[Roleplay] Eremidia: Dungeon!: The Twilight Tower

First topic message reminder :

Roleplay adalah permainan bermain peran. dalam permainan ini pemain ( member ) bermain sebagai karakter yang ditempatkan di suatu cerita dengan setting yang sama dengan pemain lainnya.
permainan ini mengandalkan imajinasi dari pemainnya agar menciptakan suatu plot yang menarik untuk diikuti oleh orang lain.

Tujuan

Spoiler:

Rules

Spoiler:

Background Story
Setelah peristiwa di Grace Island, Explorasi ke seluruh negeri Eremidia terus dilakukan. hal ini untuk menemukan banyak peradaban kuno atau potensi yang bahaya mengancam.

di balik terpaan dahsyat badai pasir di gurun selatan,terdapat Twilight Tower. konon,menara ini akan terbuka setiap senja tiba. legenda mengatakan sebuah permata raksasa menyimpan kekuatan sihir besar berada di puncaknya. permata tersebut dapat mengabulkan permintaan bagi siapapun yang menyentuhnya.

banyak petualang yang datang beramai-ramai ke tempat tersebut, namun belum ada yang berhasil. banyak monster berkeliaran dan sangat kuat. jadi adakah yang berhasil menaklukan menara dan menyibak kebenaran di balik legenda tersebut ?

Peta Village


Setting
tempat lokasi roleplay adalah sebuah desa kecil bernama Orsa Village, dekat satu-satunya oase pedalaman selatan gurun. tak jauh dari Orsa terdapat Twilight Tower. para prajurit kerajaan Eremidia berlalu lalang menjaga keamanan serta mengawasi segala hal di wilayah ini.

Note :
Ini desa kecil. Jadi harap jangan masukin bangunan2 mewah lol

Players [Slot 8/10]
- Shikami 

Valor Ashburn (Now as NPC)

- Atla
Leo Redfang         


- Theo Allen

Arianne Stanford


- Superkudit
Ellie Brausse


- Richter_h  
Muro Broschenko

- Rnvis
Daniel Utterson

- NightRider

Zeeva Atlimus

- Lyonnesse (out)
Yuuki (Now as NPC)


- Oscar
Hazel Howard

- NachtEinhorn
Eleanor

- Ryuuhime
Tierra Winhart


shikami (valor) (sekarang jadi NPC lol)
F# out
Zwad out
Raptor (Jingen Yuusha) out
Lyonnesse out



Story So Far :
[Day 1]

7 orang pendatang tiba di Osha Village. kesemuanya berkeinginan untuk menaklukan twilight tower. di hari pertama, Arianne bermasalah dengan petualang lain bernama Bronx. ia ditolong oleh Leo, Ellie, Valor dan Jingen. setelah sempat berkelahi sebentar, mereka dihentikan oleh Sir Leon Lao,komando dari E.Guardian yang menyita senjata mereka. 
mereka berpisah. Arianne dan Valor pergi ke Muro's Workshop untuk membeli perlengkapan untuk kemudian pergi ke Tower. 
di sisi lain, Daniel dan Zeeva belum menentukan arah tujuan mereka.

Selesai mencari perlengkapan, Arianne dan Val menuju ke Leon Fort untuk mendapatkan senjata mereka kembali. Dan diteruskan registrasi untuk masuk ke tower. Sementara itu, Leo dan Ellie datang ke Leon fort dengan tujuan yang sama. Namun dengan cara yang berbeda, mereka malah mengacaukan seisi benteng Leon dan membuat mereka harus menjalankan sebuah misi ke tower.

Singkat cerita, gerombolan Antlion datang dan membuat palu besar Arianne terbawa ke sarang mereka. Arianne dan Val mencari palu itu dan berakhir terkepung. Val mengeluarkan sebuah jurus pamungkas. Namun dirinya tidak kuat menahan dan pingsan. Arianne diselamatkan oleh Ellie dengan tembakan brutal mad larrynya.

Setelah cukup istirahat, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali. Disana mereka bertemu Leo, dan seorang pria bernama Zeeva. Ellie, Leo, Anne memutuskan untuk kembali ke desa. Sedangkan Zeeva tampaknya masih mempunyai urusan dengan seekor monster.

Setibanya di desa, party Ellie menyewa inn di desa. Bertepatan dengan itu, seorang (yang mengaku) dokter bernama Hazel Howard datang ke desa ini. Dia melihat kawanan Ellie dan memutuskan untuk mengikutinya ke inn

[Day 2]

Pengumuman ditujukan kepada seluruh petualang yang berada di desa Orsa bahwa sebentar lagi akan ada serangan dari Antlion. Val, Leo, dan Arianne mengikuti registrasi tersebut.

Sementara itu di sisi lain Ellie, Zeeva dan Hazel terjadi pertarungan. Hal ini dipicu ketika Zeeva mengganggu kegiatan Hazel. Pertarungan mereka berakhir dengan seimbang. Namun keadaan Ellie memburuk. Dan Hazel karena suatu hal membuat dirinya menjadi seorang perempuan dan menyamar dengan nama Siti Khadijah

Berganti sudut pandang, Val, Leo dan Arianne menghabiskan waktu di kedai makanan dan mereka bertemu dengan Ellie. Untuk menghabiskan waktu, akhirnya mereka memutuskan untuk latihan di training ground dekat benteng outpost Leon. Sesampainya disana, mereka dilatih bersama komandan Leon. Mereka belajar banyak hal. Mereka berlatih dari siang sampai sore.

Namun, tidak lama setelah itu, Lady Gretta, sekretaris pribadi komandan Leon mengatakan bahwa Antlion akan melakukan gerakannya lebih cepat. Leon berpamitan untuk mempersiapkan pasukannya. Sementara itu Ellie teringat akan ensiklopedi monster, dia kembali ke desa untuk mengambilnya.

Arianne, Leo, dan Val hanya berencana menunggu kedatangan Antlion di training ground itu. Namun keadaan semakin mendesak sehingga mereka harus memutuskan untuk mundur sementara.

Disisi lain, Hazel Howard / Siti Khadijah hendak menuju ke tower. Namun dia juga menemukan hal yang sama. Antlion itu menghadangnya. Hazel/Siti kembali ke desa dikejar oleh Antlion itu. Desa porak-poranda. Namun keadaan itu kemudian dapat di kendalikan oleh seorang kepala desa bernama Salman.

Sementara itu di fort, Ellie dan kawan2nya merencanakan sesuatu untuk melawan seekor antlion yang disebut dengan Driller. Namun mereka kesusahan. Ellie hampir kehilangan nyawa dua kali. Membuat sedikit perselisihan di tim mereka. Tak lama setelah itu, komandan Leon datang membawa bantuan dan menghabiskan para Antlion itu

[Day 3]

Pagi hari, Leo memutuskan untuk pergi ke sarang Antlion jauh sebelum para pasukan Eremidia dan para sukarelawan bersiap-siap. Melihat kelakuan Leo yang sembrono, Ellie memutuskan untuk menyusulnya.

Sementara di tempat lain, Arianne berangkat bersama prajurit komandan Leon. Sedikit lebih lambat dari Leo dan Ellie, akhirnya mereka berhasil mencapai liang para Antlion itu. Mereka akhirnya dipencar menjadi beberapa grup untuk menelusuri lorong-lorong yang dibuat oleh Antlion


Dari sudut pandang Ellie. Ellie dan Leo tanpa sengaja jatuh ke tempat induk Antlion itu. Ellie tertangkap oleh induk antlion itu. Hampir saja ajal menjemputnya, Zeeva menolongnya dan membawanya ke tempat yang cukup aman.

Tak lama setelah itu, Anne dan anggota party dari para sukarelawan itu sampai ditempat. Ellie sudah dalam keadaan tidak sadar. Namun dia berhasil ditangani dengan 'pengobatan pertama' oleh Zeeva. Dan akhirnya Ellie siuman

Disudut pandang Hazel / Siti Khadijah, Valor dan Lady Gretta melihat segerombolan capung raksasa bergerak menuju kearah desa. Valor, dan Hazel berlari dan mencegah capung-capung itu di padang pasir. Terjadi pertempuran dahsyat. Valor hampir kehilangan nyawanya karena kelelahan. Namun mereka berhasil diselamatkan oleh Salman, si kepala desa. Valor dibawa ke tempat aman dan diberi perawatan khusus oleh Hazel

Sementara itu di sarang Antlion terjadi pertempuran hebat. Kerja sama antara Arianne, Ellie, Leo, Firemage, Daniel, Eleanor, dan Fighter itu dapat membunuh ratu Antlion itu. Namun disamping itu, Ellie kembali mengeluarkan luka.

Ellie dibawa kembali ke desa bersama para petualang lain dan tiga temannya, Anne, Valor dan Leo. Mereka disambut baik kedatangannya di desa Orsa karena telah berhasil mengalahkan ratu Antlion.

Di tempat lain, Siti / Hazel berhadapan dengan tiga orang. Mereka termasuk anggota dari sukarelawan yang akan membantai ratu Antlion. Siti / Hazel diserang oleh seorang wanita yang dipanggil Silva. Hazel mengeluarkan ramuan secara acak dan menimbulan 'genderswap'. Hazel kembali ke kelamin asalnya sedangkan Silva berubah menjadi lelaki. Situasi tampak kacau.

Sementara, Daniel Utterson memutuskan untuk tetap menetap di tower paska peperangan dengan ratu Antlion. Daniel tanpa sengaja ikut pertarungan bersama tiga orang itu dan memutuskan kembali kabur ke desa

Disudut lain desa, Tierra Winhart, seorang dari keturunan ternama dari keluarga Winhart baru saja mencapai desa Orsa. Dia hendak membeli sebuah dagger perak di muro's workshop. Tapi karena uangnya tidak cukup, Tierra mendapatkan sebuah quest untuk mencari strip binatang dan sebongkah perak.

Ellie telah dirawat bersama Anne dan Eleanor. Namun keadaan menjadi kacau saat seseorang bernama William mengaku adalah seorang kakak dari Ellie. Ellie menyembunyikan identitasnya sebagai treasure hunter dibantu oleh kedua temannya. Namun, pada akhirnya Ellie tetap mengaku hal yang sebenarnya.

... ntar diterusin editnya


Enjoy !

[ Tavern ]

" ... hmmmhpp ..." Umpatku kesal sambil menggembungkan pipiku.
"Minggir..."

Aku berjalan menuju kasir bartender tanpa mempedulikan sekitarku. Mendengar tawa mereka saja sudah cukup membuat telingaku panas. Aku langsung mengambil salah satu kursi di depan kasir itu.

"Jangan hiraukan mereka. Mereka biasa mencari hiburan kesini untuk melepas pikiran mereka sejenak". Kata bartender tavern itu

Syukurlah, aku menemukan seseorang yang netral. Tapi tetap saja aku tidak bisa melepas pikiranku disini.

[ Still here ]

[At tavern]

pria itu kesal karena si gadis itu tampaknya tidak peduli.
"hei, anak kurang ajar? kau berani ya pada diriku?"
"kau dengar ya, namaku bronx,si petualang perak dari negeri tiga aliansi!"
kata pria bernama Bronx itu sambil menepuk dada.
"aku sudah berkeliling ke banyak tempat..menghadapi bermacam-macam bahaya"
"aku tidak akan biarkan anak kecil seperti kau meremehkanku!"


Bronx lalu membanting meja. ia juga mengeluarkan gada besar yang berada tak jauh darinya.
ia berjalan mendekati gadis itu.
suasana tegang. aku ikut menahan nafas.

[still here]

[at Village / Tavern]


"Yep, ini sudah oke!" Gumamku.

Sekarang saatnya urusan perut, lambungku sudah keroncongan bahkan ketika menunggu perbaikan Six Rumble.
Aku berjalan keliling tempat antah berantah ini, mataku melirik kiri dan kanan, berharap ada kedai, bar atau semacamnya tempat dimana aku bisa makan.

"Ah, itu dia!"

Aku berlari kecil kearah bar itu, begitu kubuka pintunya.

"Eh? A-apa-apaan ini?"

Sepertinya ada sedikit kekacauan disini.

[At Tavern]
  Saat aku mulai memasuki kedai itu tiba-tiba ada seseorang yang berteriak. Dia bilang "hei nona, ini bukan tempat bermain anak-anak!". Kupikir akan ada keributan disini, karena terlihat pintu kedai itu baru saja rusak. Bila orang biasa pasti tidak akan mau masuk ke kedai itu, tapi aku tidak. Aku ya aku... Aku akan masuk kesana apapun resikonya, karena aku suka tantangan. Setelah aku masuk, terlihat mereka sedang memulai keributan. "aku tidak akan biarkan anak kecil seperti kau meremehkanku!". Kulihat seseorang berkata seperti itu dan kemudian dia mengeluarkan senjatanya, terlihat dia ingin menyerang seorang gadis kecil yang berada tepat didepanku.
  "Aku tidak akan membiarkan kau menyerang anak kecil" Tanpa pikir panjang kukeluarkan pedangku dan mulai menyerangnya. Keadaan semakin menegangkan.

[Next still here]

[depan bengkel Ketok Magic Muro, ke arah Warung Makan alias Tavern]

Kusuruh Olav jaga bengkel, lantaran ku lupa dengan janji lunasi hutang roti kering dan bir yang kemaren sore. Untuk ukuran dwarf tua sepertiku jadi pelupa itu udah lumrah...

Wadalah!
Ada lubang besar di atas pintu. Ini pasti ulah Gorgom... Tunggu. Gorgom tidak setinggi pintu. Dan ada apa dengan suara riuh rendah di dalam warung? Kucoba masuk saja, pura-pura tidak tahu dengan keadaan sekitar yang sepanas gurun di luar sana... Ya, ternyata benar, ada segelintir bocah sedang ribut di warung. Biarkan saja, palingan cuma anak-anak yang baru jalan-jalan di halaman belakang dan ngerasa sudah jalan ke separuh dunia...

Wadeheldafuq! :gasp:Great Scotch!
Aura yang tadi kerasa di bengkel terasa makin kuat saja di dalam warung ini. Tidak salah lagi, anak gadis unyu yang duduk di depan meja itu, yang disampingnya adalah palu yang lebih gede dari badannya itu, tidak salah lagi. Dia pasti saingan usaha Olav dan diriku di desa ini! Dia terlihat panik, pasti sudah ikutan keributan ini. Tapi kuyakin, dia bisa jaga diri dengan palu supergede itu. Dan ada yang membela dia kelihatannya...
Kubayar hutangku pada penjaga warung, dan mengambil segelas bir. Lantas ku duduk di dekat penjaga warung kalau-kalau akan berlangsung hiburan khas warung minum. Olav mungkin ngga bakalan keberatan...

[nongkrong di Tavern]

[ Tavern ]

"hei, anak kurang ajar? kau berani ya pada diriku?"
Suara orang tadi membuatku membuatku membalikkan badan.


"kau dengar ya, namaku bronx,si petualang perak dari negeri tiga aliansi!"
Kata pria yang menyebut dirinya bronx itu sambil menepuk dada


"Hah?"
Aku hanya mengerutkan dahiku. Aku tidak paham apa yang sedang dia bicarakannya. Setelah itu dia mengoceh tidak jelas. Entahlah aku tidak terlalu memperhatikannya. 


Kemudian pria itu tampak mengamuk dan membanting meja dan hampir mengenai seseorang malang yang tepat berada di sampingnya. Dia membawa gada besar dan berjalan kearahku. Aku hanya mengerutkan dahiku, sambil bersiap-siap memegang gagang palu besarku. 


Sementara, aku rasakan suasana di tavern itu mulai tegang. Suara ribut keramaian orang mengorbol tiba2 sirna begitu saja

[ Still Here ... ]

[at Tavern]

Astaga! Mereka semua orang-orang barbar. Aku baru satu jam menginjakkan kaki di tempat antah berantah ini, dan sudah melihat tingkah konyol beberapa orang dewasa. Berkelahi layaknya kera dihadapan seorang gadis kecil.

"Psst! gadis kecil, kemarilah! disana mungkin akan berbahaya!" Bisikku kepada gadis itu.

Mungkin dia tidak akan mendengarnya, namun bahasa isyaratku tampak bisa diterima olehnya.

[ Tavern ]

Aku melihat seseorang memberi isyarat dari jauh. Sejenak pandangaku teralihkan. Tapi aku tidak tahu pasti apa yang dia maksudkan

Aku hanya bisa mengerutkan dahi sambil mencoba mencerna arti dari isyaratnya

[ Still here ]

[At Tavern]
  Sial, tampangnya menakutkan sekali. "Whooaa, badanmu juga besar layaknya ogre... eh, maksudku wajahmu yang mirip ogre." Kemudian aku mengejeknya. Niatku untuk membuatnya marah. Disaat dia marah, dia pasti akan mudah lengah dan aku akan benar-benar mengalahkannya. "Apa katamu! Akan kubunuh kau!". Dia marah dan kemudian dia mulai menyerangku dengan gada yang super besar itu. Serangan seperti ini sangat mudah dihindari, disamping serangannya yang lamban, dia pasti akan membutuhkan waktu lama untuk menghadap kebelakang.
  Kemudian aku menyerangnya dari belakang.

[next = same]

[At Tavern]

entah orang asing dari mana itu muncul. dia langsung bertindak bagai pahlawan di siang bolong.
geli saja sih melihatnya. tapi dia cukup cekatan menghindar serangan dari orang bernama Bronx.

"pemuda itu dalam bahaya" celetuk orang yang minum di sebelahku itu.
aku melihat sekeliling. rupanya si bronx tidak sendirian. anak-anak buahnya berjumlah 4 orang mulai mempersiapkan senjata.

[still here]

Beberapa detik kulihat dia terpaku, wajahnya seperti kebingungan.
Mungkinkah dia tidak mengerti dengan bahasa isyaratku?

Sementara itu dua orang tolol itu masih bergumul tidak karuan didekat sang gadis. Pelanggan-pelanggan bar malah tampak menyoraki, ada yang memasang wajah peduli tapi tak bertindak. Bahkan ada yang bertingkah seolah tak ada yang terjadi.

Makin lama situasi ini makin membuatku kesal, aku mengambil langkah cepat, membuat lantai kayu mengeluarkan suara hentakan keras karena dihantam sepatu boot ku.

Kugenggam wajah kedua orang tolol itu, kupisahkan mereka agar tidak bisa menyentuh satu sama lain.

"Hentikan, dasar kalian kera sinting! Apa kalian tidak malu bertingkah seperti binatang dikeramaian? bahkan kalian tidak mempedulikan seorang gadis yang bisa saja jadi korban salah sasaran!"

Suasana mendadak sunyi, mungkin karena kaget.. Aku memang tidak terlalu suka mencampuri urusan orang, tapi aku lebih tidak suka jika ada anak-anak yang bisa menjadi korban kekerasan.

"Hey, manis.. Ikut campur urusan orang lain itu tidak baik, kau tahu?"

Seseorang menyentuh bahuku, aku membalikkan tubuh secara refleks, hanya untuk melihat empat orang bersenjata mulai mengepung tempat perkelahian itu.

[ Tavern ]

Aku barusaja mau mempersiapkan palu besarku untuk pertahanan. Namun, seseorang antah berantah muncul secara tiba2 dan berlagak jagoan. Dia menantang seseorang yang bernama Bronx itu. Tapi harus kuakui, dia memang lumayan

Suasana berasa berjalan begitu cepat. Tak lama setelah itu muncul juga gadis yang memberiku isyarat tadi masuk dalam arena dan mencoba melerai mereka berdua. Aku tidak habis pikir apa yang sebenarnya dia pikirkan.

Tapi tampaknya suasana bukannya makin tenang, tapi malah makin memanas. Teman2 pria itu mulai berdatangan dan mengeroyok 2 orang yang barusan menyelonong masuk itu

Dan sementara ini aku hanya bisa bengong melihat kejadian ini.

[ Still here ... ]

[At Tavern]
  Si ogre pun terjatuh karena terkena tebasanku. Cih, cuma begini. Dia hanya badannya saja yang besar tapi kekuatannya seperti banci. "Hora... ternyata masih ada lagi toh yang menantangku?" sombongku kepada mereka yang ingin menyerangku. Jadi ini teman-temannya, ya? Sepertinya aku harus bersungguh-sungguh dalam menghadapi yang seperti ini. Lalu kemudian si ogre jelek itu bangun lagi, terlihat dia masih belum puas. Tapi sebelum aku mulai menyerangnya, wajahku diremas bersama dengan si ogre itu.
  Ternyata ada seorang wanita dan dia... meremas wajahku!

[next = same again]

[at tavern]
situasi mulai gawat. mulai banyak orang asing yang campur tangan.
lalu siapa gadis itu? kenapa dia dengan santainya melerai kedua orang itu?
tapi ternyata teman-teman si bronx tidak tinggal diam.

"bronx, sebaiknya kita apakan mereka ?"
bronx mengambil napas sejenak.
" hajar pemuda dan wanita itu, aku akan menghajar anak kecil yang disana"
semua orang bergegas menyerang ke target masing-masing.

[Warung Makan]

Tuh kan, kubilang seru pasti ini rusuh di warung makan. Kubilang, pemuda itu dalam bahaya. Dan benar saja, sudha lima sekawan begundal mengepung pemuda itu, entah mau diapakan nantinya...
Dan tiba-tiba si gadis Six Rumble loncat dan terjun di tengah-tengah kepungan. Lima lawan dua, bukan, satu setengah. Tidak adil, kan? Pemuda yang jaga warung mengiyakan kata-kataku. Tapi lihat di sebelah ada anak yang bisa bikin satu laki-laki wajah setan kelimpungan. Mungkin ini alasan kenapa banyak sekali anak-anak bisa berkeliaran di alam bebas--kemampuan dan keterampilan mereka sudah Beyond GODLIKE dibanding kebanyakan anak-anak seusia mereka, bahkan anak Dwarf pun baru bisa diajak berburu pas umurnya 21 tahun, setelah Tes Keberanian di gua di Nord's Peak...

Ya anak-anak jaman sekarang, sudah berani ngelawan orang yang lebih tua, dua kali lebih cepat dan dengan separuh keberanian...
Kutanya pada yang jaga warung, apa ini tidak akan merusak warungnya, tapi ku enggan menanyakannya. Ku tau pasti bakal banyak barang rusak setelah keributan ini.

Di tengah-tengah keributan itu, ide gila muncul. Kubisikkan ide gilaku kepada penjaga warung. Ini bisa jadi sangat menguntungkan, hehehehehe

[nongkrong di warung]

Menghajarku dan gadis itu, huh?

Heheh.. Kalian pikir siapa aku? Aku mungkin seorang rookie, tapi setidaknya ada delapan dungeon yang telah kujelajahi dan belasan harta berharga mahal yang kusimpan.

"Heheh! Sungguh disayangkan, kami mendapat perintah untuk menghajarmu, tapi jangan khawatir kami akan bermain dengan tubuhmu sesudahnya."

Seorang dari kawanan itu berjalan mendekatiku. Kutundukan topiku, dengan cepat kuambil Six Rumble dari sarungnya dan kutodongkan ke dahi bajingan ini.

"Namanya Six Rumble, enam butir peluru, dua tembakan per detik, aku baru saja mereparasinya, tapi belum sempat mengujinya. Jika kalian mencoba macam-macam, aku akan dapat empat tembakan uji coba."

[Desa]

Aku baru saja tiba di sebuah desa terpencil di tengah padang gurun super gersang bernama Orsha Village. Keringat bercucuran membuat badanku terasa sedikit lengket; aku ingin sekali mencari penginapan dan mandi.

Yap, misiku selanjutnya adalah menginvestigasi sebuah menara yang terletak tak jauh dari desa itu. Twilight Tower, nama menara misterius yang katanya berisi sejuta misteri, termasuk Permata yang bisa mengabulkan permintaan dan sarang monster ganas.

"Heh, semoga saja tidak ada JOKER yang memperkeruh keadaan di dalam Tower itu" gumamku pelan.

Disaat aku melanjutkan perjalanan mencari penginapan, aku melewati sebuah bar yang kelihatannya sedang terjadi ribut2 di dalamnya. Penasaran, aku mencoba mengintip masuk...

[Jigen Yusha Dairider] 

[Next: tavern ]

[ Tavern ]

"Eh?"
Kupikir pria besar itu akan mengurusi dua orang yang ikut campur itu. Tapi dia malah berbalik kearahku dan menyerahkan orang yang ikut campur kepada anak buahnya.

"Akan kuberi pelajaran kau bahwa disini bukan tempat bagi anak-anak"
Katanya dengan wajah senyum evil. Tanpa banyak bicara lagi aku langsung mengangkat palu besarku. 

Dia mulai mengayunkan gada besarnya. Aku menangkisnya dengan ujung palu. Benar, memang aku bisa menangkisnya. Tapi aku tidak bisa mencari celahnya. Dia bergerak begitu cepat walau dengan gada sebesar itu.

Aku mencoba menghindar dan mundur hingga sampai kepojok tembok. Tampaknya dia puas melihatku terpojok. Aku mempersiapkan posisi serangan balikku.

[ Still here ... ]

[at tavern]
situasi makin tak terkendali.
sementara si gadis cilik itu berkelahi dengan si bronx. anak buah bronx tampak bersiaga menyergap dua orang lainnya.
dua orang itu saling memunggungi satu sama lain karena anak buah bronx mulai mengitar untuk mencari celah menyerang.
si gadis koboi itu mengarahkan senjata apinya ke arah mereka. belum pernah kulihat senjata semacam itu.

"Hiyaaaa! kau pikir aku takut dengan senjata seperti itu.."
salah satu anak buah yang kurus kering bergerak cepat dengan mengeluarkan semacam shuriken ke arah gadis koboi.
sementara yang lain menyusul dengan senjata masing-masing ke arah keduanya.

[Tavern]

"Ahh!!"

Nyaris saja, aku menghindari lemparan senjata yang kalau aku tidak salah, itu adalah senjata dari daerah timur, daratan para naga.

Posisiku yang tidak menguntungkan untuk menembak dimanfaatkan bajingan lainnya, dia menepis lenganku, membuat Six Rumble terehempas kearah meja bartender.

Sial, sungguh sial. Aku meninggalkan peralatan lainnya di penginapan, saat ini hanya Six Rumble senjata yang kubawa.

"Akh!!!"

Sebuah pukulan keras mendarat diperutku, seandainya aku sudah makan siang ini, mungkin aku akan muntah karenanya. Tubuhku tersungkur, semakin menjauh dari Six Rumble-ku.

Pria itu berjalan mendekat, mencekik leherku lalu mengangkat tubuhku. Aku bisa melihat seringai mesum di wajahnya, membuatku muak dan ingin meludahinya.

[ Tavern ]

"Apa kau sudah sadar kalau disini bukan tempatnya anak kecil?" Katanya dengan senyuman puas. Sementara aku hanya bisa terdiam dan fokus.

"Hyaa..."
Sesaat setelah itu langsung mengambil ancang2 dan mengambil jarak ayunan palu agar tempat bisa mendaratkan serangan padanya sebelum dia menyerang duluan. Kuayunkan palu besarku kesamping. Dan aku berhasil mendaratkan serangan padanya. 

"Kau pikir serangan seperti itu akan melukaiku, gadis kecil?"
Aku terkejut sejenak. Dia berhasil memegang ganggang palu tepat sebelum kepala paluku dan menghentikan gerakannya. Baru kali ini aku melawan orang yang sepintar ini.

"Kyaaa ...."
Kemudian dia mengambil alih paluku dan melemparku hingga merusakkan sebuah meja

"Ouch ..."
Aku kesakitan dan juga kehilangan paluku

"Bagaimana? Kau tidak bisa melakukan apa-apa dengan palumu?"

[ Still here .. ]

[at tavern]
sementara kedua orang lainnya terdesak. si bocah ajaib itu,menurutku, tetap berkelit dengan lincah. sayangnya dia hanya dapat menghindar saja. meski tampak tenang. wajahnya menunjukkan kelelahan. ini pasti akibat bertarung dengan bronx tadi.

"aku sudah tidak tahan lagi!"
aku mulai mengeluarkan kapak dan melemparnya ke arah pria yang mencekik gadis koboi yang terdesak parah. pria itu terkejut dan melepaskan gadis itu sambil melotot ke arahku.

"sial."

[Tavern]

Aku tak bisa mempercayai mataku ketika aku melihat pemadangan di dalam bar ini. Bandit di kiri kanan, 1 mencekik seorang perempuan berpakaian ala koboi, 1 lagi yang bertubuh bongsor melawan seorang gadis mungil.

Aku tidak bisa tinggal diam, sebagai anggota DP, dan sifatku yang tidak bisa diam melihat kejahatan dan ketidak adilan di depanku (lebay coks), secara mendadak aku berteriak 

"OMG WTF APA APAAN INI?!"


Saat itu juga terjadi hening sesaat, diikuti tengokan kepala kepala kearah pintu bar itu. Si bongsor, yang baru saja melempar badan seoranbg gadis hingga merusak meja, menyahut "Siapa lagi orang satu ini?! Minta dihajar juga?!"


"Woah, Monyet bongsor ini bisa ngomong!"


"K-kau..."


"Kalimatmu selanjutnya adalah, Mencari mati ya? Rasakan ini!"


"Mencari mati ya? Rasa..."


Sembari mengayunkan bogemnya kearahku, terkejut karena aku mengucapkan kalimat yang akan dia ucapkan. Tentu saja dengan sedikit usaha, aku menghindari bogem yang mungkin akan merontokkan tubuhku, kalau kena tentu saja.


"JUSTICE PAAAWNCHHHH!!!!!!!!!!!!!!1111"


Aku mencoba menyerang balik dengan bogemku sendiri (dengan lebaynya, tentu saja). Kena telak di pipi Manusia bongsor itu, akan tetapi...


yang kulihat bukan rasa sakit, tapi malah senyuman.


[next: still here]

[ Tavern ]

Aku masih sibuk dengan rasa sakit di punggungku. Tapi pemandangan yang kulihat saat ini adalah pria Bronx itu sedang sibuk berurusan dengan pria lain.

Sepertinya dia adalah pria baru yang memasuki area pertempuran ini. Tapi aku tidak habis pikir, aku mencoba bangkit dan berlari mengambil paluku.

[ Still here ]

Masih merasa kesakitan, aku berusaha membetulkan syal tang membelit leherku.

"T-terimakasih random stranger... he?!" Aku tak dapat berkata-kata ketika sesosok, pria eksentrik yang berteriak seperti orang gila jika aku bisa menggambarkannya, masuk dan menghajar bandit berbadan besar.

Aku bahkan sampai tak tahu siapa yang menolongku barusan, apakah orang aneh ini? atau orang lain yang berada di bar? Yang jelas aku tidak ingin berhutang budi padanya, jika ketemu akan kubayar.

Seorang bandit yang tadi melempariku dengan senjata lempar datang mendekat, dengan sigap aku berguling tendang kakinya, lalu kukunci pergerakannya.

Kuambil syal ku, lalu kuikat pergelangan tangan pria itu. Situasi makin kacau semenjak pria gila ini masuk ke bar.

[At tavern]

aku melirik gadis itu yang tampak baik-baik saja.
aku bersiaga untuk menerima serangan pria itu yang mendatangiku dengan cepat.
tapi orang di sebelahku itu meletakkan minuman dan maju mendahuluiku. gerakannya sangat cepat membanting si pria yang menyerangku.

"deashhh!!" suara lantai yang retak diikuti erangan si pria yang kesakitan.


" TAHAN SEMUA!!"
" AKU DARI KOMANDO EREMIDIA GUARDIAN!! NAMAKU LEON LAO!!"
kata orang itu sambil mengacungkan pedang katananya. rambutnya keperakan dan matanya berwarna keemasan. tampak sangat gagah. ia melakukannya sambil menginjak si pria tadi.

semua jadi terdiam.