(KONSEP)Cerita gameku yang aneh mungkin.

Menceritakan tentang peperangan antar kerajaan, di sini kamu akan memainkan peran sebagai pendamai perang ini. Namanya Szura, dia berasal dari desa Hijiro.

Berdiri dua kerajaan dalam satu Negara yang bernama Nesrania. Kerajaan itu bernama Kerajaan Namiko yang berada di Pulau Sicilia di pimpin oleh Brest & Kerajaan Qhilaun yang berada di Pulai Sullivan di pimpin oleh Cheus. Raja dari kedua kerajaan itu sebenarnya bersaudara kandung. Kedua orang tuanya telah meninggal karena nelan biji duren.
Perang antara Kerajaan Namiko dengan Kerajaan Qhilaun terjadi hanya di karenakan hal yang sederhana yaitu perbedaan prinsip. Raja Brest dari Kerajaan Namiko suka dengan musik dangdut sedangkan Raja Cheus dari Kerajaan Qhilaun suka dengan musik campursari. Dengan begitu Brest membuat surat pernyataan bahwa Kerajaan Namiko akan berperang dengan Kerajaan Qhilaun. Barang siapa yang kalah, musik yang di sukainya akan di hapus dari dunia ini. Begitulah isi dari surat pernyataan perang yang dibuat oleh Raja Brest dari Kerajaan Namiko.
Setelah Raja dari kerajaan Qhilaun membaca surat pernyataan perang tersebut. Akhirnya setuju bahwa akan terjadi perang antara Kerajaan Namiko dengan Kerajaan Qhilaun. Kedua kerajaan itu langsung menyiapkan pasukan untuk berperang. Beberapa hari kemudian, pada sore hari seluruh pasukan dari Kerajaan Namiko & Kerajaan Qhilaun beserta raja-rajanya, berkumpul di perbatasan Pulau Sicilia dengan Pulau Sullivan.
Pasukan dari Kerajaan Namiko menyayikan lagu dangdut kesukaan rajanya, sedangkan pasukan dari Kerajaan Qhilaun menyayikan lagu campursari yang di sukai rajanya. Setelah bernyayi Tuan Brest mengumandangkan bahwa perang akan segera di mulai.
Tak lama kemudian kedua raja itu berteriak “SERANG….” Seluruh pasukan pun langsung berlari. Tetapi tiba-tiba seluruhnya mendadak berhenti berlari secara kompak. “Ada apa berhenti?” Tanya Tuan Brest sambil menatap komandan perang pasukannya.
“Anu Yang Mulia, sudah adzan maghrib waktunya sholat” Jawab komandan dengan kepala menunduk.
“Ya sudah, kita istirahat saja. Kita kembali ke Kerajaan” seru Tuan Brest.
“Kalian semua takut dengan pasukanku” teriak Tuan Cheus kepada seluruh pasukan Namiko. “Sudah adzan, waktunya sholat maghrib” sahut komandan pasukan Namiko.
“Mana? Oh iya sampai gak kedengeran. Ya sudah, ayo semua kita kembali”. Semuanya berbalik arah menuju ke kerajaannya masing-masing. Tuan Brest merasa belum puas karena tadi perangnya ditunda. Ke esokannya, pada pagi hari sekitar jam 09.00 terdengar suara pedang yang saling beradu di perbatasan Pulau Sicilia dengan Pulau Sullivan. Menandakan perang antar kerajaan sedang berlangsung. Suara itu sangat keras sekali, sampai terdengar penduduk Desa Hijiro.
Perang berlangsung lama sekali, sangat lama. “SEMUANYA BERHENTI” terdengar teriakan Tuan Cheus sehingga seluruhnya pasukan Qhilaun & pasukan Namiko berhenti.
“Kenapa kau memperhentikan perang ini” tanya Tuan Brest pada Tuan Cheus.
“Perang ini sudah terlalu lama berlangsung. Liat saja seluruh pasukanku & pasukanmu pada keletihan semua” sahut tuan Cheus dengan hati yang agak marah. Dengan rasa yang agak marah Tuan Cheus menyuruh seluruh pasukannya bergegas pergi meninggalkan medan perang tanpa memperdulikan Pasukan Namiko & juga Tuan Brest.
“Mau kemana kau pengecut? Teriak Tuan Brest kepada seluruh Pasukan Qhilaun, tetapi tak ada yang menjawab pertanyaannya. Setelah lama berdiri melihat Pasukan Qhilaun kembali ke kerajaannya. Pasukan Namiko pun juga kembali atas komando Tuan Brest.
Szura mendengar berita peperangan itu dari warga Hijiro sendiri, dia berfikir kalau perang itu tidak akan ada yang menang. Karena rajanya masih ada hubungan darah. “Mungkin aku bisa mendamaikan perang itu” ucapnya dalam batin.

Szura tak pernah mengetahui wajah kedua orang tuanya yang meninggalkannya sejak kecil. Dia tumbuh menjadi orang yang tak tahu sopan santun & selalu membuat kriminal di Negara Nesrania. Szura tak menyangka dengan kemampuannya memanah, karena setiap dia memanah selalu tepat di sasaran. Szura yang memiliki wajah tampan & dengan sifat yang pendiam, tak pernah merasakan rasanya jatuh cinta kepada seorang wanita. Mungkin karena semua orang di desa telah menganggap Szura sebagai penjahat professional.