|
| [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
|
+12Oscar Gramadi LightNightKnight Raptor_Colonel hyperkudit TheoAllen rnvis richter_h Zwad atlanteeianprojecta shikami tukang_es 16 posters | |
Pengirim | Message |
---|
tukang_es Dalangnya RMID
Posts : 321 Thanked : 14 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Developer
Trophies
Awards: | Subyek: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-08-29, 16:25 | |
| First topic message reminder :Roleplay adalah permainan bermain peran. dalam permainan ini pemain ( member ) bermain sebagai karakter yang ditempatkan di suatu cerita dengan setting yang sama dengan pemain lainnya. permainan ini mengandalkan imajinasi dari pemainnya agar menciptakan suatu plot yang menarik untuk diikuti oleh orang lain. Tujuan- Spoiler:
- Mengembangkan kemampuan writing member rmid. - memungkinkan development sebuah game berdasarkan cerita-cerita yang ada. - membantu meramaikan forum yang kelewat sepi (?) oleh para senior - melatih imajinasi anggota dalam merangkai cerita. Rules- Spoiler:
- 1 Pemain hanya boleh memiliki 1 Karakter. Tetapi boleh menambah NPC - disarankan memakai First person of view/ sudut pandang pertama. - boleh menambahkan gambar untuk memperkuat cerita. - no Porn,DP,SARA,Alay writing
- maksimal 2 paragraf (Ga jadi) - no godlike character please. - yang tidak bermain dilarang posting. - pemain diperbolehkan moding karakter pemain lain tetapi dilarang membunuh,mengubah keadaan secara ekstrim. - 1 thread hanya terbatas jumlahnya. - awali post dengan nama tempat misal [ At City ] Background StorySetelah peristiwa di Grace Island, Explorasi ke seluruh negeri Eremidia terus dilakukan. hal ini untuk menemukan banyak peradaban kuno atau potensi yang bahaya mengancam. di balik terpaan dahsyat badai pasir di gurun selatan,terdapat Twilight Tower. konon,menara ini akan terbuka setiap senja tiba. legenda mengatakan sebuah permata raksasa menyimpan kekuatan sihir besar berada di puncaknya. permata tersebut dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang menyentuhnya. banyak petualang yang datang beramai-ramai ke tempat tersebut, namun belum ada yang berhasil. banyak monster berkeliaran dan sangat kuat. jadi adakah yang berhasil menaklukan menara dan menyibak kebenaran di balik legenda tersebut ? Peta Village Settingtempat lokasi roleplay adalah sebuah desa kecil bernama Orsa Village, dekat satu-satunya oase pedalaman selatan gurun. tak jauh dari Orsa terdapat Twilight Tower. para prajurit kerajaan Eremidia berlalu lalang menjaga keamanan serta mengawasi segala hal di wilayah ini. Note : Ini desa kecil. Jadi harap jangan masukin bangunan2 mewah lol Players [Slot 8/10]- Shikami Valor Ashburn (Now as NPC) - Atla Leo Redfang - Theo Allen Arianne Stanford - Superkudit Ellie Brausse - Richter_h Muro Broschenko - Rnvis Daniel Utterson - NightRider Zeeva Atlimus - Lyonnesse (out)Yuuki (Now as NPC) - Oscar Hazel Howard - NachtEinhorn Eleanor - Ryuuhime Tierra Winhart
shikami (valor) (sekarang jadi NPC lol)F# out Zwad out Raptor (Jingen Yuusha) out Lyonnesse out
Story So Far : [Day 1]
7 orang pendatang tiba di Osha Village. kesemuanya berkeinginan untuk menaklukan twilight tower. di hari pertama, Arianne bermasalah dengan petualang lain bernama Bronx. ia ditolong oleh Leo, Ellie, Valor dan Jingen. setelah sempat berkelahi sebentar, mereka dihentikan oleh Sir Leon Lao,komando dari E.Guardian yang menyita senjata mereka. mereka berpisah. Arianne dan Valor pergi ke Muro's Workshop untuk membeli perlengkapan untuk kemudian pergi ke Tower. di sisi lain, Daniel dan Zeeva belum menentukan arah tujuan mereka. Selesai mencari perlengkapan, Arianne dan Val menuju ke Leon Fort untuk mendapatkan senjata mereka kembali. Dan diteruskan registrasi untuk masuk ke tower. Sementara itu, Leo dan Ellie datang ke Leon fort dengan tujuan yang sama. Namun dengan cara yang berbeda, mereka malah mengacaukan seisi benteng Leon dan membuat mereka harus menjalankan sebuah misi ke tower. Singkat cerita, gerombolan Antlion datang dan membuat palu besar Arianne terbawa ke sarang mereka. Arianne dan Val mencari palu itu dan berakhir terkepung. Val mengeluarkan sebuah jurus pamungkas. Namun dirinya tidak kuat menahan dan pingsan. Arianne diselamatkan oleh Ellie dengan tembakan brutal mad larrynya. Setelah cukup istirahat, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Disana mereka bertemu Leo, dan seorang pria bernama Zeeva. Ellie, Leo, Anne memutuskan untuk kembali ke desa. Sedangkan Zeeva tampaknya masih mempunyai urusan dengan seekor monster. Setibanya di desa, party Ellie menyewa inn di desa. Bertepatan dengan itu, seorang (yang mengaku) dokter bernama Hazel Howard datang ke desa ini. Dia melihat kawanan Ellie dan memutuskan untuk mengikutinya ke inn [Day 2]Pengumuman ditujukan kepada seluruh petualang yang berada di desa Orsa bahwa sebentar lagi akan ada serangan dari Antlion. Val, Leo, dan Arianne mengikuti registrasi tersebut. Sementara itu di sisi lain Ellie, Zeeva dan Hazel terjadi pertarungan. Hal ini dipicu ketika Zeeva mengganggu kegiatan Hazel. Pertarungan mereka berakhir dengan seimbang. Namun keadaan Ellie memburuk. Dan Hazel karena suatu hal membuat dirinya menjadi seorang perempuan dan menyamar dengan nama Siti Khadijah Berganti sudut pandang, Val, Leo dan Arianne menghabiskan waktu di kedai makanan dan mereka bertemu dengan Ellie. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya mereka memutuskan untuk latihan di training ground dekat benteng outpost Leon. Sesampainya disana, mereka dilatih bersama komandan Leon. Mereka belajar banyak hal. Mereka berlatih dari siang sampai sore. Namun, tidak lama setelah itu, Lady Gretta, sekretaris pribadi komandan Leon mengatakan bahwa Antlion akan melakukan gerakannya lebih cepat. Leon berpamitan untuk mempersiapkan pasukannya. Sementara itu Ellie teringat akan ensiklopedi monster, dia kembali ke desa untuk mengambilnya. Arianne, Leo, dan Val hanya berencana menunggu kedatangan Antlion di training ground itu. Namun keadaan semakin mendesak sehingga mereka harus memutuskan untuk mundur sementara. Disisi lain, Hazel Howard / Siti Khadijah hendak menuju ke tower. Namun dia juga menemukan hal yang sama. Antlion itu menghadangnya. Hazel/Siti kembali ke desa dikejar oleh Antlion itu. Desa porak-poranda. Namun keadaan itu kemudian dapat di kendalikan oleh seorang kepala desa bernama Salman. Sementara itu di fort, Ellie dan kawan2nya merencanakan sesuatu untuk melawan seekor antlion yang disebut dengan Driller. Namun mereka kesusahan. Ellie hampir kehilangan nyawa dua kali. Membuat sedikit perselisihan di tim mereka. Tak lama setelah itu, komandan Leon datang membawa bantuan dan menghabiskan para Antlion itu [Day 3]Pagi hari, Leo memutuskan untuk pergi ke sarang Antlion jauh sebelum para pasukan Eremidia dan para sukarelawan bersiap-siap. Melihat kelakuan Leo yang sembrono, Ellie memutuskan untuk menyusulnya. Sementara di tempat lain, Arianne berangkat bersama prajurit komandan Leon. Sedikit lebih lambat dari Leo dan Ellie, akhirnya mereka berhasil mencapai liang para Antlion itu. Mereka akhirnya dipencar menjadi beberapa grup untuk menelusuri lorong-lorong yang dibuat oleh Antlion Dari sudut pandang Ellie. Ellie dan Leo tanpa sengaja jatuh ke tempat induk Antlion itu. Ellie tertangkap oleh induk antlion itu. Hampir saja ajal menjemputnya, Zeeva menolongnya dan membawanya ke tempat yang cukup aman. Tak lama setelah itu, Anne dan anggota party dari para sukarelawan itu sampai ditempat. Ellie sudah dalam keadaan tidak sadar. Namun dia berhasil ditangani dengan 'pengobatan pertama' oleh Zeeva. Dan akhirnya Ellie siuman Disudut pandang Hazel / Siti Khadijah, Valor dan Lady Gretta melihat segerombolan capung raksasa bergerak menuju kearah desa. Valor, dan Hazel berlari dan mencegah capung-capung itu di padang pasir. Terjadi pertempuran dahsyat. Valor hampir kehilangan nyawanya karena kelelahan. Namun mereka berhasil diselamatkan oleh Salman, si kepala desa. Valor dibawa ke tempat aman dan diberi perawatan khusus oleh Hazel Sementara itu di sarang Antlion terjadi pertempuran hebat. Kerja sama antara Arianne, Ellie, Leo, Firemage, Daniel, Eleanor, dan Fighter itu dapat membunuh ratu Antlion itu. Namun disamping itu, Ellie kembali mengeluarkan luka. Ellie dibawa kembali ke desa bersama para petualang lain dan tiga temannya, Anne, Valor dan Leo. Mereka disambut baik kedatangannya di desa Orsa karena telah berhasil mengalahkan ratu Antlion. Di tempat lain, Siti / Hazel berhadapan dengan tiga orang. Mereka termasuk anggota dari sukarelawan yang akan membantai ratu Antlion. Siti / Hazel diserang oleh seorang wanita yang dipanggil Silva. Hazel mengeluarkan ramuan secara acak dan menimbulan 'genderswap'. Hazel kembali ke kelamin asalnya sedangkan Silva berubah menjadi lelaki. Situasi tampak kacau. Sementara, Daniel Utterson memutuskan untuk tetap menetap di tower paska peperangan dengan ratu Antlion. Daniel tanpa sengaja ikut pertarungan bersama tiga orang itu dan memutuskan kembali kabur ke desa Disudut lain desa, Tierra Winhart, seorang dari keturunan ternama dari keluarga Winhart baru saja mencapai desa Orsa. Dia hendak membeli sebuah dagger perak di muro's workshop. Tapi karena uangnya tidak cukup, Tierra mendapatkan sebuah quest untuk mencari strip binatang dan sebongkah perak. Ellie telah dirawat bersama Anne dan Eleanor. Namun keadaan menjadi kacau saat seseorang bernama William mengaku adalah seorang kakak dari Ellie. Ellie menyembunyikan identitasnya sebagai treasure hunter dibantu oleh kedua temannya. Namun, pada akhirnya Ellie tetap mengaku hal yang sebenarnya. ... ntar diterusin editnya Enjoy !
Terakhir diubah oleh tukang_sapu tanggal 2013-08-30, 09:54, total 12 kali diubah | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 10:04 | |
| [ Training Ground ] [ Around 05.00 PM ] [ Party: Leo, Valor, Ellie, Commander Leon ]
Setelah mendapat cukup tenaga, aku bangkit kembali. Aku hampiri mereka bertiga. Pandangan mereka tertuju pada komandan Leon dan sekretarisnya. Tunggu, tiga? Aku coba cek kembali mereka. Valor, Leo, komandan,... Hei, dimana Ellie?
[ Ellie left party ]
Aku berlari kearah mereka sambil memikul palu besarku.
"Ada apa ini? Dan... dimana Ellie?" Aku langsung melontarkan pertanyaan kepada mereka. Val kemudian menceritakan padaku jika Antlion ternyata telah berjalan lebih cepat dari dugaan. Dan Antlion itu sedang bergerak menuju kemari. Lebih tepatnya berjalan kearah desa dan melewati fort ini. Tapi dia tidak tahu soal Ellie.
"Ah, dia pasti ketakutan" Timpal Leo kemudian.
"Maaf, aku harus pergi sekarang. Aku harus memberi tahu pasukanku untuk segera bersiap siaga" Kemudian komandan Leon bergegas meninggalkan kami
[ Commander Leon left party ] [ Training Ground ] | |
| | | hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 10:31 | |
| [ Orsa Vilage ] [ Around 05.00 - 05.30 PM ]
Derap langkah yang memburu dan tergesa terus kudengar, sepatu boot ku menapaki jalan setapak yang terkadang berpasir. Pandanganku terus lurus, fokus pada tujuanku, mencapai Inn dan memeriksa buku bestiary.
Bestiary sendiri adalah panduan lengkap tentang makhluk-makhluk yang telah diidentifikasi saat ekpslorasi besar-besaran dari banyak tim ekspedisi dunia. Harganya bervariasi mulai dari yang beberapa ratus dnas, hingga ada yang mencapai jutaan, beberapa bahkan tergolong langka dan hanya dicetak dalam jumlah terbatas. Seperti edisi yang kumiliki, Bestiary S Class Dungeon Edition.
Aku akhirnya sampai di depan Inn, masuk dan mengambil tas besar berisi perbekalan dan peralatanku. Aku tak ingin membuang-buang waktu, jadi aku langsung menaruhnya di belakang pelana Mustangkoji, kunaikkan kakiku pada pijakan lalu duduk diatas pelana kuda itu.
"Ini dia!" seruku ketika membolak-balik di seksi "M" pada buku tebal berwarna coklat itu.
Myrmecoleon, disebut juga antlion. Serangga pemakan daging berukuran sedang, bergerak dalam kelompok dan memiliki kemampuan koordinasi yang baik, dilapisi kulit yang keras dari kepala hingga dada, namun bagian perut dan buntutnya cukup lunak. Tak heran masih banyak yang bisa bertahan walau aku menembakan gattling secara membabi buta kemarin.
Mataku terbelalak ketika melihat halaman dibaliknya. Myrmecoleon Gigante, lima sampai sepuluh meter. Jarang terlihat bergerak dipermukaan, menyerang dengan cara menarik mangsanya dari dalam tanah, bertindak sebagai ratu dalam koloni.
Sial! Kuharap Anne dan kawan-kawannya tidak pergi karena tertantang mendengar berita itu. Kuhentakan tali kekang Mustangkoji, membuatnya berlari kearah utara, melewati orang-orang yang terkejut dengan kuda itu.
Kuharap aku tak terlambat, kuharap aku masih bisa melihat mereka duduk santai di benteng.
[next : guardian fort] | |
| | | Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 10:53 | |
| [Desert] [time: 5.30 PM]
Setelah aku berperang melawan gadis koboi dan pria aneh random itu aku berhasil kabur dari mereka.
Tadi pagi, aku sempat berkeliling desa membeli pakaian. Terang saja, aku tidak mau berurusan dengan mereka lagi. Aku harus berubah, aku harus mengganti identitasku untuk sementara sampai aku kembali menjadi seorang pria lagi.
Setelah membeli baju baru dan tudung kepala, kini aku seperti wanita padang pasir yang memakai jubah panjang. Jubah itu berwarna biru dan aku memakai tudung kepala berwarna putih dan cadar. Aku berjalan menuju ke padang pasir melewai oase menuju ke menara itu. Debu-debu pasir yang berterbangan di angkasa membuat menara itu tampak samar-samar.
Tiba-tiba aku melihat ada beberapa orang yang berlarian dari arah menara itu, tampaknya mereka sedang terburu-buru.
"Ada apa ini?" pikirku.
Lalu aku berlari menghampiri mereka.
"Hei kau, kembali ke desa!" teriak mereka saat melihatku.
Aku tercengang. "Ada apa sih?" tanyaku.
"Sudahlah, sekarang kau cepat kembali ke desa, atau nyawamu akan terancam!" kata orang itu.
Aku tidak mempedulikan orang itu, aku terus berjalan kedepan.
"Ya sudah kalau begitu, jika kau mati jangan salahkan aku!" kata orang itu memberi peringatan.
Aku tidak peduli, aku terus saja berjalan menuju menara itu. Namun tiba-tiba langkahku terhenti saat aku melihat gundukan pasir yang berjalan begitu cepat kearahku.
"Apa itu?" gumamku. Mataku masih terasa tegang. "Cacing pasir kah? Tikus tanah?" tebakku.
Gundukan pasir itu berjalan begitu cepat, debu-debu beterbangan kebelakang. Tiba-tiba ada makhluk yang keluar dan masuk lagi dalam pasir.
"EBUSED!!"
Aku terkejut. Makhluk itu berbentuk bulat, beruas, dan mulutnya mempunyai capit. Tiba-tiba ada beberapa gundukan lagi bergerak menyamping, baru aku sadari ternyata makhluk itu tidak cuma satu, ada sekitar lima gundukan.
"Makhluk macam apa itu?!" ujarku kaget. Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil langkah seribu kembali ke desa.
[next: Orsa Village] | |
| | | TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 11:14 | |
| [ Training Ground ] [ Around 05.30 PM ] [ Party: Leo, Valor ]
"Mana Antlion brengsek itu biar aku habisi mereka satu-satu" Leo sejak dari latihan sampai sekarang masih saja terlihat penuh dengan semangat.
Sebelumnya, kami memutuskan untuk menetap disini sampai para gerombolan Antlion itu datang. Karena kabarnya mereka juga akan menggunakan rute ini untuk masuk ke desa. Dan karena kami bertiga dalam keadaan masih sadar, mungkin kami bisa mengatasinya bersama. Tidak seperti aku yang masi berada di dalam tower. Sendirian, dan harus melindungi Val dalam keadaan tidak sadar
Tak lama setelah itu, aku rasakan gempa kecil dibawah kakiku
"Mereka datang." Kata Val sambil mempersiapkan diri. Kami bertiga kemudian membuat posisi melingkar dan saling memandang dari berbagai sisi untuk memastikan para Antlion itu datang dari mana.
Sebuah gundukan tanah diikuti dengan suara gempa tiba-tiba datang dari pandangan jauhku. Aku melihat ada beberapa disana. Sekitar tiga, empat.... tunggu, Aku tidak bisa menghitungnya.
"Mereka dari sana!" Aku memperingatkan Leo dan Val.
Saat gundukan itu mencapai cukup dekat dengan kami, tiba-tiba seekor Antlion keluar dan meloncat kearah kami. Mulutnya kemudian membuka hendak menyerang kami bertiga.
"Makan ini brengsek!" Leo dengan sigapnya menusukkan pedangnya masuk kearah mulut Antlion itu. Terdengar suara kesakitan dari Antlion itu. Diikuti dengan Val, dia menjegal Antlion itu sehingga pedang Leo dapat tertarik kembali.
Singkat waktu, gundukan pasir itu sudah mengelilingi kami. Mereka kemudian muncul satu persatu dari bawah tanah.
[ Still here ... ] | |
| | | hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 12:58 | |
| [ Training Ground ] [ 05.51 PM ]
Seperti medan perang jika kau melihatnya, semenjak aku memasuki area benteng kekacauan terjadi dimana-mana. Tak kusangka mereka bergerak secepat ini. Mati-matian para tentara menghalau antlion agar tidak mengara ke desa, suara pedang dan tombak yang beradu dengan kerasnya cangkang makhluk itu juga tak henti-henti terdengar.
Dimana? Dimana?? Aku menoleh panik ke kiri dan kanan, sesekali memeriksa pasir disekitar benteng. Tidak hanya Anne dan lainnya yang kucari, tetapi sesuatu yang mengerikan, yang mungkin ikut bersama sekoloni antlion ini.
Sialan.. Ditengah kekacauan ini sangat sulit untuk menggunakan kemampuanku untuk mencari benda yang spesifik, dalam hal ini tentu saja tanda-tanda dari keberadaan Myrmecoleon Gigante alias sang ratu.
Kutarik tali kekang Mustangkoji, kuarahkan ke training yard. Huh? Aku merasa tidak enak, kuarahkan mataku kesamping. Jaraknya hanya 10 meter dari posisiku, pasir mulai membentuk pusaran dan tertarik kepusatnya.
"Menjauh dari pasir!! Sebisa mungkin cari dataran yang tinggi!!" Teriakku kepada beberapa prajurit disekitar
Namun sepertinya sedikit terlambat, sesuatu muncul dan melompat dari tengah pusaran. Sesuatu yang besar dan panjang, berwarna kelabu. Aku tak bisa melihatnya dengan seksama karena itu terjadi begitu cepat.
Makhluk itu melompat, tak sampai melayang keudara hanya setengah tubuhnya yang keluar dan menerkap dada seorang pria dengan capit-capit besar dikepalanya. Monster itu membelokkan tubuhnya dan kembali menyelam kedalam pasir seolah-olah dirinya seekor lumba-lumba.
Seonggok daging terlempar beberapa meter dari sana. Ingin muntah rasanya, tubuh bagian bawah dari pria itu, terputus! Sisa-sisa isi perutnya mengalir keluar bersama darah yang merembes diatas pasir gurun.
Mengerikan! Dimana Anne?! Dimana yang lainnya?!!
"Anne!!!! Leo!!!"
Teriakku sekuat tenaga sampai tenggorokanku terasa sakit. Aku memacu kudaku menuju arah training yard. Melihat pemandangan barusan membuatku merasa ngeri. Tak bisa kubayangkan jika teman-teman yang kukenal akan berakhir dengan cara yang mengenaskan seperti tadi. Sial!! Kenapa sulit sekali menemukan mereka!
[Still here] | |
| | | rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Trophies
Awards: | Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 15:23 | |
| [At Guardian Fort]
Mengingat seseorang itu biasanya diambil dari satu poin tertentu, kadang yang paling memorable, atau kadang momen ketika kita bertemu dengan seseorang itu. Oleh karena itu, masterku sering berbicara agar aku tampil dengan cara yang akan berada di sisi baik orang yang akan kita temui. Awalnya aku hanya berpikir; persetan soal itu, aku hanya akan tinggal di gunung selama hidupku.
Tapi tak lama setelah 'hari' itu, kurasa aku mulai menyesali tidak terlalu mendalami makna masterku dulu. Walau bosku kadang memberi nasihat ngawur dan kadang jorok, serta Deroy dan (biasanya) Kotaro yang menghujani satu sama lain dengan kata-kata yang bisa membuat seorang pastor kehilangan kepercayaannya yang memberiku beberapa referensi.
Mengaset hal yang perlu dan tidak perlu, aku bisa mendapat konklusi serta vocabularyku sendiri.
"Kau kan, orang yang kemarin itu kalau tidak salah?"
"Uh-huh, aku orang yang ingin meminta surat izin waktu itu. Mengingat ini kesempatan bagus, aku rasa aku memilih untuk melempar satu batu untuk mengenai dua burung."
Seperti yang kuduga, sang asisten Gretta Johan masih mengingat wajahku. Walau aku tidak menyalahkannya, sungguh. Untuk sekarang aku akan mencoba untuk membuang bagian-bagian di kejadian itu yang membuatku tampak buruk dan berusaha untuk mendapat impresi yang bagus.
"Aku minta maaf atas sikapku kemarin, dan juga ketidaknyaman-nya."
"Nah, aku sudah melupakannya. Jadi, apa aku bisa ikut dari salah satu ekspedisi Guardian ini?"
"Hmm, aku tidak yakin."
Sundal.
"Ayolah, aku terdengar sopan ketimbang kebanyakan orang lainnya. Dan lagi, fakta bahwa aku bisa keluar dari ruangan itu tanpa sedikitpun luka bukannya sudah cukup?"
Hening sejenak, kelihatannya Gretta mencoba untuk menilaiku. Entah kenapa aku memutuskan untuk tidak berkedip selama ini, kurasa masterku pernah mengajariku soal perlawanan psikologis atau sesuatu seperti itu. Setelah beberapa detik, dia menggangguk pelan tanda setuju. Tersenyum simpul aku berterima kasih kepadanya.
Seorang prajurit pun meminta namaku dan mengarahkanku ke suatu tempat terbuka di pos itu.
[At Fort Ground]
Figures, cuma beberapa pidato pembakar semangat bagi jiwa letih. Selain fakta bahwa kita akan bertemu lagi jam 8 besok, aku tidak terlalu memperdulikan sisanya. Setelah beberapa menit mendengar hal tentang 'keberanian' dan 'keperkasaan', beberapa prajurit pun bergegas dan memberi ke semua orang sebuah lisensi (dan khusus untukku sebuah surat izin yang kali ini mempunyai namaku).
Sepertinya lisensi ini juga mempunyai voucher yang bisa kita tukarkan untuk mendapat beberapa peralatan pertempuran yang lebih baik, tidak buruk. 29 sukarelawan lainnya pun mulai membubarkan diri mereka, beberapa diantaranya memilih tinggal untuk berlatih dengan para prajurit elit.
Aku mungkin ingin tinggal jika saja aku tidak lupa bahwa aku tidak membawa senjata-senjataku, dan terlebih lagi aku belum membaca surat dari Laura.
Aku berjalan keluar dari pos itu menuju penginapan, tapi sebelum itu aku lebih baik berkeliling sekitar desa dulu sekaligus mencari sesuatu yang bisa dimakan.
[At Inn]
Aku mengambil semua peralatanku dan menyisipkannya di sabukku, mengambil kantong-kantongku seperlunya hingga surat dan wadah kecil itu kembali menarik perhatianku. Meliriknya berhati-hati, aku mengeluarkan shortswordku, perlahan tapi pasti aku mulai mencolek perkamen surat itu dan membaliknya. Ledakan atau kutukan yang kunantikan tidak datang, sepertinya bukan sebuah jebakan.
Aku perlahan mengeluarkan surat itu dan membacanya.
...
Mataku membelak, dasar wanita bodoh. Menipuku seperti ini, heh. Menaruh surat itu aku mengalihkan perhatianku ke wadah putih itu. Tanpa banyak pikir aku mengantongi-nya di saku jaketku, mungkin akan berguna suatu saat nanti. Memutuskan untuk berkeliling mencari informasi, aku keluar dari kamarku ketika sebuah teriakan berkumandang dari jalanan luar.
Sesuatu seperti monster dan menjauh dari menara? ...Oh, bajingan. Aku menutup pintuku tanpa berbalik dan memacuh dengan cepat ke arah menara, menghiraukan beberapa teriakan penduduk yang sibuk berlarian. Aku sudah menjadi sukarelawan untuk ini, tak ada salahnya berpartisipasi, walau lebih cepat...
Shortsword di tangan kiriku dan sebuah kapak kecil di tangan kanan, aku menyerbu ke arah menara, dengan cepat melintasi oase.
Pertempuran telah dimulai, sebuah ekstrak di mulai dari pertengahan.
[Next: Training Ground] | |
| | | TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 15:50 | |
| [ Training Ground ] [ Around 06.00 PM ] [ Party: Leo, Valor ]
"Ingat tentang latihan kita tadi. Leo, kau menjaga sebelah kiri Anne. Aku akan menjaganya sebelah kanan." Kata Val dengan nada memerintah.
"Iya iya aku mengerti!" Leo menjawab dengan nada sedikit menggerutu
"Kau yakin bisa melakukannya kan Anne?" Val memastikan sesuatu padaku.
"Uhuh, hanya saja aku perlu sedikit waktu untuk itu" Aku menjawab dengan menganggukkan kepala pelan.
"Lakukan yang terbaik, Anne" Kata Val sambil mengacungkan jempolnya
Kuangkat paluku tinggi-tinggi dengan tangan kanan. Kemudian aku konsentrasikan fokusku ke tangan kananku. Sebuah rune besar kemudian muncul darinya. Membuat debu di dataran sedikit terhempas. Aku bisa mendengar, Leo dan Val tampak sedang berduel dengan para Antlion. Dan aku hanya bisa mempercayakan keselamatanku pada mereka.
Setelah cukup aku berkonsentrasi, aku melempar paluku kearah pada Antlion itu. Tidak cukup hanya dengan melempar, aku kendalikan palu sebesar itu dari jauh dengan tangan kananku. Aku pernah bilang, jika palu ini sepenuhnya terbuat dari Almanium. Dan itu membuat aku bisa mengendalikannya. Itu juga sebabnya kenapa aku bisa membawa palu sebesar ini
Aku buat palu itu berputar dengan cepat sehingga melemparkan puluhan ekor Antlion dan membuka sebuah jalan. Kemudian palu itu berputar kembali kearahku dan kutangkap seperti boomerang. Aku menamai jurus ini sebagai "Hammer-Storm". Memang terkesan norak, tapi aku suka dengan nama itu.
"Sekarang!" Val kemudian berteriak. Kamipun langsung berlari ke jalan yang baru saja aku buat. Kami berlari tanpa mempedulikan apa yang sedang terjadi di belakang.
"Kenapa kita harus kabur? Aku bisa saja membantai semua Antlion disana sendirian. Kalau perlu, aku akan gunakan Ether itu lagi untuk menghabisi mereka sekaligus. Kau tau? Aku dijuluki Lone-wolf di daerahku" Kata Leo sedikit kesal.
"Jangan bodoh. Kita belum tahu pasti keadaan musuh kita. Lebih baik mundur sementara" Sahut Val sambil terus berlari.
Beberapa saat setelah pelarian, aku melihat seseorang perempuan bertopi menaiki kuda. Tunggu, itu kan Ellie?
"Gadis pengecut! Kemana saja kau?" Sahut Leo kemudian saat melihat Ellie
[ Training Ground ]
| |
| | | hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 17:14 | |
| [ Training Ground ] [ Around 06.00 PM ] [ Party: Leo, Valor, Anne ]
"Gadis pengecut! Kemana saja kau?"
Bahkan kupingku tak panas mendengar kalimat terkesan mengejek itu, saat ini fokus utamaku bukan itu. Mungkin mereka bisa bertahan beberapa lama melawan antlion-antlion kroco ini, tapi kawan-kawanku tak punya sedikitpun informasi tentang sang ratu. Bahkan, Valor pun tentu harus menggunakan data yang konkret untuk menarik sebuah konklusi dan solusi. Tanpa itu, mereka hanya akan berputar dalam pusaran ketidak tahuan, apa yang dihadapi mereka adalah sepenuhnya alien.
Aku menghentikan Mustangkoji, bebeerapa kali dia melakukan gerakan yang tak perlu, panik mungkin karena pada dasarnya kuda ini sangat pengecut.
"Kalian!! Hindari kontak langsung dengan tanah!! Beton, batu, sesuatu yang solid, pergilah ke tempat yang tinggi! Paling tidak dua meter dari permukaan!!"
Suaraku melengking dan terdengar aneh, mataku juga melotot untuk menegaskan kalau ini benar-benar serius. Aku tak ingin dibantah kali ini, terutama oleh si keras kepala ini, Leo.
"Kenapa memangnya? Aku bisa mengatasi ini!" Teriak monyet itu, setelah menusuk seekor antlion.
Urat di leher dan keningku semakin besar, mungkin sedikit lagi akan pecah. Orang ini... Orang ini masih saja berpikir dengan bokongnya, tak sadar dirikah kau ketika diceramahi Leon?!
"Ikuti saja kata-kataku monyet bodoh!! Aku jelaskan semuanya nanti!!"
Aku menoleh ke sekitar, mencari tempat yang cukup tinggi untuk menghindari Myrmecoleon Gigante. Ada! Itu dia! Sebuah menara pengawas, terbuat dari susunan batu bata, setidaknya kami bisa menyusun rencana lebih lanjut disana.
"Pergi ke menara itu!! Tak ada waktu lagi!" Teriakku seraya menunjuk kearah bangunan menjulang diarah timur.
Anne dan Valor mengangguk dan langsung berlari ke arah yang kutunjukan. Huh? Kenapa seperti ada yang kurang, hanya dua orang?! Kemana yang satunya lagi? Aku menoleh kebelakang, si bodoh itu! Seakan sudah menjadi hobinya untuk bertindak yang bertolak belakang dengan kata-kataku, dia masih menebas antlion dengan asiknya.
Segera kuhentakkan tali kekang Mustangkoji, berbalik dan melaju kearah Leo. Kutarik kerah jaketnya dan kuangkat. Dia tampak sangat terkejut.
"Turunkan aku cewek tengik!" Gerutunya namun kuabaikan.
Aku berusaha melihat kebelakang, gerakan yang sangat aneh terjadi dibawah pasir, mengikuti laju kudaku. Cepat, sangat cepat, apakah kami bisa mencapai menara itu?
Makhluk besar itu melompat begitu, membuat Mustangkoji tersungkur. Aku dan Leo otomatis terjatuh dari kuda itu. Ini buruk... Bisa kulihat monster itu masih berusaha menyelam kedalam pasir, sementara jarak kami dari menara tinggal beberapa meter saja.
Getaran di pasir kembali terasa, gundukan yang melaju cepat datang kearahku yang bahkan belum sempat berdiri. Sial, aku tak mau mati! Apa yang harus kulakukan.
[still here] | |
| | | Gramadi Novice
Posts : 209 Thanked : 4 Engine : RMVX Ace Skill : Very Beginner Type : Artist
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 17:32 | |
| [Inn]
"Uhmmm... uh..."
Kubuka mataku dengan pandangan yang masih kabur. Berkali kali ku usapkan mataku hingga pandanganku membaik dan kulihat sekitarku.
"Oh.. aku di kamar.. penginapan."
Aku tidak dapat mengingat apapun. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi sebelum aku tergeletak. Namun apapun itu aku tidak dapat mengingatnya. Ku terdiam beberapa saat dan akhirnya aku memutuska untuk tidak memperdulikan hal tersebut dan fokus terhadap tujuan awalku. " Menemukan Permata di Twillight Tower"
Diriku berdiri dan mengambil tombakku yang tergeletak dilantai dan bergegas pergi keluar ruangan.
"Hmm sudah saatnya aku pergi mencari informasi tentang permata itu" pikirku. Diriku berjalan keluar dari inn.
[Next : Leon Fort] | |
| | | TheoAllen ♫ RMID Rebel ♫
Posts : 4935 Thanked : 63
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 18:01 | |
| [ Leon Fort ] [ Around 6.00 PM ] [ Party : Leo, Ellie, Valor ]
Dari jauh kulihat Ellie jatuh tersungkur bersama Leo dan kudanya. Mereka disusul oleh segunduk pasir. Bagaimana ini? Bagaimana ini? Aku ingin menyelamatkan Ellie. Tapi jarakku terlalu jauh. Kalaupun aku harus melempar paluku lagi, persiapannya akan terlalu lama.
"Lari Ellie!!" Akhirnya aku hanya bisa berteriak dari jauh. Namun terlambat. Antlion itu sudah muncul ke permukaan dan menyerang Ellie bersamaan dengan Leo. Aku hanya terpaku melihat kejadian itu.
Namun, tiba-tiba sebuah kapak melayang dan mengenai tepat di mulut Antlion itu yang kemudian kembali masuk kedalam tanah bersamaan dengan kapak itu
"Nah sial, sekarang aku tidak punya senjata apa-apa" Ujar Val kemudian. Rupanya kapak barusan adalah hasil lemparan Val.
Ellie tidak menyianyiakan kesempatan. Dia bersama kudanya dan Leo langsung berlari menuju benteng ini.
"Lihat! Kau hampir saja membuatku terbunuh!" Cetus Leo kemudian kepada Ellie.
Dalam hati aku sangat bersyukur Ellie masi terselamatkan
[ Still same ] | |
| | | hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 18:56 | |
| [ Leon Fort ] [ Around 06.00 PM ] [ Party: Leo, Valor, Anne ]
Pada akhirnya kami berhasil masuk kedalam, tak henti-hentinya aku berterimakasih pada mereka berdua, dan Leo walau hanya kuungkapkan dalam hati.
"Jadi, mau memberikan alasan yang bagus?" Ujar Leo ketus.
Kugerakan jariku, mengisyaratkan mereka agar mendekat padaku. Kubuka buku dengan sampul coklat, sudah kutandai halaman yang ingin kucari sehingga tidak lama membuatku untuk menemukannya walaupun buku itu cukup tebel.
"Ini, aku sangat khawatir dengan ini, kau sudah lihat bukan?" Tanyaku serius kepada mereka, kutunjukan ilustrasi monster yang membuatku dan Leo terjatuh dari kuda tadi. Monster dengan tubuh yang panjang, lebih mirip kelabang namun lebih pendek. Dikepalanya ada empat capit besar, terintegerasi dengan mulut mengerikan dengan gigi-gigi tajam bertumpuk.
"Nama ilmiahnya Myrmecoleon Gigante tapi petualang menjulukinya dengan sebutan Driller."
Kulihat Anne dan Valor menelan ludah, aku pun ngeri melihat makhluk ini, bukan hanya karena ukurannya yang cukup besar, tapi juga karena kemampuannya itu.
"Driller ini jarang sekali muncul di permukaan, dia hanya akan muncul saat menyerang, itupun sangat cepat. Biasanya dia menarik mangsanya dari dalam pasir, mampu melompat keluar selama masih ada sisa tubuhnya yang masih menyentuh tanah. Intinya, dia memiliki banyak sekali kesempatan untuk menyerang kita dari arah yang tidak bisa diprediksi, sementara kita hanya memiliki sedikit peluang untuk menyerangnya."
Kujelaskan isi buku bestiary itu dengan panjang lebar, berharap mereka mengerti bahwa situasi kita saat ini tidak menguntungkan.
"Aku berencana menggunakan umpan untuk membuatnya keluar, sehingga aku bisa menembaknya dari kejauhan dengan riffle, tapi setelah kulihat bagaimana dia bergerak, kurasa itu terlalu berbahaya."
Kulontarkan rencana awalku pada mereka, mungkin mereka belum melihat bagaimana serangan monster itu, cepat dan tak terduga. Seolah-olah dia adalah pembunuh bayaran yang bergerak tanpa terdeteksi.
"Bagaimana menurutmu, Val? Apa kau punya rencana?"
[still here]
Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-05, 10:42, total 1 kali diubah | |
| | | rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Trophies
Awards: | Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 20:11 | |
| [At Training Ground, 6 PM]
Beberapa prajurit tergeletak berdaya di tanah berpasir, melintasi seseorang yang hanya meninggalkan bagian bawah tubuhnya serta organ dalam yang berceceran, aku mendekati salah satu prajurit yang berada di tempat tinggi itu (yang kelihatannya tidak terlalu sibuk membunuh monster-monster ini).
Memegangi bahunya, dia mengalihkan perhatiannya ke arahku.
"Aku salah satu sukarelawan yang tadi, bagaimana situasinya?" tanyaku seraya menjaga bagian belakang tubuh prajurit itu.
"Buruk. Intel kami mengatakan bahwa para antlion ini menyerbu dari gurun, komandan Leon memperintahkan kami untuk menahan mereka menuju desa Orsa!"
Menggangguk mengerti, aku menebas salah satu antlion yang meloncat ke arah kami berdua dengan kapakku. Seorang prajurit lain mendekat ke arah kami, menusuk seekor antlion yang akan menyerangnya dengan tombaknya.
Menghindari antlion lain yang mencoba menyerangku, aku menebas yang lainnya. Untuk saat ini kita mungkin menang dalam hal kekuatan tapi jumlah mereka hanya akan membuat yang lainnya lelah, kalau saja tidak ada orang yang dapat menemukan rencana, maka lambat laun kita bisa mati terbunuh.
"Ada alasan kalian semua berkumpul di bebatuan-bebatuan tinggi seperti ini?"
Prajurit yang mendekati kami tadi mengarahkan balik antlion ke arahnya dengan gerakan ke sisi kiri oleh tombaknya dan berkata,
"Seorang gadis yang menaiki kuda memperingati kita tadi, awalnya kami tidak peduli karena dia sepertinya bocah bodoh yang ingin bertindak heroik, tapi setelah 'sesuatu' memakan Brendan, kami memutuskan mengikuti nasihatnya." katanya seraya memberi anggukan ketubuh tanpa bagian atas yang kulihat tadi.
"Apa gadis itu berambut pirang dan mempunyai mata besar berwarna biru?"
"Aku rasa, aku tak memperhatikan tadi. Dia berlari ke arah tempat latihan di sebelah sana!"
Sepertinya gadis itu mengetahui sesuatu, mau tak mau aku harus mencarinya dan jika beruntung mendapatkan cara menghentikan hal tolol ini.
"Apa kalian akan baik-baik saja?" kataku kepada dua prajurit itu.
"Kami dibayar untuk ini, dan kami juga percaya kepada komandan Leon!"
Jika mereka bisa bilang hal seperti, maka kurasa mereka baik-baik saja. "Baiklah kalau begitu, semoga beruntung.", aku melompat dari bebatuan itu sekaligus menginjak seekor antlion secara beruntung. Aku berlari kembali ke arah lapangan latihan yang ditunjuk prajurit itu tadi.
[Still at the Same Place] | |
| | | hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 21:08 | |
| [ Leon Fort ] [ Around 06.00 PM ] [ Party: Leo, Valor, Anne ]
"Ahh... Anu, begaimana ya.. Hehehe.."
Val tertawa konyol sambil megusap-usap belakang kepalanya. Aku hanya menatapnya datar, tanpa ekspresi. Entah kenapa imej ku terhadap pria ini seperti hancur berkeping-keping. Awalnya mungkin aku menaruh perhatian pada Val, cukup jarang ada orang yang mampu bertindak taktis saat situasi tertekan dan cepat seperti pertarungan, jadi kupikir orang ini cukup spesial dan cocok sebagai seorang pemimpin, pemikiranku sama seperti Leon.
Tapi setelah mengenal sedikit lebih dekat, Valor sama sekali tidak memiliki kharisma, sorot matanya pun sangat terlihat bahwa dia itu tipe aku-tak-tahu-harus-bagaimana, terlihat hampa, minim motivasi dan terlalu santai.
Aku menghela nafas, menoleh keluar dan berusaha mencari solusi. Walaupun aku sangat baik dalam mengoleksi data dan menilai sesuatu, aku tidak terlalu bagus dalam memecahkan suatu permasalahan yang kompleks. Aku dengan mudahnya mengorbankan sesuatu untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik. Tapi sekarang kita berbicara tentang nyawa disini.
Tanpa adanya solusi teraman untuk mengatasi "Driller" ini, kita akan terjebak di menara. Dan satu-satunya yang ada dikepalaku adalah memancingnya dengan umpan manusia.
"Bagaimana jika kita ikuti saja rencanamu, nona Ellie?" Sahut Val tiba-tiba.
Keningku mengkerut, aku tidak tahu kalau Val adalah tipe orang yang mengambil cara dengan resiko tinggi.
"Siapa yang akan menjadi umpannya? Tanyaku.
"Bukan 'siapa', tetapi 'apa'."
Gumamnya diselingi dengan senyuman lebar penuh arti. Aku samasekali tak mengerti, apa sebenarnya maksudnya? Jadi ada cara untuk menariknya keluar secara aman?
"Maksudmu, bukan manusia yang menjadi umpannya?"
"Yahh.. Walau aku tidak menjamin ini akan berhasil, tapi kurasa aman untuk dicoba, ini seperti permainan yang pernah kumainkan di central."
Val menjelaskan rencana anehnya pada kami, terdengar seperti sebuah rencana anak-anak, sangat simpel, tapi kupikir aku tahu bagaimana cara lelaki ini berpikir, sangat cocok dengan kepribadiannya.
Akhirnya kami berada di posisi yang sudah ditentukan dalam rencana. Aku berada diatas, membidik satu titik dengan Snakehead. Anne bersiap-siap dengan palunya, melakukan charge dan mengerahkan semuanya pada kemampuan lemparan tangannya. Sementara Leo dan Val menjaga Anne yang berada di mulut pintu kalau-kalau rencana ini gagal dan Driller menyerang kami.
"Baiklah, lakukan!!" Seru Val.
Anne melempar palunya ketitik yang sudah ditentukan, dentuman keras terdengar membuat getaran di tanah yang terpusat pada palu Arianne. Pusaran mulai terbentuk, sepertinya dia terpancing. Arianne sudah menarik kembali palunya, dan sekarang tinggal tugasku.
Kututup mata kiriku, agar semua penglihatanku terfokus pada lensa kekeran di atas Snakehead.
Benar saja, tak berapa lama Driller muncul, terpancing dengan hentakan kaki raksasa palsu yang diciptakan Anne. Kutembak ketiga peluru yang telah ada didalam Snakehead, semuanya tepat mengenai bagian samping dari kepala Driller.
Monster itu meronta, menggeliat dan kembali masuk kedalam tanah. Mungkin rencana ini terlihat sangat kekanak-kanakan, tapi Val bisa memberikan solusi terbaik yang bisa kami pilih sekarang. Mengambil hipotesa dari data Antlion yang bergerak karena getaran di permukaan tanah, dan juga Driller yang tidak menyerang Anne dan dirinya saat berlari, melainkan Mustangkoji, seekor kuda yang hentakan kakinya tentu lebih keras dari manusia.
Mengulangi metode ini beberapa kali, maka Driller akan tumbang. Aku mulai bersemangat karenanya. Huh? Apa itu? Seseorang berlari kearah tempat latihan. Kulihat dengan kekeran di laras Snakehead.
I-itu, si tukang ngintip!! Apa yang dilakukannya disini?
"Hoy tukang ngintip!! Menjauh dari sana!! Panjatlah batu atau semacamnya!!"
[stil here]
Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-05, 10:44, total 1 kali diubah | |
| | | Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-04, 23:31 | |
| [Orsa Village North Gate] [06.00 PM]
Aku berlari kencang menuju ke desa saat melihat gundukan pasir yang berjalan cepat itu. Aku terus berlari berlari dan berlari.
Para penduduk desa yang berada di utara gerbang juga mulai berlarian masuk ke dalam desa mendengar teriakan prajurit-prajurit yang memperingatkan mereka.
Aku berhenti setelah sekitar setengah jam kemudian. Nafasku terengah-engah, rupanya tubuh wanita ini tidak sekuat tubuh pria-ku.
Saat aku menoleh ke belakang, rupanya gundukan itu tidak mengikuti, melaikan berbelok ke arah sebuah benteng yang terletak tak jauh dari desa itu.
"Syukurlah, setidaknya mereka tidak datang kemari."
Aku mendesah lega.
"Aku yakin pasti ada orang-orang yang cukup hebat di benteng sana."
Para penduduk desa yang berada di sana pun merasa sedikit tenang. Seorang prajurit memberi isyarat pada penduduk desa untuk tetap tenang dan segera kembali ke rumah.
"Syukurlah, mereka pergi menyerang benteng. Mereka pasti akan habis dilumat tuan Leon dan para petualang itu," kata prajurit itu. "Sekarang semuanya dengar, tidak ada yang perlu dilihat disini, cepat kembali pulang."
Para penduduk mulai pergi meninggalkan tempat itu, namun beberapa orang tidak bisa melepaskan pandangan mereka pada benteng itu, termasuk aku.
"Hei kau wanita bercadar, jangan cuman berdiri disini cepat kembali ke perumahan (map: settlement area)" kata seorang prajurit sambil menunjukku.
Aku hanya diam sambil mengangkat tanganku sebagai isyarat. Aku merasakan sesuatu. Sebuah getaran yang amat kecil, begitu kecil, tapi aku merasakannya. Sebuah getaran seolah ada sesuatu yang merangkak di bawah tanah.
"Jangan-jangan?" mataku terbelalak.
"Ada apa nona?... apa kau.... gyaaaaaa....." sebelum meneruskan perkataanya prajurit itu tiba-tiba terhisap dalam tanah. Pasir-pasir disekitarnya longsor membentuk cekungan.
"Tolong aku... tolong aku!!" teriak prajurit itu. "Aaarrrghhhh....!"
Prajurit itu meronta-ronta saat tubuhnya perlahan-lahan tersedot kedalam pusaran pasir itu.
"Ayo cepat tolong dia!" ujar prajurit lain pada kawan-kawannya. Merekapun mengulurkan tangannya menolong temannya yang sedang tenggelam. Aku juga berusaha menolongnya.
Kami menarik tangannya keluar dan berhasil tetapi... kami hanya bisa menyelamatkan bagian atas tubuhnya saja. Pinggang kebawah sudah lenyap dimakan makhluk yang ada di dalam tanah itu.
Prajurit yang tubuhnya tinggal setengah itu matanya terbelalak, darah keluar dari mulutnya, beberapa organ dalam tampak keluar dari bagian tubuhnya yang terpotong.
"Lepaskan dia! Dia sudah mati!" teriak seorang prajurit. Kami pun melepaskan tangannya, prajurit yang terpotong itupun jatuh di tanah, ternyata dia masih hidup dan berusaha merangkak menaiki lobang pasir itu tapi hanya beberapa gerakan ia sudah terjatuh lemas.
Tak lama kemudian, moncong makluk yang bercapit itu keluar dari dalam tanah dan menarik sisa tubuh prajurit itu, menariknya ke dalam dan beberapa detik kemudian darah muncrat keluar seperti air mancur.
Aku hanya bisa jatuh terduduk melihat kejadian itu. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Baru kali ini aku melihat binatang yang ganas luar biasa ini.
Tiba-tiba ada gundukan pasir yang berjalan ke arahku. Aku merangkak kebelakang menggunakan tanganku lalu aku berdiri berbalik dan berlari.
Saat aku berlari aku melihat seorang lelaki kekar, ia menggunakan baju ala padang pasir dengan sorban putih di kepalanya. Kulitnya hitam dan berwajah garang.
"Pak tua cepat kembali atau kau akan jadi santapannya!" teriakku memperingati orang yang berdiri tegar itu. Tetapi orang itu tidak bergeming. Ia tetap berdiri dan sorot matanya melihat gundukan pasir yang berjalan itu. Seolah ia sedang menantangnya.
"Apa orang ini sudah gila," pikirku.
Aku tidak peduli, aku terus berlari melewatinya.
Tiba-tiba orang itu mengangkat tangannya, telapak tangannya menghadap langit lalu ia menghantamkan tangannya ke tanah tepat saat gundukan itu melaju di depannya.
Tiba-tiba sebuah lingkaran sihir terbentuk lalu terdengar suara benturan, debu-debu yang ada di depan orang itu berterbangan seolah sesuatu telah menabrak benda keras yang ada di bawahnya.
"Tidak mungkin," kataku. "Dia berdiri di atas pasir, apa yang telah dilakukannya?"
Pria itu bangkit berdiri dengan gagah, sorban yang diikat dilehernya berkibar-kibar.
"Bukankah itu...."
Seorang prajurit tampaknya mengnal orang itu.
"Kepala desa Orsa!"
Kepala desa? Yang benar saja aku memang belum pernah melihatnya selama ini. Jadi ini kepala desanya.
"Salman As-Sholbaani" kata prajurit itu lagi.
[next: Orsa Village North Gate] | |
| | | LightNightKnight Topeng Buaya
Posts : 799 Thanked : 6 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Developer
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 00:08 | |
| [Muro's Workshop] Aku melihat kearah jendela sebuah figur yang sudah sangat tidak asing bagiku. "... Tower itu telah muncul rupanya....
Apakah mereka akan mencoba lagi...." "Kau mau naik?"
"Hmm?" "Kau ingin mendaki tower itu lagi?" "... Tidak, untuk sekarang."
"Memangnya kau tidak yakin bisa mendaki sampai lantai teratas?"
"Bukan masalah itu....
Aku tidak yakin apakah legenda itu benar....
Selama berpuluh - puluh tahun aku hidup, dan berkali - kali aku mendengar legenda itu....
Tentang sebuah barang yang dapat mengabulkan apapun permintaanmu....
Tentang sebuah pusaka yang akan memberikanmu keabadian, dan sebagainya....
Tapi pada akhirnya, mereka semua berujung pada sebuah kutukan dan mimpi buruk yang takkan berakhir....
Dan aku...."Aku menatap kembali muka Olivia sesaat dan terlihat mukanya yang kebingungan tak mengerti ucapanku. "... Pfft...!
Hihihihihihihihihi!
Kau harus liad mukamu sekarang, Via~! Priceless sekali~~~!!!" "IH! LAGIAN KAMU SENDIRI YANG MULAI BERBICARA NGAWUR DULUAN!!!!" "Hahahah, maaf maaf~!"
Kemudian tak lama ketika Olavia hendak kembali bekerja.... "...!?"Aku merasakan ada angin aneh datang dari arah utara.... "Olavia, berikan aku Cleaver yang paling ampuh yang ada di sini." "Hah? bua-"
"CEPAT!!"Olavia tersentak mendengar teriakanku, dan langsung mencarikanku sebuah Cleaver yang cukup panjang dan ringan. "... Tidak sesuai dengan seleraku, tapi ini cukup.
Dengar, setelah aku keluar, kunci pintu dan jangan pernah keluar sedikitpun, tetap berada didekat Muro!" "Ba... baik!"Aku segera berlari menuju arah angin yang tidak mengenakkan tersebut. - Hazel's point of view wrote:
"Tolong aku... tolong aku!!" teriak prajurit itu. "Aaarrrghhhh....!"
Prajurit itu meronta-ronta saat tubuhnya perlahan-lahan tersedot kedalam pusaran pasir itu.
"Ayo cepat tolong dia!" ujar prajurit lain pada kawan-kawannya. Merekapun mengulurkan tangannya menolong temannya yang sedang tenggelam. Aku juga berusaha menolongnya.
Kami menarik tangannya keluar dan berhasil tetapi... kami hanya bisa menyelamatkan bagian atas tubuhnya saja. Pinggang kebawah sudah lenyap dimakan makhluk yang ada di dalam tanah itu.
Prajurit yang tubuhnya tinggal setengah itu matanya terbelalak, darah keluar dari mulutnya, beberapa organ dalam tampak keluar dari bagian tubuhnya yang terpotong.
"Lepaskan dia! Dia sudah mati!" teriak seorang prajurit. Kami pun melepaskan tangannya, prajurit yang terpotong itupun jatuh di tanah, ternyata dia masih hidup dan berusaha merangkak menaiki lobang pasir itu tapi hanya beberapa gerakan ia sudah terjatuh lemas.
Tak lama kemudian, moncong makluk yang bercapit itu keluar dari dalam tanah dan menarik sisa tubuh prajurit itu, menariknya ke dalam dan beberapa detik kemudian darah muncrat keluar seperti air mancur.
"... Apa - apaan ini....
Kenapa bisa bertebaran banyak Antlion disini?"Saat aku sedang bergumam pelan tiba - tiba ada sebuah gundukan pasir lainnya mengarah kearahku.
"AWAS!!!!!"
*KSHYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!
*SLASH'D
Aku menebas Antlion itu menjadi 2 bagian dengan golok pinjaman ini. "Apa yang terjadi disini!?"
Aku menanyakan kondisinya kepada salah satu prajurit yang mematung. "Mendadak ada invasi Antlion disini! Jumlah mereka masih tidak diketahui...!!!"
"Damn... Oh?"Aku melihat sosok yang cukup familiar, pria/wanita yang baru saja bertarung denganku tadi siang. Dan didepannya terlihat seorang pria garang dengan sorban diatas kepalanya berdiri. "Kepala desa Orsa!
"Salman As-Sholbaani!!!" "Sa... Salman?!?!!?"
Ucapku sedikit terkejut mendengar nama itu terdengar lagi ditelingaku. Sudah berapa puluh tahun aku tidak mendengar nama itu lagi. "Hoo... tak kusangka aku akan bertemu dengan muka terkutuk itu lagi....
Zeeva Atlimus...! Pria yang ditakdirkan untuk menghancurkan semuanya...!!!"
Entah apakah ini pertanda baik atau buruk, tapi dengan pertemuan ini kembali, takdirku telah ditentukan bahwa aku tidak akan pernah kembali ke tempatku berasal. Dan aku tidak akan pernah menyadari hal ini sampai ajalku tiba.... [Still here] | |
| | | hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 00:22 | |
| [ Leon Fort ] [ Around 06.00-06.30 PM ] [ Party: Leo, Valor, Anne ]
Seperti kipas, kuayunkan tanganku dengan kuat. Memberikan isyarat kepada si tukang ngintip untuk pergi dari sana. Tampaknya dia menyadari keberadaanku, namun responnya sedikit terlambat. Pasir mulai membentuk cekungan dan tergerus kedalam.
Kuangkat kembali snakehead, membidik tepat ditengah pusaran. Menunggu.. menunggu.. Itu pintunya! Jari telunjukku menarik pelatuk, membuat mekanisme dalam senapan laras panjang yang memang dirancang untuk tembakan dengan tingkat akurasi tinggi ini bekerja. Sebuah peluru keluar dari laras riffle ini, melesat lurus tepat ketika pasir di pusat pusaran terpecah, memperlihatkan kepala dari Driller.
Satu lagi tembakan berhasil mengenainya, tapi... Huh? Kemana si tukang intip itu? Aku tak melihatnya sama sekali. Dimakan? Entahlah.
"Hoy!! Cewek koboi!! Kami kesulitan disini!!"
Itu Leo, aku berjalan ketepian, mencondongkan tubuhku. Val dan Leo tampak kewalahan menghadapi para antlion, bahkan Anne juga tak mampu melakukan charge lagi karena sibuk mengurusi para antlion kroco ini.
Snakehead tidak cocok untuk musuh dengan jumlah banyak seperti ini, Six Rumble memakan banyak waktu saat reload, Dual Deagle tidak cukup efektif dengan kemampuanku yang sekarang, yang tersisa hanyalah Mad Lary.
Aku teringat kata-kata Leon, aku hanya akan menjadi beban. Teringat bagaimana Anne melindungiku, tak mau meninggalkanku ketika di goa bawah tanah. Dan teringat bagaimana Leo menggendongku walau sangat sulit untuknya.
Ck.. Aku tak mau seperti itu lagi, rencana kami kacau karena jumlah Antlion terlalu banyak. Masa bodoh dengan rencana awal. Leo, kurasa aku akan mengikuti caramu! Aku melompat dan langsung mendarat di pasir.
"Hoy!! Kalian, ada daging yang empuk disini!! Ayo kemari!!" Teriakku sambil melambai-lambaikan tangan kearah para antlion.
"Ellie!! Apa yang kau lakukan!!" Seru Anne terkejut.
Tanpa kusadari gundukan pasir melesat cepat menuju kakiku. Cih! Leo, Val, Anne, kuserahkan mereka pada kalian! Aku langsung berlari menjauh dari pasir itu. Setidaknya yang bisa kulakukan menghalau monster besar ini menjauh dari kawan-kawanku.
[still here]
Terakhir diubah oleh superkudit tanggal 2013-09-05, 10:40, total 1 kali diubah | |
| | | Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 01:07 | |
| [Orsa Village North Gate]
Salman, ya nama pria tua berbadan kekar itu Salman. Dia adalah seorang kepala desa yang jarang terlihat keluar.
Salam berdiri dengan gagah saat antlion yang merayap di bawah tanah itu menabrak sesuatu yang ada di bawahnya. Ia lalu melirik ke belakang.
"Pergi dari sini, cepat!" katanya padaku.
Aku hanya terpana melihat pria itu, lalu aku berteriak saat ada sekitar empat gundukan pasir yang berjalan mendekatinya.
"Awas di depanmu!" teriakku.
Salman berpaling ke depan, ia melihat sebuah gundukan mendekatinya. Tiba-tiba dari gundukan itu melompat antlion sebesar kambing berusaha menerkamnya. Dengan sigap ia memukul antlion itu dengan uppercut, membuat makhluk bulat itu terlempar.
Tiba-tiba dua antlion keluar dari sampingnya. Antlion itu merayap mendekatinya.
"Tuan Salman, awas sampingmu!" teriak prajurit di belakangku.
Salman hanya melirik kedua antlion itu dengan tenang. Ia lalu mengambil sorban tipisnya yang melingkar di leher. Sorbannya begitu tipis saat ia merentangkannya. Saat salah satu antlion bergerak ingin meraih kakinya, Salman dengan sigap mengibaskan sorbannya ke arah kepala antlion itu hingga putus seketika. Antlion satunya yang berusaha menerkam dari samping juga mengalami nasib yang sama, kepalanya terputus dan darah berwarna kehijuan bermuncratan.
"Apa?... Sorban itu menjadi seperti pedang?" ujarku terpana.
Tapi sepertinya benar, sorban yang seharusnya melambai-lambai kini hanya terbujur kaku seperti pedang. Sorban itu sangat tipis tapi begitu panjang. Tak heran benda itu bisa menjadi sangat tajam.
Aku bisa menebak apa kekuatan yang Salman miliki. Ia sepertinya bisa memanipulasi molekul-molekul pada benda sehingga bisa membuatnya padat.
"Hei lihat!" kata seorang prajurit sambil menunjuk ke arah luar gerbang utara. Disana tampak sekitar lima sampai tujuh gundukan pasir bergerak menuju ke desa.
Salman melemaskan sorbannya. Ia memandang para antlion yang sedang merayap lewat bawah tanah itu. Tiba-tiba ia melirik ke belakang memberi peringatan.
"Mundur, cari pijakan yang keras, jangan sampai antlion itu menarikmu kebawah!" teriaknya memberi perintah.
Aku mulai mencari pijakan tapi susah sekali ditemukan. Semua lantai di desa itu terbuat dari tanah. Ada beberapa seperti tavern yang terbuat dari kayu, tapi aku tak yakin bisa membuat monster itu berhenti.
Ayo berfikir berfikir, mana pijakan yang tepat.
Tak lama kemudian aku mulai teringat. Ada sebuah tempat dengan pondasi batu yang kuat dan kokoh.
Benar, itu adalah tempatnya.
Toko kerja milik Muro.
"Semua ayo mundur ke toko kerja Muro!" teriakku.
Salman dan para prajurit, serta penduduk yang sedang berada di Oase segera berlarian ke toko kerja itu. Waktu aku berlari kesana aku melihat seorang pria berambut hitam pendek yang poninya hampir menutupi alis.
Pria itu berdiri sambil melihat kedepan dengan tatapan serius. Di sampingnya ada bangkai antlion yang terbelah dua.
"Hebat juga pria itu, siapa dia?" pikirku. Namun saat aku mendekat aku sangat terkejut.
Pria itu adalah pria random gak jelas yang telah merusak hidup dan martabatku. Aku sempat marah, tapi ku tenangkan diriku. Urusan dengan orang itu bisa belakangan, sekarang masalah utama adalah antlion.
Lagipula, sekarang aku wanita yang berjubah biru dan bertudung putih lalu memakai cadar. Tak mungkin dia bisa mengenaliku.
[next: Muro's Workshop] | |
| | | fly-man
Poison Elemental Anak Cantik
Posts : 917 Thanked : 11 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 03:47 | |
| [Desa Orsa] gw masih ngantuk, fix banget! Malem kemarin gw lewatin macam hari - hari biasanya, main black jack, yang kalah bakal kena tabok di pundak. Lu bisa bayangin man, ni permainan di mulai dari jam 8 malem, ampe si sunuk, ayam tetangga sebelah berkokok riang gembira. Dan kalo lu warga desa Orsa and seneng abis buat main kartu remi kaya gw, lu pasti kenal gw. Cokre, si botak yang hobi abis main kartu tapi g pernah menang. Ya... lu tau sendiri lah hasilnya? Sekarang pundak gw kaya apa? 2-2 tangan gw rasanya lumpuh, ga gerak sama sekali, macam kena stun.
Emak gw galak betul. Saking galaknya, gw lebih takut sama emak gw timbang masuk dungeon. Kalo bukan emak gw yang bangunin, fix banget man! Gw bakal masih bobo cantik di kasur butut gw, kalo ada yang berani bangunin? Libas aja make ni peso!! 1 hal man! Cuman 1 hal yang menurut gw adalah sisi positip dari emak gw. DIA BILANG GW GANTENG! sekali lagi.. GW DI BILANG GANTENG! Seumur idup gw -sekilas info sekarang gw dah 17 taun- ga ada 1 pun orang yang bilang gw ganteng selain emak gw. Konon kata orang, cinta itu sederhana man. Itu kenapa gw cinta banget sama emak gw. | |
| | | LightNightKnight Topeng Buaya
Posts : 799 Thanked : 6 Engine : RMVX Skill : Intermediate Type : Developer
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 03:50 | |
| [Orsa Village]
Setelah perjumpaanku dan Salman setelah berpuluh - puluh tahun berlalu, kumpulan AntLion mulai mengerubungi dan mengelilingiku dan Salman.
"Heh, seperti biasa, kau masih enggan menggunakan 'tangan' mu sendiri ketika beradapan dengan musuh seperti ini, Zeeva."
"Urus masalahmu sendiri! Aku lebih tertarik dengan bagaimana para Antlion ini bisa keluar dari Tower tersebut dan menyerang desa ini."
"Itu bukan tugasku untuk mencari tahu, kau tanyakan saja pada anak muda yang menjaga tower didepan sana!"
"Kau tahu aku ini siapa kan?!?"
Sambil bertukar argumen dengan kenalanku yang sudah lama tak kutemui ini, aku dan Salman terus menyayat AntLion yang tengah mengerubungi kami semua satu per satu. Namun pertarungan sudah berlangsung terlalu lama, dan para Antlion itu tidak menunjukkan tanda - tanda penghentian penyerangan.
"Sial, Para AntLion ini tak habis - habis...!"
"Kh... bukankah didesa kita terdapat banyak prajurit dan pengelana yang akan memasuki tower?!"
"Bukannya mereka semua pergi ke Fort?!
Kudengar dia menjalankan sebuah sayembara."
"Anak muda gegabah...!"
"Kau juga sama gegabahnya dulu...!"
"JANGAN SINGGUNG MASA LALU!!!!!"
Salman kemudian menarik sorbannya dan memutar - mutarnya sementara aku merunduk, membuat para monster itu terbelah - belah.
"Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau tidak segera mengeluarkan seluruh kekuatanmu!?!?"
"Kenapa aku harus melakukan hal itu?"
"Keparad, kau tidak berubah dari dulu sampai sekarang, lalu apa yang kau lakukan di sini?!?"
"Menghabiskan waktu~!"
"Keparad...!!"
"Kalian berdua, mundur!!!"
Sejenak mendengar teriakan itu, aku dan Salman reflek melompat kebelakang dan terlihat seseorang melemparkan botol yang cukup familiar.
"Uwoh, obat itu...!?"
*BLAAAAAAAAAAR
Sesaat setelah botol itu meledak, tabir asap yang cukup tebal keluar dan membungkus seluruh pintu masuk desa.
"WANITA BODOH! TABIR ASAP TAKKAN MENGUSIR MEREKA!!!"
"Kau yang bodoh, Salman. Lihat itu."
"Hah?"
Tak lama kemudian para AntLion itu menghilang tanpa jejak.
"Eh...? Kenapa?!"
"Dari dulu kau memang tidak pernah berubah, tidak pernah mencoba untuk memahami apapun yang dihasilkan dari alam itu sendiri.
Itu adalah feromon pengusir serangga, sejenis pestisida, namun lebih mematikan."
Aku mendekati wanita eksentrik yang terlihat baru saja melempar botol tersebut dan menepuk pundaknya.
"Kerja bagus, anak muda. Sebagai sesama ahli obat, aku cukup salut kepadamu.
Kuharap kita bisa bertemu lagi lain waktu, asal kau tidak melempariku dengan obat macam - macam seperti tadi siang."
Aku berjalan kembali ke Workshop....
"Zeeva!"
"Aku sudah tidak ada urusan lagi disini. Kalau kau ingin membahas sesuatu denganku, lakukan itu besok, Salm~!"
Tak lama kemudian aku mengizinkan diriku dari tempat tersebut dan kembali ke Workshop.
[Next : Muro's Workshop] | |
| | | hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 08:54 | |
| [ Leon Fort ] [ Around 06.30 PM ]
Tremor terasa makin keras disekitar kakiku. Dia dekat, aku tahu dia sudah dekat, namun aku tak tahu menyesuaikan timingku dengan monster itu. Serangannya sulit diprediksi. Terbayang olehku pinggang dan kaki tanpa torso itu. Akankah aku berakhir seperti itu? Ah... Aku benar-benar tidak ingin dimakamkan tanpa seorangpun yang bisa mengenali mayatku.
Pasir berhamburat ke udara, walau sudah mulai gelap, tapi bisa kulihat bayangan besar menutupi tubuhku. Bahkan jika kutarik pelatuk Six Rumble, monster ini akan tetap menimpaku karena gravitasi.
Sebuah genggaman yang kuat terasa di lenganku, menarikku kesamping tepat sebelum monster itu menghantam tempatku berpijak tadi. Syukurlah, sepertinya masih ada orang yang peduli sesama walau dikeadaan kacau seperti ini, tapi....
Mata bulatku terbelalak, itu si tukang ngintip!! dia menarikku hingga keatas sebuah batu datar yang besar. Matanya menatapku, terlihat seperti menginginkan sesuatu. Tapi apa? Sial, ini seperti lepas dari mulut macan, masuk ke mulut buaya.
[still here]
Note : Bestiary edited, Mother jadi Driller. Wujud evolusi antlion betina yang dewasa, tapi bukan merupakan ratu antlion yang memproduksi telur dalam koloni. Jumlahnya bisa lebih dari satu btw. | |
| | | Oscar Senior
Posts : 830 Thanked : 13 Engine : RMVX Skill : Beginner Type : Writer
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 10:54 | |
| [Muro's Workshop] [around 6.30 PM] [party: Hazel(female), Zeeva, Salman]
Setelah aku, pria brengsek yang di panggil Zeeva itu, dan Salman selesai mengusir para antlion itu dari gerbang desa, kami berkumpul di depan toko kerja Muro.
Aku sangat beruntung saat itu, obat pestisida yang aku simpan di domainku ternyata masih ada sehingga bisa aku panggil untuk mengusir monster-monster itu.
Kini kami sedang berdiskusi kenapa sampai Antlion itu menyerang desa.
"Hei Zeeva, tadi kau bilang kau lebih tertarik dengan kenapa antlion bisa sampai kemari kan?" kata Salman pada kawan lamanya, Zeeva.
"Iya, kenapa bisa sampai seperti ini?" jawab pria berambut hitam kebiruan itu.
"Sebenarnya hal seperti ini sudah pernah terjadi sebelumnya," kata Salman. "Sekitar tiga puluh tahun yang lalu para Antlion menyerang desa membuat desa ini nyaris hancur."
"Nyaris hancur?" kataku tidak percaya.
"Ini masih belum apa-apa, antlion itu masih belum berevolusi." kata pria itu lagi.
"Berevolusi?" kata Zeeva terkejut.
"Mhmm," Salman mengangguk. "Antlion hanyalah tahap larva, jika ini kupu-kupu maka antlion hanyalah ulatnya."
Aku dan Zeeva terbelalak kaget.
Larva katanya? Jika tahap larva saja seperti ini lalu bentuk aslinya seperti apa?
"Jangan bilang dia masih bisa berubah lagi," kata Zeeva.
"Iya dia akan berubah. Dia akan berubah menjadi makhluk seperti capung. Badannya sebesar manusia dan rentangan sayapnya bisa mencapai tiga meter," jelas Salman.
"Jika antlion itu berubah semuanya," kata Salman sambil memejamkan mata sejenak lalu membukanya lagi. "Desa ini akan lenyap."
Aku membelalakkan mata. Apakah semenakutkan ini antlion yang sudah berubah? Saat wajahku terpaku dengan ketegangan aku melihat Zeeva malah ternyenyum sinis.
"Bukankah ini menarik heh?" katanya dengan nada percaya diri. "Akhirya aku bisa menemukan musuh yang benar-benar kuat."
"Jangan bodoh!" sahut Salman. "Jika mereka berubah mereka akan terbang kesana kemari dengan cepat dan lincah. Kau tak bisa membayangkan bagaimana kau bisa mengalahkan mereka."
"Tak masalah bagiku, aku hanya perlu meraih mereka dan menyincangnya!" kata Zeeva dengan penuh percaya diri.
Salman hanya mendesah. "Kau ini memang belum berubah Zeev, baiklah tapi aku tidak ingin membiarkan hal itu terjadi. Ada satu cara untuk mencegah ini semua."
"Bagaimana caranya?" tanyaku.
"Kita bunuh ratunya!" jawab Salman singkat. "Memang, kita tidak bisa mencegah makhluk itu berevolusi, cepat atau lambat mereka akan berubah. Mereka berubah menjadi larva setelah 15 tahun di fase telur, dan 15 tahun kemudian mereka berubah menjadi capung."
"Jadi mereka tetap akan berubah apapun yang terjadi?" simpulku.
"Ya, tetapi jika kita berhasil membunuh ratunya, kita akan menang. Para capung itu akan kehilangan arah. Mereka paasti berterbangan secara acak," jelas Salman. "Tapi meski ratunya sudah mati, mereka tidak bisa diremehkan. Racun dan kecepatan mereka patut untuk diperhitungkan."
"Tak masalah, akan kucincang semuanya dan kujadikan ramuan obatku," sahut Zeeva.
"Jadi, sekarang apa yang akan kita lakukan? tuan Salman?" kata seorang prajurit.
"Kita pergi ke Fort, kita diskusikan masalah ini bersama komandan Leon," kata Salman. "Zeev kau ikut?"
"Tentu saja, aku tidak akan lewatkan kesempatan ini," kata Zeeva.
"Dan kau... siapa namamu?" tanya Salman padaku.
"Haz... emm Siti Khadijah, namaku Siti Khadijah," jawabku.
"Baiklah Khadijah, Zeeva, kalian ikut denganku dan kalian bertiga," kata Salman sambil menunjuk-nunjuk. "Sisanya jaga desa ini, mengerti!"
"Siap pak!" kata para prajurit yang berada di sana.
"Baiklah, sekarang ayo kita berangkat menuju Fort!"
[next: Fort] [party: Zeeva, Hazel(female), Salman, 3 Soldiers] | |
| | | Gramadi Novice
Posts : 209 Thanked : 4 Engine : RMVX Ace Skill : Very Beginner Type : Artist
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 11:18 | |
| [Fort]
Aku pergi menuju fort dengan harapan mendapatkan petunjuk mengenai twillight tower dan permata yang menurut rumor ada disuatu tempat di dalam menara tersebut. Namun bukanlah informasi yang kudapatkan namun beberapa serangga besar yang memporakporandakan fort.
"Apa ini...!? "
Sinar matahari yang sebelumnya sangat terik tiba tiba tertutup bayangan. Seekor Antlion menyerangku dari belakang. Dengan sigap aku melompatinya dan mengambil tombakku.
"Frozen Edge!!"
Bongkahan Es menyelimuti tombakku dan membentuk Sabit. Dan dengan cepat aku langsung membelah Antlion tersebut.
"SRINGGGGG!!!".
Diriku menebas antlion tersebut dengan cepat. Belum sempat ku berbalik Antlion tersebut berdiri lagi.
"Apa... bagaimana mungkin?"
Kulihat tombakku yang kugunakan menyerang antlion tadi dan ternyata Es yang menyelimuti tombakku tidak terbentuk sepenuhnya dan mulai mencair.
"Tsk... udara panas seperti ini.."
Cukup berbahaya situasi seperti ini karena beberapa antlion menutup jalan kembali ke penginapan. Antlion yang telah kulukai dan beberapa Antlion mengejarku
"Tsk... aku harus mencari bantuan"
Next [ kudit Please] | |
| | | hyperkudit Pahlawan Super
Posts : 2288 Thanked : 30 Engine : RMXP Skill : Very Beginner Type : Artist
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 11:50 | |
| @rnvis : sry sebelumnya, Daniel gwa mod dikit.
[ Leon Fort ] [ 06.45 PM ] [ Party : Daniel ]
Udara memburu terhembus dari mulutku, syok, lelah, membuatku sulit untuk karena ini semua. Driller juga sepertinya tidak bisa menjangkau posisi kami sekarang. Mungkin kita bisa menghindari driller, tapi kita tak bisa berlama-lama disini.
"Sepertinya kau tahu satu atau dua hal."
Lelaki gondrong itu berjongkok didepanku, ya, dia memang benar. Mungkin terlihat jelas dari raut wajah panikku. Nafas panjang kutarik melalui hidung, dan kuhembuskan dari mulut. Kurasa tak bijak jika aku masih terpengaruh emosi dan dendam terhadap orang ini. Saat ini, yang harus dilakukan adalah bekerja sama, tidak hanya bersama Anne dan lainnya, bekerja sama dengan semua orang yang terlibat dalam pertempuran ini.
Kubuka bestiary dan kujelaskan semuanya, Myrmecoleon atau antlion, Myrmecoleon Gigante alias driller, kemampuan yang sudah diidentifikasi baik dalam buku ataupun yang bisa kukoleksi dari melihatnya serta hipotesa Val.
"Ini, apa maksudnya tulisan ini?" Tunjuk pria itu.
Kufokuskan mataku ke sudut kanan bawah pada halaman yang memuat antlion, tepat diatas nomor halaman. "see pg:44" Aku tak menyadarinya, segera kubalik kehalaman depan, menuju halaman 44 seperti yang diinstrusikan. Itu adalah seksi huruf D, ilustrasinya terlihat seperti serangga dengan sayap.
Distoleon Annulatus, bentuk dewasa dari Myrmecoleon jantan, berbeda dengan betinanya, Myrmecoleon Gigante, Distoleon berukuran jauh lebih kecil namun satu hal yang sangat merugikan bagi kami. Ya.. sayap itu, mengindikasikan bahwa makhluk ini adalah makhluk yang bergerak di udara.
Berengsek, di permukaan kita memiliki sekoloni antlion, dari dalam tanah kami ditunggu oleh driller dan kini ada Distoleon ini yang meneror angkasa. Monster-monster ini benar-benar tak bisa memberiku istirahat.
Ketika kualihkan pandangan seriusku dari buku ini, melihat wajah si tukang ngintip yang ternyata teralihkan kearah lain. Wajar bagiku untuk menoleh kearah yang sama, itu seperti dia melihat sesuatu yang menarik.
Huh? Heeee?! I-itu wanita buntut! Dia mengarah kemari... Dengan segerombolan besar antlion!! Apa sebenarnya ini? Reuni antara pelaku pelecehan seksual dengan korban-korbannya?
Aku memberi isyarat untuk menjauh, driller mungkin masih ada disekitar sini, jika si wanita buntut itu berlari seperti itu pasti akan menarik perhatiannya. Belum sempat aku berteriak, driller sudah bergerak. Sial apa yang harus kulakukan.
[Still here] | |
| | | rnvis Novice
Posts : 148 Thanked : 0 Engine : Multi-Engine User Skill : Beginner Type : Writer
Trophies
Awards: | Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 14:20 | |
| [At Leon Fort]
Aku berlari sekencangnya melewati bagian dalam benteng, menendang pintu secara acak. Tak perlu waktu lama hingga aku sampai ke halaman belakang benteng sekaligus tempat latihan khusus para sukarelawan yang kukunjungi tadi.
Pemandangan berdarah lain menjumpaiku, beberapa prajurit dan sukarelawan lainnya tergeletak tanpa nyawa di lapangan yang tadinya ramai tadi. Aku melirik ke segala arah, mencoba mencari tanda-tanda orang yang selamat.
Tak lama kemudian mataku tertuju ke arah menara pengawas yang terbuat dari batu bata, seorang gadis sepertinya mencoba membidik 'sesuatu' di pusaran pasir tak jauh dari menara itu, sementara tiga orang lainnya bersiaga di pintu masuk menara.
Samar-samar aku bisa melihat bahwa keempat orang itu adalah orang yang sama yang kutemui di bagian bawah menara waktu itu. Apa mereka terjebak dan menunggu bala bantuan? Sial, kuharap mereka punya rencana saat ini.
Aku bisa saja membantu para penjaga di luar menghalangi para antlion ini, tapi nekat saja deh...
Mengatur nafasku yang sudah reda, aku kembali berlari menuju menara secepat yang aku bisa.
"Hoy tukang ngintip!! Menjauh dari sana!! Panjatlah batu atau semacamnya!!" kata gadis diatas menara itu seraya mengayunkan tangannya.
Aku sudah tahu itu, dan itulah alasan kenapa aku menuju ke menara tolol yang jauh itu. Pasir di sekitarku mulai membentuk sebuah pusaran, tak jauh dari situ, di inti pusaran sebuah mahluk besar yang mempunyai sedikit kemiripan dari antlion menunjukkan dirinya.
Aku tak tahu apa yang terjadi setelah itu karena aku terjatuh ke pusaran. Sial, apa aku akan dimakan kali ini? Mulutku dipenuhi pasir dan hidungku tak bisa bernafas. Sebuah suara nyaring berjalan ke arahku, aku beruntung karena tidak dilahap seperti prajurit tadi, dengan begitu paling tidak aku bisa melawan.
Dengan mengikuti instingku, aku menghalau serangan 'mahluk' itu, tak butuh waktu lama hingga sebuah bunyi tidak mengenakkan keluar dari bidikan acak shortwordku. Aku bisa menghalangi dia untuk saat ini, tapi jika ini terus berlanjut maka--
"Hoy!! Kalian, ada daging yang empuk disini!! Ayo kemari!!"
Suara ini, apa itu gadis yang tadi!? Mahluk itu samar-samar menjauh dariku dan menuju sumber suara tadi, mengambil kesempatan ini aku mengais pasir disekitarku dengan cepat. Seluruh bagian atasku berhasil mencapai daratan sekali lagi.
Mengambil nafas, aku mencoba menganalisa situasi lagi. Gadis yang sebelumnya berada di puncak menara pengawas tadi entah kenapa sekarang berada di jarak yang cukup jauh. Bodoh! Apa yang dia pikirkan!?
Aku memaksa diriku keluar dari gundukan pasir tadi dan berlari secepatnya, menghiraukan hamburan pasir yang sempat berada di sampingku.
Sial! Aku tak akan sempat menggapai gadis itu!! Aku hanya berharap monster itu akan mempunyai cukup delay untuk menyerang gadis itu.
Betul saja, gadis itu yang sepertinya kehilangan kontrolnya sesaat atas bahaya didepannya hanya berdiri diam. Monster itu mengeluarkan setengah tubuhnya, bersiap melahap gadis itu.
Dari arah penglihatannya, mungkin segala sesuatunya mulai menggelap karena bayangan mahluk itu.
"Wooooaaah!!!"
Berteriak, aku menghantam bagian belakang mahluk itu dengan kaki kananku. Tanpa mengambil banyak waktu, aku menaruh shortswordku kembali dan menggapai lengan gadis itu, dia tampak terkejut tentu saja tapi aku menghiraukannya.
Mahluk itu tampaknya menyerah untuk saat ini karena dia kembali ke bawah pasir. Kita berdua aman untuk saat ini, aku terus berlari menuju sebuah batu datar besar yang jaraknya tak jauh. Setelah memastikan bahwa gadis itu selamat dan berhasil naik ke atas batu, aku menghela nafas panjang.
Jika kupikir-pikir, aku sudah berlari seperti orang gila selama beberapa menit dengan hampir atau tanpa istirahat. Tentu saja paru-paruku seperti ingin meletus seakan-akan berada di bawah air.
Setelah membuang ludahku yang bercampur pasir, aku menatap gadis disampingku seraya berjongkok, bersiap jika saja mahluk itu kembali menyerang kami.
"Sepertinya kau tahu satu atau dua hal." kataku kepadanya.
Dia sepertinya mengerti untuk mengaset situasi karena setelah menarik nafasnya melalui mulut dia mengeluarkan sebuah buku tebal, bestiary mungkin? Dia membuka sebuah halaman dan mataku tertuju ke ilustrasi di halaman tersebut.
Ya, para antlion yang kuhadapi selama dua hari ini serta ilustrasi lain dari mahluk yang barusan kulihat tadi. Myrmecoleon atau antlion dan Myrmecoleon Gigante alias driller.
Dia bahkan menjelaskan semuanya dengan cukup baik, serta menambahkan hipotesa dari pemuda bernama Valor yang sekarang bersama Leo didepan menara tentang driller yang mengidentifikasikan getaran suara dari atas permukaan.
Baiklah, jadi hanya perlu membunuh ratu mahluk ini dan aku bisa tidur dengan tenang. Tapi, perhatianku tertuju ke pinggir kanan bawah halaman, "see pg:44".
Aku pikir dia akan membalik ke halaman tersebut tetapi sepertinya dia tidak melihat sebelumnya.
"Ini, apa maksudnya tulisan ini?" kataku seraya menunjuk ke tulisan tadi.
Dia sepertinya menyadarinya lalu membalik ke halaman depan, tepatnya bagian D bestiary itu. Distoleon Annulatus, bentuk dewasa dari Myrmecoleon jantan, berbeda dengan betinanya, Myrmecoleon Gigante, Distoleon berukuran jauh lebih kecil.
Oh, sundal. Evolusi yang betul-betul merepotkan. Jika kita harus bertemu dengan antlion bersayap lagi, maka aku akan betul-betul muak. Semenjak tidak ada tanda-tanda dari mereka kurasa kita harus bersyukur... untuk saat ini.
Tunggu, aku rasa ada hal yang ganjil ketika aku melirik sekeliling tadi. Oh, tidak. Wanita beastman yang tadi pagi dan dia membawa segerombolan antlion bersamanya. Aku melihat ke arah pasir tempat driller tersebut, tentu saja seperti kasusku tadi, dia mulai bergerak ke arah wanita itu; sebuah sasaran empuk di matanya.
[Still Here...] | |
| | | atlanteeianprojecta Novice
Posts : 237 Thanked : 3 Engine : RMVX Ace Skill : Beginner Type : Writer
Trophies
Awards: | Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 15:43 | |
| [At Leon Fort (Some Scene Skiped)] ... Apa maksudmu, Ellie? Mengapa dia melompat turun? Apakah dia benar-benar ingin mati? "Hoy!! Kalian, ada daging yang empuk disini!! Ayo kemari!!" Teriak Ellie, menarik perhatian para antlion. "Ellie!! Apa yang kau lakukan!!" Seru Anne terkejut. Aku hanya bisa terdiam, kaget? Aku rasa begitu. Kenekatannya membuatku kaget. Khawatir? Aku bahkan tidak bisa menjelaskan tentang ini... Apa...? Apa yang sebenarnya dia lakukan?!! Entah kenapa kenekatannya mengingatkanku pada masa laluku... [Flashback/past memories: Axalon Village] Saat itu aku sedang dipojokkan oleh seorang pasukan imperial yang menyerang desaku. Saat itu aku masih kecil dan aku tidak tau harus berbuat apa. Kemudian dia mulai mengancang-ancang serangannya, ingin menebasku. Tetapi... *Tuukk!! Seseorang melempar kepala prajurit itu dengan krikil. Prajurit itu kemudian menoleh kearahnya dan mulai mengejarnya. Ternyata dia adalah adikku, Joselyn. dia mencoba untuk menarik perhatian orang itu. Membuatku selamat dari maut. "Week, kalian pasti tidak bisa menangkapku." Ejek Joselyn sambil menjulurkan lidahnya ( ), supaya prajurit itu mendatanginya. "Lari kak! Lari!!" "Bodoh apa yang kaulakukan!!" Aku mencoba mendatanginya. Namun dicegah oleh ayahku yang kemudian menggotongku dan membawaku lari. Sementara si Prajurit sialan itu menebas adikku hingga tewas... [Back to Leon Fort/Now] Aku hanya terdiam karena mengingat hal itu. Entah mengapa aku mengeluarkan air mataku. Kejadian ini... Kenekatan Ellie ini... *Sriing!! "Leo, apa yang kamu lakukan?!" Teriak Val, menyadarkan diriku. Ternyata saat aku melamunkan masa laluku, aku hampir diserang oleh antlion. Tapi kemudian val menebasnya. "Kenapa kau diam saja tadi... dan kenapa kau menangis?" Tanya Anne "Aku tidak menangis!! ... Yang paling penting, apa yang sedang Ellie lakukan disana? Dia benar-benar mau mati, ya?" Kataku sambil menebas beberapa antlion yang keluar dari pasir. "Aku tidak tau pasti. Tapi saat ini kita juga tidak bisa membantunya dari sana." Jelas Val "Woi... woi... apa maksudmu? Apa kau akan membiarkan Driller memakannya? Aku akan segera kesana." "Lihatlah situasi kita dulu! Kita sedang diserbu oleh segerombolan antlion. Kamu juga ingat apa yang dikatakan sir Leon kepadamu, kan? Jangan gegabah dalam melakukan sesuatu." Val mencoba menceramahiku. Dan itu membuatku mengurungkan niatku dan kembali menyerang para Antlion bangsat ini. Tapi tetap saja aku masih khawatir. Membiarkan teman dalam masalah bukanlah style-ku. Kemudian Driller terlihat bersiap untuk melahap Ellie dari belakangnya. Aku harus menolongnya! Kemudian aku berlari kearahnya, tapi kemudian aku disergap oleh sekerumpulan Antlion yang keluar dari tanah. Mereka benar-benar mengepungkku dari sini. Sial, maafkan aku Ellie. Aku tidak bisa menyelamatkanmu. [Next = Same] Note: Kenapa Rp ini gak tak lanjutin karena aku sedang terburu-buru
Terakhir diubah oleh atlanteeianprojecta tanggal 2013-09-05, 19:48, total 1 kali diubah | |
| | | richter_h Salto Master Hancip RMID
Posts : 1705 Thanked : 30 Engine : Other Skill : Skilled Type : Developer
Trophies
Awards:
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower 2013-09-05, 16:51 | |
| [Sudut desa Orsa]
"Semut-semut merah itu menyerang benteng?"
Ku baru bangun dan dikagetkan dengan kabar dari orang-orang desa yang tidak seperti biasanya--panik dan seperti bersiap dengan serangan sesuatu yang banyak dan menyebar. Dan juga, anak-anak yang kemaren masuk ke menara dan ternyata kembali lagi ke desa setelah beberapa langkah masuk itu sedang berkutat dengan semut-semut merah besar itu.
Dan panggilan itupun kembali. Ku ingin ikut serta mempertahankan desa, tapi tidak dengan meninggalkan benteng dan Olavia dalam ketidak-amanan. Eremidia bukan dunia dengan banyak kedamaian dan harmoni antara manusia dan monster... Tunggu, ku kan bukan termasuk manusia toh?
Ya kubiarkan saja mereka bersenang-senang dengan semut-semut itu, tapi kurasa masih banyak yang mengganjal dengan desa ini dan menara itu sejak anak-anak itu mencoba masuk ke sana. Lagipula, ku masih banyak pekerjaan dengan persenjataan dan perlengkapan buat mereka para petarung dan petualang yang ingin nekat melawan serbuan semut merah besar di benteng... dan untuk kali ini penghasilanku lumayan juga. Andaikan ada Olav di sini, dia pasti sudah pergi membawa meriam besar dan meledakkan semut-semut itu, seperti di masa muda kami dulu.
Tidak ada salahnya untuk pemeran sampingan sepertiku untuk cukup duduk dan menonton dari kejauhan...
[next: unknown. biarkan angin yang menceritakan kelanjutannya] | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
| |
| | | | [Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| Latest topics | » [Web Novel] Gloria Infidelis by LightNightKnight 2016-11-17, 21:27
» [Announcement] Forum baru untuk RMID by TheoAllen 2016-08-25, 16:39
» Where I'm Wrong ? by ReydVires 2016-07-24, 16:10
» flakeheartnet's Resources part III by flakeheartnet 2016-07-08, 14:30
» Keira's Art Warehouse by KeiraBlaze 2016-06-28, 19:27
» Theo Core Time System + Bingung by Lockin 2016-06-27, 16:24
» Error Script, Maybe ? by Lockin 2016-06-27, 16:20
» Nusaimoe @ RMID Lounge by Jihad Bagas 2016-06-21, 05:02
» Call Random Battle by Lockin 2016-06-15, 17:04
» Flakeheartnet Resources Part II [come back gift] by flakeheartnet 2016-06-07, 15:51
|
Statistics
|
Members: [ 4947 ]
Topics: [ 8258 ]
Posts: [ 112606 ]
Newest member: [ https://rmid.forumotion.net/u4968 ]
|
|
|
|