Perbedaan
“Waaa! Sepertinya pertandingan ini akan menjadi pertandingan yang menarik!, semua pemain memasuki lapangan”
“lihat itu! Nomor punggung 9 Putra! Waah kali ini pun dia main!”
Nama ku Putra, aku ikut klub sepak bola di SMP ku, usiaku 15. hari ini adalah pertandngan final sepak bola yang pertama kali kuhadapi. “Priiit”
“Suara peluit berbunyi tanda pertandingan dimulai!”
“SMP 28 menyerang mereka teru melaju! Aris menggiring bola!”
“Ia telah melewati beberapa pemain!”
“Ia berhadapan dengan putra! Apakah putra bisa menghentikannya?! ”
“Putra ia lewati dengan mudah!”
“Putra kau kenapa! Kenapa kau membiarkannya lewat!”
“Aris melewati semua pemain belakang! Ia menghadapi penjaga gawang! Ia menembak!!!”
“Masuk!!”
“Kau kenapa Putra?” Tanya Arbi dengan heran
“Ah? tidak maafkan aku ya teman tadi aku melamun hehehe” jawab ku dengan santai seaakan aku melupakan kecemasan ku, tapi tak kusangka…
“Jangan bawa masalah mu ke sini! Ke pertandingan ini!” Edward bilang.
“Apa maksudmu Edward? Aku tidak memikirkan apapun” Aku menjawab.
“Pergilah! Jika kau bermain seperti ini kau hanya akan membuat tim mu kesulitan!” Edward berkata dengan wajah ang memerah dan mata membesar.
“Apa aku harus pergi dari pertandingan ini?” kata ku dalam hati.
Kalau begini sepertinya Edward benar jika aku bermain tidak konsentrasi, aku hanya akan membuat tim ku kesulitan.
Beberapa tahun yang lalu, saat itu aku baru lulus dari sekolah dasar dengan nilai yang cukup memuaskan, setelah berfikir akhirnya aku memutuskan untuk masuk SMPN 13. Di SMP pada awalnya aku tidak mencolok yang kulakukan hanyalah tertawa saat teman - teman ku menjailiku, dan saat mereka menghinaku. Ada 3 orang teman ku yang selalu menghinaku dan menjaili ku mereka adalah Achmad, Arbi, dan Bayu entah mengapa mereka selalu mengejek dan menghina ku lalu menertawakanku seolah mereka menyimpan dendam kepadaku. Aku juga mempunai teman yang keras kepala tetapi ia sangat mudah menangis seperti saat itu, saat itu aku dan teman-teman ku sedang mengikuti pelajaran olah raga kami berolah raga dilapang saat kami sedang baris salah satu temanku berkata “Hey Raldi apa kamu ga salah pake celana?! Lihat celana mu terbalik hahaha!”. Semua teman – teman ku menertawakannya, lalu dia berlari kearah kamar mandi aku pun mengikutina aku berusaha untuk menghiburnya disana sampai akhirna iapun tenang. Hari demi hari kulewati akhirnya aku berfikir untuk mengikuti ekstrakulikuler sepak bola, tetapi disana ada 3 anak jahil yang tak bosan menjailiku. Beberapa hari kuhabiskan untuk melihat latihan sepak bola disekolah
Akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti kegiatan ekstra kulikuler sepak bola, oh ya aku juga punya teman baik namanya adalah Afga, ia lah satu-satunya orang yang selalu membantu ku ketika aku di tertawakan.
Ceritanya belum selesai sih
itu juga masih ditambah tambah dan mau di edit lagi
minta komentarnya