? R ( mengambil dua utas kabel listrik yang tersambung pada sepasang konektor buaya, lalu mendekat ke PRIA7A ) PRIA7A Woi! Mau apa kau!? Bangsat!! R ( memasang konektor itu ke batangan besi yang tertancap di kedua lutut PRIA7A, lalu kembali menjauh ) PRIA7A Oh, tidak! Jangan! Jangan lakukan itu! Aku-aku berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi! AKu tidak akan mencabuli murid-muridku lagi! Aku mohon, bebaskan aku, jangan lakukan itu!! R ( memasang konektor ujung satunya ke circuit breaker ) PRIA7A Tolong aku… Aku punya keluarga yang menungguku di rumah, ampuni aku.. Aku mohon… R Taukah kamu, kursi listrik ditemukan oleh seorang dokter gigi? ( menyalakan saklar pada circuit breaker ) PRIA7A mengerang kesakitan. Sekujur tubuhnya gemetar tak terkendali. Sementara R berjalann dengan tenang keluar dari ruangan tersebut. CUT TO SCENE 13 INT – Rumah Kosong - Pagi Suasana rumah tua yang biasanya sepi kini ramai oleh kerumunan warga yang penasaran untuk melihat secara langsung mayat seorang guru yang tewas karena tersengat listrik tegangan tinggi. Tak jauh dari sana, Jill dan Darian sedang berdebat sengit. DARIAN Sial! Gue cuma dapet satu foto di dalem. Aparat sialan itu keburu ngusir gue keluar. JILL Yaudahlah, lagipula ini kan bukan tugas kita. Kita bukan wartawan spesialis kriminal kan? Ngapain juga lo repot-repot. DARIAN Tapi gue harus dapet foto-foto yang bagus, Jill. Kecolongan lagi deh gue. Sial. JILL Oke, untuk kesekian kalinya, gue bilangin ya, lo terlalu terobsesi sama pembunuh gila ini. DARIAN Terserah deh. Balik yuk, percuma lama-lama disini. Gue mau liat hasil foto ini keliatan bagus nggak kalo uda di cetak. JILL Cari makan dulu deh, gue laper nih…
Darian dan Jill kemudian pergi meninggalkan TKP yang mulai sepi dari kerumunan warga yang melihat. CUT TO
SCENE 14 INT – Ruang Kerja Darian - Siang Matahari yang bersinar terik diluar membuat ruangan itu menjadi panas. Suasana yang tidak menyenangkan samar-samar terasa dalam ruangan kecil itu. Darian sedang mengamati hasil jepretan fotonya beberapa jam lalu di TKP DARIAN Gue masih nggak terima tadi diusir sama polisi sial itu. Gambar ini jelek banget, mana bisa naik cetak kalo kayak gini. JILL Udahlah, masih dibahas aja deh. Udah dong ah… DARIAN Tapi liat apa yang gue temuin. ( menunjukkan sebuah kantong plastik kecil yang tertutup rapat ) JILL Apaan tuh? DARIAN Petunjuk, Jill, petunjuk! Ini gue temuin di TKP tadi. Gue yakin benda kecil ini akan ngebawa kita ke pembunuh itu. JILL Buat apa? Lo tuh aneh banget ya? Boleh sih kalo penasaran, tapi nggak sampe terobsesi juga kali. Tapi sekarang lo malah keliatan kayak tersangka yang nyembunyiin barang bukti hasil kejahatan. DARIAN Gue ngumpulin semua ini demi kepuasan gue sendiri, gue gak akan puas kalo pembunuh ini belom ketangkep! Dia harus dihukum seberat-beratnya buat perbuatan dia ini! JILL Jangan sok jadi pahlawan deh, ini diluar kemampuan kita. Biarin polisi aja yang ngurus, kita cukup nyampaiin informasi aja. DARIAN Ngomongnya biasa aja dong! JILL Elo tuh, orang gue ngomong biasa aja! DARIAN Loe kan partner gue, lo dukung gue kek! JILL Gue dukung, gue selalu dukung elo kok! DARIAN Lah terus sekarang kenapa lo nggak dukung gue!? JILL Ini pengecualian. Lo slalu aja bertindak sembarangan. Capek gue. DARIAN Capek apa? Lo capek jadi partner gue!? JILL Gue capek ngingetin lo! Lo tuh selalu aja nyerempet-nyerempet bahaya! Padahal kerjaan kita nggak harus kayak gini. DARIAN Apa urusan lo kalo gue nyerempet-nyerempet bahaya. Suka-suka gue lah. Gue kan nggak maksa lo buat ikut-ikutan nyerempet-nyerempet. JILL Tapi gue kan khawatir sama elo! DARIAN Siapa elo pake khawatir-khawatir sama gue!? Emangnya… Darian terdiam dan tidak melanjutkan kata-katanya. Jill menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca. Lama mereka terdiam, akhirnya Jill membalikkan badan dan meninggalkan ruangan itu. Darian tersadar kalau ia melakukan sebuah kesalahan. Hatinya merasa sakit. FADE OUT SCENE 15 INT – Kamar Rei - Sore Siang hari yang begitu terik, kini tidak terasa kehadirannya. Cuaca sore ini benar-benar kontras, hujan deras disertai kilat terus turun sejak sore tadi hingga matahari hampir tenggelam. Di kamar Rei yang dingin dan terkesan suram, suara televisi mengiringi obrolan Rei dan Jess duduk berhadapan di tempat tidurnya. Rei bicara tanpa mengalihkan pandangannya dari laptopnya. JESSICA … gara-gara itu, aku jadi inget sesuatu deh. Udah lama juga ya kita nggak jalan berdua. Kamu sibuk terus sih. Aku juga sibuk kerja sambilan. REI Oh, iya… JESSICA Gimana kalo sabtu ini kita jalan? Kemana gitu, nonton kek ato cuma makan doang. Aku sih gak masalah selama perginya sama kamu. REI Kalo gitu nggak usah pergi aja… JESSICA Kok jawabannya gitu sih? Kamu ngerjain apa sih sampe segitunya? Sini coba aku liat. (berusaha merebut laptop) REI Kamu ngapain sih? JESSICA Abis, kamu selalu sibuk sama laptop kamu. Nggak pernah punya waktu buat aku. Kamu sebenarnya sayang nggak sih sama aku. REI Menurut kamu? JESSICA Oh, jadi gitu? Biarin aja… REI ( melepaskan pandangannya dari laptop dan menatap Jessica ) Maaf ya, nanti aku pasti luangin waktu aku buat kamu, tapi nggak sekarang. ( menepuk kepala Jessica ) JESSICA Kapan? ( manja ) REI Yang jelas nggak sekarang. JESSICA Kamu janji dulu sama aku… REI Janji apa? JESSICA Ya, janji. Kalo kita bakal jalan dan nonton minggu ini. REI Aku bilang kan jangan minggu ini. JESSICA Minggu depan kalo gitu? Gimana? Janji dulu… REI … JESSICA Kamu lagi nggak mood buat nonton ya? REI Errr… begitulah… ( bunyi klakson mobil ) JESSICA Itu taksi aku. Aku pulang dulu ya… REI Hmmm… JESSICA ( berdiri diam sambil merentangkan tangan ) REI Apa? JESSICA … peluk. REI … JESSICA Yaudah, aku pulang dulu… REI Jess! ( menghampiri Jessica ) Kamu hati-hati di jalan ( menepuk kepala Jessica lembut). Jessica tersenyum. Dia lalu meninggalkan ruangan itu dengan ceria. Rei kembali ke hadapan laptopnya. Jari-jarinya menekan tombol-tombol di keyboard dan mengetik sesuatu dengan cepat. FADE OUT SCENE 16 INT – Ruang Kerja Darian - SORE Hari biasa di ruangan Darian yang biasa. Di pojok ruangan ada Jill yang sedang melamun sendirian. Dia masih memikirkan pertengkarannya dengan Darian beberapa hari yang lalu. Jill duduk sambil memeluk kaki sampai akhirnya dia dikagetkan dengan bunyi handphone nya. JILL Halo. JESSICA Halo, Jill! JILL Oh, elo, Jess. Kenapa? JESSICA Waktunya kurang tepat ya? JILL Enggak, biasa aja ah. Kenapa nelpon? JESSICA Enggak. Gue dapet voucher nonton nih dari temen kerja gue. Dapet dua sih, satu tiket buat dua orang. Karena gue pikir sayang kalo nggak dipake, jadi gue kepikiran buat ngajak elo deh. JILL Gimana ya, Jess. Gue nggak enak kalo dateng sendiri. JESSICA Loh kok sendiri, ajak temen lo itu dong. Si siapa itu namanya? JILL Darian maksud lo? JESSICA Iya, Darian. Ajak aja dia sekalian. JILL Nggak tau deh, Jess. Gue lagi ribut sama dia. JESSICA Ya bagus, jadi bisa sekalian baikan deh. Gamau tau, pokonya harus dateng. Nanti gue kabarin lagi kapan dan dimana. Bye! Jessica menutup telepon nya begitu saja. Tak lama kemudian, Darian masuk ke ruangan.
JILL Eh, kebetulan banget, gue mau… DARIAN Akhirnya ketemu juga, Jill! JILL Itu, sebenernya… DARIAN Coba lo liatin foto-foto ini deh ( mengeluarkan foto dari tas ). Lo coba peratiin foto-foto ini deh. Lo ngerasa ada yang aneh nggak sih? Coba liat… JILL Kapan-kapan kita nonton bareng yuk! Keduanya terdiam. Darian menatap Jill yang tertunduk malu. JILL Tapi kalo lo nggak mau juga nggak papa sih… DARIAN Nggak. Gue mau kok. Besok lusa kita jalan ya… JILL Eh, serius? Kalo gitu gue bilangin Jess dulu ya. Jill meninggalkan ruangan itu. Darian cuma tersenyum tipis, lalu membereskan foto-foto yang tadi dikeluarkannya. CUT TO
SCENE 18 INT – Kamar Rei - Malam REI Apaan? JESSICA Iya. Aku uda ngajak Jill dan dia setuju kalo kita bakal double date besok lusa! Kamu harus dateng pokonya! Kamu harus dateng pokoknya! Kamu kan udah janji! REI Jangan lusa deh. JESSICA Eh!? Masa diganti sih, aku nggak enak bilanginnya. Kalo mau kamu bilang aja sendiri. REI What the… JESSICA Besok lusa aku tungguin bioskop yang deket tempat kerja aku. Jam 4, nggak pake telat, nggak pake lama, nggak pake teh… REI Nggak pake teh? JESSICA Pokonya harus dateng! Jessica menutup teleponnya begitu saja. Rei cuma geleng-geleng kepala, lalu meneruskan pekerjaannya di laptopnya. FADE OUT
SCENE 18 EXT – Kantin Sekolah - Siang Suasana kantin sekolah yang agak sepi karena jam istirahat yang hampir berakhir. Salah satu meja di sudut kantin masih berisi beberapa siswi yang mengobrol dengan ramainya. Tapi terkadang berbisik seperti sedang membicarakan kejelekan orang lain. Obrolan mereka terhenti sejenak ketika pesanan mereka diantarkan. PELAYAN Permisi mbak. ( meletakkan beberapa mangkok dan gelas ) TASYA Eh, mas-nya… Baru ya mas disini? PELAYAN Iya mbak, baru hari ini. BELLA Jangan manggil mbak ah, kita kan masih SMA. MARSHA Iya nih si mas, panggilnya jangan mbak dong. Kenalin nama aku Marsha. ( mengulurkan tangan ) TASYA Marsha apaan sih, orang gue duluan juga. Nama aku Tasya mas… MARSHA Biarin dong ah… BELLA Rusuh aja nih Marsanah! Nyerobot aja… MARSHA Apaan sih Bel, pake manggil-manggil nama asli gitu!? PELAYAN Anu, saya permisi dulu ya, mbak Bella, mbak Tasya, mbak Marsha, mbak yang satu lagi… BELLA Itu namanya Disa. Dis, ngomong dong ah, nggak asik nih… DISA Eh, iya… Aku… ( malu-malu ) TASYA Ah, lama lo, keburu pergi cowoknya. By the way, kalian liat berita kemaren sore nggak di tivi? BELLA+MARSHA Berita apaan Tas? TASYA Itu loh, guru yang mati kesetrum itu. Mati juga tuh guru anjing. BELLA Itu serius, Tas. Lo yakin pak Viktor yang ada di tivi? Kok sekolah belom ngumumin apa-apa sih? MARSHA Lo oon banget deh, nggak mungkin lah diumumin. Gila kali lo? TASYA Berarti situs itu beneran ya? BELLA Hush, jangan ngomongin itu disini. DISA A-anu… MARSHA Tapi emang bener kali, Bell. Itu situs bener-bener ngabulin permintaan kita tauk. Padahal gue pikir boongan. DISA Eh, temen-temen… TASYA Iya tau Bell, kalo dipikir-pikir mana mugkin situs kayak gitu beneran. Masa kita masukin nama orang sama no.telpon, tau-tau orang itu mati. Udah kayak cerita komik aja. DISA A-anu, temen-temen… BELLA Ini orang apaan sih, kalo mau ngomong ya ngomong aja knapa sih? Ribet banget deh ah… DISA Abis kalian seru banget sih. Itu, kalo menurut aku, apa nggak seharusnya kita kasian sama pak Viktor? Kalo dipikir-pikir lagi, kita dosa tau, ngelakuin kea gini. MARSHA Lo serius ngomong kayak gitu? Lo kan yang paling sering dilecehin sama tuh guru. Kalo kita-kita nggak bantuin lo buat lapor ke kepala sekolah, tuh guru sampe sekarang pasti masih suka megang-megang pantat lo kalo di kelas. TASYA Udah, udah… nggak usah dibahas lagi. Yang penting tuh guru udah mati. Kehidupan SMA kita bakal lebih tenang tanpa satu guru mesum di sekitar kita. MARSHA Yaudah, kita makan aja dulu. Uda bel masuk tuh… Dingin deh nih bakso gue. ( mengaduk-ngaduk mangkok ) BELLA Halah, abis ini kan pelajarana bahasa Indonesia, santai aja. Gurunya uda tua ini, gak bakal marah-marah juga dia.
Mereka mulai menyantap makanannya masing-masing. Tapi raut wajah Bella dan Marsha langsung berubah seketika. Mereka memandang satu sama lain.
BELLA Ih… kok bakso gue rasanya kayak gini sih? MARSHA Sama, punya gue juga. TASYA Lebai lo ah… punya gue biasa aja tuh… DISA A-anu, batagor gw juga kayak nya agak beda sih tadi. TASYA Apaan sih ikut-ikutan aja lo ah, lebai lo semua ( menarik gelas dan meminum jus ). Anjrit! Apaan nih? Kok jus gue kayak gini rasanya deh. BELLA Tuh kaaan, elo tuh yang lebai! Gak percaya sih dibilangin… Uhuk! MARSHA Kualat lo ngatain orang, uhuk! Uhuk! Kenapa gue jadi batuk sih? TASYA Kualat kali lo… Ahahahaha… Uhuk! Sial! Satu persatu dari mereka mulai terbatuk-batuk, perlahan, lama kelamaan semakin parah. Marsha terbatuk parah hingga mengeluarkan darah. Yang lainnya saling beradu pandang. Lalu satu persatu mulai batuk darah dan gemetar hebat. Mereka terjatuh dilantai sambil menggelepar kesakitan. Beberapa murid lain yang melihat kejadian itu mulai berteriak panik. Handphone Tasya bergetar perlahan, sebuah pesan baru masuk. FADE OUT
SCENE 19 INT – Mall - SORE Suasana mall yang tidak terlalu ramai pengunjung karena masih hari kerja. Hanya terlihat beberapa orang yang lalu lalang di depan lobby. Tak jauh dari sana, Jill dan Jessica duduk bersebelahan sambil mengobrol. JILL … gitu ceritanya, Jess. JESSICA Jadi, sampe sekarang lo belom ngomong ke Darian? Tapi ngomong-ngomong, kok mereka berdua lama ya? Masa dua-duanya telat sih? JILL Kalo Darian sih palingan sibuk sama hobi barunya, ngumpulin foto mayat. Kesel gue jadinya. JESSICA Sabar aja deh, namanya juga kerjaan. Tak lama, Darian muncul dari kejauhan, menghampiri mereka dengan langkah malas. Kantung matanya menghitam karena kurang istirahat. DARIAN Sori telat. Cowok lo mana? JESSICA Tauk nih, telat banget deh. Tapi emang biasanya gitu sih… Selang beberapa detik, Rei muncul dari arah berlawanan. Jessica mendekat menghampirinya. REI Sori lama. JESSICA Kenapa telat sih? Kan tadi malem aku udah bilangin supaya jangan telat. Aku kan nggak enak sama mereka. REI Kenapa kamu bikin acaranya mendadak? JESSICA Kan kamu udah janji mau jalan. Lebih bagus lagi, hari ini kita mau double date sama Jill sama Darian, yah, walaupun mereka belum jadian sih. REI Itu malah lebih menyebalkan lagi. JESSICA Nyebelin apanya sih? Kan makin rame makin bagus. REI Aku lebih suka kita cuma berdua. Jessica tersipu. Ia lalu menggandeng tangan Rei dan menariknya menuju Jill dan Darian yang sedang mengobrol. FADE OUT
SCENE 20 INT – Toilet - MALAM Toilet bioskop terlihat sepi karena sebagian besar penonton sudah meninggalkan gedung bioskop. Darian dan Rei baru saja selesai mencuci tangan mereka. Rei kemudian berusaha mengeluarkan sapu tangannya, tapi dia mengurungkan niatnya dan memasukkannya kembali ke saku celananya. FADE TO
SCENE 21 INT – Kamar Rei - MALAM Jessica dan Rei ada di rumah Rei. Masih membicarakan tentang film yang mereka tonton barusan. Mereka berjalan menuju balkon. REI Kesinilah… JESSICA Iya. Eh terus tadi kan, nggak masuk akal banget sih tadi filmnya. Masa bunuh nya gampang banget ya? REI Hmmm… Iya. Seharusnya emang nggak semudah itu sih. JESSICA Tapi sebenernya ceritanya kalo aku bilang sih, nggak bagus-bagus banget. Cuma mau pamer efek doang sih kayaknya. REI Tapi menurut aku udah bagus kok. Walaupun alur ceritanya nggak terlalu kuat, tapi paling nggak, nggak melenceng kemana-mana. JESSICA Iya! ( menatap Rei ) REI Kenapa kamu ngeliatin nya gitu? JESSICA Enggak. Cuma agak beda aja ngeliat kamu hari ini? REI Beda apa? JESSICA Mood kamu lagi bagus ya hari ini? REI Apaan sih… ( Rei terlihat tersipu ) JESSICA Ih, manis banget sih kamu~ ( memeluk Rei dari belakang ) REI Apaan sih, berat ah… JESSICA Malu-malu gitu kamu ah~ Rei terdiam sejenak. Ia lalu membalikkan badan. JESSICA Eh? Apa? Kenapa? REI ( memeluk Jessica ) Mood aku emang agak bagus hari ini. Makasih kamu udah begitu perhatian sama aku. Mereka berdua diam sejenak. Suasana malam diluar gelap dan tak berbintang. Cahaya bulan yang keperakan menimpa kulit Jessica. Bayangan malam menutup ekspresi wajah Rei yang tersenyum penuh arti. FADE TO SCENE 21 ( Establish gambar-gambar pembunuhan diselingi pertengkaran Darian-Jill )
DARIAN menemukan fakta waktu kematian 4 orang siswi yang tewas keracunan adalah siang hari pada hari dimana mereka kencan. Request untuk PELACUR6A karena merebut pacar orang lain. PELACUR6A terbangun dengan mulut terjait dan panik, tewas karena terpeleset dan membentur paku beton. WANITA6B yang mengajukan request atas PELACUR6A tewas karena sebatang pipa menusuk lehernya. Darah megalir dari lehernya bagai air yang mengalir dari pipa pembuangan. Request untuk GAY5A karena menggangu kehidupan seorang pria yang dulunya gay. Tergantung di tengah ruangan dengan isi perut yang terburai keluar. PRIA5B yang mengajukan request atas GAY5A tewas karena terjatuh dari balkon apartemennya setelah menerima SMS aneh. FADE TO
SCENE 22 INT – Ruang Kerja Darian – SIANG Siang hari begitu terik sama seperti ruang kerja Darian yang suasananya begitu panas. Sepanjang hari ini mood Darian benar-benar buruk sekali. DARIAN Sial!! ( dia menggebrak meja ) JILL Apaan sih marah-marah? Gak jelas deh… DARIAN Nggak jelas apanya? Jelas-jelas pembunuh gila itu lagi berkeliaran diluar sana. Sekarang totalnya udah tujuh orang mati! Mau sampe kapan dia bakal terus membunuh, nggak ada yang tau. JILL Trus apa hubungannya sama kita? Kita tuh polisi bukan, detektif juga bukan. DARIAN Walaupun nggak ada hubungannya, gue nggak peduli. Gue harus bias ngungkap kasus ini secepatnya. ( Darian mengeluarkan foto-foto dan laptop dari tasnya ) JILL Oh, plis deh… Jangan gituan deh. DARIAN Lo liat dulu ini. Waktu itu gue mau tunjukin ke elo. Nih, lo perhatiin tiap korbannya. Walaupun nggak ada kesamaan dari modus ataupun cara membunuh, tapi ada persamaan diantara semua korbannya ( Jill memalingkan wajah ngeri ). Lo liat dulu sini. Nih lo perhatiin deh tanda ini. Tanda ini ada di setiap korbannya. JILL Iya, trus kenapa? Tetep aja pelakunya nggak ketauan kan? DARIAN ( membuka laptopnya ) Lo liat situs ini. Jill memperhatikan isi situs tersebut dan kaget. Tapi matanya mengernyit seakan tidak percaya. Jill memalingkan wajahnya. DARIAN Lo liat kan? Situs ini menyediakan jasa untuk membunuh orang tanpa bayaran. Gue nggak tau apa tujuan situs ini sebenernya, yang jelas korbannya bener-bener mati dalam 24jam! JILL Darimana lo tau korbannya bener-bener mati? DARIAN Lo liat dong! Ada dokumentasinya disini! Foto-foto yang diambil hampir sama sama punya gue, tapi yang disini kayaknya diambil persis setelah korban tewas. Gila banget kan? JILL Gue nggak tau, mana yang lebih gila; pembunuh yang mendokumentasikan pekerjaannya atau jurnalis yang terobsesi dengan foto korban pembunuhan. DARIAN Maksud lo apa ngomong gitu!? JILL Ngomongnya biasa aja dong lo! DARIAN Elo yang biasa aja! Kayak anak kecil aja… JILL Siapa yang kayak anak kecil maksud lo!? Mereka terus bertengkar seperti anak kecil sementara seseorang diluar sana sedang tertawa senang. CUT TO
SCENE 23 INT – Kafe - Sore Jessica dan Jill duduk berhadapan disebuah kursi. Jill tertunduk lesu sambil bercerita tentang Darian yang terlalu terobsesi dengan kasus pembunuhan itu. Jessica cuma geleng-geleng kepala mendengarnya. JESSICA Jadi lo malah curiga sama Darian yah? JILL Ya curiga sih enggak, tapi gue jadi kepikiran aja. JESSICA Nggak papa Jill, wajar kali kalo lo curiga sama dia. Di film-film juga gitu kan? Film yang kemaren kita tonton, inget nggak? Itu kan ternyata pembunuh sebenernya orang yang deket sama jagoannya. Makanya dia nggak curiga. JILL Tapi kan itu film, Jill. Beda kali. JESSICA Film itu kan kadang diambil dari kejadian nyata tau… JILL Kalaupun ternyata bener Darian pembunuhnya, gue sih bodo amat. JESSICA Jangan gitu loh, Jill. Bisa-bisa elo yang jadi korban berikutnya. Harusnya mulai sekarang lo perhatiin gerak-geriknya, jangan sampe lo lengah. ( ekspresi wajah Jessica terlihat sangat serius, Jill mulai merasa gusar ) JILL Ja-jadi gitu ya? Iya sih, cowok emang nggak bisa dipercaya… Jessica cuma diam dan mengangguk mantap. Sorot matanya begitu tajam. Dia terus menatap Jill, lalu tiba-tiba memukul bahu Jill. JESSICA Santai aja kali! Serius banget sih nanggepinnya, gue kan cuma becanda tau. Sampe segitunya sih. Ahahahaha… JILL E-eh? Gitu ya? Gue kirain lo serius. Abis muka lo sih… JESSICA Ya nggaklah, nggak mungkin kayak gitu kan? Udah, nggak usah dipikirin… Jill mengangguk tenang tapi dalam hatinya masih terpikir kata-kata Jessica barusan. JILL Kayaknya gue harus ambil cuti deh. JESSICA Ide bagus. FADE OUT
SCENE 25 INT – Kamar - Malam Seseorang mengetik di sebuah laptop. Tampilan di layarnya menunjukkan kalau dia sedang mengirimkan pesannya ke situs Request. Dengan cepat dia mengetikkan pesannya. TARGET: Satria ALASAN: Mntg” bdn nya gede n atlit Tae Kwon Do, dia sll brtingkh seenaknya. make nama dan klbihnnya buat nyiksa yg lmah. org kyk gtu hrus mati! Gw akn nglakuin apa aja asal dia mati!!
Orang itu terseyum puas karena keinginannya sejak lama bisa terpenuhi. Dia menutup laptopnya.
CUT TO
SCENE 26 INT – Kamar - Malam R mengetik di laptopnya. Entah kenapa untuk kali ini senyum menghilang dari wajahnya. Request yang masuk ke situsnya berkurang drastis. R Apa mungkin mereka sadar kalau mereka harus membayar untuk permintaan mereka? Tapi tiba-tiba masuk sebuah pesan. Korban berikutnya. R tersenyum licik. Ia menutup laptopnya. FADE TO
SCENE 27 INT – Ruang Kerja Darian - Pagi Jill masuk ke ruang kerja dengan malas-malasan. Pertengkaran mereka kemarin pasti akan berdampak buruk bagi suasana di ruang kerja. JILL Pagi Darian… DARIAN Pagi, Jill. Tumben lo dateng siang. JILL E-eh? Iya… Jill kaget dengan reaksi Darian yang biasa saja. Hari itu berjalan dengan normal. Jill sudah tak lagi memikirkan pertengkaran mereka kemarin. Tapi sesuatu masih mengganjal dihatinya. FADE OUT
SCENE 28 EXT – Sebuah gang sempit - Siang Satria berjalan melalui gang kecil menuju rumah kostnya. Langkahnya begitu tegap dan terkesan menyombong. Matanya memandang lurus ke depan. Tapi sesekali dia melihat ke belakang, merasa kalau sesorang mengikutinya. Ia terus berjalan tanpa menoleh kebelakang lagi samapi tiba-tiba sebuah benda keras menghantam kepalanya. Ia jatuh terhuyung, pingsan. FADE OUT
Satria membuka matanya dan mendapati diri sedang diikat. Secepatnya dia berusaha melepaskan diri dan memukul lawannya. SATRIA Anjing! Siapa lo!? R Cih… harusnya gue mukul lebih keras… ( FIGHTING SCENE ) Satria bergerak terhuyung. Dia mengeluarkan handphone-nya dan menekan-nekan tombol untuk menghubungi seseorang. Dia mengumpat karena jaringannya tidak mampu mendukung fitur video call. Dia mencoba lagi. Gagal. Dengan putus asa, dia mengetik pesan singkat dengan terburu-buru. Belum selesai ia menulis satu kalimat, sebatang pipa besi menembus tenggorokkannya. Dengan sisa nyawanya, dia mengirimkan pesan singkat yang tak selesai ditulisnya. To: DARIAN_SMA Msg: RQUEST=Reg tjmw1 R membalikkan badan dan berjalan terhuyung. Ia melepas sarung tangannya dan memasukkannya ke saku celana, tapi dia mengurungkan niatnya dan membuang sarung tangan itu di pinggir jalan. Ia menarik nafas lalu berlari meninggalkan tempat itu. CUT TO
SCENE 29 INT – Ruang kerja Darian - Siang Darian menekan-nekan tombol di handphonenya. Memeriksa sebuah pesan baru yang masuk. Raut wajahnya sedikit cerah. Tapi setelah membaca pesan itu, raut wajahnya kembali berubah masam. Dia menyernyitkan dahi. Darian menundukkan wajahnya dengan sedih. DARIAN Damn… Belum sempat dia meletakkan handphonenya, sebuah pesan baru masuk. Dari sebuah nomor yang tidak dikenal. Darian kaget. Raut wajahnya berubah marah. From: Unknown Number Msg: PERMINTAAN ANDA TELAH TERPENUHI. SAATNYA ANDA MEMBAYAR. DARIAN Jadi ini cara kerjanya… Oke, lo jual gue beli. Darian meletakkan handphonenya. Ia lalu membuka laptopnya dan mulai mengetikkan sesuatu disana. FADE TO
SCENE 30 INT – Kamar Rei - Sore Jessica memasuki kamar Rei tanpa mengetuk pintu dahulu. Diatas tempat tidur, Rei berbaring membelakangi pintu. Jessica berjalan mendekat. Rei masih diam tak bergerak. JESSICA Rei… REI Hmmm… JESSICA Kamu tidur ya? REI Nggak… JESSICA Oh, baguslah. Aku bawain kue buat kamu. Tadi pulang kerja aku mampir dulu beli di toko sebelah tempat kerja aku. REI Hmmm… JESSICA Lagi nggak mau makan kue ya? Ini kesukaan kamu loh… REI Makan aja sendiri. JESSICA Kamu sakit ya? Kok suaranya kayak gitu? REI I’m alrite, just leave me alone… JESSICA Coba aku liat sini sebentar. ( Jessica mendekat dan membalikkan badan Rei ) JESSICA Rei! Kamu kenapa? Kok muka kamu memar-memar gini? REI ****. Jangan disitu, sakit. JESSICA Tangan kamu juga kenapa gini? Kamu abis kecelakaan ya? Kok nggak bilang-bilang aku? Coba sini aku liat dulu. Akhirnya Jessica membantu Rei merawat luka-lukanya. Rei Cuma diam saja sambil sesekali mengumpat dalam hati karena kesakitan. CUT TO
SCENE 31 INT – Kamar Jill – Sore Jill sedang duduk termenung di dekat jendela kamarnya. Entah apa yang dipikirkannya. Lalu tiba-tiba handphonenya berbunyi. JILL Halo? DARIAN Lagi apa, Jill? JILL Eh, gue? Nggak-nggak lagi ngapai-ngapain. Kenapa? DARIAN Eh… Nggak, gue cuma mau tau kabar lo. JILL Apaan sih, orang kemaren juga baru ketemu kok… DARIAN Eh? Iya ya. Aduh, kenapa gue jadi salting ya? JILL Lo mau ngomong apaan sih sebenernya? DARIAN Nggak. Cuma… ( menghela nafas ). Lo bisa dateng ke kantor nggak hari ini, maksud gue, malem ini. Bisa kan? JILL Eh, mau ngapain? Hari ini kan gue ambil cuti. Masa harus begadang bantuin lo kerja juga sih? DARIAN Bukan. Ini bukan urusan kerjaan kok. JILL Trus apaan dong. Nggak jelas deh… DARIAN Ya pokoknya lo dateng aja deh, plis… JILL Oh, yaudah… Setelah Jill memastikan kedatangannya, Darian menutup telepon. Jill termenung kembali memikirkan kira-kira apa yang dipikirkan Darian. Sementara Darian menarik nafas lega, seperti baru saja melepas beban berat. FADE TO
SCENE 32 INT – Ruang Kerja Darian – Malam Jill menaiki tangga menuju ruang kerja Darian. Darian menunggu di anak tangga paling atas. Darian tersenyum lembut. Ia menuruni anak tangga mendekati Jill. JILL Sebenernya ada apa sih? Penasaran deh gue… DARIAN Entar juga lo tau. Kalo dikasih tau sekarang, jadi nggak seru. JILL Apaan sih, kasih tau nggak! DARIAN Ntar juga lo tau. Sekarang lo pake penutup mata ini ya. JILL Buat apaan? Nggak mau! DARIAN Ayo dong, ntar jadi nggak seru nih. Bukan surprise namanya kalo matanya nggak ditutup. Pake ya… JILL ( berpikir sejenak ) Awas kalo macem-macem lo! Darian tersenyum, lalu memakaikan penutup mata pada Jill. Jantung Jill berdegup cepat, entah karena over excited atau karena sebab yang lain yang belum ia ketahui. Darian lalu menuntunnya perlahan menaiki beberapa anak tangga yang tersisa. Perlahan, mereka berjalan beberapa langkah ke ruang kerja Darian. Jill berjalan sambil bergumam dalam hati, mengingat-ingat tata ruang kamar itu. “Disebelah sini harusnya, ada meja”, pikirnya dalam hati. Lalu Darian memberi aba-aba untuk berhenti, tepat disebelah meja kerja Jill. DARIAN Tunggu disini ya… ( setengah berbisik ) JILL Mau ngapain lo? Darian terdengar bergerak beberapa langkah menjauh. Mengambil sesuatu lalu kembali mendekat. Nafasnya yang hangat berhembus ke leher Jill, Jill bergidik. DARIAN Harusnya ini yang gue lakuin dari dulu… Suara Darian yang setengah berbisik membuat Jill bingung. Tangan Darian bergerak di depan wajah Jill. Sebuah benda tipis dan dingin menyentuh leher Jill. Tiba-tiba sesuatu merasuki otaknya. Ingatan-ingatan yang beberapa hari lalu ia alamai mulai terbayang di otaknya. SCENE3 – DARIAN: Gue cuma penasaran aja sama beberapa kejadian belakangan ini! SCENE13 – JILL: Oke, untuk kesekian kalinya, gue bilangin ya, lo terlalu terobsesi sama pembunuh gila ini. SCENE14 – JILL: … sekarang lo malah keliatan kayak tersangka yang nyembunyiin barang bukti hasil kejahatan. SCENE19 – DARIAN: Sori telat. Cowok lo mana? SCENE22 – DARIAN: Foto-foto yang diambil hampir sama sama punya gue… SCENE22 – JILL: Gue nggak tau, mana yang lebih gila; pembunuh yang mendokumentasikan pekerjaannya atau jurnalis yang terobsesi dengan foto korban pembunuhan. SCENE23 – JESSICA: Jadi lo malah curiga sama Darian yah? SCENE23 – JESSICA: Film yang kemaren kita tonton, inget nggak? Itu kan ternyata pembunuh sebenernya orang yang deket sama jagoannya. SCENE23 – JESSICA: Jangan gitu loh, Jill. Bisa-bisa elo yang jadi korban berikutnya. Harusnya mulai sekarang lo perhatiin gerak-geriknya, jangan sampe lo lengah. SCENE31 – DARIAN: Lo bisa dateng ke kantor nggak hari ini, maksud gue, malem ini. SCENE32 – DARIAN: Harusnya ini yang gue lakuin dari dulu… Jantung Jill berdegup kencang, dia panik. Seutas kawat yang dipegang Darian menempel di lehernya. Dengan panik tangannya meraba-raba meja kerja disebelahnya. “Harusnya ada disekitar sini!”, pikirnya panik. Akhirnya tangannya menemukan apa yang ia cari, sebuah tusuk rambut dari logam. Tanpa piker panjang, Jill menggerakkan tubuhnya untuk menjauh dari Darian lalu sekuat tenaga menusukkan tusuk rambut itu. Terdengar suara mengerang kesakitan dari Darian, diikutin suara tubuhnya yang jatuh. Jill membuka penutup matanya dan mengerjap-ngerjapkan mata. Sesuatu meluncur turun dari lehernya. Sebuah kalung perak. Jill tersentak, terhuyung mundur, menyadari kalau dia telah melakukan kesalahan besar. Dihadapannya, tak jauh dari tempat Jill berdiri, Darian tergeletak lunglai. Tubuhnya gemetar hebat, darah mengalir deras dari lubang dilehernya. Lubang akibat tusukan benda logam yang beberapa detik lalu dipegang oleh Jill. Tubuh Jill gemetar ketakutan. Air mata menetes di kedua pipinya. JILL Da-darian… DARIAN ( terbatuk, berusaha mengucapkan sesuatu ) JILL Maafin gue-gue… Oh, god… Gue nggak sengaja-gue nggak tau! G-gue pikir lo… Maafin gue Darian… ( merangkul tubuh Darian ) DARIAN N-nggak papa… Ini salah gue kok… JILL Maafin gue… Gue pikir… DARIAN Gue, obsesif… jadi… dicurigain… JILL Udah… jangan ngomong lagi… plis… DARIAN Lo… tahu… pembunuhnya… JILL Plis, jangan ngomong lagi! Gue mohon… Darian kembali terbatuk. Sepertinya dia sudah benar-benar tak sanggup bicara. Dengan sisa-sisa tenaganya, dia menuliskan sesuatu di lantai dengan darah. Jill memperhatikan dengan serius dan sangat kaget melihat nama yang ditulis Darian. Darian menarik nafas berat, lalu menghembuskan nafas terakhirnya. Tangisan Jill yang memilukan memecah keheningan malam. FADE OUT SCENE 33 INT – Kamar Jess – Malam JESSICA Halo? JILL Jess, ini gue, Jill. JESSICA Oh, elo. Kenapa, Jill? Tumben malem-malem nelpon… JILL Ada sesuatu yang harus gue omongin sama lo. JESSICA Ngomong aja, Jill. Gue siap dengerin curhat lo kok. JILL Bisa kita ketemu sekarang? JESSICA Eh? Sekarang? Udah malem loh… JILL Plis… JESSICA Oh, yaudah, bentar deh. Gue telpon Rei dulu trus siap-siap. JILL Jangan ajak Rei! Plis… JESSICA Oh… yaudah, sebentar. Jill lalu menutup telepon. Tanpa curiga, Jessica mulai bersiap-siap untuk pergi menemui Jill. Jam menunjukkan pukul 11 malam. CUT TO
SCENE 34 EXT – Taman – Malam Jessica melihat kiri-kanan mencari Jill. Ternyata Jill berdiri disebelah tiang lampu jalanan. Suasana disekitar begitu gelap, aneh kalau tidak menemukannya dibawah lampu jalan yang begitu terang. Jessica berjalan menghampiri Jill yang terlihat seperti tidak menyadari kehadirannya. JESSICA Hai, Jill! ( berusaha mengagetkan ) JILL … ( cuma menatap Jessica hampa ) JESSICA Lo kenapa, Jill? JILL ( menghela nafas berat ) cowok lo… JESSICA Oh iya, Rei ya. Iya, gw penasaran kenapa tadi lo nggak ngebolehin gue ngajak Rei. Sebenernya sih gue nggak enak pergi nggak bilang-bilang sama Rei, tapi ya gimana ya, soalnya… JILL Cowok lo itu pembunuh… JESSICA …eh? Barusan lo ngomong apa? Sori gw nggak denger. JILL Gue bilang, cowok lo itu pembunuh! JESSICA Jill apaan sih, nakuti-nakutin aja. Masa malem-malem begini becanda gitu sih? Nggak lucu ah… JILL Gue nggak bercanda! Cowok lo itu pembunuh! Semua orang-orang yang mati terbunuh bulan ini, itu semua karena dia! Dia itu pembunuh, Jess! Dia juga yang bikin Darian mati!! JESSICA Jill, plis deh. Lo jangan ngomong yang nggak-nggak. Apalagi sampe nuduh-nuduh orang sembarangan. JILL Gue nggak nuduh sembarangan, gue punya bukti! Jill lalu terus berbicara untuk meyakinkan Jessica. Bulan bersinar cerah dibalik langit malam yang gelap. FADE OUT
SCENE 35 INT – Kamar Rei – Pagi Langit yang kelabu dan matahari yang tertutup awan. Pohon-pohon dan dedaunan terbang ditiup angin yang lembab dan permukaan tanah becek sehabis hujan. Di dalam kamarnya, Rei membuka laptopnya dan mengakses situs Request. REI Damn! Udah berapa hari situs ini nggak bisa diakses, ternyata akhirnya diblokir juga. Sial. Rei menutup laptopnya. Pintu kamarnya diketuk dari luar. Rei tidak menggubrisnya, “paling-paling Jessica”, pikirnya. Rei menjawab dengan tetap membelakangi pintu. REI Masuk. JESSICA Iyah… Jessica memasuki ruangan itu tanpa suara, ia menutup pintunya dengan sangat perlahan lalu berjalan mendekat ke Rei. Rei menarik selimutnya lebih tinggi hingga menutupi badannya sampai sebahu. Jessica duduk di sisi tempat tidur Rei dan menarik selimutnya. REI Apaan sih, dingin tau… Belum sempat Rei menyelesaikan kalimatnya, sebilah pisau yang dingin menusuk menembus jantungnya dari belakang. Dengan lemah ia membalikkan badannya. Disana, Jessica berdiri kaku, tangannya berlumuran darah. Dengan sisa nyawanya, Rei berkata. REI Jess… Kamu? Kenapa? JESSICA Cuma menjalankan tugas kok… REI K-kenapa? JESSICA Jelas aja karena ada yang kirim request kan? Dari Jill, lho… Rei tersentak kaget, ia terbatuk. Detik-detik terakhir hidupnya ia memikirkan semua hal yang bisa membuat Jill curiga padanya. Tatapan matanya waktu melihat foto-doto Darianscene3, kancing kemeja yang tertinggal di TKPscene14, sapu tangan berlumuran darah yang dia buang sembaranganscene20. Rei mengumpat dalam hati. JESSICA Tapi, Jill juga udah mati sih… Flashback malam terakhir pertemuan Jill dan Jessica: Jill terus meyakinkan Jessica tentang kebenaran yang baru ditemukannya. Kedua tangannya memegang bahu Jill dan mengguncang-guncangkannya, berharap agar dia percaya. JILL Lo harus percaya gue! JESSICA Sekalipun itu bener juga, gue nggak peduli tuh. JILL Ma-maksud lo? Jessica memegang bahu Jill, mencengkramnya erat. Ia lalu tersenyum manis. Kemudian mendorongnya ke badan jalan dimana sebuah truk besar sedang melaju kencang. FLASH
JESSICA Oh, iya lupa. Harusnya begini ya… Jessica mengeluarkan handphone dari sakunya lalu mulai menekan-nekan tombolnya untuk menuliskan sebuah pesan. Tak berapa lama, handphone Rei berdengang di atas meja. Sebuah pesan singkat baru masuk ke handphonenya. From: Unknown Number Msg: PERMINTAAN SUDAH DITERIMA. ANDA AKAN MATI DALAM 24JAM. JESSICA Sampe ketemu di neraka, sayang… Dengan langkah riang, Jess meninggalkan ruangan itu. Ekpresi kaget Rei belum hilang dari wajahnya. Tubuhnya terbujur kaku di tengah ruangan yang mulai digenangi darah.
THE END? ALTERNATE ENDING SCENE 35 INT – Kamar Rei – Pagi Langit biru yang indah dan matahari yang bersinar terik membuat Jakarta semakin panas. Pohon-pohon kekeringan dan permukaan tanah retak karena panasnya. Di dalam kamarnya, Rei membuka laptopnya dan mengakses situs Request. REI Damn! Udah berapa hari situs ini nggak bisa diakses, ternyata akhirnya diblokir juga. Sial. Rei menutup laptopnya. Pintu kamarnya diketuk dari luar. Rei bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan kearah pintu. JESSICA Hei sayang… ( Jessica berusaha memeluk Rei ) REI Ngapain kamu kesini? JESSICA Ada yang mau aku omongin sama kamu. REI Soal apa? ( mereka berjalan masuk ) JESSICA Pertama soal Darian. Dia meninggal di kantornya seminggu lalu. Katanya sih kecelakaan kerja gitu, aku juga nggak tau pastinya sih… REI Kamu nggak nanya ke pacarnya? JESSICA Pacarnya? Oh, si Jill ya? Nggak, abis aku nggak enak. Dia kan masih berduka biar nanti dia tunggu dia sendiri yang cerita ke aku. Tapi itu juga udah terlambat kayaknya… REI Maksud kamu? JESSICA Iya, soalnya besoknya, mayat Jill ditemuin di pinggir jalan deket taman kota, itu loh, yang tempat kita pertama jadian. Di berita sih katanya ketabrak mobil. Aku curiga dia pasti desperate banget, trus bunuh diri. REI Reaksi kamu kenapa biasa aja? JESSICA Eh? REI Kamu nggak sedih? JESSICA Ya sedih dong… ( merangkul Rei manja ). Tapi gimana ya, mereka berdua agak nyebelin sih… REI Nyebelin gimana? JESSICA Iya, masa mereka hampir aja nemuin pembunuhnya. Kan nyebelin, iya nggak sih? REI … JESSICA Iya, mereka hampir nemuin kamu… REI ****! Jadi kamu udah tau ya? JESSICA Ya iyalah, kamu tuh terlalu gampang ditebak kali. Kamu yang selalu ngecek e-mail setiap saatscene11, tatapan mata kamu waktu liat foto-doto Darianscene3, kamu yang telat waktu double datescene19, semua petunjuk yang kamu tinggalin di TKPscene2 scene7 scene8 scene13 scene18 . Oh iya, kancing kemeja kamu yang lepasscene14 sama sapu tangan kamu yang penuh darahscene20 ditemuin sama Darian tuh… REI Damn! Terus, kamu mau apa? Ngelaporin aku ke polisi? JESSICA Ya nggak lah, kamu kan pacar aku. Aku sayang sama kamu. REI Oh ya? JESSICA Iyah! Sini aku peluk… ( berusaha memeluk Rei ) REI … ( memeluk Jessica dengan ragu ) Jessica mengambil sebilah pisau dari atas meja yang ada di dekatnya. Dengan satu tarikan nafas, dia berusaha untuk menikam Rei. Rei menyadarinya, lalu melompat mundur untuk menghindar. REI Maksud kamu apa? JESSICA Aku cuma jalanin tugas doang kok. Jill ngirim request untuk kematian kamu, jadi kamu harus mati. REI Ngaco! JESSICA Justru kamu yang ngaco, kamu lari dari tanggung jawab. Kamu nggak menuhin semua request dari orang-orang diluar sana. REI Gila! Nggak mungkin lah aku bunuh diriku sendiri. JESSICA Kamu yang gila. Terang-terangan bunuh orang. Untung nggak ketauan. Bodoh banget deh. Harusnya kamu buat kematian mereka kayak kecelakaan. REI Kecelakaan? Jangan-jangan…
Flashback malam terakhir pertemuan Jill dan Jessica: Jill terus meyakinkan Jessica tentang kebenaran yang baru ditemukannya. Kedua tangannya memegang bahu Jill dan mengguncang-guncangkannya, berharap agar dia percaya. JILL Lo harus percaya gue! JESSICA Gue akan percaya setelah gue pastiin sendiri. JILL Oke! Kalo gitu lo ikutin rencana gue. FLASH
JESSICA Jill? Ya, berita soal kematiannya itu emang boong. REI ****… JESSICA Oke, cukup basa-basinya… Bye… Jessica menarik keluar pisau dari balik punggungnya dan langsung melemparkannya ke Rei. Pisau itu menancap tepat di dadanya. Rei jatuh tersungkur. JESSICA Oh iya, aku lupa… Jessica mengeluarkan handphone dari sakunya lalu mulai menekan-nekan tombolnya untuk menuliskan sebuah pesan. Tak berapa lama, handphone Rei berdengang di atas meja. Sebuah pesan singkat baru masuk ke handphonenya. From: Unknown Number Msg: PERMINTAAN SUDAH DITERIMA. ANDA AKAN MATI DALAM 24JAM. Dengan langkah riang, Jess meninggalkan ruangan itu. Di depan pintu, Jill sudah menunggunya. Jill hanya menggeleng. JILL Apa gue bilang, cowok emang nggak bisa dipercaya. Jessica hanya mengangkat bahu. Ekpresi kaget Rei belum hilang dari wajahnya. Tubuhnya terbujur kaku di tengah ruangan yang mulai digenangi darah.
THE END?
Terakhir diubah oleh katanashi tanggal 2010-11-13, 20:02, total 2 kali diubah |
| | | 2010-11-13, 19:46 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
Vsio Xutix Xox
Posts : 2377 Thanked : 18 Engine : Multi-Engine User Skill : Advanced Type : Developer
| | | | 2010-11-13, 19:47 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
NachtEinhorn Robot Gedek Galak
Posts : 1274 Thanked : 9 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
| kliatanya menarik.... castingnya kapan nih? mau ikutan, tapi 2 minggu ke depan ada UTS T T kalo ga mepet, nyoba deh tempatnya di mana nih? |
| | | 2010-11-13, 19:50 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
katanashi Newbie
Posts : 35 Thanked : 0 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Artist
| @Vsio: iyalah, ketemu lansung ama aku n tim aku trus bahas scenario dsb syuting na kira" mulai tanggal 25 November @Milan: di daerah bintaro n sekitarnya audisinya sih hari senin ini |
| | | 2010-11-13, 19:52 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
Vsio Xutix Xox
Posts : 2377 Thanked : 18 Engine : Multi-Engine User Skill : Advanced Type : Developer
| | | | 2010-11-13, 19:56 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
NachtEinhorn Robot Gedek Galak
Posts : 1274 Thanked : 9 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
| oke, Senin bisa kliatannya NR kuajak sekalian (skalian nagih CG art ) |
| | | 2010-11-13, 20:04 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
katanashi Newbie
Posts : 35 Thanked : 0 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Artist
| @Vsio tmen kampus kan juga gerjain project film atas nama keegoisan dunia, mereka gamau tuh bantu" lagipula, aku mau ktemu ama anak" RMid @Milan: nnti kalo ketemu, aku inta tlong jgn ngbhas RMid dulu aku lg sumpek mikirin tugas" kuliah sih |
| | | 2010-11-13, 21:20 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
LightNightKnight Topeng Buaya
Posts : 799 Thanked : 6 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Developer
| @milan seenak udelmu udah tahu orang lagi stress ama kerjaan real, masih lu tagih begituan juga @katana *Liat kalendar* waw hari kamis ini syutingnya bakal tiap hari apa ditentuin hari2nya? dan tanggal 30 november sudah mulai kuliah lagi kalo stelah hari H masih ada syuting lgi wa terpaksa tidak bisa ikut (sama sibuknya ) - btw:
@Milan emang kamu bisa syuting?
|
| | | 2010-11-14, 09:05 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
jasprelao Si Om
Posts : 1009 Thanked : 23 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Developer
Awards:
| Panggil Reijubv untuk jadi Rei... eh jangan, lagi dikejar dedlen @Milan: Jangan ajak2 otak ya, lagi dikejar dedlen juga dia wkwkwkwk... ajak om vadis aja, dia cocok jadi pulisi @Katanashi: Cantik juga dirimu Cocok jadi Jessica Siapa ya orang jkt yang member RMID, coba katanashi maen juga ke www.gamedevid.org di sana banyak anak2 jkt yang asik2 n narsis2 siapa tau mau diajakin jadi pemaen film juga. Maaf agag telat kasih taunya Semoga membantu, Thanks... |
| | | 2010-11-14, 09:14 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
mbahnoname Senior
Posts : 670 Thanked : 0 Engine : RMVX Skill : Very Beginner Type : Mapper
Awards:
| eh ni ada persyaratan umurnya gak nih "2 polisi lainnya" kan polisi intel gitu harus bapak2 paling ga umurnya 17-20 an kan ga mungkin ntar bocah bawa pistol2 an |
| | | 2010-11-14, 09:39 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
katanashi Newbie
Posts : 35 Thanked : 0 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Artist
| @Naito wah, kk Naito kalo perannya jadi Rei ato Jess sih, syutingna hmpir tiap hari tapi peran lain, cuma satu hari lah @jasper aku cantik? iya yah? ntar aku coba deh @mbah yah, pokonya yg ngerasa mirip aja lah kan bisa dikira" gitu |
| | | 2010-11-14, 10:04 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
katanashi Newbie
Posts : 35 Thanked : 0 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Artist
| lupa bilan, Film na ini film low budget dana yang tersedia cuma 11,8jt dan itu cuma buat sewa kamera n peralatan gak ada budgeting buat bayar talent jadi, talent yg ikut dalam film ini cuma dapet jatah makan 3x (kalo syutingnya full seharian), kaos cantik sama ucapan terima kasih n senyum dari aku |
| | | 2010-11-14, 10:16 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
Vsio Xutix Xox
Posts : 2377 Thanked : 18 Engine : Multi-Engine User Skill : Advanced Type : Developer
| | | | 2010-11-14, 10:17 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
shikami Member 1000 Konsep
Posts : 3744 Thanked : 31 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
Awards:
| - Quote :
- adi, talent yg ikut dalam film ini cuma dapet jatah makan 3x (kalo syutingnya full seharian), kaos cantik sama ucapan terima kasih n senyum dari aku
wah2 ... ga da cipika-cipiki ? nyari gara-gara nihlebih gampang hubungi anak2 jakarta.. ayo siapa yg mo ikut ? @vsio ~ kn udah dibilang low budget |
| | | 2010-11-14, 10:19 | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
katanashi Newbie
Posts : 35 Thanked : 0 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Artist
| @Vsiio oh iya, maaf aku lupa uda diajuin, sekarang anak" lagi bahu membahu ngumpulin dana @shika iyah, pengenya sih gitu |
| | | | Re: mencari TALENT dan CREW buat film |
---|
Sponsored content
| | | | | mencari TALENT dan CREW buat film | |
|
Similar topics | |
|
Similar topics | |
| |
Halaman 1 dari 1 | |
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
Latest 10 Topics | [Web Novel] Gloria Infidelis 2016-11-17, 21:27 by LightNightKnight
[Announcement] Forum baru untuk RMID 2016-08-25, 16:39 by TheoAllen
Where I'm Wrong ? 2016-07-24, 16:10 by ReydVires
flakeheartnet's Resources part III 2016-07-08, 14:30 by flakeheartnet
Keira's Art Warehouse 2016-06-28, 19:27 by KeiraBlaze
Theo Core Time System + Bingung 2016-06-27, 16:24 by Lockin
Error Script, Maybe ? 2016-06-27, 16:20 by Lockin
Nusaimoe @ RMID Lounge 2016-06-21, 05:02 by Jihad Bagas
Call Random Battle 2016-06-15, 17:04 by Lockin
Flakeheartnet Resources Part II [come back gift] 2016-06-07, 15:51 by flakeheartnet
|
Statistics
|
Members: [ 4947 ]
Topics: [ 8258 ]
Posts: [ 112606 ]
Newest member: [ https://rmid.forumotion.net/u4968 ]
|
|
|
|
|
|